Anda di halaman 1dari 41

PRA-PROPOSAL DISERTASI

PENERAPAN METODE INFECTION CONTROLE RISK


ASSESSMENT (ICRA) UNTUK MENCEGAH KEJADIAN “INFEKSI
ALIRAN DARAH PRIMER” (IADP) PADA PASIEN DEWASA DI
RSUP FATMAWATI JAKARTA;
PROSPECTIVE - STUDY

Oleh:
AHMAD SUBHAN
ILMU – ILMU FAAL DAN KHASIAT OBAT
FKH- INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)
BOGOR 2017
A. Latar Belakang Masalah

1. Tingginya Penggunaan IV line;


 Intravascular catheters sekitar 300 juta catheters setiap

tahun dan hampir 3 jutanya adalah central venous


catheters (CVCs) ( Edgeworth J., 2009).
2. Tingginya angka kejadian IADP:
 diperkirakan sekita 41,000 kejadian IADP di rumah sakit

setiap tahun (CDC., 2014).


 Kejadian IADP di RSF sebanyak 35 kasus, dengan jenis

kuman penyebab adalah Burcoderia cepacia sebesar


54,2% (Komite PPI,2015)
Lanjutan...
3. Menurut data national health service Infeksi aliran darah primer (IADP)
dapat meningkatkan lama rawat pasien atau length of stay (LOS),
morbiditas dan mortalitas serta peningkatan biaya perawatan pasien.
(NHS, 2014)
 Diperkirakan sekitar 1.7 juta kejadian infeksi dan 99,000 menyebabkan
kematian di rumah sakit selama tahun 2002 (HHS, 2012)
 Diperkirakan sekitar 1.6 juta sampai 3.8 juta kejadian infeksi
menyebabkan perpanjangan masa rawat dirumah sakit pada setiap
tahunnya (Strausbaugh LJ. 1999)
 Peningkatan biayaperawatan : Total biaya yang dibutuhkan untuk
penanganan IADP dan penaggulangan akibat komplikasi yang
ditimbulkan sekitar £19.1–36.2 juta setiap tahunnya. (Frampton GK, et
al., 2014).
Lanjutan...
Faktor penyebab utama IADP karena :
1. inadequate hygiene
2. suboptimal pada manajemen prosedur pemasangan kateter.
3. inadequate kebersihan kulit tempat pemasangan kateter
4. Suboptimal lokasi pemasangan kateter dan pemasangan
kateter tanpa indikasi.
5. Mikroorganisme penyebab :
 Staphylococcus aureus,

 Staphylococcus epidermidis (Osma S, et al, 2006)

 enterococci (Pearson ML, et al, 1996).


B. Rumusan Masalah
 Perlu ada upaya simultan untuk pencegahan IADP
dengan pelaksanaan metode ICRA
 Perlu ada upaya menurunkan morbiditas dan
mortalitas kasus IADP  pasien safety
 Perlu upaya pengendalian LOS akibat IADP
 Perlu dilakukan upaya efisiensi biaya perawatan
pasien  komitmen Jaminan Kesehatan Nasional
dengan BPJS
Lanjutan..

Sehingga penelitian ini dapat menjawab:


1. Apa saja Identifikasi dan grading risiko infeksi di RSUP
Fatmawati selama periode penelitian?
2. Bagimana langkah-langkah penilaian risiko infeksi di rumah sakit
di RSUP Fatmawati selama periode penelitian?
3. Apa saja program pencegahan dan pengendalian risiko infeksi
di seluruh area rumah sakit selama periode penelitian?
4. Bagaimana karakteristik pasien berdasarkan demografi pasien
selama periode penelitian?
Lanjutan ...

5. Apa saja underlying disease pasien selama periode penelitian?


6. Apa saja jenis kuman patogen penyebab IADP selama periode
penelitian?
7. Bagaimana keberhasilan penanganan IADP selama periode
penelitian?
8. Bagaimana tingkat kesakitan (morbiditas) akibat IADP
berdasarkan keluhan subyektif pasien, selama periode
penelitian?
9. Bagaimana tingkat kematian (mortalitas) akibat IADP selama
periode penelitian?
Lanjutan..

