PKM P Formulasi Sediaan Nanoemulasi Obat Kumur Anti Oral Biofilm Berbahan Dasar Ekstrak Propolis Trigona SP Dan Ekstrak Kurkumin Rimpang Kunyit PDF
PKM P Formulasi Sediaan Nanoemulasi Obat Kumur Anti Oral Biofilm Berbahan Dasar Ekstrak Propolis Trigona SP Dan Ekstrak Kurkumin Rimpang Kunyit PDF
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN
PKM – PENELITIAN
Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN
Menyetujui,
Ketua Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia Ketua Pelaksana
(Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto, DEA) (Anissa Permatadietha Ardiellaputri)
NIP. 196011111986031004 NIM. 1006661203
Direktur Kemahasiswaan
Universitas Indonesia Dosen Pendamping
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iv
1
RINGKASAN
Kesehatan gigi dan mulut menjadi yang indikator utama penentu kinerja dan
kesehatan tubuh secara keseluruhan. Faktor ini juga mempengaruhi kualitas
kehidupan termasuk fungsi bicara dan rasa percaya diri. Oleh karenanya, penting
untuk menjadi lingkungan yang aseptis di dalam rongga mlut untuk mencegah
masalah dental seperti plak, karies, hingga halitosis. Hal ini menjadikan obat kumur
sebagai salah satu sediaan penting di kalangan masyarakat. Namun, sediaan ini justru
bukanlah sebuah solusi apabila menghasilkan efek samping yang mengarah kepada
kelainan ataupun penyakit baru. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah
formulasi sediaan obat kmur yang aman (tanpa efek samping) dan memeiliki
stabilitas organoleptik (fisik) yang lebih baik. Berbasis ektrak propolis dan ektrak
kurkumin, sediaan ini akan berperan dalam mencegah serta mengatasi pembentukan
oral biofilm, yang merupakan lapisan polisakarida terdiri dari kumpulan
mikroorganisme penyebab penyakit mulut dan gigi. Sediaan akan dibentuk dengan
menggunakan metode nanoemulsi, sehingga dihasilkan obat kumur yang lebih stabil.
Untuk memverifikasi hasil formulasi, peneliti juga akan melakukan uji antibakteri
dan uji organoleptik dari beberapa formula agar tercipta sediaan obat kumur alami
denga formulasi terbaik.
2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2010, hasil Riset Kesehatan Dasar menyimpulkan bahwa
prevalensi penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut mencapai 31,4%. Kini
angka tersebut kian meningkat, dimana 70% lebih masyarakat Indonesia menderita
masalah yang sama (Tribun-Medan.com, Februari 2013). Masalah dental yang sering
diderita oleh masyarakat (seperti karies, gingivitis, dan halitosis) pada dasarnya
diawali dengan terbentuknya oral biofilm. Biofilm merupakan kumpulan
mikroorganisme yang diselimuti oleh matriks lipopolisakarida. Perkembangan oral
biofilm menjadi masalah serius karena mengarah pada kerusakan gigi. Selain itu, oral
biofilm menyimpan bakteri patogen yang merupakan kontributor utama faktor
virulensi terkait dengan penyakit sistemik seperti pneumonia dan kardiovaskular.
Cara yang tepat untuk mencegah pembentukan lapisan oral biofilm adalah
dengan meciptakan lingkungan yang aseptis pada rongga mulut (oral hygiene). Salah
satunya dengan berkumur memakai bahan aseptik yang dapat menurunkan jumlah
populasi flora kuman. Tetapi solusi ini justru menjadi bumerang bagi masyarakat,
sebab obat kumur yang beredar saat ini diketahui mengandung cukup tinggi
kandungan alkohol hingga mencapai 26,9% total volume (McCullogh dan Farah,
2008). Dalam penelitiannya, dijelaskan bahwa semakin lama obat kumur yang
mengandung alkohol tinggi kontak dengan mukosa mulut, makin besar
kemungkinannya untuk menimbulkan lesi atau kelainan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengusulkan sediaan obat kumur
berbahan dasar propolis yang dicampurkan dengan kurkumin untuk mencegah serta
mengatasi perkembangan oral biofilm. Kandungan flavonoid propolis memiliki
kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim glucosyltransferase yang memicu
metabolisme karbohidrat menjadi asam sehingga terbentuk lapisan tersebut (Liberio
et al, 2009). Ekstrak kurkumin akan meningkatkan aktivitas biologi dan farmakologi
sediaan ini, dengan kemampuan antimikroba, antiinflamatori, antioksidan,
antidiabetes, antifungi, antivirus, serta hipokolesteremik (Chattopadhyay 2004).
3
2.4 Nanoemulsi
Nanoemulsi merupakan sistem emulsi transparan dengan ukuran globul
seragam (20-600 nm). Keuntungan nanoemulsi antara lain ukuran tetesan sangat kecil
menyebabakan penurunan pada gaya gravitasi, mencegah terjadinya flokulasi dan
memungkinkan sistem untuk tetap tersebar tanpa adanya pemisahan. Nanoemulsi
cocok untuk pengahantaran bahan aktif melewati permukaan target (Tadros, 2009).
Kesimpulan
oil, berperan sebagai fase minyak (fase terdispersi), dilanjutkan dengan proses
homogenisasi menggunakan homogenizer bertekanan tinggi.
3.3 Evaluasi sediaan obat kumur
3.3.1 Uji antibakteri
Isolasi dan peremajaan bakteri S.mutans dan P. gingivalis
Larutan Ringers dalam botol kaca distrerilisasi (autoclave, 120oC). Cotton roll
ditekan di sekitar dinding botol dan diusapkan ke dalam rongga mulut pada area
bawah lidah, pangkal lidah, dan dinding rongga mulut bagian dalam. Cotton roll yang
mengandung sampel ditanam ke media transport dengan metode swab (agar nutrien
(NA) P.gingivalis dan agar Mueller-Hinton S.mutans). Sampel dalam media transport
di-vortex mixer 30 detik dan diencerkan dengan dilution buffer, 5 kali. Media dan
bakteri dimasukkan dalam anaerobic jars, diinkubasi dengan suhu 37oC (24 jam).
Evaluasi aktivitas antibakteri menggunakan Metode Kirby-Beuer
Setiap formulasi (Tabel 3.1) dimasukan ke dalam Erlenmeyer steril. Disiapkan
pula sediaan obat kumur ekstrak propolis + kurkuminoid (bukan sediaan nanoemulsi)
sebagai kontrol negatif. Kertas cakram steril dimasukkan ke setiap Erlenmeyer hingga
seluruh bagian kertas cakram mengalami penyerapan sempurna. Masing-masing pelat
agar dibagi menjadi 6 bagian yang sama dengan menggambar garis pada dasar pelat
lalu diberi nomor. Cakram filter yang telah mengandung antibiotik diletakkan
ditengah-tengah bagian tersebut. Pelat kemudian diinkubasi kembali (37oC - 24 jam).
Pengumpulan dan analisis data
Dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat dengan menggunakan
jangka sorong. Zona hambat adalah zona bening yang terbentuk karena kemampuan
larutan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Diameter zona bening > 20mm
berarti mempunyai daya hambat yang sangat kuat. 10mm-20mm berarti mempunyai
daya hambat kuat. 5mm-10mm berarti mempunyai daya hambat sedang. Diameter
<5mm berarti mempunyai daya hambat lemah (Dewi, 2010). Data dianalisa pula
secara grafis dengan menggambarkan kurva diameter zona hambat terhadap masing-
masing formulasi. Dari kurva yang dihasilkan dapat diketahui formula mana yang
paling efektif untuk menginhibisi aktifitas P. gingivalis dan S.mutans.
9
Jadwal mingguan
Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Studi literatur
Persiapan alat
Penyediaan bahan baku
Ekstraksi
Pembuatan nanoemulsi
Uji aktivitas antibakteri
Isolasi dan kultur bakteri
Evaluasi antibakteri
10
Uji stabilitas
Evaluasi organoleptis
Evaluasi ukuran partikel
Evaluasi pH
Uji sentrifugasi
Cycling test
Pembuatan laporan
DAFTAR PUSTAKA
[1] BANKOVA, V.S., CASTRO, S.L., MARCUCCI, M.C. 2010. Propolis: Recent
Advances in Chemistry and Plant Origin. Apidologie31: 3-15.
[2] DEWI, ANGGARENI. 2010. Potensi Propolis Lebah Madu Trigona spp.
sebagai Bahan Antibakteri [skripsi]. Bogor: Program Studi Biokimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
[3] ELEY, B., M, MANSON, J., D. 2008. Periodontics. 4th ed., Elsevier.London.
[4] KARACA, HAYRIYE C. 2011. Evaluation of Natural Antimicrobial Phenolic
Compunds Against Foodborne Pathogens. Thesis : University of Kentucky.
[5] KRTHIKEYAN, RAMALINGAN. 2011. Antimicrobial activity of nano-
emulsion on cariogenic agent S.mutans. Archive of oral biology 56: 437-445.
[6] KOO H, ROSALEN PL, CURY JA, PARK YK, BOWEN WH. 2011. Effects of
compounds found in propolis on Streptococcus mutan s growth and on
glucosyltransferase activity. Antimicrob Agents Chemother46:1302e9.
[7] IM-EMSAP WANDEE. 2002. Disperse system. Modern Pharmaceutis Fourth
Edition, revised and expanded. Marcel Dekker Inc, New York.
[8] PATHAK, Y., THASSU. 2009. Drug delivery nanoparticles formulation and
characterization. Drug &pharmaceutical science vol 191. USA.
[9] PARYANTO, IMAM, DAN BAMBANG SRIJANTO. 2006. Ekstraksi
Kurkuminoid dari Temulawak secara Perkolasi dengan Pelarut Etanol. Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia: 74-77.
[10] PAVIANI. 2010. Extraxtion technique of red and green propolis : extraction
yield of phenolic compounds. University of Campinan, Brazil : 1-6.
[11] SING. 2005. Contemporary Orthodontics, 2nd Ed. CV.Mosby, St. Louis (3-11).
[12] RIEGER, M.M. 2000. Harry’s Cosmeticology (8th edition). New York:
Chemical Publising, 3, 895.
[13] TARDOS, L. F., MEALEY B. L., GENCO, R. J., AND COHEN, D. W. 2009.
Periodontics Medicine, Surgery, and Implants. Elsevier Mosby, St. Louis,
Missouri.
11
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian.
Anissa Permatadietha A.
12
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian.
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian.
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Keterangan
Peralatan Kuantitas
Pemakaian Satuan (Rp)
Cotton roll Isolasi bakteri 1 pack 12.000 12.000
Cawan petri Wadah kultur bakteri 1 buah 30.000 180.000
Karakterisasi PSA Uji stabilitas 8 sampel 225.000 1.800.000
HP Homogenizer (sewa) Pembuatan sediaan 175.000 175.000
nanoemulsi
SUB TOTAL 2.167.000
3. Lain-lain
Program Alokasi
No. Nama/NIM Bidang Ilmu Uraian Tugas
Studi Waktu
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.