Anda di halaman 1dari 3

Tugas I

Survei Hidrografi

“APLIKASI SURVEI HIDROGRAFI”

Disusun oleh :

Leviana Orchid Fiskarini Susanto


03311540000088

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Aplikasi Survei Hidrografi

1. Pengerukan Pelabuhan
Peran hidrografi terletak pada survey yang dilakukan selama pekerjaan pengerukan. Tujuannya
adalah mengetahui apakah kedalaman dasar alur pelayaran sudah mencapai batas desain
kedalaman yang sesuai dengan ketentuan bagi alur pelayaran di Pelabuhan serta menghitung
volume material yang harus dikeruk. Survey hidrografi yang dilakukan meliputi :

 Penentuan posisi dengan metode absolute positioning


 Pengukuran kedalaman (sounding) dengan metode single beam serta pengamatan pasut.
Survey dilakukan terdiri dari empat tahap yaitu tahap Check Sounding, Progress Sounding dan
Final Sounding. Dari hasil tahapan tersebut, selanjutnya dihitung volume material yang akan
dikeruk.

2. Explorasi Minyak Bumi


Dalam tahap persiapan sebelum pengeboran dlam rangka mencari minyak bumi Surveyor
hidrografi sering bertanggung jawab dalam pembuatan anjungan, pipa konstruksi dan inspeksi
kegiatan terkait erat.Instalasi kabel bawah laut adalah satu lagi cabang industri lepas pantai
membutuhkan keterampilan surveyor hidrografi.

Dalam hal ini, survei hidrografi sangat dibutuhkan untuk memetakan kondisi permukaan
laut sebagai dasar dari pembuatan anjungan minyak tersebut. Dan pada tahap kontruksi, survei
geodesi seperti yang dilakukan di darat dapat digunakan dalam pengukuran dan pemetaan
yang menunjang kegiatan konstruksi seperti pemodelan bentuk dari anjungan minyak lepas
pantai tersebut.
Informasi mengenai kondisi dasar laut sangat dibutuhkan untuk kegiatan pembangunan
pipa bawah laut. Informasi yang didapatkan dari multibeam sonar berupa kedalaman dan nilai
backscattering yang dapat digunakan untuk mengetahui sebaran jenis sedimen dasar laut.
Sebaran jenis sedimen yang dideteksi menggunakan instrumen multibeam sonar dapat
berubah tergantung dari masukan sedimen yang ada di sekitarnya. Pembangunan pipa bawah
laut harus memperhatikan topografi dan jenis sedimen dasar laut. Peletakan pipa pada
topografi yang salah dapat menyebabkan pipa patah.

3. Pengecekan Kedalaman Perairan


Dalam memperoleh gambaran bentuk permukaan dasar perairan (seabed surface).
Proses penggambaran dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan hingga
visualisasi) disebut dengan survei batimetri. Model batimetri diperoleh dengan
menginterpolasikan titik-titik pengukuran kedalaman bergantung pada skala model yang
hendak dibuat.
Pengecekan Kedalaman Perairan dilakukan dengan membuat profil (potongan)
pengukuran kedalaman. Lajur Pengecekan Kedalaman Perairan dapat berbentuk garis-garis
lurus, lingkaran-lingkaran konsentrik, atau lainnya sesuai metode yang digunakan untuk
penentuan posisi titik-titik fiks perumnya. Lajur-lajurnya didesain sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pendeteksian perubahan kedalaman yang lebih ekstrim. Untuk itu,desain
lajur-lajurnya harus memperhatikan kecenderungan bentuk dan topografi pantai sekitar
perairan yang akan disurvei.Agar mampu mendeteksi perubahan kedalaman yang lebih
ekstrem lajur perum dipilih dengan arah yang tegak lurus terhadap kecenderungan arah garis
pantai