10. Bagaimana gambaran pembiayaan perawatan inap pasien


terdiri dari :
 Lama waktu perawatan (total length of stay)?
 berdasarkan perbandingan antara clinical pathway dan ICD 10 versus
total realiasasi biaya pasien selama periode penelitian ?
C. Tujuan Penelitian

1.Umum: Secara umum penelitian ini bertujuan untuk


meningkatkan program keselamatan pasien
(patient safety) di rumah sakit.
2. Khusus:

1. Mengetahui Identifikasi dan grading risiko infeksi di RSUP


Fatmawati selama periode penelitian
2. Mengetahui langkah-langkah penilaian risiko infeksi di rumah
sakit di RSUP Fatmawati selama periode penelitian
3. Mengetahui program pencegahan dan pengendalian risiko
infeksi di seluruh area rumah sakit selama periode penelitian
4. Mengetahui karakteristik pasien berdasarkan demografi pasien
selama periode penelitian
Lanjutan..

5. Mengetahui underlying disease pasien selama periode


penelitian?
6. Mengetahui jenis kuman patogen penyebab IADP selama
periode penelitian?
7. Mengetahui keberhasilan penanganan IADP selama periode
penelitian?
8. Mengetahui tingkat kesakitan (morbiditas) akibat IADP
berdasarkan keluhan subyektif pasien, selama periode
penelitian?
9. Mengetahui tingkat kematian (mortalitas) akibat IADP selama
periode penelitian?
Lanjutan..

10. Mengetahui gambaran pembiayaan perawatan inap pasien


terdiri dari :
 Lama waktu perawatan (total length of stay)?
 berdasarkan perbandingan antara clinical pathway dan ICD 10 versus
total realiasasi biaya pasien selama periode penelitian ?
D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai pengembangan metode pencegahan healthcare associated


infections (HAIs) terutama Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) pada
pelayanan fasilitas kesehatan di Indonesia.
2. Sebagai masukan bagi RSUP Fatmawati meningkatkan Standar
Pelayanan pasien guna mencapai keselamatan pasien (patient
safety).
3. Meningkatkan peran aktif staf Rumah Sakit dalam malakukan
pemantauan dan pencegahan healthcare associated infections (HAIs)
terutama Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) di rumah sakit
4. Sebagai masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya
berkaitan dengan pencegahan healthcare associated infections (HAIs)
terutama Infeksi Aliran Darah Primer (IADP).
E. Keaslian Penelitian

 Pernah dilakukan penelitian dengan tema:


“Educational interventions for preventing vascular catheter
bloodstream infections in critical care: evidence map, systematic
review and economic evaluation. Health Technol Assess 2014;18
(15).” Oleh Frampton GK, Harris P, Cooper K, Cooper T, Cleland
J, Jones J, et al., 2014, www.journalslibrary.nihr.ac.uk/hta

 Belum pernah dilakukan sebelumnya penelitian dengan tema :


“Penerapan Metode Infection Controle Risk Assessment (ICRA)
Untuk Mencegah Kejadian “Infeksi Aliran Darah Primer”
(IADP) Pada Pasien Dewasa di RSUP Fatmawati Jakarta;
Prospective – Study”
F. TINJAUAN PUSTAKA- ICRA

1. ICRA adalah suatu proses yang terdokumentasi


dalam pelaksanaan identifikasi dan pencegahan
serta menanggulangi kejadian infeksi di rumah
sakit sebagai upaya untuk mengurangi risiko
penularan atau transmisi infeksi di antara pasien,
staf, profesional kesehatan maupun pengunjung
(Komite PPI, 2014)
Lanjutan..
 Komponen metode ICRA meliputi:
 Penyusunan ICRA Program : identifikasi risiko infeksi terhadap alat
medik, non medik, kelayakan bangunan, kebersihan lingkungan,
pengelolaan limbah rumah sakit
 Monitoring bundle IADP: indikasi pemasangan kateter, CVL prosedur
pemasangan, hand hygiene, aseptic technique, pemilihan lokasi
pemasangan CVCs yang optimal, penggunaan chlorhexidine pada kulit
pasien fase preparation.
 Monitoring kejadian IADP
 Edukasi dan kepedulian staf
Lanjutan..
Penilaian Level Risiko ICRA Program:
(Keparahan + Kemungkinan + Angka Kejadian HAIs)
– ( Pengendalian + Kepedulian + Edukasi)
--------------------------------------------------------- Total
 Nila ≥ 0 = Prioritas Utama=perlu tindak lanjut
segera
 Nilai ≤ -1 = Prioritas = perlu tindak lanjut dalam
periode tertentu
Lanjutan..
Penilaian ICRA Renovasi
Kelompok Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Pasien
Resiko

Risiko Rendah Level I Level II Level II Level Or level IV


III

Risiko Medium Level I Level II Level III Level IV

Or level
Risiko Tinggi Level I Level II Level III Level IV
IV

Or level Or level
Risiko Sangat Level II Level Level III Level IV
III IV IV
Tertinggi
Lanjutan..

Audit
pemasa
ngan
CVL:
Lanjutan..

Audit
Bandles
IADP:
G. TINJAUAN PUSTAKA- IADP

1. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) didefinisikan dengan


ditemukannya organisme dari hasil kultur darah
semi/kuantitatif dengan tanda klinis yang jelas serta
tidak disertai infeksi yang lain (tanpa ada organ atau
jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber infeksi)
dan/atau dokter yang merawat menyatakan infeksi
pada pasien, karena pemasangan kateter infus dan
tidak ada infeksi di tempat lain (Kemenkes RI., 2011).
H. FAKTOR RISIKO IADP

1. Faktor Intrinsik:
 Usia; neonatus; geriatri
 Penyakit penyerta
 Gender
Lanjutan...

2. Faktor Ekstrinsik
 Prolonged hospitalization sebelum pemasangan CVC (Safdar N,
Kluger DM, Maki DG. 2002)
 Multiple CVC: peningkatan risiko IADP pada kasus multiple CVC
pasien anak di ICU (Almuneef MA et al, 2006)
 Duration CVC: lama pemasangan CVC berpengaruh pada kejadian
IADP (Safdar N, Kluger DM, Maki DG. 2002)
 Pemberian nutrisi parentral (Advani S et al, 2011)
 Pemasangan melalui femoral atau internal jugular lebih berisiko
dibandingkan subclavian pada pasien dewasa (Almuneef MA et al,
2006)
I. Patogenesis

 Kateter IV mengandung material fibrin (biofilm) pada bagian


permukaan dalam dan luar kateter. Biofilm ini dapat
terkolonisasi mikroba dan terlindungi dari mekasime
pertahanan pejamu. Kolonisasi pada biofilm biasanya diikuti
infeksi yang menyebabkan sepsis lokal atau septic
trombophlebitis. Pada beberapa kasus mikroba dapat
berkembang pada biofilm permukaan kateter dan dapat
dilepaskan ke aliran darah yang dapat menyebabkan infeksi
sistemik (misalnya bakteremia) (The Joint Commission, 2012)
Lanjutan......
J. Manifestasi klinik IADP
 Terdapat kuman pathogen yang diketahui hasil satu kali atau
lebih dari biakan darah dengan salah satu gejala klinis
seperti:
* demam> 38˚C
* menggigil
* hipotensi
 Pada pasien berumur < 1 tahun paling sedikit satu dari
tanda-tanda :
* demam > 38˚C
* hipotermia < 37’C
* apneu
* bradikardia
K. Rancangan Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan secara prospektif.


2. Data yang dibutuhkan bersumber dari:
 Catatan Rekam Medik pasien: catatan klinis, hasil laboratorium, catatan
pengobatan, formulir integrasi medis lainya.
 Formulir infection controle risk assesment (ICRA) dari satuan kerja tempat
penelitian: Instalasi rawat inap (IRNA), intermediate ward (IW), ICU,ICCU
dan unit stroke.
 Formulir bundle IADP di are perawatan pasien tempat penelitian:
Instalasi rawat inap (IRNA), intermediate ward (IW), ICU,ICCU dan unit
stroke.
 Resume medik; pulang perawatan pasien
 Billing pembiayaan pasien
L. Tempat dan Waktu Penelitian

 Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat


Fatmawati, Cilandak Jakarta Selatan.
 Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Januari
2016 s/d Desember 2016.
M. Hipotesa Penelitian

 H0 = TIDAK ADA hubungan yang bermakna antara


penerapan metode ICRA dengan kejadian IADP di
rumah sakit tempat penelitian (Null hypothesis)
 H1 = TERDAPAT hubungan yang bermakna antara
penerapan metode ICRA dengan kejadian IADP di
rumah sakit tempat penelitian (alternative hypothesis)
N. Populasi dan Sampel Penelitian

 Populasi target dalam penelitian ini adalah semua


pasien yang mendapatkan diagnose IADP selama
rentang waktu penelitian.
 Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan menjalani
perawatan selama rentang waktu penelitian
O. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

 Kriteria Inklusi
 Pasien dengan umur ≥ 18 tahun
 Terdiagnosa IADP pasca pemasangan peripherally
inserted catheters (PICs) dan atau central venous catheters
(CVCs)
 Pemasangan PICCs dan atau CVCs dilakukan di RSUP
Fatmawati.
 Menjalani perawatan inap di RSUP Fatmawati selama
rentang waktu penelitian
Lanjutan......

 Kriteria ekslusi
 Pasien terdiagnose IADP yang BUKAN disebabkan
tindakan pemasangan PICs dan atau CVCs.
 Pasien terdiagnose IADP yang BUKAN disebabkan
tindakan pemasangan PICs dan atau CVCs. Di
rumah sakit tempat penelitian
P. Identifikasi Variable Penelitian

Variabel  Kejadian infeksi aliran darah primer (IADP)


 Penerapan metode ICRA secara komprehensif
Bebas
Variabel  Penurunan kejadian infeksi aliran darah primer (IADP)
 Penurunan angka kesakitan (morbiditas) akibat IADP
Tergantung selama penelitian
 Penurunan angka kematian (mortalitas) akibat IADP
selama penelitian
 Kesesuaian waktu rawat berdasarkan clinical pathway
 Kesesuaian biaya perawatan berdasarkan ICD-10
Q. Cara Pengumpulan Data

 Tahapan pengumpulan data: untuk mendapatkan data secara kronologis


dan valid, maka dilakukan tahapan sebagai berikut:
 Identifikasi awal terhadap kelengkapan dokumen ICRA dari seluruh
satuan kerja tempat penelitian Instalasi rawat inap (IRNA),
intermediate ward (IW), ICU,ICCU dan unit stroke;
 Monitoring dan evaluasai terhadap kejadian IADP selama rentang
waktu penelitian dengan melakukan tahapan:
 Assesment awal pasien (memenuhi kriteria inklusi) yang dicurigai
mengalamin IADP.
 Penelusuran data catatan rekam medik pasien: catatan klinis, hasil
laboratorium, catatan pengobatan, formulir integrasi medis lainya.
 Penilaian data morbiditas berdasarkan keluhan subyektif pasien
Lanjutan...

 Penilaian kepatuhan pelaksanaan bundle IADP


 Penilaian kesesuaian clinical pathway

 Penilaian kesesuaian biaya ICD-10; pasien BPJS

 Penilaian data mortalitas* (jika ada)

 Pelaksanaan analisa data dengan metode statistik computer


base.
 Screening populasi: dilakukan untuk memenuhi kriteria inklusi pasien
 Volunteer: disamping peneliti sebagai pelaksana utama dalam
pengumpulan data, penelitian ini juga melibatkan beberapa petugas dan
sukarelawan yang terbagi dalam kelompok kerja berdasarkan area
tempat penelitian yaitu: IPCN
R. Analisa Data

1. Perhitungan grading risiko ICRA berdasarkan


identifikasi ICRA satuan kerja
2. Uji hipotesa berdasarkan hasil penelitian
3. Perhitungan statistik frekwensi untuk data
demografi, mortalitas, morbiditas, LOS
4. Analisa pembiyaan.
Daftar Pustaka
 Frampton GK, Harris P, Cooper K, Cooper T, Cleland J, Jones J, et al., 2014, Educational interventions for preventing vascular catheter bloodstream
infections in critical care: evidence map, systematic review and economic evaluation. Health Technol Assess 2014;18 (15). www.journalslibrary.nihr.ac.uk/hta
 Kemenkes RI., 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, Cetakan ketiga, Kemenkes
RI., Jakarta.
 Komite PPI., 2010, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit, Edisi kedua, RSUP Fatmawati, Jakarta.
 Anonim1, 2009, Undang – Undang Kesehatan Republik Indonesi Nomor 36 Tahun 2009, Sekretariat Negara RI., Jakarta.
 Anonim2, 2009, Undang – Undang Rumah Sakit Republik Indonesi Nomor 44 Tahun 2009, Sekretariat Negara RI., Jakarta.
 CDC., 2014 Central Line-Associated Bloodstream Infection (CLABSI) Event, January 2014. Available at: http://www.cdc.gov/index.html.
 Edgeworth J., 2009, Intravascular catheter infections. J Hosp Infect. 2009 Dec;73(4):323–330. Epub 2009 Aug 22.
 Mermel LA. 2011, What is the predominant source of intravascular catheter infections? Clin Infect Dis. 2011 Jan 15;52(2):211–212.
 Maki DG, Kluger DM, Crnich CJ. 2006, The risk of bloodstream infection in adults with different intravascular devices: A systematic review of 200 published
prospective studies. Mayo Clin Proc. 2006 Sep;81(9):1159–1171. http://dx.doi.org/10.4065/81.9.1159
 Lorente L, Henry C, Martin MM, Jimenez A, Mora ML., 2005, Central venous catheter-related infection in a prospective and observational study of 2,595
catheters. Crit Care 2005;9:R631–5.
 Timsit J-F, Bruneel F, Cheval C, Mamzer M-F, Garrouste-Org, Wolff M, et al.1999, Use of tunneled femoral catheters to prevent catheter-related infection:
a randomized, controlled trial. Ann Intern Med 1999;130:729–35. http://dx.doi.org/10.7326/0003-4819-130-9-199905040-00004
 O’Grady NP, Alexander M, Burns LA, Dellinger EP, Garland J, Heard SO, et al., 2011, Guidelines for the prevention of intravascular catheter-related
infections. Clin Infect Dis 2011;52:e162–93. http://dx.doi.org/10.1093/cid/cir257
 Eggimann P, Pittet D. 2002, Overview of catheter-related infections with special emphasis on prevention based on educational programs. Clin Microbiol
Infect 2002;8:295–309. http://dx.doi. org/10.1046/j.1469-0691.2002.00467.x
 Osma S, Kahveci SF, Kaya FN, Akalin H, Ozakin C, Yilmaz E, et al. 2006, Efficacy of antiseptic-impregnated catheters on catheter colonization and
catheter-related bloodstream infections in patients in an intensive care unit. J Hosp Infect 2006;62:156–62. http://dx.doi.org/10.1016/j.jhin.2005.06.030
Lanjutan..
 Pearson ML, Hierholzer WJ, Jr., Garner JS, Mayhall CG, Adams A, Craven DE, et al. 1996, Guideline for prevention of intravascular device-related
