Anda di halaman 1dari 4

1.

Definisi

Cedera kepala adalah suatu trauma ang mengenai daerah kulit,kepala tulang tengkorak atau otak
yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung, (Suriyadi & Yuliani, 2001),
sedangkan menurut Black & Jacobs, 1993 ) cede kepala adalah trauma pada otak yang diakibatkan
kekuatan fisik eksterna yang menyebabkan gangguan kesadaran tanpa terputusnya kontinuitas otak.

Etiologi

Menurut mansjoer, 2000 cedera kepala dapat di klasifikasikan berdasarkan mekanisme, keparahan dan
morfologi cedera :

a. Berdasarkan mekanisme cedera


1. Trauma tumpul :
Kecepatan tinggi (tabrakan otomobil)
Kecepatan rendah (terjatuh atau dipulul)
2. Trauma tembus
Luka tembus peluru dan cedera tembus lainnya
b. Berdasarkan keparahan cedera
1. Cedera kepala ringan
- Skor skala koma Glasgow (GCS) 15 (sadar penuh, atentif dan orientatif
- Tidak ada kehilangan kesadaran (misalnya konduksi)
- Tidak ada intoksikasi alcohol atau obat terlarang
- Pasien dapat mengeluh sakit kepala dan pusing
- Pasien dapat menderita abrasi, laserasi, atau hematoma kulit kepala
- Tidak ada kriteria cedera sedang/berat
2. Cedera kepala sedang
- Skor skala koma Glasgow (GCS) 9 – 14 (konfusi, latergi atau stupor)
- Konfusi
- Amnesia pascatrauma
- Muntah
- Tanda kemungkinan fraktur cranium (mata rabun)
- Kejang
3. Cedera kepala berat
- Skor skala koma Glasgow (GCS) 3 – 8 (koma)
- Penurunan derajat kesadaran secara progresif
- Tanda neurologi fokal
- Cedera kepala penetrasi atau traba fraktur depresi cranium
- Berdasarkan morfologi
a. Fraktur tengkorak
Cranium : linear/stelatum ; depresi/nondepresi ; terbuka/tertutup
Basis : dengan/tanpa kebocoran cairan serebro spinal dengan tanpa kelumpuhan
nervus VII
b. Lesi intracranial
Fokal : Epi dural, sub dural, intra serebral
Difus : konkusi ringan, kunkusi klasik, cedera aksonal difus.

2. Manifestasi Klinis
a. Fase emergency
1. Memar
2. Hematom
3. Pendarahan telinga
4. Penurunan kesadaran
5. Penurunan reflek batuk dan menelan
b. Cedera kepala ringan GCS (13 – 15 )
1. Kehilangan kesadaran <30 menit
2. Tidak ada contunision serebral hematom
3. Pusing dapat diadaptasi
c. Cedera ringan sedang GCS (9 – 12 )
1. Disorientasi ringan
2. Amnesia posttrauma
3. Sakit kepala
4. Mual dan muntah
5. Vertigo
6. Gangguan pendengaran
d. Cedera berat GCS (3 – 8)
1. Tidak sadar 24 jam
2. Fleksi dan ekstensi
3. Abnormal ekstremitas
4. Edema otak
5. Hemiparase
6. Kejang

3. Pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan kimia atau elektrolit darah
b. Gas darah : mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi yang akan meningkatkan TIK

4. Terapi Farmakologis
a. Dexamethason/Kalmethason sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai dengan
berat ringannya trauma
b. Terapi hiperventilasi (trauma kepala berat). Untuk mengurangi vasodilatasi
c. Pemberian analgetik
d. Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau glukosa 40% atau
gliserol 10%
e. Antibiotik yang mengandung barrier darah otak (fenisilin)

5. Komplikasi
Menurut mansjoer (2000) komplikasi yang terjadi pada cedera kepala adalah :
a. Kebocoran cairan serebro spinal dapat disebabkan oleh rusaknnya leptomeningen dan
terjadi pada 2 sampai 6% pasien dengan cedera kepala tertutup
b. Fistel karotis kavernosus ditandai oleh trias gejala : eksolelamus, kemosis, dan bruit orbita,
dapat timbul segera atau beberapa hari setelah cedera
c. Diabetes insidipus dapat disebabkan oleh kerusakan traumatic pada tangkai hipofisis
menyebabkan penghentian sekresi hormone antidiuretic.
d. Edema pulmonal, komplikasi paru – paru yang serius pada pasien cedera kepala adalah
edema paru. Ini mungkin terutama berasal dari gangguan neurologis atau akibat dari
sindrom distress pernafasan dewasa
e. Kejang pascatrauma dapat terjadi segera (24 jam) dan (minggu pertama) atau lanjut (setelah
1 minggu)
6. Diit ?

Manifestasi klinis

Fraktur tengkorak : keluarnya cairan serebrospinalis atau cairan lain dari hidung (rhinorrhoe) dan telinga
(otorrhoe), kerusakan saraf kranial, dan pendarahan dibelakang membrane timfani.

Komosio cerebri : muntah tanpa nausea, nyeri pada lokasi cedera, mudah marah, lesu, mual, hilang
ingatan sementara, sakit kepala, tidak mampu berkonsentrasi

Hematoma epidural : hilang kesadaran, gangguan penglihatan, sakit kepala, lemah, tekanan darah
meningkat, pernafasan menurun dengan pola tidak teratur

Hematoma subdural akut : sakit kepala, gangguan penglihatan, TIK, otot wajah melemah, hilang
kesadaran

Hematoma subdural kronik : gangguan mental, sakit kepala hilang timbul, gangguan penglihatan,
perubahan pola tidur.

Anda mungkin juga menyukai