Anda di halaman 1dari 20

Bahan Bacaanix

Materi :
Asuhan
Keperawatan
Bronkitis

BAHAN AJAR KMB I


Kronis

Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB


Kelompok 1 :

Anastasia Peronika ( PO.62.20.1.16.120 )

Ardi Saputra ( PO.62.20.1.16.123 )

Elsi Soleka ( PO.62.20.1.16.136 )

Icha Saveny Febriana ( PO.62.20.1.16.144 )

M. Dilah Rasit ( PO.62.20.1.16.152 )


KATA PENGANTAR KELOMPOK 1

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa,


karena dengan pertolongan-Nya bahan ajar ini dapat selesai.

Penulisan bahan ajar ini dilatarbelakangi oleh pemenuhan tugas


yang diberikan oleh dosen. Bahan ajar ini disusun secara ringkas untuk
lebih memudahkan memahami isi dari satu bab bahan ajar.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada ibu


Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB selaku pembimbing dalam
penulisan bahan ajar ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil.
Penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat memberikan manfaat yang
besar bagi para pembaca khususnya mahasiswa.

Hormat kami.

Kelompok 1

ii
KELOMPOK 1

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
TINJAUAN BAHAN AJARiv
Tujuan penulisan bahan ajariv
Tujuan instruksional umumiv
Tujuan instruksional khusus iv
Analisis Instruksionaliv
Petunjuk awal penggunaan bahan ajarv
Pokok bahasanv
Bahan Bacaanv
Pertanyaan Kunciv

BAB I ASUHAN KEPERAWATAN BRONKITIS KRONIS1


A. Konsep Penyakit Bronkitis Kronis2
a. Pengertian2
b. Etiologi 2
c. Anatomi Patologi 3
d. Patofisiologi 3
e. Manifestasi Klinis5

B. Konsep Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus7


a. Pengkajian 7
b. Diagnosa9
c. Intervensi10
d. Implementasi13
e. Evaluasi13

C. Penutup14
a. Rangkuman14
b. Penutup14

iii
KELOMPOK 1

Tinjauan Bahan Ajar

Bahan ajar ini akan menguraikan tentang asuhan keperawatan Bronkitis Kronis.

Tujuan Penulisan Bahan Bahan ajar

Tujuan Instruksional Umum


Setelah menyelesaikan membaca bahan ajar ini, pembaca/mahasiswa mampu memahami
asuhan keperawatan pada Bronkitis Kronis.

Tujuan Instrusional Khusus


1. Melakukan pengkajian keperawatan bronkitis kronis
2. Merumuskan diagnosa keperawatan bronkitis kronis
3. Merencanakan tindakan keperawatan bronkitis kronis
4. Melaksanakan tindakan keperawatan bronkitis kronis
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan bronkitis kronis

Analisis Instruksional

Setelah menyelesaikan membaca bahan ajar ini, pembaca/mahasiswa mampu menjelaskan


asuhan keperawatan Bronkitis Kronis.

1. Mahasiswa/pembaca mampu menjelaskan pengertian bronkitis kronik


2. Mahasiswa/pembaca mampu menjelaskan konsep asuhan keperawatan
bronkitis kronik mulai pengkajian hingga evaluasi

iv
KELOMPOK 1

Petunjuk Awal Penggunaan Bahan Ajar

1. Bahan ajar ini disusun secara bertahap dari yang umum sampai khusus
sehingga mahasiswa/pembaca mudah memahami secara keseluruhan.
2. Bahan ajar ini disertai daftar istilah agar mahasiswa/ pembaca lebih mengerti
istilah-istilah yang digunakan dalam bahan ajar.
3. Setiap penyelesaian membaca satu bagian materi mahasiswa/ pembaca
langsung melakukan latihan yang berkaitan dengan teori yang dibaca.
4. Mahasiswa/ pembaca dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban
yang disediakan pada bagian lampiran bahan ajar ini.

Pokok Bahasan: Bronkitis Kronik

Bronkitis kronik adalah inflamasi bronkus terus menerus dan peningkatan


progesif pada batuk produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan
penyebab spesifik yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran nafas
bawah selama minimal tiga bulan berturut- turut dalam satu tahun.

Bahan Bacaan :

Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare.2002.Keperawatan Medikal Bedah


edisi 8.Jakarta: Kedoteran EGC

Muttaqain, Arif.2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernapasan.Jakarta:Penerbit Salemba Medika

Pertanyaan Kunci

1. apa pengertian penyakit bronkitis kronis ?


2. sebutkan penyebab bronkitis kronis?

ASUHAN KEPERAWATAN
v BRONKITIS KRONIS
KELOMPOK 1

PENDAHULUAN

Perkuliahan pada sesi ini membahas asuhan keperawatan bronkitis kronis.


