Revisi - Tingkat Kepatuhan Berlalu Lintas - Steven
Revisi - Tingkat Kepatuhan Berlalu Lintas - Steven
Daftar Isi
ABSTRAK 2
KATA PENGANTAR 3
BAB I: PENDAHULUAN 4
DAFTAR PUSTAKA 24
2
ABSTRAK
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
pertolongan Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada
waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Berkat limpahan karunia-Nya, saya
bersyukur karena dapat menulis dan mengerjakan karya tulis ini dengan kondisi
tubuh yang sehat dan prima.
Untuk menyelesaikan karya tulis ini adalah suatu hal yang mustahil
apabila saya tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah membimbing saya selama proses
mengerjakan
2. Ayah dan Ibu, yang selalu menemani dan mendampingi saya selama saya
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna. Tetapi penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya.
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas di Indonesia dalam dua tahun terakhir ini, oleh
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di
bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis/TBC. Data WHO tahun 2011
menyebutkan, terdapat sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang
meninggal di jalan raya, dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak dan remaja
setiap harinya. Bahkan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian
anak-anak di dunia, dengan rentang usia 10-24 tahun (BIN, 2013).
Di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya
dan kelalaian manusia, menjadi faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan
lalu lintas. Data Kepolisian RI menyebutkan, pada 2012 terjadi 109.038 kasus
kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang, sedangkan
pada 2011, terjadi kecelakaan sebanyak 109.776 kasus, dengan korban meninggal
sebanyak 31.185 orang (BIN, 2013).
Data dari Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) juga
menyebutkan bahawa kecelakaan pengendara sepeda motor mencapai 120.226
kali atau 72 persen dari seluruh kecelakaan lalu lintas dalam setahun (BIN, 2013).
Peningkatan mobilitas masyarakat yang didukung dengan mudahnya kepemilikan
kendaraan bermotor, serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang
lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas, menjadi faktor-faktor penyebab
tingginya angka kecelakaan lalu lintas (Zayu, 2012).
Data dari Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) juga
menyebutkan bahwa kecelakaan pengendara sepeda motor mencapai 120.226 kali
atau 72 persen dari seluruh kecelakaan lalu lintas dalam setahun (BIN, 2013).
Peningkatan mobilitas masyarakat yang didukung dengan mudahnya kepemilikan
kendaraan bermotor, serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang
lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas, menjadi faktor-faktor penyebab
tingginya angka kecelakaan lalu lintas (Zayu, 2012).
5
Berikut ini tersaji data tentang pelaku kecelakaan lalu lintas berdasarkan
kelompok umur.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kecelakaan lalu lintas dari tahun
2010 jumlahnya meningkat terus hingga 2012. Usia remaja (17 hingga 22 tahun)
menempati urutan tertinggi sebagai pelaku kecelakaan lalu lintas menurut
kelompok umur pada tahun 2011 dan 2012.
Hal ini menunjukan adanya indikasi pelanggaran lalu lintas yang
dilakukan remaja sehingga timbul kecelakaan yang melibatkan remaja
(Lelangayaq, 2013). Remaja berpikir bahwa mereka cukup dewasa untuk
mengendarai sepeda motor di jalan, tetapi dengan pengetahuan tentang
mengemudi yang dangkal sering menyebabkan kecelakaan fatal. Pengetahuan
mereka tentang kendaraan masih kurang karena masih merupakan hal baru bagi
mereka. Kurang pengetahuan dan pengalaman tersebut membuat pengemudi
remaja kurang tanggap terhadap situasi yang membahayakan sehingga berpotensi
terjadinya kecelakaan di jalan raya (Rakhmani, 2013).
Ketidakpatuhan terhadap peraturan Lalu lintas, atau tidak memiliki SIM di
kalangan remaja juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu
lintas.
6
B. Rumusan Masalah
3. Apakah remaja sudah mematuhi peraturan lalu lintas dan tanggung jawab
dalam mengemudi?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
i. Bagi Remaja
Untuk dapat memberi pengetahuan dan informasi bagi remaja agar dapat
bertanggung jawab dalam berkendaraan dan menjaga keselamatan remaja dan
agar tidak membahayakan pengguna jalan lainnya.
BAB II
Pembahasan
A. Definisi
1. Remaja
Remaja, menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya Sofyan S. Willis (2005:
22) mengatakan remaja merupakan usia transisi, artinya seorang individu yang
telah meninggalkan usia kanak-kanak dan masih lemah serta penuh
kebergantungan.
Remaja dikatakan belum mampu bertanggung jawab, baik terhadap
dirinya maupun terhadap masyarakat. Lamanya masa transisi remaja tersebut
sangat bergantung pada keadaan dan tingkah sosial masyarakat di mana ia hidup.
Semakin maju masyarakat semakin lama masa transisi remaja, karena ia harus
mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri ke dalam masyarakat.
Masa remaja menurut Mappiare (Hartinah 2008: 57) berlangsung antara
umur 12 sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai 22 tahun bagi pria.
Rentang usia remaja tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13
sampai 17/18 tahun adalah masa remaja awal dan usia 17/18 sampai 21/22 tahun
adalah masa remaja akhir. Siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama termasuk
remaja awal. Pada masa remaja terjadi perkembangan dalam berbagai aspek,
seperti: perekmbangan fisik, perkembangan kognitif dan perkembangan
kepribadian dan sosial.
1) Masa remaja sebagai periode penting (periode akibat langsung terhadap sikap,
perilaku, fisik dan akibat jangka panjang lebih ke psikologis).
2) Masa remaja sebagai periode peralihan, artinya dari satu tahap ke tahap
4) Masa remaja sebagai usia bermasalah (belum dapat mengatasi masalah, namun
9
7) Masa remaja sebagai masa tidak realistik, memandang dirinya maupun orang
lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya.
8) Masa remaja sebagai ambang dari masa dewasa, artinya remaja sudah mulai
memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status kedewasaan.
1) Hukum Perdata, memberikan batas usia 21 tahun (kurang dari itu asalkan
sudah menikah) untuk menyatakan kedewasaan seseorang (pasal 330
KUHPerdata). Dibawah usia tersebut seseorang masih membutuhkan ahli
(orang tua) untuk melakukan tindakan hukum perdata misalnya saat
membuat perjanjian dihadapan pejabat hukum.
Banyak anak muda sekarang ini yang tidak mengerti tentang etika berlalu
lintas. Etika adalah ajaran tentang yang baik dan yang buruk dalam pikiran,
perkataan, perbuatan manusia dan masyarakat (Panggabean, 2008:118).
Jadi Etika berlalu lintas itu ajaran tentang yang baik dan buruk berlalu
lintas di jalan. Etika berlalu lintas sangat penting untuk terciptanya kondisi jalan
raya yang kondusif, yang menjamin keselamatan dan kenyamanan pengguna
10
jalan. Tetapi sekarang ini justru yang terjadi banyak anak muda yang tidak
memperhatikan berkendara yang benar, tidak memperhatikan aturan lalu lintas.
Remaja taat pada saat berlalu lintas agar merasa aman ketika berkendara
dan tidak ditilang oleh polisi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
Azwar (2011) yang mana pengalaman pribadi akan membentuk sikap. Sikap
akan terbentuk apabila pengalaman pribadi melibatkan faktor emosional.
BAB III
Proses Penelitian
30. Sefin 31. Jemi 32. Nella 33. Petra 34. Patrick
13
Bab IV
Hasil Penelitian
Dalam bab IV ini, saya akan membahas data-data yang telah diperoleh dari
hasil kuisioner saya. Berikut hasil-hasilnya:
1. Usia Responden
Usia responden remaja, dalam angket yang saya terima ada 34 remaja
yang menanggapi angket saya. Berikut rincian usia responden
Berikut alasan dan pendapat responden remaja tidak memiliki SIM namun tetap
mengendarai kendaraan
BAB V
Penutup
Kesimpulan
Saran:
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Rivai, Melly S.S. (1987). Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Bina Aksara.
Zayu, Wiwin Putri. 2012. Studi Kecelakaan Lalu Lintas dengan Metode Revealed
Preference di Kota Padang. (Studi Kasus Mahasiswa SI Fakultas Teknik
Universitas Andalas). Padang: Universitas Andalas. Program Pascasarjana