Anda di halaman 1dari 8

Static Routing

Silahkan baca dan ikuti panduan dibawah mengenai konfigurasi static routing.

Kerjakan dua buah contoh konfigurasi jaringan di bawah menggunakan packet tracer, dan
pastikan bahwa ping antar perangkat dapat dilakukan dengan sukses.

Static Routing adalah metode memasukan informasi network yang dimiliki Router lain pada
Routing table Router lokal secara manual. Sifat informasi network yang dimasukan dengan static
Routing adalah statis yang artinya permanen jadi tidak dapat diubah meskipun sudah tidak dapat
digunakan lagi, untuk mengubahnya konfigurasi harus dihapus secara manual. Static Routing
cocok digunakan pada jaringan yang berskala kecil yang tidak memiliki terlalu banyak network.

Cara melakukan static Routing pada Router Cisco, sintaks untuk melakukan static routing pada
CLI Cisco IOS adalah sebagai berikut :

Router(config)#ip route network-tujuan network-mask gateway metric

Untuk melakukan static Routing kita harus mengetahui network mana saja yang ingin dimasukan
pada Routing table Router lokal beserta pintu gerbang atau gateway untuk menuju network
tersebut, contoh sederhana seperti gambar diatas R1 memiliki network 192.168.1.0 dan 10.0.0.0
dan R2 memiliki network 172.16.0.0 dan 10.0.0.0, maka pada R1 kita harus mendaftarkan
network yang dimiliki oleh R2 tetapi tidak dimiliki oleh R1, (koneksi yang tidak terhubung
langsung) yaitu 172.16.0.0, hal yang sama juga dilakukan pada R2 kita harus mendaftarkan
network yang dimilki oleh R1 yang tidak dimiliki oleh R2, (koneksi yang tidak terhubung
langsung) yaitu 192.168.1.0.

Gateway nya adalah alamat IP interface Router yang harus dilewati untuk mencapai tujuan
network, gateway pasti masih dalam satu network yang diketahui oleh Router lokal. Misalnya
alamat IP interface Router R1 yang terhubung dengan R2 adalah 10.0.0.1 dan pada R2 yang
terhubung dengan R1 adalah 10.0.0.2 . pada R1 untuk menuju network 172.16.0.0 maka gateway
–nya harus melewati alamat IP interface R2 10.0.0.2, dan pada R2 gateway untuk menuju
network 192.168.1.0 adalah 10.0.0.1 . keduanya harus saling didaftarkan agar ketika dari
network 192.168.1.0 menuju 172.16.0.0, network 172.16.0.0 dapat membalasnya pada network
192.168.1.0 .

Berikut ini adalah konfigurasinya :

 Lakukan konfigurasi dasar pada masing-masing Router seperti Hostname alamat IP


interface Router.

Kita mulai pada Router R1 :

Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R1
R1(config)#int g0/0
R1(config-if)#ip add 10.0.0.1 255.0.0.0
R1(config-if)#description konek ke R2
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#exit
R1(config)#int g0/1
R1(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
R1(config-if)#description konek ke PC
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#exit

Lalu kita lanjut pada Router R2 :


Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R2
R2(config)#int g0/0
R2(config-if)#ip add 10.0.0.2 255.0.0.0
R2(config-if)#description konek ke R1
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#exit
R2(config)#int g0/1
R2(config-if)#ip add 172.16.0.1 255.255.0.0
R2(config-if)#description konek ke PC
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#exit

 Lalu pada konfigurasi static Routing pada masing-masing Router.


 Pertama kita mulai dari R1, daftarkan network yang tidak dimiliki oleh Router R1 atau
yang tidak terhubung langsung dengan R1 yaitu network 172.16.0.0 yang terdapat pada
R2 :

R1(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 10.0.0.2

Hal yang sama kita lakukan pada R2, daftarkan network yang tidak terhubung langsung
dengan R2 yaitu 192.168.1.0 yang dimiliki oleh R1 :
R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.0.0.1

 Setelah selesai konfigurasi sekarang kita coba konfirmasi apakah konfigurasi sudah
benar. pertama berikan masing-masing PC dengan alamat IP yang satu network dengan
interface masing-masing Router, Gateway nya mengarah pada alamat IP Router yang satu
network dengan PC.

PC0 : 192.168.1.2/24, Gateway : 192.168.1.1


PC1 : 192.168.1.3/24, Gateway : 192.168.1.1
PC2 : 172.16.0.2/16, Gateway : 172.16.0.1
PC3 : 172.16.0.3/16, Gateway : 172.16.0.1

 Coba lakukan PING antar PC yang berbeda network untuk membuktikan bahwa proses
Routing sudah berjalan dengan benar, misalkan dari PC0 (192.168.1.2) menuju PC3
(172.16.0.3).
terlihat bahwa proses pengiriman paket telah sampai pada tujuan dan PC tujuan kembali
membalas pesan konfirmasi, mungkin saat pertama kali beberapa paket hilang karena
proses ARP yang terjadi ketika Routing.

 Coba kita cek Routing table pada masing-masing Router apakah entri Static Routing
sudah muncul pada masing-masing Router. pertama kita cek pada R1 dengan perintah
show ip route.

R1#sh ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B -
BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS
inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

10.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks


C 10.0.0.0/8 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 10.0.0.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
S 172.16.0.0/16 [1/0] via 10.0.0.2
192.168.1.0/24 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 192.168.1.0/24 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 192.168.1.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1

Tulisan yang ditebalkan adalah entri static routing yang telah kita tambahkan
sebelumnya.