Pada akhir perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu mengkaji klien
dengan Bronkitis Kronik, menyusun diagnosa keperawatan pada klien
dengan Bronkitis Kronik, menyusun perencanaan keperawatan klien
Bronkitis Kronik dan menyusun evaluasi asuhan keperawatan klien
Bronkitis Kronik. Perkuliahan ini bermanfaat nanti pada saat praktik klinik
keperawatan di rumah sakit, puskesmas, klinik dan di masyarakat.

1
PENYAJIAN
KELOMPOK 1

A. PENGERTIAN
Bronkitis kronik adalah inflamasi bronkus terus menerus dan peningkatan
progesif pada batuk produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan
penyebab spesifik yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran nafas
bawah selama minimal tiga bulan berturut- turut dalam satu tahun.

B. ETIOLOGI
1. Rokok
Rokok adalah penyeebab utama bronkhitis kronik karena secara
patologis rokok berhubungan dengan Hiperplasia kelenjar mokus
bronkus dan metaplasia skuamus epital saluran pernafasan.

2. Infeksi
a. Infeksi pernafasan saluran pernafasan atas pada penderita bronkitis
kronik hampir selalu menyebabkan kerusakan paru bertambah.
Eksaserbasi bronkitis kronik di sangka paling sering diawali dengan
infeksi virus , yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder oleh
bakteri yang paling banyak adalah haemophilus influenzae dan
streptococcus pnemonia, Polusi.
b. Zat – zat kimia yang dapat menyebabkan bronkitis adalah zat- zat
pereduksi seperti O2, zat- zat pengoksidasi sperti N2O, Hidrokarbon,
Aldehid, ozon. Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor
penyebab penyakit tetapi bila ditambah merokok, resiko akan lebih
tinggi.

3. Polusi
Zat – zat kimia yang dapat menyebabkan bronkitis adalah zat- zat
pereduksi seperti O2, zat- zat pengoksidasi sperti N2O, Hidrokarbon,
Aldehid, ozon. Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor
penyebab penyakit tetapi bila ditambah merokok, resiko akan lebih
tinggi.
2
KELOMPOK 1

C. ANATOMI PATOLOGI
Bronkus merupakan suatu struktur yang terdapat didalam mediastinum.
Bronkus juga merupakan percabangan dari trakhea yang membentuk bronkus
utama kiri dan bronkus utama kanan. Panjangnya kurang lebih 5 cm diameternya
11-19 cm, dan luas penampangannya 3, 2 cm.

D. PATOFISIOLOGI
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara yang biasa
terdapat di daerah industri. Temuan patologis utama pada bronkritis kronik
adalah hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet
dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan
mukus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk
kronik yang di sertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi
bronkhiolus yang kecil sedemikian rupa sehingga bronkhiolus tersebut rusak dan
dindingnya melebar.

Polusi udara yang terus-menerus juga merupakan predisposisi infeksi


rekurens karena polusi memperlambat aktivitas silia dan vagositosis sehingga
timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri
melemah.

Bagan Bronkitis Kronis

3
Merokok dan Haemophilus influenza
polusi udara dan streptococcus
pneumonai
KELOMPOK 1

Inteaksi pernafasan
jangka panjang
Infeksi saluran pernafasan

Iritasi mukosa bronkus dan proses radang

Hipertrophi dan hiperplasia


kelenjar mukus

Peningkatan produksi sekret

Akumulasi sekret

Bersihan jalan Resti Penyempitan dan


Mual muntah
nafas tidak infeksi penyumbatan bronkus
efektif

Anoreksia
Alveoli rusak

Perubahan nutrisi kurang Kerusakan pertukaran


dari kebutuhan tubuh gas

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk terutama pada pagi hari pada perorok
4
KELOMPOK 1

Makin lama batuk makin berat timbul siang maupun malam, penderita terganggu
tidurnya. Bila timbul infeksi saluran nafas, batuk- batuk tambah berat dan
berkurang bila infeksi hilang.
2. Dahak
Sputumnya putih atau mukoid. Bila ada infeksi, sputumnya menjadi purulen atau
muko purulen dan kental.
3. Sesak
Sesak timbul terutama pada musim dingin dan kemampuan kerja penderita
berkurang.sesak nafas bertambah apabila timbul infeksi, kadang- kadang disertai
tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang
menetap.
4. Blue Blotter.
Pasien ini memperlihatkan gejala berkurangnya dorongan untuk bernafas,
mengalami hipoventilasi dan menjadi hipoksia dan hiperkapnea.

Bronkhitis Kronik terjadi secara bertahap.

