Anda di halaman 1dari 17

Al-Buhuts

ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X


Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Halaman 134-150
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN TERHADAP


EFEKTIVITAS PENGANGGARAN PADA BADAN LAYANAN UMUM
(BLU) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Mahfiza
Mahfiza81@ gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Sistem Pengelolaan Keuangan yang meliputi Perencanaan dan Penganggaran,
Prosedur Operasi Standar BLU, Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Keuangan baik secara parsial maupun simultan terhadap pencapaian
Efektivitas Penganggaran pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo. Pnegumpulan data melalui daftar pertanyaan yang di uji
melalui dua tahap yaitu uji validitas dan uji reliabilitas untuk setiap item
pertanyaan yang terdapat dalam daftar pertanyaan. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis jalur.
Sistem Pengelolaan Keuangan (X) yangmeliputi : Perencanaan dan
Penganggaran (X1), Prosedur Operasi Standar Badan Layanan Umum (X2),
Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan (X3) secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran (Y) pada
Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalosebesar90,7% dan
selebihnya9,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti, misalnya
pengawasan keuangan dan evaluasi kerja pada Badan Layanan Umum
Universitas Negeri Gorontalo.
Sistim Pengelolaan Keuangansecara parsial yang meliputi :
a. Perencanaan dan Penganggaran (X1),secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran (Y) pada Badan Layanan
Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalo sebesar 17,5%.
b. Prosedur Operasi Standar Badan Layanan Umum (X2), secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran (Y)
pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalo sebesar
20,1%.
c. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan (X3) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran (Y)
pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalo sebesar
76,1%.
Kata kunci : Sistem Pengelolaan Keuangan, Efektivitas Pengganggaran.
1.1 Latar Belakang Masalah

134
Mahfiza

Sistem pengelolaan keuangan dalam sebuah organisasi menjadi hal yang


sangat penting, karena akan memberikan dampak terhadap perkembangan
organisasi atau lembaga yang ada. Khususnya di lembaga pemerintah, yang
sepenuhnya mengelola uang Negara atau uang rakyat, maka otomatis sistem
pengelolaannyapunharus optimal dan berdampak pada tujuan lembaga
dimaksud. Badan Layanan Umum (BLU) adalah salah satu sistem baru dalam
pengelolaan keuangan bagi lembaga pemerintah, mulai dari unit – unit kerja
pemerintah daerah seperti Rumah Sakit, lembaga pendidikan, perguruan tinggi
dan lembaga – lembaga lain yang memberikan pelayanan kepada publik,
dengan demikian harapannya adalah kualitas pelayanan yang optimal.
Bila mencermati undang-undang bidang keuangan negara (UU No. 17
2003, UU No I 2004 dan UU No 15 2004) merupakan paket reformasi yang
signifikan di bidang keuangan negara yang kita alami sejak
kemerdekaan.Enterprising the government adalah paradigma yang memberi
arah yang tepat bagi keuangan sektor publik menuju profesionalisme yang lebih
baik. Dalam kaitan ini, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, yang menekankan basis kinerja dalam penganggaran,
memberi landasan yang penting bagi orientasi baru tersebut di
Indonesia.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja dalam
penganggaran di lingkungan pemerintah.Instansi pemerintah yang tugas pokok
dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola
pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,
efisiensi dan efektivitas dalam segala aktivitasnya. Badan Layanan Umum
(BLU), diharapkan menjadi contoh konkrit yang menonjol dari penerapan
manajemen keuangan berbasis pada hasil (kinerja). Peluang ini secara khusus
menyediakan kesempatan bagi satuan – satuankerja pemerintah yang
melaksanakan tugas operasional pelayanan publik, untuk membedakannya dari
fungsi pemerintah sebagai regulator dan penentu kebijakan.
Perguruan Tinggi adalah bagian dari lembaga pelayanan publik, yang
dalam pengelolaan keuangan tetap mengacu pada ketentuan UU
Perbendaharaan Negara.Wacana tentang pengelolaan perguruan tinggi yang
mengarah ke BHP (Badan Hukum Perguruan Tinggi) kini ditiadakan, dan
mengarah pada pengelolaan keuangan yang berorientasi layanan umum atau
biasa dikenal dengan Badan Layanan Umum.Penerapan pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum di perguruan tinggi, tentunya memiliki implikasi
penting bagi sistem akuntansi dan keuangan organisasi. Termasuk pula dalam
proses penganggaran sebagai salah satu elemen dalam pengelolaan
keuangan.Prinsip transparansi dan akuntabilitas publik yang diusung sebagai
prinsip penting yang harus dikedepankan, menuntut lembaga publik dengan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum mereformasi sistem dan re-
designing pola-pola keuangan lembaga dengan dukungan infrastruktur dan

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab 135
Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap
Efektivitas Penganggaran Pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo

Teknologi Informasi (TI), sebagai senjata ampuh dalam menciptakan informasi


termasuk informasi akuntansi dan keuangan untuk mewujudkan peningkatan
akuntabilitas dan trust dari masyarakat.
Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan, sudah mulai
menerapkan sistem pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU),
konsekunsinya pola-pola lama dalam penganggaran dalam organisasi harus
dirubah dengan pola penganggaran baru yang lebih detil dan akurat. Mengingat
sistem pengelolaan keuangan BLU ini lebih mengedepankan kinerja yang
efektif, transparasi dan akuntabel. Orientasi dari BLU ini adalah merubah
paradigma penganggaran dan mempersiapkan infrastruktur yang dapat
mendukung terciptanya informasi anggaran yang terpercaya serta bagaimana
mengaitkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) dengan Rencana Strategis
Bisnis (RSB) dan Standard Pelayanan Minimal (SPM) yang telah dibuat
sebelumnya.
Sebagai acuannya adalah Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun
2005 tentangPengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) hal
sebagaimana yangdiamanatkan dalam Pasal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004
tentangPerbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah tersebut bertujuan untuk
meningkatkan pelayananpublik, karena sebelumnya tidak ada pengaturan yang
spesifikmengenai unit lembaga yang melakukan pelayanan kepada
masyarakatyang pada saat itu bentuk dan modelnya beraneka macam. Jenis
BLU disiniantara lain lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, rumah
sakitdanlain – lain.
Salah satu target dari Perguruan Tinggi Negeri saat ini adalah kualitas
pelayanan yang baik. Ini menjadi salah satu indikator untuk menilai bahwa
perguruan tinggi tersebut masuk dalam perguruan tinggi yang baik. Sejauh ini,
dibeberapa lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi, sebagian besar telah
menggunakan BLU sebagai upaya untuk meningkatkan layanan dan kinerja
perguruan tinggi memenuhi tuntutan tersebut di atas.
Universitas Negeri Gorontalo telah mendapat persetujuan untuk
menjalankan pola pengelolaan keuangan BLU dari Menteri Keuangan dengan
SK Nomor : 131/KMK.05/2009 tanggal 21 April 2009.Penerapan BLU di
Satker Universitas Negeri Gorontalo menuntut perubahan yang baik dalam
pengelolaan keuangan antara lain adalah bagaimana mengoptimalkan dan
mengefisiensi pelaksanaan anggaran untuk menunjang operasional dan kegiatan
akademik Perguruan Tinggi.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahi pengaruh Pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU)
yang meliputi Perencanaan dan Penganggaran (X1), Prosedur Operasi

136 Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Mahfiza

Standar BLU (X2), Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan (X3)


berpengaruh secara simultan terhadap pencapaian Efektivitas anggaran (Y)
Universitas Negeri Gorontalo.
2. Untuk mengetahui pengaruh Pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU)
yang meliputi Perencanaan dan Penganggaran (X1), Prosedur Operasi
Standar BLU(X2), Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan (X3)
berpengaruh secara parsial terhadap pencapaian Efektivitas anggaran (Y)
Universitas Negeri Gorontalo.
1.3 Kajian Pustaka

