Anda di halaman 1dari 13

CIRI-CIRI DAN RUANG LINGKUP PRIMARY HEALTH

CARE (PHC)

OLEH:

KELOMPOK 13

TINGKAT 3.3 D-III KEPERAWATAN

NYOMAN GDE LURAH SANTI TRI P. (P07120015093)

PUTU DIAH NOVIANTI (P07120015096)

NI PUTU DEWIDANA SUARI UTAMI (P071200151

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

2017
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa atas berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ciri-ciri dan Ruang Lingkup Primary
Health Care (PHC)” pada mata kuliah Pelayanan Kesehatan Primer di Politeknik
Kesehatan Denpasar ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasidari berbagai
pihak sehingga dapat terselesaikan.Untuk itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penyusun, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca,
sehingga kami dapat menyempurnakan makalah iniuntuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan agar bisa lebih baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 18 Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan Tulisan.................................................................................... 2
1.4. Manfaat Tulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Primary Health Care (PHC) .................................................


2.2 Perkembangan Primary Health Care (PHC) di Indonesia ..................
2.3 Ciri-ciri dari Primary Health Care (PHC) ..........................................
2.4 Ruang Lingkup Primary Health Care (PHC) .....................................

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan.............................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat
yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak”. Pelayanan kesehatan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.
Jenis jasa pelayanan yang di sediakan oleh institusi penyedia jasa layanan
kesehatan harus bersifat menyeluruh yang meliputi: pelayanan kesehatan yang
bersifat pencegahan, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi. Institusi
penyedia layanan kesehatan juga dibedakan berdasarkan tingkat pelayanan
yang tersedia yaitu pelayanan strata 1 yang menyediakan jasa layanan kesehatan
dasar, pelayanan strata 2 yang menyediakan pelayanan kesehatan spesialis
terbatas, dan pelayanan strata 3 yang menyediakan pelayanan spesialis lengkap
(Muninjaya, 2011). Dari penjelasan tersebut, dapat dijelaskan bahwa pelayanan
strata 1 atau pelayanan kesehatan primer merupakan pondasi yang utama dari
semua pelayanan kesehatan yang tersedia di Indonesia.
Pelayanan Kesehatan Primer / PHC adalah strategi yang dapat dipakai
untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua
penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima,
terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih,
dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya
pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu
tentang kesehatan. Adalah Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metoda dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima
secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui
partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka
dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance ) dan menntukan nasib
sendiri ( self Determination ).
Menilik dari uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh
mengenai “Ciri-Ciri dan Ruang Lingkup Primary Health Care (PHC)”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana definisi dari Primary Health Care (PHC)?
1.2.2 Bagaimana perkembangan Primary Health Care (PHC) di Indonesia?
1.2.3 Bagaimana ciri-ciri dari Primary Health Care (PHC)?
1.2.4 Bagaimana ruang lingkup dari Primary Health Care (PHC)?
1.3 Tujuan Tulisan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari Primary Health Care (PHC).
1.3.2 Untuk mengetahui perkembangan Primary Health Care (PHC) di
Indonesia.
1.3.3 Untuk mengetahui ciri-ciri dari Primary Health Care (PHC).
1.3.4 Untuk mengetahui ruang lingkup dari Primary Health Care (PHC).
1.4 Manfaat Tulisan
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis makalah ini dapat menambah wawasan atau
pengetahuan pembaca mengenai ciri-ciri dan ruang lingkup dari
Primary Health Care (PHC).
1.4.2 Manfaat Praktis
Makalah ini dapat menjadi pedoman bagi pembaca yang sedang
melaksanakan praktik keperawatan terlebih tentang ciri-ciri dan ruang
lingkup dari Primary Health Care (PHC)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Primary Health Care (PHC)
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang
dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam
masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya
yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self
reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
2.2 Perkembangan Primary Health Care (PHC) di Indonesia
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam
pembangunan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye
masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular, karena
pada waktu itu banyak negara tidak mampu mengatasi dan menaggulangi
wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan sebagainya. Pada tahun 1960
teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur pelayanan kesehatan telah
mengalami kemajuan. Sehingga timbulah pemikiran untuk
mengembangkan konsep ”Upaya Dasar Kesehatan”.
Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan
mengungkapkan bahwa banyak negara tidak puas atas sistem kesehatan
yang dijalankan dan banyak isu tentang kurangnya pemerataan pelayanan
kesehatan di daerah-daerah pedesaan. Akhirnya pada tahun 1977 dalam
Sidang Kesehatan Sedunia (World Health Essembly) dihasilkan
kesepakatan ”Health For All by The Year 2000 atau Kesehatan Bagi Semua
Tahun 2000, dengan Sasaran Semesta Utamanya adalah : ”Tercapainya
Derajat Kesehatan yang Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik
Secara Soial Maupun Ekonomi”.
Sebagai tindak lanjut, pada tahun 1978 Konferensi Alma Ata
menetapkan ”Primary Health Care” ( PHC ) sebagai Strategi Global atau
Pendekatan untuk mencapai ”Health For All by The Year2000” (HFA 2000)
atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 (KBS 2000).
2.3 Ciri-Ciri Primary Health Care (PHC)
Adapun ciri-ciri PHC adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
Pelayanan kesehatan dalam kelompok pelayanan kesehatan
masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya
secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat. Dan
melalui metode pendekatan khusus sehingga hubungan baik dapat
terjalin dan segala tujuan dapat tercapai.
b. Pelayanan yang menyeluruh
Dalam pelaksanaan tidak ada diskriminasi yang diberikan oleh
aparat pemerintah terhadap masyarakat. Pelayanan tidak
menganaktirikan dan menganakemaskan keluarga, pangkat, suku,
agama, dan tanpa memandang status ekonomi. Hal ini membutuhkan
kejujuran dan tenggang rasa dari para pemberi pelayanan tersebut.
Pelayanan yang diberikan harus mengenai setiap elemen masyarakat
secara merata.
c. Pelayanan yang terorganisasi
Pelayanan sosial terdiri dari program-program yang diadakan
tanpa memertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkatan
dasar dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan akan
kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat serta kemampuan perorangan untuk pelaksanaan
fungsi-fungsinya, untuk memperlancar kemampuan menjangkau dan
menggunakan pelayanan-pelayanan serta lembaga-lembaga yang telah
ada dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan
keterlantaran melalui bantuan organisasi-organisasi yang
berkecimpung di dalamnya.
d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan individu maupun
masyarakat adalah sebuah upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan baik itu perorangan, keluarga, kelompok,
ataupun masyarakat
e. Pelayanan yang berkesinambungan
Dalam hal ini berarti aparat pemerintah harus selalu siap untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan
bantuan pelayanan.
f. Pelayanan yang progresif
Pengertian progresif adalah suatu perubahan yang terjadi yang
sifatnya maju, meningkat, meluas, berkelanjutan atau bertahap selama
periode waktu tertentu baik secara kuantitatif maupun kualitaif.
g. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan
mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara
sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-
keluarga disekitarnya atau masyarakat secara
keseluruhan. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling
berkaitan, dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
Pelayanan harus mengacu pada seluruh aspek yang ada dan tidak
berfokus pada hanya salah satu aspek saja. Pelayanan ini harus merata
agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.
2.4 Ruang Lingkup/Elemen Primary Health Care (PHC)
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit
serta pengendaliannya
Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri
keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat pendidik.
Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi
atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan
tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf
kesehatannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah
suatu bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang kesehatan
yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran. Contoh dari elemen ini
yang dapat dilakukan adalah pendidikan kesehatan mengenai enam
langkah cuci tangan yang benar untuk mencegah penyakit menular seperti
diare.
b. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.
Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi serta konsumsi pangan, sehingga berdampak pada perbaikan
keadaan atau status gizi, terutama status gizi kurang dan status gizi buruk,
serta mempertahankan keadaan status gizi baik. Peran puskesmas disini
sangat membantu dalam penanganan beberapa kasus gizi buruk / gizi
kurang atau kesulitan makan pada bayi / balita maupun pemberian
panduan diet pada pasien dengan penyakit kronis, seperti Diabetes
Mellitus, Hipertensi, TB Paru, maupun Obesitas. (Puskesmas Baru
Tengah, 2017)
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Upaya sanitasi dasar meliputi
penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban),
pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990, yang di maksud air bersih adalah air bersih
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah di masak. Air bersih
merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar
kehidupan manusia secara sehat. ketersediaan air yang terjangkau dan
berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang
tinggal di perkotaan maupun di perdesaan.
d. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
Salah satu program pokok pelayanan kesehatan di puskesmas adalah
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yaitu program pelayanan kesehatan di Puskesmas yang ditujuhkan
untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk
berpartisipasi sebagai peserta KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas
serta pelayanan bayi dan balita. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA –
KB merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem
kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari
aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan.
Tujuan dari pelayanan ini yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat
melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB)
e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.
Imunisasi merupakan suatu program pelayanan kesehatan di puskesmas
yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi
akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
Salah satu contoh penyakit endemik yaitu demam berdarah dengue
(DBD) Untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta
masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya
dengan cara 3 M yaitu : menguras tempat penampungan air (TPA),
menutup TPA dan mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang
dapat menampung air hujan. Cara pencegahan tersebut juga dikenal
dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Upaya memotivasi
masyarakat untuk melaksanakan 3M secara terus menerus telah dan akan
dilakukan Pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral
termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini
masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di
berbagai daerah. Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kematian
penyakit ini sangat penting.
g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
Pelayanan kesehatan pada puskesmas selain berfokus pada
pelayanan yang bersifat promotif dan preventif tetapi juga bersifat kuratif
dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan di tingkat primer yang bersifat
kuratif itu sendiri dapat berupa pengobatan penyakit umum dan oleh
karena ruda paksa.
h. Penyediaan obat-obat essensial
Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk
layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. Obat
esensial merupakan obat yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan
kesehatan sebagai dasar dan sebagai bentuk diagnosis, profilaksis, terapi
dan rehabilitas. Pada obat esensial juga diterapkan berdasarkan ketepatan,
keamanan, kerasionalan pada saat obat itu digunakan.
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar berisikan
obatterpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di unit
pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
Pedoman Pengobatan disusun untuk setiap tingkat unit pelayanan
kesehatan, seperti
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas dan Pedoman
Diagnosis dan Terapi di Rumah Sakit. Pedoman Pengobatan
memuat informasi penyakit, terutama penyakityang umum terjadi dan
keluhannya serta informasi tentang obatnya meliputi
kekuatan, dosis dan lama pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Arman. 2011. Primary Health Care.


http://docshare01.docshare.tips/files/24944/249449795.pdf diakses tanggal
15 Oktober 2017

Muninjaya, A.A. Gde. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Edisi


Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Puskesmas Baru Tengah. 2017. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.


http://puskesmasbarutengah.com/upaya-perbaikan-gizi-masyarakat/
diakses tanggal 15 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai