Anda di halaman 1dari 3

TOPIK V

ISOLASI KERING

A. Dasar Teori
Salah satu organisme penghuni tanah yang berperan sangat besar dalam perbaikan
kesuburan tanah adalah fauna tanah. Proses dekomposisi dalam tanah tidak akan
mampu berjalan dengan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan fauna tanah. Fauna
tanah mempunyai peranan penting dalam dekomposisi bahan organik tanah dalam
penyediaan unsur hara. Fauna tanah menurut tempat hidupnya dibagi menjadi dua
yaitu epifauna dan infauna (Ross, 1965). Epifauna yaitu hewan yang hidup di
permukaan tanah. Infauna yaitu hewan yang hidup didalam tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan fauna tanah terutama jenis infauna
antara lain: struktur tanah yang berpengaruh pada gerakan dan penetrasi fauna tanah,
kelembaban tanah dan kandungan hara berpengaruh terhadap perkembangan dalam
daur hidup, suhu tanah mempengaruhi peletakan telur dan cahaya dan tata udara yang
mempengaruhi aktivitasnya (Rahmawati, 2006). Variasi terhadap faktor-faktor
tersebut menyebabkan perbedaan komposisi dan jenis infauna antara tanah di
lingkungan satu dengan tanah di lingkungan lain.
Untuk mengetahui jenis-jenis infauna pada suatu lokasi dapat dilakukan melalui
isolasi kering. Isolasi kering adalah salah satu metode untuk mendapatkan hewan
tanah terutama untuk jenis infauna. Metode ini memiliki kelebihan pada
kesederhanaan pengoperasiannya. Selain itu, hewan tanah yang diperoleh memiliki
struktur tubuh yang utuh, sehingga identifikasi lebih mudah dilakukan. Prinsip utama
dalam metode isolasi kering adalah adanya respon positif dan negative hewan tanah
terhadap sinar. Intensitas cahaya matahari menyebabkan perubahan suhu lingkungan,
sehingga merangsang hewan tanah untuk bergerak (Suin, 1989).

B. Tujuan
a) Mengetahui spesies hewan infauna yang ditemukan di kebun Biologi Universias
Negeri Malang
b) Mengetahui nilai indeks keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan jenis hewan
infauna di kebun Biologi Universias Negeri Malang
c) Mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap nilai H,E,R jenis hewan tanah yang
ditemukan di kebun Biologi Universias Negeri Malang

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
Alat Bahan
a. Soil analyzer a. Plastik
b. Termometer tanah b. Alkohol 70%
c. Set modifikasi Barless eco 12 c. Formalin 5%
d. 3 Botol selai/kelompok (botol d. Kertas Label
serangga)
e. Bak Plastik/ember
f. Cetok
g. Mikroskop stereo
h. Botol plakon
i. Animal chamber
j. Jarum pentul
k. Botol air 300 ml

D. Langkah Kerja
Prosedur dari isolasi kering
1. Diambil sampel tanah sebanyak 1 ember lalu dihomogenkan
2. Tiap kelompok mengambil sampel tanah sebanyak 1 gelas air mineral (± 100 ml)
3. Diletakkan set Barless Tulgren pada tempat terbuka [terpapar cahaya matahari]
4. Diletakkan sampel tanah pada set Barless dan diratakan secara perlahan
5. Botol diambil pada jam 08.00, 10.00, 12.00 WIB
6. Sampel dipindah ke botol plakon
7. Menambahkan formalin pada botol plakon tersebut
8. Mengamati spesimen pada animal chamber dibawah mikroskop
9. Mengidentifikasi spesies yang ditemukan
10. Menghitung jumlah hewan yang didapatkan

E. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
Shannon-Wiener. Pada analisis Shanon-Wiener mencari indeks kemerataan (H),
indeks keragaman (E), dan indeks kekayaan jenis (R).
1. Indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (H1)
H1 = -  (Pi lnPi)
H1 = Indeks keragaman Shannon – Wiener
Pi = Kelimpahan proporsional

2. Nilai kemerataan / Evenness (E)


H1
E=
ln S

E = Evenness / Kemerataan
H = Indeks Keanekaragaman
S = Banyaknya spesies
S 1
3. Nilai kekayaan / Richness (R) =
ln N

R = Richness/kekayaan
S = Banyaknya spesies
N = Total semua jenis individu dalam komunitas

F. Tabel Data

No Nama U1 U2 H’ E R
Spesies ∑
8 10 12 8 10 12

Anda mungkin juga menyukai