Anda di halaman 1dari 6

CEDERA SENDI BAHU

1. Patofisiologi cederanya
Di antara sendi-sendi besar, bahu adalah salah satu yang paling sering berdislokasi.
Ini akibat beberapa faktor: dangkalnya mangkuk sendi glenoid; besarnya rentang
gerakan; keadaan yang mendasari misalnya ligamentosa yang longgar atau dysplasia
glenoid; dan mudahnya sendi itu terserang selama aktivitas yang penuh tekanan pada
tungkai atas.
Kestabilan sendi bahu terutama terletak pada simpai sendi dan otot di sekitarnya
karena kavitas artikulare sendi bahu dangkal. Oleh karena itu, sering terjadi dislokasi,
baik akibat trauma maupun pada saat serangan epilepsi. Dislokasi sendi bahu sering
ditemukan pada orang dewasa tetapi jarang pada anak-anak.

2. Diagnosis cederanya
Didapatkan nyeri yang hebat serta gangguan pergerakan sendi bahu. Pasien
merasakan sendinya keluar dan tidak mampu menggerakkan lengannya. Pasien
menyokong lengan itu dengan tangan sebelahnya dan segan untuk menerima
pemeriksaan apa saja. Posisi badan penderita miring kearah sisi yang sakit. Perhatikan
dua tanda khas, yaitu sumbu humerus yang tidak menunjuk ke bahu dan kontur bahu
berubah karena daerah di bawah akromion kosong. Garis gambar lateral atau kontur
sendi bahu dapat menjadi rata karena kaput humerus bergeser ke depan, dan kalau
pasien tidak terlalu berotot, suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula.
Lengan harus selalu diperiksa untuk mencari ada tidaknya cedera saraf dan pembuluh
darah.
Cedera pada bahu sering disebabkan karena lelah, tetapi sering juga terjadi
pada pemain tennis, badminton, olahraga lempar dan berenang (internal
violence/sebab-sebab yang berasal dari dalam). Cedera ini biasa juga disebabkan oleh
external violence (sebab-sebab yang berasal dari luar), akibat body contact sports,
misalnya : sepak bola, rugby dan lain-lain.

3. Penggunaan massage yang tepat /terapi


Massase terapi yang dilakukan pada rehabilitasi cedera sendi bahu
menggunakan teknik masase dengan cara mengelus (menggabungkan teknik gerusan
dengan teknik gosokan) yang menggunakan ibu jari untuk merelaksasikan atau
menghilangkan ketegangan otot. Setelah itu, dilakukan penarikan dan pengembalian
sendi bahu.

a. Posisi Duduk dengan Lengan Pronasi


Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan
pada sepanjang otot lengan bawah (otot extensor carpi ulnaris, extensor carpi
radialis, dan extensor digitorum)
Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan
pada otot trisep/sepanjang otot lengan atas (otot brachialis, brachioradialis, dan
triceps brachialis)
Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan ke
arah atas pada ligamen sendi bahu/otot deltoideus.
Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan
pada otot intraspinatus yang dimulai dari titik tengah tulang skapula (belikat) ke arah
tulang belakang.
b. Posisi Duduk dengan Lengan Supinasi
Lakukan teknik masase dengan menggabungkan teknik gerusan dan gosokan pada
sepanjang otot lengan bawah (otot flexor carpi ulnaris, palmaris longus, flexor carpi
radialis, dan brachioradialis)
Lakukan teknik masase dengan menggabungkan teknik gerusan dan gosokan ke arah
atas pada otot bisep/ lengan atas.
Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan ke
arah atas pada ligamen sendi bahu/otot deltoideus. Gambar b.4.
Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan
pada otot pectocalis mayor ke arah dalam menuju tulang tengah dada (tulang
sternum).
c. Posisi Duduk pada Badan bagian Belakang
Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan
pada otot pundak ke arah sendi leher.
Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan ke
arah atas pada otot leher di samping sendi leher dengan posisi kepala tegak.
Lakukan teknik masase dengan cara menggabungkan teknik gerusan dan gosokan
pada otot belikat (intraspinatus) ke arah tulang belakang bagian atas (vertebrae
thorakalis).

3. Anatomi ototnya

Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal
lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.

1. Muskulus deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan
berpangkal di bagian sisi tulang selangka lengan. Diantara otot ini dan taju besar
tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan sampai
mendatar.

2. Muskulus subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari bagian
depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah ototnya
terdapat kantung lender. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus
kedalam.

3. Muskulus supraspinatus (otot atas tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk
sebelah atas menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya
mengangkat lengan.
4. Muskulus infraspinatus (otot bawah tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk
sebelah bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal
lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.

5. Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah
tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid kecil tulang pangkal lengan. Diantara
otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari
muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.

6. Muskulus teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal di siku
sebelah luar tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan.
Fungsinya memutar lengan keluar.

4. Anatomi tulangnya

1. TULANG BELIKAT (SCAPULAE)

Adalah tulang yang menghubungkan tulang lengan atas dan tulang selangka.
Scapula membentuk bagian posterior dari gelang bahu. Berbentuk pipih dan seperti
segitiga. Secara anatomis, memiliki dua permukaan (fascia), 3 pinggir (margo), dan
3 sudut (angulus).Pada bagian anterior, terdapat fossa (alur) subscapularis, dimana
tempat melekatnya otot subscapularis.

Bagian permukaan posterior dibagi oleh spina scapula menjadi fossa suprapinosus
dan fossa infraspinosus. Pada manusia dan beberapa karnivora, pada ujung spina
scapula terdapat bagian acromion. Bagian khas lainnya yaitu processus
coracoideus yakni tonjolan yang berasal dari bagian utama scapula sendiri (bukan
spina). Ujung dari processus ini dilekati oleh banyak otot seperti otot
coracobrachialis.

Di dekat bagian bawah processus coracoideus terdapat angulus lateralis, dan


sebuah bagian seperti cekungan yang disebut cavitas glenoidales. Di cavitas inilah
tempat melekatnya bonggol kepala dari humerus. Scapula bersendi
dengan clavicula pada acromion.

Otot-otot yang melekat pada scapula:

 Otot pectoralis minor


 Otot coracobrachialis
 Otot serratus anterior
 Otot triceps brachii (caput longus)
 Otot biceps brachii
 Otot subscapularis
 Otot rhomboideus major
 Otot rhomboideus minor
 Otot levator scapulae
 Otot trapezius
 Otot deltoideus
 Otot supraspinatus
 Otot infraspinatus
 Otot teres minor
 Otot teres major
 Otot latissimus dorsi (sedikit)
 Otot omohyoideus

2. TULANG SELANGKA(CLAVICULAE)

Adalah tulang yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada
batang tubuh. Clavicula berbentuk kurva-ganda dan memanjang. Ini adalah satu-
satunya tulang yang memanjang horizontal dalam tubuh. Terletak di atas tulang
rusukpertama. Pada ujung medial, clavicula bersendi pada manubrium
dari sternum (tulang dada) pada sendi sternoclavicularis. Pada bagian ujung lateral
bersendi dengan acromion dari scapula (tulang belikat) dengan sendi
acromioclavicularis. Pada wanita, clavicula lebih pendek, tipis, kurang
melengkung, dan permukaannya lebih halus.

Otot-otot dan ligamentum yang berlekatan pada clavicula:

Permukaan superior:

 Otot deltoideus pada bagian tuberculum deltoideus


 Otot trapezius

Permukaan inferior:

 Otot subclavius pada sulcus musculi subclavii


 Ligamentum conoideum ( bagian medial dari ligamentum coracoclaviculare)
pada tuberculum conoideum
 Ligamentum trapzoideum (bagian lateral dari ligamentum
coracoclaviculare pada linea trapezoidea)

Batas anterior:

 Otot pectoralis mayor


 Otot deltoideus
 Otot sternocleidomastoid
 Otot sternohyoideus
 Otot trapezius

Anda mungkin juga menyukai