Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada

fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu,

keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

Association) mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu

bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku

manusia sebagai ilmunya dan menggunakan diri yang bermanfaat sebagai

kiatnya (Stuart & Sundeen, 1995).

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa

merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin

tidak dapat dilihat langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang

memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian

masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala

yang berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat

menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk

berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi (Keliat, 2005).

Kesehatan jiwa tidak hanya terkait dengan gangguan jiwa. Ada

beberapa aspek yang mempengaruhi kesehatan jiwa, misalnya saja kualitas

sumber daya manusia dalam mengawasi emosional. Lalu aspek sosial yakni

1
kejadian di lingkungan yang berdampak pada gangguan jiwa seperti tindakan

kekerasan dan merasa tidak nyaman. selain itu juga aspek gangguan jiwa itu

sendiri. Saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan

jiwa. Di Indonesia, berdasarkan Data Riskesdas tahun 2007, menunjukkan

prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan

depresi sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti dengan jumlah

populasi orang dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000

orang saat ini mengalami gangguan mental emosional (Aminullah, 2009).

Umumnya, pasien gangguan jiwa dibawa keluarganya ke Rumah Sakit

Jiwa atau unit pelayanan kesehatan jiwa lainnya karena keluarga tidak

mampu merawat dan terganggu karena perilaku pasien. Beberapa gejala yang

lazim dirasakan oleh keluarga sehingga menjadi alasan mengapa pasien

dibawa ke rumah sakit jiwa yaitu adanya harga diri rendah, menarik diri,

halusinasi, waham, dan perilaku kekerasan.

Hasil pengamatan dan pencarian data oleh penulis pada bulan Oktober –

Desember tahun 2009, jumlah pasien yang di rawat di ruang Larasati

mencapai 102 orang dengan lama perawatan rata – rata 2 minggu, dari jumlah

tersebut 70% mengalami halusinasi, 40% mengalami waham, 30%

mengalami gangguan isolasi sosial, 20% mengalami harga diri rendah, 30%

adalah mengalami masalah perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah

suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat

membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri, orang lain maupun

lingkungan (Townsend, 1998).

2
Pasien yang datang dengan perilaku kekerasan di ruang XI (Larasati)

mempunyai tanda dan gejala sebagai berikut ; sering mengamuk, mengancam,

berbicara kasar, nada dan suara tinggi, pandangan tajam, muka memerah,

gelisah, mondar – mandir, memukul orang jika sedang marah yaitu memukul

ibunya sendiri, melempar dan merusak barang – barang yang ada disekitarnya.

Pada saat diruanganpun klien dengan perilaku kekerasan masih menunjukan

perilaku yang kurang bersahabat dengan perawat, susah di atur, berbicara

kasar, suara tinggi dan mengancam secara verbal jika ada yang menyakiti.

Alasan penulis memilih resiko perilaku kekerasan karena selain kasus ini

ditemukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang,

kasus ini juga merupakan masalah keperawatan jiwa yang menguji keberanian

perawat untuk dapat melakukan tindakan keperawatan kepada klien dengan

masalah keperawatan resiko perilaku kekerasan dan jika tidak ditangani secara

intensif, klien yang mengalami masalah resiko perilaku kekerasan dapat

mencederai diri, orang lain maupun lingkungan.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk membahas masalah

resiko kekerasan. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis akan membahas secara

mendetail pada bab-bab selanjutnya dengan mengangkat judul Asuhan

Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Perilaku Kekerasan Pada Ny. S Di Ruang

Larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondohutomo Semarang.

3
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Memberikan penjelasan gambaran dalam memberikan asuhan

keperawatan jiwa dengan resiko perilaku kekerasan pada klien Ny. S di

Ruang Larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondohutomo

Semarang.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu mendiskripsikan pengkajian pada klien dengan

perilaku kekerasan.

b. Penulis mampu mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada klien

dengan perilaku kekerasan.

c. Penulis mampu mendiskripsikan perencanaan keperawatan pada klien

dengan perilaku kekerasan.

d. Penulis mampu mendiskripsikan implementasi keperawatan pada

klien dengan perilaku kekerasan.

e. Penulis mampu mendiskripsikan evaluasi keperawatan pada klien

dengan perilaku kekerasan.

C. Proses pengumpulan Data

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk menggambarkan tentang

pengelolahan klien dengan perilaku kekerasan. Adapun teknik pengumpulan

data meliputi :

4
1. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab dan interaksi langsung kepada klien,

keluarga klien, perawat dan dokter serta tim kesehatan lainnya.

2. Observasi partisipasi aktif

Yaitu mengadakan pengawasan langsung terhadap klien serta melakukan

asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan.

3. Studi kepustakaan

Mempelajari literatur yang berhubungan dengan perilaku kekerasan.

4. Studi dokumentasi

Pengumpulan data dengan mempelajari catatan keperawatan.

D. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dalam lima bab yang ditulis secara

sistematika dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Bab I :

Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, proses pengumpulan

data dan sitematika penulisan ; Bab II : Konsep dasar yang berisi pengertian,

rentang respon marah, proses terjadinya marah, faktor predisposisi, stessor

prespitasi, etiologi, akibat dan asuhan keperawatan ; Bab III : Tinjauan kasus

yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi

dan evaluasi ; Bab IV : Pembahasan berisi tentang pembandingan antara

konsep dan kasus ; Bab V : Penutup berisi simpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai