Materi :
Asuhan
Keperawatan
Bronkitis
Hormat kami.
Kelompok 1
ii
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
TINJAUAN BAHAN AJARiv
Tujuan penulisan bahan ajariv
Tujuan instruksional umumiv
Tujuan instruksional khusus iv
Analisis Instruksionaliv
Petunjuk awal penggunaan bahan ajarv
Pokok bahasanv
Bahan Bacaanv
Pertanyaan Kunciv
C. Penutup14
a. Rangkuman14
b. Penutup14
iii
KELOMPOK 1
Bahan ajar ini akan menguraikan tentang asuhan keperawatan Bronkitis Kronis.
Analisis Instruksional
iv
KELOMPOK 1
1. Bahan ajar ini disusun secara bertahap dari yang umum sampai khusus
sehingga mahasiswa/pembaca mudah memahami secara keseluruhan.
2. Bahan ajar ini disertai daftar istilah agar mahasiswa/ pembaca lebih mengerti
istilah-istilah yang digunakan dalam bahan ajar.
3. Setiap penyelesaian membaca satu bagian materi mahasiswa/ pembaca
langsung melakukan latihan yang berkaitan dengan teori yang dibaca.
4. Mahasiswa/ pembaca dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban
yang disediakan pada bagian lampiran bahan ajar ini.
Bahan Bacaan :
Pertanyaan Kunci
ASUHAN KEPERAWATAN
v BRONKITIS KRONIS
KELOMPOK 1
PENDAHULUAN
1
PENYAJIAN
KELOMPOK 1
A. PENGERTIAN
Bronkitis kronik adalah inflamasi bronkus terus menerus dan peningkatan
progesif pada batuk produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan
penyebab spesifik yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran nafas
bawah selama minimal tiga bulan berturut- turut dalam satu tahun.
B. ETIOLOGI
1. Rokok
Rokok adalah penyeebab utama bronkhitis kronik karena secara
patologis rokok berhubungan dengan Hiperplasia kelenjar mokus
bronkus dan metaplasia skuamus epital saluran pernafasan.
2. Infeksi
a. Infeksi pernafasan saluran pernafasan atas pada penderita bronkitis
kronik hampir selalu menyebabkan kerusakan paru bertambah.
Eksaserbasi bronkitis kronik di sangka paling sering diawali dengan
infeksi virus , yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder oleh
bakteri yang paling banyak adalah haemophilus influenzae dan
streptococcus pnemonia, Polusi.
b. Zat – zat kimia yang dapat menyebabkan bronkitis adalah zat- zat
pereduksi seperti O2, zat- zat pengoksidasi sperti N2O, Hidrokarbon,
Aldehid, ozon. Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor
penyebab penyakit tetapi bila ditambah merokok, resiko akan lebih
tinggi.
3. Polusi
Zat – zat kimia yang dapat menyebabkan bronkitis adalah zat- zat
pereduksi seperti O2, zat- zat pengoksidasi sperti N2O, Hidrokarbon,
Aldehid, ozon. Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor
penyebab penyakit tetapi bila ditambah merokok, resiko akan lebih
tinggi.
2
KELOMPOK 1
C. ANATOMI PATOLOGI
Bronkus merupakan suatu struktur yang terdapat didalam mediastinum.
Bronkus juga merupakan percabangan dari trakhea yang membentuk bronkus
utama kiri dan bronkus utama kanan. Panjangnya kurang lebih 5 cm diameternya
11-19 cm, dan luas penampangannya 3, 2 cm.
D. PATOFISIOLOGI
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara yang biasa
terdapat di daerah industri. Temuan patologis utama pada bronkritis kronik
adalah hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet
dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan
mukus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk
kronik yang di sertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi
bronkhiolus yang kecil sedemikian rupa sehingga bronkhiolus tersebut rusak dan
dindingnya melebar.
3
Merokok dan Haemophilus influenza
polusi udara dan streptococcus
pneumonai
KELOMPOK 1
Inteaksi pernafasan
jangka panjang
Infeksi saluran pernafasan
Akumulasi sekret
Anoreksia
Alveoli rusak
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk terutama pada pagi hari pada perorok
4
KELOMPOK 1
Makin lama batuk makin berat timbul siang maupun malam, penderita terganggu
tidurnya. Bila timbul infeksi saluran nafas, batuk- batuk tambah berat dan
berkurang bila infeksi hilang.
2. Dahak
Sputumnya putih atau mukoid. Bila ada infeksi, sputumnya menjadi purulen atau
muko purulen dan kental.
3. Sesak
Sesak timbul terutama pada musim dingin dan kemampuan kerja penderita
berkurang.sesak nafas bertambah apabila timbul infeksi, kadang- kadang disertai
tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang
menetap.
4. Blue Blotter.
Pasien ini memperlihatkan gejala berkurangnya dorongan untuk bernafas,
mengalami hipoventilasi dan menjadi hipoksia dan hiperkapnea.
b. Gejala Berikutnya
Kelemahan fisik yang jelas.
Sesak nafas.
Nafas pendek dan penggunaan otot-otot aksesorius saat bernafas.
Sianosis.
Edema kaki, pelebaran vena leher (blue bloater).
5
KELOMPOK 1
A. Pengkajian
I. Identitas
Nama ,umur , pendidikan , suku bangsa , pekerjaan , penanggung jawab, agama ,
status kawin , alamat , no medical record , ruang rawat , tanggal masuk , diagnose
medic , yang mengirim/merujuk , tinggi badan/berat badan , sumber informasi .
1. Keluhan utama:
Batuk atau produksi sputum selama beberapa hari kurang lebih 3 bulan dalam
1 th.dan paling sedikitdalam 2 th berturut-turut.adanya riwayat merokok.
Penelitian terakhir didapatkan bahwa anak dari orang tua perokok dapat
menderita penyakit pernafasan lebih sering dan lebih berat serta
prefalensi terhadap gangguan pernapasan lebih tinggi.selain itu,klien yang
tidak merokok tetepi tinggal dengan perokok(perokok pasif) mengalami
peningkatan kadar karbon monoksida darah.dari keterangan tersebut untuk
penyakit familial dalam hal ini bronchitis mungkin berkaitan dengan polusi
udara rumah,dan bukan penyakit yang diturunkan.
Palapasi
Perkusi
Auskultasi
Jika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka
suara napas melemah. Jika bronkus paten dan drainasenya baik ditambah
adanya konsolidasi di sekitar abses, maka akan terdengar suara napas
bronchial dan ronkhi basah.
B6 (bone)
Subjektif :
Objektif :
B. Diagnosa
C. Intervensi
9
KELOMPOK 1
Kriteria Hasil :
Pengkajian Fokus
Intervensi:
d.Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari belakang
mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.
10
KELOMPOK 1
d. Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari belakang
mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.
Intervensi:
11
KELOMPOK 1
Tujuan perawatan:
Intervensi:
a. Awasi suhu.
b. Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan
masukkan cairan adekuat.
Tujuan :
Intervensi :
c. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernafas.
e. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan atau bunyi
tambahan.
D. Implementasi
Agar pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawatan, mamantau dan mencatat respon pasien
terhadap setiap intervensi yang dilakukan serta mendokumentasi pelaksanaan
perawatan. Pada pelaksanaan perawatan diprioritaskan pada upaya untuk
mempertahankan jalan napas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan
masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memberkan informasi tentang proses
penyakit.
E. Evaluasi
Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu: jalan napas
efektif, pola napas efektif, pertukaran adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi
tidak terjadi, kecemasan berkurang, klien memahami kondisi penyakitnya.
RANGKUMAN
13
KELOMPOK 1
PENUTUP
LATIHAN BAB I
2. Kemungkinan data objektif yang muncul pada penyakit bronkitis akut antara lain..
a. suhu tubuh meningkat
b. nafas cepat dan dangkal
c. batuk-batuk
d. a dan b benar
e. benar semua
14
KELOMPOK 1
5. Dalam pemeriksaan diagnostik pada bronkhitis akut dengan adanya tes fungsi
paru untuk...
a. Untuk menentukan obstruksi dispnea
b. Untuk menentukan darah
c. Untuk menentukan suara jantung
d. semua salah
e. semua benar
KUNCI JAWABAN
1. B
2. E
3. D
4. A
5. A
15