Kata Kunci: kebakaran hutan, pencegahan kebakaran, lahan gambut, OKI, perilaku
I. PENDAHULUAN
Kebakaran hutan adalah salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh seluruh
masyarakat, pemimpin negara maupun seluruh warga negara Indonesia. Kebakaran hutan
juga menimbulkan banyak dampak negatif baik dari segi ekologi hingga ekonomi. Berikut ini
merupakan beberapa dampak yang sangat merugikan dari kebakaran hutan dan lahan gambut
yakni :
1
Laporan Pengetahuan Lanskap Berkelanjutan Indonesia : 1, Hal.1
Halaman 1 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
2
WWF Indonesia 2015
3
Gambit. APPGIS. 2017. Kehutanan Pulau Sumatra. https://appgis.blogspot.co.id/2017/05/peta-kawasan-
hutan-sumatera-selatan_3.html
Halaman 2 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Sumber:https://appgis.blogspot.co.id/2017/05/peta-kawasan-hutan-sumatera selatan.html
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Palembang dan sekitarnya adalah
bertani, sebagai petani karet dan berkebun. Area perkebunan di Sumatra Selatan meliputi
daerah Lahat dimana di dataran tinggi Lahat tersebut tanahnya sangat baik untuk ditanami
sayuran maupun buah – buahan. Sedangkan, tanah yang lebih rendah seperti daerah Muara
Enim, Ujanmas dan sekitarnya banyak ditanami pohon karet. Karet merupakan komoditas
utama bagi masyarakat dalam mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari -
hari.
4
APPGIS Blogspot. https://appgis.blogspot.co.id/2017/05/peta-kawasan-hutan-sumatera selatan.html
Halaman 3 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
5
Laporan Pengetahuan Lanskap Berkelanjutan Indonesia : 1, Hal.1
Halaman 4 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
6
Djoko Setijono, 2004
7
Djoko Setijono, 2004
8
Unna Chokkalingam, 2004 dan WALHI 2015, 2016
Halaman 5 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
9
Laporan Pengetahuan Lanskap Berkelanjutan Indonesia : 1, Hal.2
10
WALHI, 2016. Climate Justice
11
Center For International Forestry (CIFOR), P.O. BOX 6596 JKPWB, Jakarta 10065
12
Laporan Pengetahuan Lanskap Berkelanjutan Indoensia : 1, Hal.3
13
Laporan SSFFMP Pengelolaan Api, Perubahan Suberdaya Alam dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan
Masyarakat di Areal Rawa/Gambut – Sumatra Selatan oleh Prof. Dr. Ir. Robiyanto H. Susanto M.Agr.Sc dan tim
14
Laporan Pengetahuan Lanskap Berkelanjutan Indoensia : 1, Hal.4
Halaman 6 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
yang membantu spesies beradaptasi agar tahan terhadap parasit dan penyakit menular.
Biomassa yang terbakar menghasilkan cikal bakal (precursor) dari ozon (O3) di tingkat dasar
(troposfer), yang berdampak terhadap pertumbuhan tanaman dan fotosintesis serta
menyebabkan efek jangka panjang pada struktur dan fungsi ekosistem.
Ozon telah terbukti mengurangi hasil tanaman pangan utama dan mempengaruhi
kualitas gizi dari gandum, beras dan kedelai. Ozon dapat pula mengurangi kapasitas lahan
untuk dapat bertindak sebagai penyerap karbon. Material partikulat dalam kabut asap juga
telah terbukti mengurangi curah hujan lokal, yang pada gilirannya, dapat berdampak pada
tanaman yang baru ditanam.
Paparan berkepanjangan terhadap kabut asap juga dapat menyebabkan “efek gunung
berapi”, yaitu penurunan produktivitas tanaman dalam jangka pendek akibat paparan sinar
matahari yang terbatas dan efek merusak pada fisiologi tanaman dan proses fotosintesis.
Dalam jangka panjang, hal tersebut dapat menyebabkan melemahnya kemampuan spesies
tanaman secara keseluruhan untuk pulih dari guncangan akibat paparan kumulatif terhadap
tekanan. Dalam kasus yang ekstrim, paparan kabut asap dapat mempengaruhi kemampuan
suatu spesies untuk bertahan hidup. Kebakaran dan kabut asap juga berpengaruh negatif
terhadap para penyerbuk, yang pada gilirannya mempengaruhi produksi pertanian. Paparan
kabut asap yang kronis menciptakan tekanan berkelanjutan terhadap lingkungan, yang
dampaknya terhadap produktivitas dan evolusi belum diketahui.
Halaman 7 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Sumber : Kompas 2016. Ilustrasi: asap mengepul dari kebakaran hutan yang berbatasan dengan
kawasan konsesi di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Selasa (15/3/2016).(TRIBUN PEKANBARU /
MELVINAS PRIANANDA)
15
Loren Lutzenhiser. Environment Sociology. Washington State University
16
Sonny Keraf, 2010 : Etika Lingkungan Hidup, Hal.47
Halaman 8 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
17
Sonny Keraf, 2010 : Etika Lingkungan Hidup, Hal.93
18
Rahmad K, 2014 : Sosiologi Lingkungan, Hal.105
19
Walhi video. www.youtube.com
Halaman 9 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Selain maraknya pembakaran lahan oleh perusahaan besar, masyarakat juga memiliki
tradisi bakar lahan atau sonor untuk membuka lahan pertanian atau perkebunan karet.
Pembakaran lahan ini bertujuan agar kondisi tanah sebelum ditanami lebih subur dan biaya
yang dikeluarkan lebih murah. Hal ini disebabkan oleh pendapatan masyarakat yang rendah
sehingga masyarakat tidak memiliki pilihan lain selain membakar lahan.
Kronologi secara umum pembukaan lahan pertanian dengan metode pembakaran20 adalah :
1. Petani mengadakan pendekatan atau pemberitahuan ke pemilik tanah atau kebun yang
berbatasan dengan tanahnya atau yang kemungkinan terkena dampak pembakaran
2. Petani melaksanakan nebas atau nebang untuk membersihkan lahan dari pohon –
pohon serta semak belukar hingga tanah tersebut menjadi lebih kering
3. Setelah lahan menjadi kering maka petani menggunakan sonor untuk membakar sisa –
sisa batang pohon yang sudah pendek. Metode pembakaran ini sudah menjadi
kebiasaan turun temurun yang sulit dihilangkan
Efek pembakaran lahan tersebut tidak diketahui oleh sebagian besar petani atau masyarakat
sehingga tidak ada usaha pengawasan api dari masyarakat untuk mengendalikannya.
20
Unna Chokkalingam. Pengelolaan Api, Perubahan Suberdaya Alam dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan
Masyarakat di Areal Rawa/Gambut – Sumatra Selatan oleh Prof. Dr. Ir. Robiyanto H. Susanto M.Agr.Sc dan tim.
Hal.40
Halaman 10 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
hutan pada tahun 1991, pembalakan kayu sebagai sumber mata pencaharian masyarakat juga
menurun seiring dengan menurunnya ketersediaan kayu.
Kemudian berganti mata pencaharian menjadi ekstraksi gelam pada awal tahun 1990
– an tetapi nilai jual kayu gelam cukup rendah sehingga tidak menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat yang utama. Akibat sumber daya alam yang sudah tidak ada lagi
nilainya maka masyarakat mulai bekerja sebagai tenaga kerja musiman untuk melakukan
kerja tambang di daerah Bangka dan pembalakan kayu di daerah Jambi dan Riau.
Demikian sama halnya dengan masyarakat Mesuji yang berganti mata pencaharian
seiring dengan perubahan sumber daya alam21. Awalnya mereka memiliki mata pencaharian
di sektor perikanan. Kemudian berubah menjadi pembalakan kayu dan akibat kebakaran
hutan tahun 1991, mata pencaharian mereka berubah menjadi ekstraksi kayu gelam.
Dikarenakan peminat kayu gelam cukup rendah maka pada tahun 1994, masyarakat Mesuji
membuat arang dari kayu gelam. Selain itu, terjadinya migrasi tenaga kerja ke daerah lain
sebagai sumber penghidupan [Unna Chokkalingam, 2004].
Masyarakat secara cepat dapat beradaptasi terhadap perubahan sumberdaya alam
dengan bekerja di luar daerah atau daerah tambang, bekerja keluar lokasi pembalakan kayu
dan membuat boat22.
Dalam pemilihan desa prioritas dilaksanakan proyek SSFFMP pada tgl 24 September
s/d 7 Oktober 2003, melakukan kegiatan Pra Survei Sosial Ekonomi yang dilakukan pada
masing-masing 10 desa pada 3 Kabupaten prioritas yakni Kab. Musi Banyuasin (Muba), Kab
Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Pelaksana survei adalah gabungan antara beberapa lembaga swadaya masyarakat dan
staf proyek. Djoko Setijono mengikuti beberapa kegiatan survey pada Kabupaten OKI
bersama tiga rekan dari LSM yaitu Yayasan Damar, Kelompok Pengamat Burung – Spirit
Youth of Sumatra (KPB – SOS).
Desa-desa yang disurvei adalah Kecamatan Tulung Selapan meliputi Desa Simpang
Tiga, Desa Lebung Gajah dan Desa Ujung Tanjung; Kecamatan Pampangan meliputi Desa
Riding, Desa Perigi, Desa Kuro dan Desa Ulak Tanjung; Kecamatan Indralaya meliputi Desa
21
Unna Chokkalingam. 2004.Hal.43
22
Unna Chokkalingam. 2004.Hal.45
Halaman 11 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Tanjung Lubuk dan Desa Sungai Rambutan dan Kecamatan Air Sugihan pada Desa Bukit
Batu.
Metodologi yang digunakan dalam kegiatan survei adalah melaksanakan
pengumpulan data-data sekunder dan interview terhadap responden dari berbagai kelompok
masyarakat desa, mengadakan diskusi kelompok dengan menggunakan alat bantu kartu-kartu
metaplan dan membuat sketsa secara bersama. Berdasarkan diskusi tersebut diperoleh data
sosial ekonomi desa dan identifikasi potensi, permasalahan desa setempat.
23
Djoko Setijono, 2004.Hal.49
24
Djoko Setijono, 2004.Hal.50
Halaman 12 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Halaman 13 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Halaman 14 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
rendah karena sistem monopoli melalui sistem lelang lebak lebung. Di sini, harga yang
diterima nelayan sangat rendah.
Pada musim kemarau, air sungai sangat surut sehingga sungai dan kanal-kanal
menjadi dangkal. Ikan sulit diperoleh karena air yang dangkal dan untuk mengatasi hal
tersebut masyarakat mencari ikan dengan cara membakar semak atau rerumputan rawa
kering untuk menemukan cekungan-cekungan lebak atau rawa yang masih ada air, tempat
ikan banyak terjebak. Metode pembakaran semak atau rumput rawa ini merugikan
lingkungan dan membawa dampak negatif jika tidak terkendali.
Halaman 16 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Pengendalian kebakaran hutan yang disebabkan oleh perusahaan besar tidak dapat
ditempuh melalui jalan lain selain penegakan hukum sesuai Undang – undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan. Penegakan hukum yang dilakukan berupa sanksi pidana
25
Undang – undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup, Pasal 21
ayat 3
Halaman 17 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
hingga penutupan usaha26. Salah satu orang sebagai penggagas / penggerak kebakaran hutan
di Sumatra Selatan telah ditangkap dan dipenjara atas perbuatannya.
26
Undang – undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
27
Undang – undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
28
Indra Nugraha. Mongabay Indonesia. http://www.mongabay.co.id/2016/09/01/sumarjito-pertanian-lahan-
tanpa-bakar-bisa-dilakukan-di-lahan-gambut
Halaman 18 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Lembaga tersebut wajib melakukan perencanaan dan pelaksanaan restorasi gambut dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun dengan luas lahan 2.000.000 hektar. Implementasi pelaksanaan
Perpres tersebut adalah keikutsertaan almarhum Prof. Dr. Ir. Robiyanto H Susanto, M.Agr.Sc
selaku ketua program studi S3 dari program pascasarjana Universitas Sriwijaya yang dikenal
sebagai pakar rawa yang menjadi salah satu anggota penanggulangan restorasi lahan gambut
Sumatra Selatan. Dalam hal ini, pemerintah sudah berupaya untuk menyelesaikan masalah
kebakaran pada ahlinya dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk penyelesaian lebih
baik. Berikut bentuk upaya lainnya dalam penanggulangan kebakaran hutan untuk seluruh
area Sumatra Selatan (Jambi, Riau, Lampung dll) dibawah ini29 :
1. Penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluhan dilakukan oleh pihak ketiga dengan isi
materi tentang bahaya kebakaran hutan dan pelatihan persiapan kebakaran hutan.
2. Pemasangan papan peringatan termasuk dengan sanksinya dipasang pada areal atau
petak / areal yang dilindungi seperti PUP, Petak plasma nuftah, Tegakan Benih Alam.
3. Kegiatan pengawasan dan patroli dilakukan dengan membuat menara – menara
pengawas kebakaran yang dapat mengawasi hutan dari kebakaran. Setiap pos
Kepolisian Sektoral dijadikan posko karhutla yang membantu dalam pemadaman titik
api.
4. Membuat peta rawan kebakaran untuk memudahkan petugas dalam memadamkan api.
5. Pembuatan selat bakar berupa parit yang berfungsi untuk menahan sebaran api tidak
masuk ke dalam areal hutan dan menjaga agar kebakaran tidak meluas.
29
Suyanto, Unna Cokkhalingam dan Prianto Wibowo. 2003. Kebakaran di Lahan Rawa Gambut di Sumatra :
Masalah dan Solusi. Prosiding Semiloka
Halaman 19 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
V. KESIMPULAN
1. Kebakaran hutan sangat merugikan masyarakat dari berbagai sektor serta
membahayakan kesehatan masyarakat secara luas.
2. Kebakaran hutan dapat dicegah jika masyarakat dan swasta berperan aktif dalam satu
kesatuan ekosistem.
3. Perilaku masyarakat harus diarahkan dan diberi pembinaan dalam rangka menjaga
kelestarian hutan Sumatra Selatan.
4. Kurangnya kesadaran lingkungan masyarakat terhadap dampak kebakaran lahan dan
hutan sehingga tidak memperdulikan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi.
5. Penggunaan api dalam pembakaran lahan semakin meningkat dengan penggunaan
sonor, pembalakan hutan dan diikuti dengan degradasi lahan.
6. Tidak ada pengawasan titik api dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
dampak kebakaran hutan.
7. Penggunaan api untuk pembakaran lahan merupakan cara satu – satunya yang masih
dipakai oleh sebagian besar masyarakat pedesaan Sumatra Selatan yang masih
menggantungkan hidupnya di bidang pertanian.
8. Masyarakat pedesaan di Air Sugihan, Mesuji cepat beradaptasi dengan perubahan
sumberdaya alam.
9. Masyarakat pedesaan di kabupaten OKI sudah mengenal sistem pengolahan lahan
dengan metode pembakaran sonor terkendali.
10. Masyarakat tidak dapat beralih dari mata pencaharian sebagai petani karena
keterbatasan pendidikan sehingga terus melakukan pembakaran hutan dan lahan
setiap tahunnya
11. Persiapan dan pembukaan lahan hingga saat ini masih diperlukan dalam menunjang
perekonomian Sumatra Selatan.
12. Perusahaan besar sejogjanya wajib menerapkan zero burning land clearing melalui
penegakan hukum (law enforcement).
13. Diperlukan upaya – upaya dokumentasi terhadap kearifan budaya penggunaan api di
dalam masyarakat Sumatra Selatan.
14. Memfasilitasi desa melalui Badan Perwakilan guna sosialisasi dampak kebakaran
hutan dan lahan
15. Memfasilitasi desa melalui Badan Perwakilan guna sosialisasi Pengelolaan Hutan
Tanpa Bakar
Halaman 20 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
16. Mengembangkan konsep pengendalian kebakaran hutan dan lahan melalui pendekatan
masyarakat agar masyarakat dapat mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan
17. Memfasilitasi program atau kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat desa di Sumatra Selatan
18. Mengintensifkan program – program penyuluhan dan kampanye mencegah kebakaran
hutan kepada masyarakat luas
19. Melaksanakan restorasi lahan gambut di Sumatra Selatan secara cepat agar fungsi
lahan kembali menjadi seperti semula
Halaman 21 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
DAFTAR PUSTAKA
J. Herman S. Sosiologi Lingkungan dan Risk Society : Perspektif Pendidikan Kritis
Masyarakat Modern Terhadap Lingkungannya. Universitas Brawijaya
WWF Indonesia. 4 Dampak Yang Sangat Merugikan dari Kebakaran Hutan. Earth Hour
Indonesia, 22 May 2015. http://earthhour.wwf.or.id/4-dampak-yang-sangat-
merugikan-dari-kebakaran-hutan/
Fahmi Rasyid, 2014. Jurnal Lingkar Widyaiswara Edisi 1 No.4, Oktober – Desember 2014 :
Permasalahan dan Dampak Kebakaran Hutan. Pusdiklat Lingkungan Hidup
Sonny Keraf. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Tim Penyusun Laporan Pengetahuan Lanskap Berkelanjutan Indonesia. 2016. Kerugian dari
Kebakaran Hutan : Analisa Dampak Ekonomi dari Krisis Kebakaran Tahun
2015. Jakarta : The World Bank Right
Unna Chokkalingam dan Tim penyusun. Suyanto, Rizki Pandu Permana, Iwan Kurniawan,
Josni Mannes, Andy Darmawan, Noviana Khususyiah, Robiyanto Hendro
Susanto. Laporan Pengelolaan Api, Perubahan Sumber Daya Alam dan Pengaruhnya
Halaman 22 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
Djoko Setijono. Kehidupan Masyarakat dan Kaitannya dengan Kebakaran Lahan Rawa /
Gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir – Propinsi Sumatra Selatan.
Palembang,2004.http://www.cifor.org/publications/pdf_files/Books/BSuyanto0301I2.
pdf
Indra Nugraha. 2016. Sumarjito : Pertanian Lahan Tanpa Bakar Bisa Dilakukan di Lahan
Gambut. http://www.mongabay.co.id/2016/09/01/sumarjito-pertanian-lahan-tanpa-
bakar-bisa-dilakukan-di-lahan-gambut/
Tempo.co.2017.https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/05/18/090876636/pemerintah-bahas
Halaman 23 dari 24
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR SUMSEL
pencegahan-dan-penanggulangan-kebakaran-hutan
Undang – undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Undang – undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
http://yusfianlomo.blogspot.co.id/2015/05/teknik-pembukaan-lahan-tanpa-bakar.html
Halaman 24 dari 24