Sekarang kita cek pada R2 :


R2#sh ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B -
BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS
inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

10.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks


C 10.0.0.0/8 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 10.0.0.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
172.16.0.0/16 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 172.16.0.0/16 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 172.16.0.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
S 192.168.1.0/24 [1/0] via 10.0.0.1

Contoh Kedua

Setelah kita mencoba dua Router sekarang kita tambahkan menjadi tiga Router yaitu R1, R2, dan
R3. Topologinya seperti diatas,
Network yang dimiliki oleh R1 adalah 10.0.0.0, dan 192.168.1.0.
Network pada R2 adalah 10.0.0.0, 172.16.0.0, dan 20.0.0.0.
Network pada R3 adalah 30.30.30.0, dan 20.0.0.0.
network yang harus didaftarkan adalah network yang tidak dimiliki oleh Router lokal atau yang
tidak terhubung secara langsung,
pada R1 network yang harus didaftarkan adalah 172.16.0.0, 20.0.0.0, dan 30.30.30.0.
Pada R2 network yang harus didaftarkan adalah 192.168.1.0, dan 30.30.30.0.
Pada R3 adalah 172.16.0.0, 20.0.0.0, dan 192.168.1.0 .

Gateway masing-masing network adalah alamat IP interface Router yang terhubung langsung
dan masih satu network dengan Router lokal. Alamat IP interface R1 yang terhubung dengan R2
adalah 10.0.0.1, R2 yang terhubung dengan R1 adalah 10.0.0.2, R2 yang terhubung dengan R3
adalah 20.0.0.1, dan R3 yang terhubung dengan R2 adalah 20.0.0.2 . jadi dari R1 gateway untuk
menuju network 172.16.0.0, 20.0.0.0 dan 30.30.30.0 adalah alamat IP interface Router yang
terhubung langsng dengan R1 dan masih satu network dengan R1 yaitu 10.0.0.2 alamat IP
interface Router R2 yang terhubung dengan R1, hal yang sama pada R2 gateway 192.168.1.0
adalah 10.0.0.1 dan gateway 30.30.30.0 adalah 20.0.0.2, pada R3 gateway 192.168.1.0, 20.0.0.0,
172.16.0.0 adalah 20.0.0.1 . berikut ini adalah konfigurasinya pada Cisco IOS :

 Kita lakukan konfigurasi dasar terhadap Router baru yang ketiga yaitu R3, berikan alamat
IP pada masing-masing interface, dan hostname :
Router>ena
Router#conf t
Router(config)#hostname R3
R3(config)#int g0/0
R3(config-if)#ip add 20.0.0.2 255.0.0.0
R3(config-if)#description konek R2
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#exit
R3(config)#int g0/1
R3(config-if)#ip add 30.30.30.1 255.255.255.0
R3(config-if)#description konek ke PC
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#exit

Karena pada salah satu interface R2 baru saja terdapat Router baru yang terhubung yaitu
R3 maka kita perlu kembali pada R2 dan memberikan alamat IP pada interface tersebut :
R2(config)#int g0/2
R2(config-if)#ip add 20.0.0.1 255.0.0.0
R2(config-if)#description konek ke R3
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#exit

 Setelah konfigurasi dasar sekarang kita lakukan static Routing, tambahkan network baru
yang harus didaftarkan pada R1 yaitu 20.0.0.0 dan 30.30.30.0

R1(config)#ip route 20.0.0.0 255.0.0.0 10.0.0.2


R1(config)#ip route 30.30.30.0 255.255.255.0 10.0.0.2

Lanjut pada R2 daftarkan network baru yang tidak dimiliki oleh R2 yaitu 30.30.30.0 :
R2(config)#ip route 30.30.30.0 255.255.255.0 20.0.0.2

Terakhir pada R3 kita daftarkan network yang tidak dimiliki oleh R3 yaitu 192.168.1.0,
10.0.0.0, dan 172.16.0.0 :
R3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 20.0.0.1
R3(config)#ip route 10.0.0.0 255.0.0.0 20.0.0.1
R3(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.0.0 20.0.0.1

 Berikan alamat IP pada PC yang baru saja ditambahkan pada network 30.30.30.0

PC4 : 30.30.30.2/24, Gateway : 30.30.30.1


PC5 : 30.30.30.3/24, Gateway : 30.30.30.1

 Lalu setelah selesai lakukan tes ping antar komputer yang berbeda network misalnya dari
PC5 (30.30.30.3), menuju PC0 (192.168.1.2).
Jika sudah ada kata reply artinya paket sudah berhasil dikirim diterima dan dibalas
dengan pesan konfirmasi, mungkin akan mengalami beberapa request timed out karena
proses ARP yang panjang.

 Lalu coba kita lihat Routing table pada salah satu Router misalnya R3, dengan
mengetikan perintah show ip route.

R3#sh ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B -
BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS
inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

S 10.0.0.0/8 [1/0] via 20.0.0.1


20.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 20.0.0.0/8 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L 20.0.0.2/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
30.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C 30.30.30.0/24 is directly connected, GigabitEthernet0/1
L 30.30.30.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/1
S 172.16.0.0/16 [1/0] via 20.0.0.1
S 192.168.1.0/24 [1/0] via 20.0.0.1
Dengan konfigurasi Static Routing, Router dapat melakukan forwarding terhadap paket yang
tujuannya pada sebuah network yang tidak dimiliki oleh Router lokal tetapi dimiliki oleh Router
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai