Mooidi Pasaribu
A. Penganiayaan
1. Pengertian Penganiayaan
Norma hukum memberikan batasan-batasan mengenai suatu perbuatan adalah tindak
pidana atau bukan. Tindak pidana adalah suatu kejahatan yang semuanya itu telah diatur
dalam undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Salah satu bentuk tindak
pidana adalah tindak pidana penganiayaan. Secara umum tindak pidana terhadap tubuh
manusia dalam KUHP disebut “penganiayaan”. Makmum Anshory berpendapat bahwa:
Mengenai arti dan makna kata penganiayaan banyak perbedaan diantara para ahli hukum
dalam memahaminya. Penganiayaan diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja untuk menimbulkan rasa sakit (pijn) atau luka (letsel) pada tubuh orang lain.1
2. Jenis-jenis kejahatan terhadap tubuh manusia dilihat dari segi perbuatan dan
akibatnya
Kejahatan terhadap tubuh manusia atau penganiayaan adalah tindak pidana yang
menyerang kepentingan hukum berupa tubuh manusia. Di dalam KUHP terdapat ketentuan
yang mengatur berbagai perbuatan yang menyerang kepentingan hukum yang berupa tubuh
manusia. Jenis-jenis kejahatan terhadap tubuh manusia atau penganiayaan berdasarkan
KUHP dimuat dalam BAB XX II, Pasal 351 s/d Pasal 355 yaitu sebagai beriku:
1
Makmum Anshory. 2008. Pidana Penganiayaan. Diakses melalui
http://makmumanshory.blogspot.com/2008/06/pidana-penganiayaan.html. pada tanggal 14 Juni 2017
a. Unsur kesengajaan.
b. Unsur perbuatan.
c. Unsur akibat perbuatan (yang dituju) yaitu:
1) Rasa sakit, tidak enak pada tubuh;
2) Luka tubuh
3) Akibat mana menjadi satu-satunya tujuan si pelaku.3
B. Pembunuhan Berencana
Pembunuhan dengan rencana atau yang disingkat dengan pembunuhan
berencana, menurut M.H. Tirtaamidjaja mengatakan bahwa direncanakan lebih
dahulu bahwa ada sesuatu jangka waktu, bagaimana pendeknya untuk
mempertimbangkan, dan untuk berfikir dengan tenang. Mengenai unsur dengan
rencana terlebih dahulu, pada dasarnya mengandung 3 syarat atau unsur, yaitu
Memutuskan kehendak dalam suasana tenang; Ada tersedia waktu yang cukup
2
Syifaul Qulub 2008 Kejahatan Terhadap Tubuh. Fakultas Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. Diakses melalui http://rangerwhite09-artikel.blogspot.com/2010/05/kejahatanterhadap-
tubuh.html pada tanggal 13 Juni 2017
3
Mudhofar. 2011. Tindak Pidana Penganiayaan. Diakses melalui
http://ofanklahut.blogspot.com/2011/04/tindak-pidana-penganiayaan.html pada tanggal 13 Juni
2017
4
Yerrico Kasworo, 2016, Pembunuhan Dengan Rencana Dan Pasal 340 KUHP, Jurnal Rechts Vinding
Media Pembinaan Hukum Nasional, hal. 4.
5
Pasal 30 KUHP; "Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama
20 tahun."
6
Pasal 310 KUHP ayat (1) “Barang siapa dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama baik
orang dengan jalan menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan tertentu, dengan maksud yang nyata untuk
menyiarkan tuduhan itu supaya diketahui oleh umum, dihukum karena salahnya menista, dengan hukuman
penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500,-“
c. Penghinaan Ringan
Penghinaan ringan (eenvoudige belediging) diatur dalam Pasal 315 KUHP,8
Dari rumusan Pasal 315 KUHP maka dapat dijabarkan unsur-unsurnya sebagai berikut :
1. Unsur subjektif
o Dengan sengaja
2. Unsur objektif
o Tiap-tiap penghinaan
o Yang tidak bersifat menista
o Atau menista dengan tulisan
7
Pasal 311 KUHP; “Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis untuk
membuktikan apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan
dengan apa yang diketahui, maka dia diancam melakukan fitnah dengan pidana penjara paling lama empat
tahun”.
8
Pasal 315 KUHP; “Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat menista atau menista
dengan tulisan, yang dilakukan kepada seseorang baik ditempat umum dengan lisan, atau dengan tulisan,
maupun dihadapan orang itu sendiri dengan lisan atau dengan perbuatan, begitupun dengan tulisan yang
dikirimkan atau diterimakan kepadanya, dihukum karena penghinaan ringan, dengan hukuman penjara
selama-lamanya empat bulan dua minggu atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500,-“.
d. Secara Memfitnah
Secara memfitnah (lasterlijke aanklacht) diatur dalam Pasal 317 ayat (1) KUHP9,
Dari rumusan Pasal 317 ayat (1) KUHP maka dapat dijabarkan unsur-unsurnya sebagai
berikut :
1. unsur subjektif
o Dengan sengaja
2. unsur objektif
o Barangsiapa
o memasukkan atau menyuruh menuliskan surat pengaduan
o atas pemberitahuan yang palsu kepada pembesar negeri tentang seseorang
o kehormatan atau nama baik orang tersinggung
9
Pasal 317 ayat (1) KUHP; “Barangsiapa dengan sengaja memasukkan atau menyuruh menuliskan
surat pengaduan atas pemberitahuan yang palsu kepada pembesar negeri tentang seseorang sehingga
kehormatan atau nama baik orang itu jadi tersinggung, maka dihukum karena mengadu dengan memfitnah,
dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun”.
10
Pasal 318 KUHP; “Barang siapa dengan sesuatu perbuatan sengaja menimbulkan secara palsu
persangkaan terhadap seseorang bahwa dia melakukan suatu perbuatan pidana, diancam karena
menimbulkan persangkaan palsu, dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”
1. Pengertian Concursus
Perbarengan (samenloop van strafbaar feit atau concursus) merupakan gabungan
tindak pidana dimana dalam waktu tertentu seseorang telah melakukan beberapa tindak
pidana dimana tindak pidana tersebut belum ada putusanya dan didakwakan sekaligus.
Dapat disimpulkan batas-batas concursus adalah :
1. Yang melakuan tindak pidana seseorang. Ini membedakan Concursus dengan penyertaan
2. Seseorang melakukan tindak pidana lebih dari satu tindak pidana
3. Bahwa dua atau lebih tindak pidana tersebut belum ada yang diadili
Menunjukkan bahwa penyertaan beda dengan pengulangan bahwa dua atau lebih
tindak pidana tersebut akan didakwakan.
2. Bentuk Concursus
a. Eendaadse Samenloop/Concursus Idealis
Eendaadse Samenloop terjadi apabila seseorang melakukan satu perbuatan, tetapi
dengan satu perbuatan itu ia melanggar beberapa peraturan pidana yang berarti ia telah
melakukan beberapa tindak pidana. Hal ini diatur dalam pasal 63 KUHP yang bunyinya
sebagai berikut:
b. Kejahatan-Pelanggaran
c. Pelanggaran-Pelanggaran
1. Tindakan-tindakan yang terjadi adalah sebagai perwujudan dari satu kehendak jahat;
2. Delik-delik yang terjadi itu sejenis; dan
3. Tenggang waktu antara terjdinya tindakan-tindakan tersebut tidak terlampau lama.