Pada merokok dengan usia :

 23-35 tahun kemampuan kerja paru berat


 35-45 tahun batuk produktif
 45-55 tahun sesak nafas, hipoksemia dan perubahan pada spirometri
 55-56 tahun gagal nafas kematian
a. Gejala Awal
 Batuk produktif saat bangun tidur.
 Biasanya dianggap acuh oleh para perokok, karena dianggap batuk karena
merokok.
 Sesak nafas.

b. Gejala Berikutnya
 Kelemahan fisik yang jelas.
 Sesak nafas.
 Nafas pendek dan penggunaan otot-otot aksesorius saat bernafas.
 Sianosis.
 Edema kaki, pelebaran vena leher (blue bloater).
5
KELOMPOK 1

 Kesadaran menurun, tremor, hipoksemia hiper kapuca.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


6
KELOMPOK 1

A. Pengkajian
I. Identitas
Nama ,umur , pendidikan , suku bangsa , pekerjaan , penanggung jawab, agama ,
status kawin , alamat , no medical record , ruang rawat , tanggal masuk , diagnose
medic , yang mengirim/merujuk , tinggi badan/berat badan , sumber informasi .

II. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama:

Batuk persisten,produksi sputum seperti warna kopi,disnea dalam beberapa


keadaan,weizing pada saat ekspirasi,sering mengalami infeksi pada system
respirasi dan sesak nafas .

2. Riwayat kesehatan dahulu:

Batuk atau produksi sputum selama beberapa hari kurang lebih 3 bulan dalam
1 th.dan paling sedikitdalam 2 th berturut-turut.adanya riwayat merokok.

3. Riwayat kesehatan keluarga:

Penelitian terakhir didapatkan bahwa anak dari orang tua perokok dapat
menderita penyakit pernafasan lebih sering dan lebih berat serta
prefalensi terhadap gangguan pernapasan lebih tinggi.selain itu,klien yang
tidak merokok tetepi tinggal dengan perokok(perokok pasif) mengalami
peningkatan kadar karbon monoksida darah.dari keterangan tersebut untuk
penyakit familial dalam hal ini bronchitis mungkin berkaitan dengan polusi
udara rumah,dan bukan penyakit yang diturunkan.

III. Pemeriksaan fisik

 Keadaan Umum : lemah, sianosis, Kesadaran : compos metis .


 Sistem Kardiovaskuler : Irama jantung, nyeri dada, peningkatan frekuensi
jantung/takikardia berat, Distensi vena leher, Bunyi jantung redup.
7
 Inspeksi
KELOMPOK 1

Klien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan,


biasanya menggunakan otot bantu pernapasan. Pada kasus bronchitis kronis,
sering didapatkan bentuk dada barrel/ tong. Gerakan pernapasan masih
simetris. Hasil pengkajian lainnya menunjukkan klien juga mengalami batuk
yang produktif dengan sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai
hitam kecoklatan karena bercampur darah.

 Palapasi

Taktil fremitus biasanya normal.

 Perkusi

Hasil pengkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan pada seluruh


lapang paru.

 Auskultasi

Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka
suara napas melemah. Jika bronkus paten dan drainasenya baik ditambah
adanya konsolidasi di sekitar abses, maka akan terdengar suara napas
bronchial dan ronkhi basah.

 B6 (bone)

Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien


memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-
hari.

1. Sistem Muskuloskeletal dan Intergumen : Kelemahan umum/kehilangan


massa tonus otot, edema, akral hangat.
2. Sistem Genetourinaria : BAK, urine output, warna.
3. Sistem Pencernaan : Mual/muntah? nafsu makan buruk/anoreksia,
ketidakmampuan untuk makan, penurunan berat badan
4. Sistem Neurosensori : Gelisah, insomnia
8
KELOMPOK 1

5. Sistem Pengindraan : Panciuman terganggu akibat adanya secret, apakah ada


system pengindraan yang gangguan

Subjektif :

1. Pasien mengatakan hidungnya tersumbat


2. Pasien mengatakan sesak napas
3. pasien mengatakan tidak nafsu makan

Objektif :

1. Suara Nafas tambahan : Ronchi, Wheezing ( akibat obstruksi bronkus).


2. Sputum (+).
3. Pola Napas tidak teratur : Dispnea, Edema, terdapat penggunaan otot bantu
pernapasan.
4. Sianosis.
5. Pa O2 : rendah (normal 80 – 100 mmHg) Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44
mmHg).
6. Saturasi hemoglobin menurun.
7. Eritropoesis bertambah.
8. Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia, ketidakmampuan untuk makan.
9. Penurunan berat badan.

B. Diagnosa

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi


secret.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubumgan penumpukan sekret.

C. Intervensi
9
KELOMPOK 1

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi


secret

 Kriteria Hasil :

 Menunjukan batuk efektif dan meningkatkan pertukaran gas pada paru-


paru.

 Menyebutkan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

 Pengkajian Fokus

 Kemampuan untuk mempertahankan posisi tegak

 Batuk (produktif, nyeri, efektif)

 Sputum (warna, karakter, jumlah, bau)

 Intervensi:

1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat tentang pengontrolan batuk :

a. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setengah mungkir.

b.Lakukan pernafasan diafragma

c. Tahan nafas 3-5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak


mungkin melalui mulut. (Sangkar iga bawah dan abdomen harus turun)

d.Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari belakang
mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.

2. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

a. Mempertahankan hidrasi yang adekuat meningkatkan masukan cairan


2 sampai 3 Quart / hari bila bukan kontrain dikasi karena penurunan
curah jantung / penyakit ginjal

b. Pertahankan kelembaban adekuat udara yang dihirup.

3. Ajarkan klien tentang metode yang tepat tentang pengontrolan batuk :

10
KELOMPOK 1

a. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setengah mungkir.

b. Lakukan pernafasan diafragma.

c. Tahan nafas 3-5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak


mungkin melalui mulut. (Sangkar iga bawah dan abdomen harus
turun).

d. Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari belakang
mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.

4. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

a. Mempertahankan hidrasi yang adekuat meningkatkan masukan cairan


2 sampai 3 Quart / hari bila bukan kontrain dikasi karena penurunan
curah jantung / penyakit ginjal .

b. Pertahankan kelembaban adekuat udara yang dihirup.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d anoreksia

Tujuan perawatan: pasien menunjukkan nutrisi adekuat

Intervensi:

a. Berikan perawatan oral sesering mungkin, buang sekret, berikan tempat


khusus untuk sekali pakai dan tisu.

b. Auskultasi bunyi usus.

c. Dorong periode istirahat selama 1 jam sebelum dan sesudah makan.


Berikan porsi kecil tapi sering.

d. Hindari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat.

e. Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin.

f. Timbang berat badan sesuai indikasi.

11
KELOMPOK 1

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret

Tujuan perawatan:

a. Klien menyatakan pemahaman penyebab.

b. Klien dapta mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko infeksi.

c. Menunjukkan tekhnik, perubahan pola hidup untuk meningkatkan


lingkungan yang aman.

Intervensi:

a. Awasi suhu.

b. Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan
masukkan cairan adekuat.

c. Observasi warna, karakter, bau sputum.

d. Tekankan cuci tangan yang benar.

e. Awasi pengunjung, berikan masker sesuai indikasi.

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan ddengan kerusakan alveoli

Tujuan :

a. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jarinhgan


adekuat dalam GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress
pernafasn

b. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan

Intervensi :

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.

b. Catat penggunaan otot asesori, nafas bibir, ketidakmampuan berbicara.


12
KELOMPOK 1

c. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernafas.

d. Kaji secara rutin warna dan kulit membran mukosa.

e. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan atau bunyi
tambahan.

D. Implementasi
Agar pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawatan, mamantau dan mencatat respon pasien
terhadap setiap intervensi yang dilakukan serta mendokumentasi pelaksanaan
perawatan. Pada pelaksanaan perawatan diprioritaskan pada upaya untuk
mempertahankan jalan napas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan
masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memberkan informasi tentang proses
penyakit.

E. Evaluasi

Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu: jalan napas
efektif, pola napas efektif, pertukaran adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi
tidak terjadi, kecemasan berkurang, klien memahami kondisi penyakitnya.

RANGKUMAN
13
KELOMPOK 1

Bronkitis kronis adalah inflamasi bronkus terus menerus dan peningkatan


progesif pada batuk produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan
penyebab spesifik yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran nafas
bawah selama minimal tiga bulan berturut- turut dalam satu tahun. Bronkus
kronis dapat disebabkan karena infeksi, polusi dan kebiasaan merokok

PENUTUP

LATIHAN BAB I

1. Peradangan pada bronkus lebih banyak disebabkan oleh...


a. kuman
b. virus
c. debu
d. bakteri golongan coccus
e. semua benar

2. Kemungkinan data objektif yang muncul pada penyakit bronkitis akut antara lain..
a. suhu tubuh meningkat
b. nafas cepat dan dangkal
c. batuk-batuk
d. a dan b benar
e. benar semua

3. Bronkitis akut karena terkadang mengenai trakhea sering disebut...


a. laringbronkhitis
b. trakheangitis
c. trakhea
d. tracheobronchitis
e. bronchitistrake

14
KELOMPOK 1

4. Dengan gejala keletihan, kelelahan, malaise berhubungan dengan


gangguan..
a. aktivitas/istirahat
b. eliminasi
c. rasa aman nyaman
d. pola tidur
e. nyeri

5. Dalam pemeriksaan diagnostik pada bronkhitis akut dengan adanya tes fungsi
paru untuk...
a. Untuk menentukan obstruksi dispnea
b. Untuk menentukan darah
c. Untuk menentukan suara jantung
d. semua salah
e. semua benar

KUNCI JAWABAN

1. B
2. E
3. D
4. A
5. A

15

Anda mungkin juga menyukai