4. Survei Pendahuluan bangungan Laut (Tol Laut)


Tol-laut pun (khususnya komponen-komponen alur laut, pelabuhan, berikut regulasi yang
terkait dengan lalu-lintas bagi kapal-kapalnya) perlu direncanakan, dirancang, disurvei, dan
diimplementasikan, baru kemudian dapat dioperasikan. Oleh karena itu, adalah mutlak
diperlukan survei hidrografi untuk menghasilkan informasi geospasial (peta-peta) dasar (IGD)
dan atau tematik (IGT) yang menggambarkan situasi di laut dan atau daratan pantai
sekitarnya. Informasi spasial ini dapat berupa peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) , peta
Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) , peta laut (nautical chart) , buku Nautik , peta situasi ,
pelabuhan, dan lain sejenisnya yang uptodate dalam berbagai skala untuk berbagai area di
wilayah perairan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lapkas Akut GEA
    Lapkas Akut GEA
    Dokumen8 halaman
    Lapkas Akut GEA
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Eklapmsia
    Eklapmsia
    Dokumen20 halaman
    Eklapmsia
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Diabetes dan Hipertensi
    Diabetes dan Hipertensi
    Dokumen9 halaman
    Diabetes dan Hipertensi
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN DIARE AKUT
    LAPORAN DIARE AKUT
    Dokumen16 halaman
    LAPORAN DIARE AKUT
    Rifqi Akbar
    Belum ada peringkat
  • Soal Kulit
    Soal Kulit
    Dokumen97 halaman
    Soal Kulit
    mirellagresyalli
    100% (1)
  • Bahaya Merokok
    Bahaya Merokok
    Dokumen24 halaman
    Bahaya Merokok
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Referat Nutrisi Parenteal
    Referat Nutrisi Parenteal
    Dokumen21 halaman
    Referat Nutrisi Parenteal
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Laringitis TB
    Laringitis TB
    Dokumen39 halaman
    Laringitis TB
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Kronik 2
    Laporan Kasus Kronik 2
    Dokumen13 halaman
    Laporan Kasus Kronik 2
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Diabetes dan Hipertensi
    Diabetes dan Hipertensi
    Dokumen9 halaman
    Diabetes dan Hipertensi
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • SSP
    SSP
    Dokumen69 halaman
    SSP
    dianaindahlestari
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Nyeri
    Manajemen Nyeri
    Dokumen49 halaman
    Manajemen Nyeri
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Topikal Antibakteri
    Topikal Antibakteri
    Dokumen13 halaman
    Topikal Antibakteri
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Morbus Hensen
    Morbus Hensen
    Dokumen19 halaman
    Morbus Hensen
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • PKAK Pendahuluan
    PKAK Pendahuluan
    Dokumen37 halaman
    PKAK Pendahuluan
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Bells Palsy
    Bells Palsy
    Dokumen16 halaman
    Bells Palsy
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Bells Palsy
    Bells Palsy
    Dokumen16 halaman
    Bells Palsy
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen25 halaman
    TB Paru
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • SMF_ILMU_PENYAKIT_SARAF
    SMF_ILMU_PENYAKIT_SARAF
    Dokumen7 halaman
    SMF_ILMU_PENYAKIT_SARAF
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Mata Katarak
    Lapkas Mata Katarak
    Dokumen24 halaman
    Lapkas Mata Katarak
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Kornea
    Ulkus Kornea
    Dokumen27 halaman
    Ulkus Kornea
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Sol PP
    Sol PP
    Dokumen32 halaman
    Sol PP
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Lepra
    Lepra
    Dokumen20 halaman
    Lepra
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI KUSTA
    OPTIMASI KUSTA
    Dokumen47 halaman
    OPTIMASI KUSTA
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Skizofrenia
    Skizofrenia
    Dokumen43 halaman
    Skizofrenia
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Kornea
    Ulkus Kornea
    Dokumen26 halaman
    Ulkus Kornea
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis Penyuluhan
    Dermatitis Penyuluhan
    Dokumen12 halaman
    Dermatitis Penyuluhan
    Bellia Marsya
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen18 halaman
    Chapter II
    Amri Malik Fatahilah
    Belum ada peringkat