M. Eka Hidayatullah
Nim : S901408001
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Revolusi hijau yang di kumandangkan pada tahun 1960 yang di tandai
dengan perbaikan bercocok tanam seperti penggunaan bibit unggul, penggunaan
pupuk yang sesuai dengan pemberatasan hama dan penyakit serta berbagai
tindakan lain, namun seiring dengan perkembangan jaman ilmu dan teknologi
semakin berkembang, begitu pula dengan hama dan penyakit semakim lama
semakin bertambah dan ganas di sertai dengan pertambahan penduduk, sehingga
konsumen menjadi lebih banyak, halini yang membuat para ilmuan harus
meciptakan tanaman baru yang mampu bertahan terhadap hama dan pernyakit
seperti genphytocystatins yang di kembangkan, fungsiutamanyaadalah mengatur
kegiatanproteolitikendogendalam pematangan benih danperkecambahan, dan
kematiansel terprogram. Selain itu,keterlibatanphytocystatinsdalam
pertahanantanaman terhadapberbagaihamadanpredator, seperti
seranggacoleopteran(Wang Y., et al., 2012). Pemuliaan tanaman seperti ini telah
diketahui, dansangat mendukung.
Kloning pada tanaman merupakan teknologi yang mampu mengembangkan
produksi tanaman dan memberikan resistensi terhadap hama dan penyakit. Kloning
adalah langka yang labih bagus dalam mengembangkan tanaman trangenik
misalanya Angiospermae, reproduksi seksual merupakan jalur utama
untukmengkombinasikan gen betina dan jantan pada keturunannya. Akan
Tetapi,strategi yang berbeda telah diadopsi untuk memperbaikikombinasi gen
superiordalam populasi. Strategi untuk mencapai ini termasukuntuk genotipe
tanaman yang akan diabadikan oleh selfing, yang dilakukan olehindividu
homozigot (yaitu, pembuatan keturunan murni), atau dengan vegetatifpropagasi,
yang juga dapat dilakukan dengan heterozigotindividu (yaitu, menciptakan klon).
Sebuah strategi yang berbeda adalah untuk mengimplementasikanapomixis, yang
terdiri dari reproduksi aseksual yang memungkinkankloning tanaman dengan biji.
Strategi ini mempertahankan genotipe betinapada keturunannya (Pupilli F. &
Barcaccia G. 2012).Kloning memberikan kontribusi besar dalam pemuliaan
tanaman atau yang di sebut transgenik.
Pendekatan transgenik memilikipeningkatan potensi hasil dengan
mengurangi efek samping dari faktor stres yang berlaku di lingkungan,Pengenalan
simultan dari beberapa gen ketahanan terhadap berbagai stres faktor ke pohondapat
membantu mengatasi pohon hutan dengan beberapa atau perubahan
lingkungan.Biomassa adalah target utama untuk rekayasa genetika atau trangenik
di bidang kehutanan karenapeningkatan hasil biomassa akan
menguntungkansebagian besar aplikasi hilir seperti kayu, serat, pulp, kertas, dan
produksi bioenergi.(Joseph G.,et al., 2013)
B. PEMBAHASAN
1. Teknik Kloning Molekuler Tanaman Transgenik Resisten Hama Penyakit.
Metodegenetika modifikasi( GM )dirancanguntuk meninkatkan ketahana
tanaman terhadap hamadengan penggunakan vektor plasmid
bakterialamiAgrobacteriumtumefaciens. Pada pada tahun 1983 diasumsikan
bahwainiSistemtidak dapatditerapkan
padaspesiesserealdanpenekananuntuktanaman inidifokuskan padametodetransfer
gensecara langsung, terutama "gen-gun" atau teknologiBiolistics. Teknologi
iniadalahmetode yang pertama kaliberhasil diterapkan untukjagung. Sejak saat itu,
perbaikan yang signifikantelah dilakukan untuk teknikAgrobacterium, danteknik
inisekarang dapatjugaditerapkan padasereal. Data untukgandum, barleydan
gandumdiringkas dalam. (Dunwell J. M., 2014).
Gamabar 1. SkemaUmum kloningdan
produksi tanamanGM
MetodeGM, mempunyai banyak keuggulan yaitu toleransi terhadap hibrisida
dan resistensiserangga,Resistensi terhadap seranggaToleransicekaman,
abiotikMakanankaya nutrisi,pharmingmolekul,Vaksin danantibodiantigen
virus(Ahmad P., et al., 2012)hal ini di karenakan gen bakteri tanahBacillus
thuringiensis yang di sisipkan(Bt). Berbagaiproteindaribakteri inidiketahuimenjadi
racun bagiberbagaiseranggadantelah digunakansecara luas sebagaisemprotandi
bidang pertaniandan kehutanansejaktahun 1950-an. genyang mengkodeprotein
inidiisolasidari berbagaistrainbakteridan di sisipkanke tanaman. Targetpertama
adalahjagung,hamalepidoptera padajagung. Selanjutnya, gen lainBtadalahterisolasi;
inidisediakanketahanan terhadaphama lainnyatermasukspesiescoleopteran,
cacingakarjagung(Mrízová K., et al., 2014)
C. KESIMPULAN
1. Pemanfatan teknologi kloning molekuler untuk mengembangkan tanaman atau
dalam melakukan pemuliaan tanaman sangatlah penting, karena mampu
menciptakan farietas baru sehingga bisa memenuhi kebutuhan pemduduk yang
semakin lama semakin bertambah.
2. Pengembangan tanaman trangenik tahan hama dan penyakit dengan
metodegenetika modifikasi ( GM )dirancanguntuk meninkatkan ketahana tanaman
terhadap hama dan mempunyai banyak keuggulan yaitu toleransi terhadap hibrisida
dan resistensiserangga,Resistensi terhadap seranggaToleransicekaman,
abiotikMakanankaya nutrisi,pharmingmolekul,Vaksin danantibodiantigen virus.
3. Pengembangan tanaman trangenik tahan abiotik yaitu dengan memanfaatkan gen
bakteri yang merupakan komponen penting pada tanaman untuk ketahanan
terhadap kondisi cekaman abiotik
4. Usaha untuk meningkatkan kulitas tanaman kearah yang lebih baik, di perlukan
strategi-strategi jitu, salah satunya dengan penciptaan tanaman trangenik
merupakan langkah yang cukup strategis untuk meningkatkan kulaitas produksi
tanaman. Mode pengembangan molekuler pada padi menggunakan metode RIL
(rekombinant inbreed line) dengan melakukan seleksi dan konfirmasi gen alel gen-
gen Hd dan optimasi sistem regenerasi dan transformasi
DAFTAR PUSTAKA
Apriana A., Hadiarto T & Dadang A., 2013. Optimasi Sistem Regenerasi Dan Transformasi
Pada Farietas Elit Indonesia. Jurnal agrobiogen. 9(1):1-10
Ahmad P. dkk. 2012. Role Of Transgenic Plants In Agriculture And
BiopharmingSciVerse.Sciencedirect Jurnal Biotechnology Advances.Vol. (30): 524–
540
Dunwell J. M. 2014. Transgenic Cereals: Current Status And Future Prospects.Sains Direct
Journal of Cereal Science vol. (59) : 419-434
Dadang A., Tasliah & Prasetiyono J. 2013. Seleksi dan konfirmasi alel gen-gen Hd pada padi
berumur genjah dan produktifitas tinggi persilangan Code x Nipponbere. Jurnal
agrobiogen, 9(1):11-18
Joseph G., Dubouzet, Timothy J., Strabala, Wagner A. 2013. Potential Transgenic Routes To
Increase Tree Biomass. Science Direct journal Plant Sciencvol. (212):72– 101
Mrízová K., dkk. 2014. Transgenic Barley: A Prospective Tool For Biotechnology And
Agriculture. ScienceDirect Jurnal Biotechnology Advances. Vol. (32): 137–157
Rasool S., dkk. 2014. Plant Resistance under Cold Stress: Metabolomics, Proteomics, and
Genomic Approaches. Jurnal Emerging Technologies and Management of Crop Stress
Tolerance (sains direct)Vol (1): 79–98
Song J dkk. 2013. Cloning of galactinol synthase gene from Ammopiptanthus mongolicus
and its expression in transgenic Photinia serrulata plants. Science Direct jurnal
Gene. Vol. (513): 118–127
Pupilli F & Barcacciab G., 2012. Cloning Plants By Seeds: Inheritance Models And
Candidate Genes To Increase Fundamental Knowledge For Engineering Apomixis
In Sexual Crops. Journal of Biotechnology(sains direct)Vol (159): 291– 31.
Waluyo S., Sustiprijatno & Suharsono. 2013. Transformasi Genetik Tembakau dengan Gen
Cold Shock Protein melalui Perantara Agrobacterium tumefaciens. Jurnal
AgroBiogen. 9(2):58-65
Wanga Y.,dkk. 2012. Cloning Of A Cystatin Gene From Sugar Beet M14 That Can Enhance
Plant Salt Tolerance. ScienceDirect Jurnal Plant Science. Vol. (191– 192): 93– 9