Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Virologi tentang Virologi dan Penyakit Viral.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
sususnan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Virologi tentang Virologi dan
Penyakit Viral ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Tangerang, Januari 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Virus ........................................................................................ 5
2.2 Pengertian Bakteriofag .............................................................................. 5
2.3 Klasifikasi Virus ....................................................................................... 6
2.4 Pola Penyakit Viral ................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang virus. Virus adalah
organisme yang sangat kecil dan jauh lebih kecil dari bakeri. Virus adalah parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit
obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung
sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya)
yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam
daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi
sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit
mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun
tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika
tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang
sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut,

3
Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih
kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah
daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat
menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan,
yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga
masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang
dapat menembus saringan. Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch
melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter
yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa
patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell
Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab
penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga
merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron
pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa pengertian virus?
B. Apa pengertian bakteriofag?
C. Bagaimana klasifikasi virus?
D. Bagaimana pola penyakit viral?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian virus
B. Untuk mengetahui bakteriofag
C. Untuk mengetahui klasifikasi virus
D. Untuk mengetahui pola penyakit viral

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Virus


Virus adalah parasit yang berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena
virus hanya bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri tas protein, lipid, glikoprotein,
atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein
yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya.

2.2 Pengertian Bakteriofag


Bakteriofage sendiri berasal dari 2 kata dari bahasa Yunani yaitu bacteria
dan phagus. Dari dua kata tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa
bakteriofage ini merupakan virus yang menyerang bakteri. Bakteriofage sendiri
merupakan virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan cara menyerbu
bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus lainnya, virus ini sangat
kompleks dan memiliki beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat.
Semua virus mempunyai asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk
menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup. Pada virus T4 asam
nukleatnya merupakan DNA, tetapi pada banyak virus lain, termasuk virus
penyebab AIDS, polio, dan flu, asam nukleatnya merupakan RNA.

5
Virus bakteriofage awalnya ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D’Herelle.
Bentuk luar terdiri dari kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian
dalam kepala mengandung 2 (dua) pilinan DNA. Bagian leher berfungsi
menghubungkan bagian kepala dan ekor. Pada bagian ekor memiliki fungsi untuk
memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya. Kesimpulan : karena dia
menyerang bakteri. Dan di dalam tubuh manusia ini banyak bakteri baik, sehingga
Bakteriofage ini merusak sistem bakteri baik tersebut (contohnya E. Coli
merupakan bakteri yang hidup pada saluran pencernaan manusia)

2.3 Klasifikasi Virus

Klasifikasi dan penamaan virus telah dirintis sejak 1966 oleh International
Commitee on Taxonomy of Viruses (ICTV) dan terpisah dari klasifikasi makhluk
hidup. Taksonomi virus terdiri atas empat tingkat, yaitu ordo, famili, genus, dan
spesies. Taksonomi adalah ilmu klasifikasi makhluk hidup, mengelompokkannya
secara berurut sesuai dengan derajat persamaan dan perbedaan antara mereka, lalu
memberinya nama ilmiah. Berikut contoh klasifikasi virus ebola berdasarkan
ICTV.

• Ordo : Mononegavirales
• Famili : Filoviridae
• Genus : Filovirus

6
• Spesies : Ebola virus zaire

Sebagian ahli mengelompokkan virus berdasarkan jenis asam nukleat


yang dimilikinya. Berikut adalah pengelompokan virus berdasarkan asam nukleat
yang dimilikinya.
A. Ribovirus, yaitu virus yang asam nukleatnya berupa RNA

Contoh virus yang termasuk kelompok ribovirus adalah


a. Virus toga (penyebab demam kuning dan ensefalitis);
b. Virus arena (penyebab meningitis);
c. Virus picorna (penyebab polio);
d. Virus orthomyxo (penyebab influenza);
e. Virus paramyxo (penyebab pes pada ternak);
f. Virus rhabdo (penyebab rabies);
g. Virus hepatitis (penyebab hepatitis pada manusia);
h. Retrovirus (dapat menyebabkan AIDS).

B. Deoksiribovirus, yaitu virus yang asam nukleatnya berupa DNA

7
Contoh virus jenis deoksiribovirus adalah
a. Virus herpes (penyebab herpes);
b. Virus pox (penyebab kanker seperti leukemia dan limfoma, ada pula yang
menyebabkan AIDS);
c. Virus mozaik (penyebab bercak-bercak pada daun tembakau);
d. Virus papova (penyebab kutil pada manusia/papiloma).

Sebagian yan lain mengelompokkan virus berdasarkan tempat hidupnya


a) Virus bakteri (Bakteriofag)
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri
dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia
sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur
secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang
diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.
Pada virus T4 asam nukleatnya adalah DNA, tetapi pada banyak virus lain,
termasuk virus penyebab AIDS, polio, dan flu, asam nukleatnya adalah
RNA.
Pada virus RNA, RNA "baru" dibuat dengan cara menggandakan
langsung RNA "lama" atau dengan lebih dulu membentuk potongan DNA
pelengkap. Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan
Prancis, D'Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk
heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilinan
DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor.

8
Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel
inangnya.
b) Virus Tumbuhan
Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit
pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus
(BYV).\
c) Virus Hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus
Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.

2.4 Pola Penyakit Viral


Pola infeksi virus dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
A. Infeksi Abortif
Infeksi yang gagal terjadi ketika virus menginfeksi sel (atau host) tetapi tidak
dapat menyelesaikan siklus replikasi penuh, jadi ini adalah infeksi produktif. Hasil
infeksi tersebut, belum tentu signifikan; misalnya, infeksi SV40 sel tikus
nonpermissive kadang-kadang menyebabkan transformasi sel.

B. Infeksi Akut
Pola ini akrab bagi banyak infeksi virus yang umum (misalnya, 'pilek').
Dalam infeksi yang relatif singkat, virus biasanya dihilangkan oleh kekebalan
system. Pada infeksi akut, banyak virus replikasi terjadi yang hasilnya merupakan
tidak hanya dari replikasi virus tetapi juga dari aktivasi sistem kekebalan tubuh.
Oleh karena itu, infeksi akut menyajikan masalah serius bagi epidemiologi dan
pola yang paling sering dikaitkan dengan epidemi (misalnya, influenza, campak).

C. Infeksi Kronis
Ini adalah kebalikan dari infeksi akut. Untuk penyebab jenis infeksi, virus
harus bertahan dalam host untuk beberapa waktu.

D. Infeksi Persisten

9
Infeksi ini hasil dari keseimbangan antara virus dan host organisme, di
mana sedang berlangsung replikasi virus terjadi tetapi virus menyesuaikan
replikasi dan patogenisitas untuk menghindari membunuh tuan rumah. Pada
infeksi kronis, virus biasanya akhirnya dimatikan oleh tuan rumah, tapi di infeksi
persisten virus dapat terus hadir dan bereplikasi dalam tuan rumah. Contohnya:
Choriomeningitis limfositik virus (LCMV) infeksi pada tikus (Gambar 6.13).
Tikus dapat eksperimen terinfeksi virus ini baik di situs perifer atau dengan
inokulasi langsung ke otak. Tikus dewasa yang terinfeksi dengan cara kedua
dibunuh oleh virus, tetapi di antara mereka yang terinfeksi oleh perifer rute ada
dua kemungkinan hasil infeksi: Beberapa tikus mati tetapi yang lain bertahan
hidup, memiliki memberantas virus dari tubuh sepenuhnya. Tidak jelas apa faktor
yang menentukan kelangsungan hidup atau kematian tikus LCMV terinfeksi,
tetapi bukti lain menunjukkan bahwa Hasil ini terkait dengan respon kekebalan
terhadap virus dalam imunosupresi tikus dewasa yang terinfeksi melalui sistem
saraf pusat (SSP).

Infeksi didirikan di mana virus tidak dihapus (karena nonfungsional sistem


kekebalan tubuh), namun, sangat, tikus-tikus ini tidak dibunuh oleh virus. Jika,
bagaimanapun, T-limfosit LCMV-spesifik syngeneic (yaitu, dari jenis MHC yang
sama) yang disuntikkan ke tikus ini terus-menerus terinfeksi, hewan

10
mengembangkan gejala patogen penuh infeksi LCMV dan mati. Ketika tikus yang
baru lahir, yang sistem kekebalan tubuh yang belum dewasa, terinfeksi melalui
CNS rute, mereka juga mengembangkan persisten infeksi, namun, dalam kasus
ini, jika mereka kemudian disuntik dengan syngeneic LCMVspecific T-limfosit,
mereka membersihkan virus dan bertahan infeksi. Mekanisme yang mengontrol
peristiwa ini tidak sepenuhnya dipahami, tetapi jelas ada adalah keseimbangan
antara virus dan hewan inang dan kekebalan tubuh Menanggapi virus adalah
sebagian bertanggung jawab atas patologi penyakit dan kematian hewan. Tak
jarang, infeksi persisten mungkin hasil dari produksi partikel (D.I.) cacat-campur
(lihat Bab 3). partikel tersebut mengandung penghapusan sebagian dari genom
virus dan replikasi cacat, tetapi mereka dipelihara dan bahkan mungkin cenderung
menumpuk selama infeksi karena mereka dapat mereplikasi di keberadaan virus
pembantu replikasi-kompeten. Produksi D.I. partikel merupakan konsekuensi
umum dari infeksi virus dari hewan, terutama oleh RNA virus, tetapi juga terjadi
dengan virus DNA dan virus tanaman dan dapat menirukan in vitro dengan terus
menerus tinggi titer berlalunya virus. Meski tidak bisa meniru sendiri secara
mandiri, D.I. partikel tidak selalu genetik inert dan mungkin mengubah jalannya
infeksi oleh rekombinasi dengan genom dari kehadiran virus.The replikasi-
kompeten D.I. partikel sangat dapat mempengaruhi kursus dan hasil dari infeksi
virus. Dalam beberapa kasus, mereka muncul patogenesis sampai sedang,
sedangkan di lain mereka mempotensiasi itu, membuat gejala penyakit jauh lebih
parah. Selain itu, sebagai D.I. partikel secara efektif menyebabkan dibatasi
ekspresi gen (karena mereka secara genetik dihapus), mereka juga dapat
mengakibatkan infeksi persisten oleh virus yang biasanya menyebabkan infeksi
akut dan cepat dibersihkan dari tubuh.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Virus adalah parasit yang berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena
virus hanya bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Bakteriofage merupakan virus yang
menyerang bakteri. Bakteriofage sendiri merupakan virus yang menggandakan
dirinya sendiri dengan cara menyerbu bakteri.
Sebagian ahli mengelompokkan virus berdasarkan jenis asam nukleat yang
dimilikinya yakni ribovirus, yaitu virus yang asam nukleatnya berupa RNA dan
deoksiribovirus, yaitu virus yang asam nukleatnya berupa DNA. Sebagian yan
lain mengelompokkan virus berdasarkan tempat hidupnya yaitu virus bakteri
(bakteriofag), virus tumbuhan, dan virus hewan.

12
Daftar Pustaka

Hasdianah, Dewi Prima. 2014. Virologi : Mengenal Virus, Penyakit, dan


Pencegahannya. Yogyakarta: Nuha Medika

13

Anda mungkin juga menyukai