infections. Am J Infect Control 1996;24:262–93. http://dx.doi.org/10.1086/647338
 van der Kooi TI, de Boer AS, Mannien J, Wille JC, Beaumont MT, Mooi BW, et al. 2007, Incidence and risk factors of device-associated infections and
associated mortality at the intensive care in the Dutch surveillance system. Intensive Care Med 2007;33:271–8.
 Komite PPI., 2015, Laporan Tahunan Kejadian Healthcare Associated Infections (HAIs) RSUP Fatmawati Tahun 2014, Komite PPI RSF, Januari s/d
Desember 2014/HAIs-IADP, Jakarta.
 CDC, 2012, Healthcare- Associated Infections (HAIs): The Burden. (Updated Dec 13,2010.) Accessed Mar 16, 2012.
http://www.cdc.gov/HAI/burden.html.
 HHS, 2012 Adverse Events in Hospitals: National Incidence Among Medicare Beneficiaries. . US Department of Health and Human Services, Office of
Inspector General. Nov 2010. Accessed Mar 16, 2012. http://oig.hhs.gov/oei/reports/oei-06-09-00090.pdf.
 Strausbaugh LJ. 1999, Infection control in long-term care: News from the front. Am J Infect Control. 1999 Feb;27(1):1–3.
 The Joint Commission.2012, Preventing Central Line–Associated Bloodstream Infections: A Global Challenge, a Global Perspective. Oak Brook, IL: Joint
Commission Resources, May 2012. http://www.PreventingCLABSIs.pdf.
 The AHA, HRET, HEN, 2014, change Package would like to acknowledge our partner, Cynosure Health, for their work in developing the Central Line
Associated Blood Stream Infection (CLABSI).
http://www.ihi.org/knowledge/Pages/Tools/HowtoGuidePreventCentralLineAssociatedBloodstreamInfection.aspx
 Komite PPI, 2014, Indentifikasi, Pengendalian dan Penilaian Risiko Infeksi di Rumah Sakit (Infection Controle Risk Assesment-ICRA), Komite PPI RSUP
Fatmawati, Nomor dokumen: HK.03.05/II.1/88/2014, Jakarta.
 Rosenthal VD, Maki DG, Graves N. 2008, The International Nosocomial Infection Control Consortium (INICC): Goals and objectives, description of
surveillance methods, and operational activities. Am J Infect Control. 2008 Nov;36(9):e1–12.
 Dudeck MA, Horan TC, Peterson KD, Allen-Bridson KA, Morrell GC, Pollock DA, Edwards JR. 2009, National Healthcare Safety Network (NHSN)
report, data summary for 2009, deviceassociated module. Am J Infect Control. 2011 Jun;39(5):349–367
 Advani S, Reich NG, Sengupta A, Gosey L, Milstone AM. 2011, Central line–associated bloodstream infection in hospitalized children with peripherally
inserted central venous catheters: Extending risk analyses outside the intensive care unit. Clin Infect Dis. 2011 May;52(9):1108–1115.
Lanjutan..
 Zingg W, Imhof A, Maggiorini M, Stocker R, Keller E, Ruef C. 2009, Impact of a prevention strategy
targeting hand hygiene and catheter care on the incidence of catheter-related bloodstream infections. Crit
Care Med. 2009 Jul;37(7):2167–2173; quiz 2180.
 Safdar N, Kluger DM, Maki DG. 2002, A review of risk factors for catheter-related bloodstream infection
caused by percutaneously inserted, noncuffed central venous catheters: Implications for preventive
strategies. Medicine (Baltimore). 2002 Nov;81(6):466–479.
 Almuneef MA, Memish ZA, Balkhy HH, Hijazi O, Cunningham G, Francis C. 2006, Rate, risk factors and
outcomes of catheter-related bloodstream infection in a paediatric intensive care unit in Saudi Arabia. J
Hosp Infect. 2006 Feb;62(2):207–213. Epub 2005 Nov 22.
 Legriel S, Mongardon N, Troché G, Bruneel F, Bédos JP. 2011, Catheter-related colonization or infection in
critically ill patients: Is the number of simultaneous catheters a risk factor? Am J Infect Control. 2011
Feb;39(1):83–85.

Anda mungkin juga menyukai