Anda di halaman 1dari 4

A.TAHMID BAROKAH R.

M (A31115508)
AYL RIN RATUBUA (A31115510)
JUWARYATI PITHER K (A31115516)

AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


A. SIFAT SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri atas aktivitas-aktitas yang berkaitan
dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa, yang memiliki aktivitas utama yaitu
(1) membeli barang dan jasa dan (2) melakukan pembayaran. Pembelian dan
pengeluaran kas memiliki pengaruh pervasif terhadap laporan keuangan.
B. TUJUAN AUDIT
Manajemen akan menetapkan asersi implisit dan eksplisit tentang transaksi dan saldo
siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini
mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran.
Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut,
tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk
mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode
perencanaan dan pengujian audit
C. MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG INDUSTRI UNTUK
MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT
a. Pemahaman tentang Bisnis dan Industri Klien
Sebelum merancang program audit pengeluaran, auditor harus
mempertimbangkan bisnis klien. Setiap perusahaan menghadapi kekuatan pasar
yang berbeda, sehingga permintaan atas arus kas juga berbeda.bagi perusahaan
manufaktur, sikuls operasi kotor diestimasi oleh jumlah hari rata-rata yang
dibutuhkan untuk memutar persediaan dan menagih piutang. Siklus operasi bersih
adalah siklus operasi kotor dikurangi dengan hari perputaran utang usaha.
Pemahaman atas pemicu ekonomi dalam siklus pengeluaran biasanya sangat
penting untuk mengaudit perusahaan manufaktur, pedagang besar, dan perusahaan
eceran. Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri jasa, hutang usaha
mungkin tidak memiliki peran yang signifikan dan resiko terjadinya salah saji
yang material tidaklah besar. Pemahaman tentang bisnis dan industri ini akan
membantu auditor dalam memahami resiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman
ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang :
1. Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan
2. Resiko inheren dalam siklus pengeluaran
3. Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan resiko
pengendalian bisnis
4. Pemberian jasa bernilai tambah
b. Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan
mencerminkan jumlah seta volume transaksi dalam siklus ini dimana resiko
terjadinya salah saji yang material adalah tinggi.
Pengalokasian materialitas ke akun – akun yang dipengaruhi oleh transaksi
dalam siklus ini akan bervariasi sesuai dengan pertimbangannya. Pentingnya
siklus pengeluaran ini juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.
Satu industri dapat memproses transaksi bernilai millyaran dollar selama suatu
siklus operasi, sementara yang lainnya mungkin lebih kecil.
Sistem akuntansi yang terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran
menurut kelompok beban dan besarnya transaksi, serta memudahkan perhitungan
observasi, jumlah total dan rata – ratanya.
c. Resiko Inheren
Dalam menilai resiko inheren untuk aseri – asersi siklus pengeluara, auditor
harus mempertimbangkan faktor – faktor yang penting yang bisa mempengaruhi
asersi – asersi diseluruh laporan keuanga, serta faktor – faktor yang hanya
berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran .
1. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat
laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah
ditetapkan.
2. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah hutang agar bisa membuat
laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat
perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang
kelangsungan usahanya
Siklus pengeluaran cenderung menanggung resiko kecurangan yang
dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor –
faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dala asersi siklus
pengeluaran mencangkup berikut ini :
1. Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi.
2. Pembelian dan pengeluaran kas biasa dilakukan tanpa otorisasi
3. Pembelian aktiva dapat diselewengkan
4. Pembayaran atas faktur penjual mungkin dilakukan dua kali
5. Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-
hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.
d. Resiko Prosedur Analitis
Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun –
akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitis
merupakan unsur siklus deteksi bahwa prosedur analitis tersebut akan gagal
mendeteksi kekeliruan yang material. Prosedur analitis yang hanya berfokus pada
pembelian dan hutang usaha akan memberikan informasi yang sangat dapat
diandalkan. Apabila perusahaan sedang berkembang, maka merupakan hal yang
biasa untuk memperkirakan pembelian, persediaan dan hutang tumbuh pada
tingkat yang konsisten.
D. MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penilaian Risiko Manajemen
c. Informasi dan Komunikasi
d. Pemantauan
e. Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian

E. AKTIVITAS PENGENDALIAN−TRANSAKSI PEMBELIAN


Aktivitas pengendalian dimulai dari mengidentifikasi beberapa dokumen dan catatan
penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pembelian secara kredit.
Selanjutnya, diidentifikasi dan dijelaskan tentang fungsi-fungsi yang terlibat dalam
pelaksanaan serta pencatatan pembelian barang dan jasa. Di antara aktivitas
pengendalian yang dibahas adalah pemisahan tugas, pengendalian fisik, pengendalian
manajemen, dan pengendalian aplikasi komputer.
a. Dokumen dan Catatan yang Umum
Dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar
transaksi akuntansi:
 Permintaan pembelian
 Pesanan pembelian
 Laporan penerimaan
 Faktur penjual
 Voucher
 Laporan pengecualian
 Ikhtisar voucher
 Register voucher
 File induk pemasok yang telah disetujui
 File pesanan pembelian terbuka
 File penerimaan
 Fike transaksi pembelian
b. Fungsi-fungsi
Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi berikut:
 Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk
melakukan transaksi dengan perusahaan lain yang meliputi:
Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang disetujui
Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa
Pembuatan pesanan pembelian
 Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau
jasa, yang mencakup:
Penerimaan barang
Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan
Pengembalian barang ke pemasok
 Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban
hukum, yang meliputi:
Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban
Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat
c. Perolehan Pemahaman dan Penilaian Risiko Pengendalian
Auditor perlu memiliki pemahaman yang cukupagar mampu mengidentifikasi
jenis-jenis salah saji potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang
memengaruhi salah saji potensial, dan merancang pengujian substantif.

F. AKTIVITAS PENGENDALIAN−TRANSAKSI PENGELUARAN KAS


a. Dokumen dan Catatan yang Umum
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi
pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut:
 Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang
ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee
 Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari
bersangkutan
 File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek
kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk pemostingan ke
file induk hutang usaha dan buku besar
 Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal
mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya
b. Fungsi-fungsi
Fungsi pengeluaran kas (cash disbursement function) adalah proses dimana
perusahaan akan memberikan pertimbangan atas penerimaan barang dan jasa.
Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran kewajiban secara simultan
dan pencatatan pengeluaran kas.
c. Memperoleh Pemahaman dan menilai Risiko Pengendalian
Auditor harus mendapatkan pemahaman yang cukup untuk merencanakan
audit. Jika auditor merencanakan untuk menilai tingkat resiko pengendalian
rendah bagi suatu asersi, maka ia membutuhkan pemahaman atas prosedur
pengendalian khusus yang berkaitan dengan asersi tersebut.
Pengujian pengendalian merupakan cara untuk menilai keefektifan
pengendalian internal. Sifat dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi
secara terbalik dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan auditor.

Anda mungkin juga menyukai