A. Pengertian Efektivitas Anggaran


Djumhana (2007 : 53) antara lain menjelaskan bahwa Efektivitas
yaitumenggambarkan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcomes
dengan output.Demikian pula Haryanto (2007 : 91) antara lain mengemukakan
bahwa Efektivitas berarti bahwa penggunaan anggaran tersebut harus mencapai
target-target atau tujuan kepentingan publik.
Mardiasmo (2009:132) memberikan konsep bahwa efektifitas pada
dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna).
Efektivitas merupakanhubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus
dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan
sasaran akhir kebijakan (spending wisely).
Dalam konsep value of money, efektivitas merupakan kaitan atau
hubungan antara keluaran suatu pusat pertanggungjawaban dengan tujuan atau
sasaran yang harus dicapainya. Efektivitas dapat diartikan penyelesaian
kegiatan tepat pada waktunya dan didalam batas anggaran yang tersedia, dapat
berarti pula mencapai tujuan atau sasaran seperti apa yang telah direncanakan.
Namun demikian, walaupun ada yang dilaksanakan menyimpang dari rencana
semula, tetapi mempunyai dampak yang menguntungkan pada kelompok
penerima sasaran manfaat, maka dapat dikatakan efektif. Semakin besar
kontribusi pengeluaran yang dilakukan terhadap nilai pencapaian tujuan atau
sasaran yang ditentukan dapat dikatakan efektif proses kerja dari unit kerja
dimaksud. (Abdul Halim, 2004 : 74)

B. Definisi Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
secarakuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain
yangmencakup jangka waktu satu tahun Mulyadi (dalam Halim,
2001:65).Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa anggaran merupakan
pernyataan mengenaiestimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu yangdinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan
penganggaran adalah proses ataumetode untuk mempersiapkan suatu anggaran.

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab 137
Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap
Efektivitas Penganggaran Pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo

Sedangkan Anggaran menurutSupriyono (dalam Oktavia, 2009) merupakan


suatu rencana terinci yangdinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif
untuk menunjukkan bagaimanasumber-sumber akan diperoleh dan digunakan
selama jangka waktu tertentuumumnya satu tahun.

C. Pengelolaan Anggaran
Reformasi di bidang Keuangan Negara, dengan terbitnya UU Nomor
17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara menawarkan suatu konsep baru dalam pengelolaan
anggaran suatu instansi yang tugas pokok dan fungsinya melakukan pelayanan
publik, yang dinamakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(PPK-BLU), yaitu pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat.
Pengertian Badan Layanan Umum (BLU) sebagaimana dimaksud Pasal
1 UU Nomor 1/2004 adalah sebagai berikut :
“Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.”
Selanjutnya pasal 68 menjelaskan :
1. Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Kekayaan Badan Layanan Umum merupakan kekayaan negara/daerah
yang tidak dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya
untuk menyelenggarakan kegiatan Badan Layanan Umum yang
bersangkutan.
3. Pembinaan keuangan Badan Layanan Umum pemerintah pusat
dilakukan oleh Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh
menteri yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang
bersangkutan.
4. Pembinaan keuangan Badan Layanan Umum pemerintah daerah
dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah dan pembinaan
teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah yang
bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan.
Apabila dikelompokkan Badan Layanan Umum (BLU) terbagi menjadi
3 kelompok, yaitu:

138 Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Mahfiza

1. Badan Layanan Umum (BLU) yang kegiatannya menyediakan barang


atau jasa meliputi rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi,
penyiaran dan lain-lain.
2. Badan Layanan Umum (BLU) yang kegiatannya mengelola wilayah
atau kawasan meliputi otorita pengembangan wilayah dan kawasan
ekonomi terpadu (Kapet).
3. Badan Layanan Umum (BLU) yang kegiatannya mengelola dana
khusus meliputi pengelola dana bergulir, dana UKM, penerusan
pinjaman dan tabungan pegawai.
Peraturan Pemerintah yang mengatur lebih lanjut mengenai pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum (BLU) adalah PP Nomor 23 Tahun 2005 yang
mengatur lebih rinci tentang : Ketentuan Umum; Tujuan dan Asas; Persyaratan,
Penetapan dan Pencabutan; Standar dan Tarif Layanan; Pengelolaan Keuangan;
Tata Kelola; Ketentuan Lain; Ketentuan Peralihan; dan Ketentuan Penutup. Hal-
hal menarik yang terdapat dalam PP tersebut, beberapa diantaranya mungkin
merupakan hal baru dalam pengelolaan suatu instansi pemerintah, yang
sekaligus juga mencerminkan fleksibilitas pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum (BLU)adalah :
1. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya
disebut PPK-BLU, adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan
fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis
yang sehat.
2. Badan Layanan Umum menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan
dengan mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga
(Renstra-KL).
3. Badan Layanan Umum menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
tahunan dengan mengacu kepada rencana strategis bisnis tersebut. RBA
disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut
jenis layanannya, serta berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan
yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain dan APBN.
4. Instansi pemerintah yang menerapkan PPK-BLU menggunakan standar
pelayanan minimum yang ditetapkan oleh menteri / pimpinan lembaga
sesuai dengan kewenangannya.
5. Standar pelayanan minimum dimaksud dapat diusulkan oleh instansi
pemerintah yang menerapkan PPK-BLU.
6. Standar pelayanan minimum dimaksud harus mempertimbangkan kualitas
layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk
mendapatkan layanan.
7. BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas
barang/jasa layanan yang diberikan.

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab 139
Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap
Efektivitas Penganggaran Pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo

8. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan sebagaimana dimaksud


ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per
unit layanan atau hasil per investasi dana
9. Tarif layanan dimaksud diusulkan oleh BLU kepada menteri/pimpinan
lembaga sesuai dengan kewenangannya.
10. Usul tarif layanan dan menteri/pimpinan lembaga sesuai dengan
kewenangannya.
11. Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN diberlakukan sebagai
pendapatan BLU. (tambahan sumber pembiayaan dari APBN tetap
dimungkinkan).
12. Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau
badan lain merupakan pendapatan operasional BLU.
13. Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan
pendapatan yang harus diperlakukan sesuai dengan peruntukan.
14. Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya
merupakan pendapatan bagi BLU.
15. Pendapatan dimaksud dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja
BLU sesuai Rencana Bisnis dan Anggaran BLU.
16. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan usulan
tambahan anggaran dari APBN kepada Menteri Keuangan / Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) melalui menteri/pimpinan lembaga
sesuai dengan kewenangannya
17. Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri dari pegawai negeri
sipil dan/atau tenaga profesional non-pegawai negeri sipil sesuai dengan
kebutuhan BLU.
18. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai
BLU yang berasal dari pegawai negeri sipil dimaksud disesuaikan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
19. Pejabat pengelola, dewan pengawas, dan pegawai BLU dapat diberikan
remunerasi berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan
profesionalisme yang diperlukan.
20. Remunerasi dimaksud ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan/pimpinan lembaga, sesuai dengan kewenangannya.

D. Pengelolaan Keuangan BLU


Dalam pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum diperlukan
Perencanaan yang matang, sehingga dari perencanaan tersebut pekerjaan yang
dikerjakan sesuai dengan Prosedur Operasi Standar Badan Layanan Umum dan

140 Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Mahfiza

menghasilkan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum yang transparan dan


akuntabel.

1. Perencanaan dan Penganggaran


Sebagaimana instansi pemerintah yang lain, Badan Layanan Umum
juga diwajibkan menyusun perencanaan strategis lima tahunan danrencana kerja
dan anggaran tahunan yang disebut dengan Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA). Dalam menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan, Badan Layanan
Umum mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga
(Renstra KL). Sedangkan dalam menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA) tahunan, Badan Layanan Umum mengacu kepada rencanastrategis
bisnis.
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) memuat antara lain kondisi kinerja
BLU tahun berjalan, asumsi makro dan mikro, target kinerja (output yang
terukur), analisis dan perkiraan biaya per output dan agregat, perkiraan
harga,anggaran, serta prognosa laporan keuangan. Rencana Bisnis Anggaran
juga memuat prakiraan maju (forward estimate) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Rencana bisnis anggaran tersebut disusun
dengan menganut polaanggaran fleksibel (flexible budget) dengan suatu
persentase ambang batas tertentu.Rencana Bisnis Anggaran merupakan refleksi
program dan kegiatan dari kementerian negara dan disusun berdasarkan basis
kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya.
RBA-BLU disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuanpendapatan
yang diperkirakan akanditerima masyarakat, badan laindan APBN. Dalam hal
BLU pemerintah daerah atau dalam hal ini Perguruan Tinggi ditunjuk
sebagaipelaksana anggaran dekonsentrasi/tugas pembantuan, prosespengelolaan
keuangan diselenggarakan secara terpisah berdasarkanketentuan yang berlaku
dalam pelaksanaan APBN.
Badan Layanan Umum(BLU) mengajukan Rencana Bisnis Anggaran
(RBA) kepada menteri/pimpinanlembaga untuk dibahas sebagai bagian dari
RKA-KL,rencana kerja dan anggaran lembaga, atau rancangan anggaran belanja
disertaidengan usulan Standar Pelayanan Minimum dan biaya dari keluaranyang
akan dihasilkan. RBA-BLU yang telah disetujui olehmenteri/pimpinan lembaga
diajukan kepada MenteriKeuangan, sesuai dengan kewenangannya, sebagai
bagian RKA-KL, rencana kerja dan anggaran.
2. Prosedur Operasi Standar
RBA BLU digunakan sebagai acuan dalam menyusun dokumen
pelaksanaan anggaran BLU untuk diajukan kepada Menteri Keuangan sesuai
dengan kewenangannya. Dokumen pelaksanaan anggaran BLU paling sedikit
mencakup:
a. seluruh pendapatan dan belanja,

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab 141
Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap
Efektivitas Penganggaran Pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo

b. proyeksi arus kas,


c. jumlah dan kualitas jasa dan/atau barang yang akan dihasilkan olehBLU.
Dalam pengelolaan anggaran BLU setiap Fakultas dan Unit diberikan
kewenangan untuk mengelola anggaran dengan acuan RKAKL yang telah
diterbitkan untuk dikelola.Semuanya tercakup pada Prosedur Operasi Standar
Badan Layanan Umum (BLU) dimana semua bendahara Fakultas dan Unit
berperan penting dalam pengelolaan anggaran tersebut.
Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri
Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya, menjadidasar bagi BLU
untuk menarik dana yang bersumber dariAPBN. BLU berhak menarik dana
secara berkala sebesar selisih (mismatch) antara jumlah kas yang tersedia
ditambah dengan aliran kas masuk yang diharapkan dengan jumlah pengeluaran
yang diproyeksikan, dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM).

3. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan


Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Laporan keuangan
menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonominya.
Pada pelaksanaan pengelolaan anggaran setiap Bendahara Fakultas dan
Unit bertanggung jawab untuk melaporkan semua pengeluaran yang telah
digunakan untuk selanjutnya diverifikasi untuk selanjutnya diproses dalam
penerbitan Surat SP2D.
Laporan keuangan BLU merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari
laporan pertanggungjawaban keuangan kementeriannegara/lembaga/SKPD/
pemerintah daerah. Dalam menyusun laporan pertanggung jawaban, BLU
menggunakan standar akuntansi yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan
Indonesia. Sesuai ketentuan yang berlaku, kekayaan BLU merupakan kekayaan
yang tidak terpisahkan dari kekayaan pemerintah pusat maka Laporan keuangan
yang disajikan harus dikonsilidasi sehingga merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan Kementerian Negara. Karena laporan
keuangan Kementerian Negara disusun dengan menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintah maka laporan keuangan BLU harus di konversi ke dalam
akun-akun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.

E Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dimaksudkan adalah untuk mengetahui alur dalam
penelitian ini..Oleh karena itu penulis menuangkan ke dalam kerangka
pemikiran sebagai berikut :

142 Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Mahfiza

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM


(X)

PERENCANAAN DAN PROSEDUR OPERASI PELAPORAN DAN


PENGANGGARAN STANDAR BLU PERTANGGUNG JAWABAN
(X1) (X2) KEUANGAN
(X3)

EFEKTIVITAS AGGARAN
(Y)

Gambar 2.3 : Kerangka Berpikir

1.4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


A Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
menggunakan path analysis (analisis jalur). Adapun hasil pengujian hipotesis
dan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.10
Hasil Estimasi Pengujian Hipotesis dan Besarnya Pengaruh variabel
X terhadap Y

Pengaruh Besarnya
Variabel X Nilai Nilai Crombact Hasil Kesimpulan
Terhadap Y Pengaruh Sig Alpha
X1,X2,X3ÆY 0,907 0,000 0,05 Signifikan Diterima
X1 Æ Y 0,175 0,018 0,05 Signifikan Diterima
X2 Æ Y 0,201 0,019 0,05 Signifikan Diterima
X3 Æ Y 0,761 0,000 0,05 Signifikan Diterima

Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2015 dengan SPSS 20 For Windows

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab 143
Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap
Efektivitas Penganggaran Pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo

Berdasarkan tabel yang tunjukkan di atas, dapat dijelaskan bahwa besarnya


koefisien pengaruh Sitem Pengelolaan Keuangan yang meliputi Perencanaan
dan Penganggaran (X1), Prosedur Operasi Standar BLU (X2), Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan (X3) secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel Efektivitas Penganggaran (Y) di Universitas
Negeri Gorontalo sebesar 0,907 (90,7%) pada taraf uji signifikansi 5% dimana
nilai sig. < nilai Alpha (α) = 0.000 < 0.05.
Secara parsial pengaruh sub variabel Perencanaan dan Penganggaran
(X1) berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran di
Universitas Negeri Gorontalo sebesar 0,175 (17,5%) pada taraf uji signifikansi
5% dimana nilai sig. < nilai Alpha (α) = 0.018 < 0.05. Begitupula pengaruh sub
variabel Prosedur Operasi Standar BLU (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Efektivitas Penganggaran (Y) di Universitas Negeri Gorontalo sebesar
0,201 atau (20,1%,) pada taraf uji signifikansi 5% dimana nilai sig. < nilai
Alpha (α) = 0.019 < 0.05. Adapun sub variabel Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan (X3) berpengaruh positif dan Signifikan
terhadap Efektivitas Penganggaran (Y) di Universitas Negeri Gorontalo sebesar
0,761 atau (76,1%) dimana nilai sig. < nilai Alpha (α) = 0.000 < 0.05.
Dengan demikian dari hasil pengujian statistik secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan pada penelitian ini terbukti dapat
diterima.
Berdasarkan olahan data dan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada
tabel 4.12 di atas, maka koefisien jalur dari variabel X1, X2 dan X3 serta
variabel luar terhadap variabel Y dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
ε

X1
0,093
0,175

0,499

X2 0,201
0,209
Y
0,538

0,761

X3

144 Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Mahfiza

Gambar 4.1 Koefisien Jalur variabel X1,X2,X3, dan variabel lain terhadap variabel Y
Dari gambar di atas, dapat dibuatkan persamaan structural jalur sebagai berikut :
Y = -0,185 + 0,175 X1 + 0,201 X2 + 0,761 X3+0,093e
R square = 0,907
Dari persamaan struktural jalur diatas, maka secara sistematis pengaruh
variabel Sistim Pengelolaan Keuangan yang meliputi Perencanaan dan
Penganggaran (X1), Prosedur Operasi Standar BLU (X2), Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan (X3) baik secara Simultan maupun secara
parsial terhadap Efektivitas Penganggaran dapat dijabarkan pada tabel 4.13
berikut :

Tabel 4.11 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur Pengaruh


Lansung, Tidak Lansung dan Pengaruh Total Variabel X
Terhadap Y
Pengaruh Kausal
Pengaruh Tidak Total
Lansung
Variabel Lansung
X1 terhadap Y 0,175 - 0,175 atau
17,5,%
X2 terhadap Y 0,201 _ 0,201 atau 20,1%
X3 terhadap Y 0,761 _ 0,761 atau 76,1%
X1,X2,X3 terhadap Y 0,907 atau 90,7%
Pengaruh Variabel Lain/Variabel Luar 0,093 atau 9,3%
yang tidak diteliti

Sumber : Olahan data dengan SPSS 20


4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil data statistik dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan di atas, maka dapat dijelaskan masing-masing hipotesis sebagai
berikut :
a. Hipotesis 1 : Sistem Pengelolaan Keuangan (X), Secara Simultan
Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Efektivitas
Penganggaran pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo.

Besarnya pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan berkonstribusi


terhadap Efektivitas Penganggaran adalah sebesar 90,7% , hal ini
menunjukkan bahwa efektivitas penganggaran pada BLU Uiversitas Negeri
Gorontalo berjalan dengan baik karena telah dilakukan perencanaan dan
pengelolaan yang matang sesuai dengan prosedur operasi standar Badan
Layanan umum yang telah diatur oleh kementerian keuangan. Dari hasil

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab 145
Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap
Efektivitas Penganggaran Pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo

pengelolaan anggaran bendahara fakultas dan unit, dilaporkanlah seluruh


pengeluaran yang telah digunakan dalam sebuah laporan keuangan kepada
kementerian negara dengan mengacu kepada Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Pasal 7 Tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran dimana dalam penyusunan
anggaran wajib mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya dan
evaluasi kinerja, Perguruan Tinggi diwajibkan untuk menyampaikan
laporan keuangan yang akuntabel dan transparan yang mampu memberikan
pencitraan publik yang baik. Laporan Keuangan dimaksudkan untuk
menyajikan dan mengungkapkan secara penuh aktivitas Universitas
termasuk unit-unit didalamnya dan sumber daya ekonomi yang
dipercayakan oleh para penyumbang, kreditur, donator dan pihak lain serta
untuk mempertannggungjawabkannya sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan memperhatikan prinsip-prinsip
akuntabilitas dan transparansi.
Adapun variabel lain yang tidak diteliti secara mendalam dan ikut
mempengaruhi penelitian ini sebesar 9,3 % adalah Pengelolaan keuangan
pada BLU yang juga merupakan kewenangannya yakni pengawasan
keuangan dan evaluasi kinerja
b. Hipotesis 2 : Perencanaan dan Penganggaran (X1) berpengaruh
Positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran pada
Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalo

Berdasarkan hasil olahan data, kosntribusi yang diberikan atas


pengaruh perencanaan dan penganggaran (X1) terhadap Efektivitas
Penganggaran(Y) pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri
Gorontalo sebesar 0,175 atau 17,5% dengan probabilitas nilai sig = 0,018
< 0,05. Hasil tersebut menggambarkan bahwa perencanaan strategis yang
disusun oleh Badan Layana Umum telah mengacu pada Rencana Strategis
Kementerian Negara/Lembaga (Renstra KL) dan Rencana Strategi Bisnis
dengan muatan asumsi makro dan mikro yang terukur sehingga sangat
menunjang efektivitas penganggaran di Universitas Negeri Gorontalo
Laila S.Nasution (2012;20) Pengelolaan dana perguruan tinggi
memerlukan model pengelolaan yang lebih tepat, akurat dan informatif
agar dapat mengelola dana yang jumlahnya terbatas menjadi lebih efektif
dan efisien serta senantiasa mampu menyediakan informasi yang
dibutuhkan.

146 Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Mahfiza

c. Hipotesis 3 : Prosedur Operasi Standar BLU (X2) berpengaruh


positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran (Y)
pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalo

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, Prosedur Operasi


Standar Badan Layanan Umum memberikan konstribusi sebesar 20,1% dengan
probabiltas(sig) 0,019 < 0.05 tehadap Efektivitas Penganggaran . konstribusi
tersebut menggambarkan bahwa penyelenggaraan kegiatan pelayanan umum di
Universitas Negeri Gorontalo telah dilaksanakan sesuai dengan yang tercantm
dalam dokumen pelaksanaan anggaran dan berhak mengelola dana sebagaimana
tertuang dalam dokumen pelaksanaan anggaran tersebut, sehingga secara
otomatis dapat diefektifkan anggaran yang dikeluarkan.
Menurut buku pedoman Pola Tata Kelola Universitas Negeri
Gorontalo tahun 2008, Standar Operasional prosedur dimaksudkan sebagai
panduan seragam bagi pihak pengelola keuangan, bertujuan untuk memahami
alur proses kegiatan operasional, pencatatan, bahan evaluasi suatu proses,
meningkatkan tata kelola keuangan yang baik secara efisien, efektif transparan
danakuntabel serta mengembangkan sistem pengendalian Intern bidang
keuangan secara berkesinambungan .
Hipotesis 4 : Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan
(X3) berpengaruh positif dan Signifikan terhadap Efektivitas
Penganggaran (Y) pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo
d.
Berdasarkan hasil olahan data, kosntrbusi yang diberikan atas
pengaruh Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan(X3) terhadap
Efektivitas Penganggaran (Y) pada Badan Layanan Umum (BLU)
Universitas Negeri Gorontalo adalah sebesar 76,1%. dengan probabilitas
nilai sig. < nilai Alpha (α) = 0.000 < 0.05. konstribusi variabel X3 ini
memberikan pengaruh yang dominan karena laporan keuangan BLU
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
pertanggungjawaban perguruan tinggi dan merupakan acuan untuk
mengetahui kemajuan suatu perguruan tinggi. kekayaan Badan Layanan
Umum Universitas Negeri Gorontalo adalah merupakan kekayaan yang
tidak terpisahkan dari kekayaan pemerintah pusat./kementerian negara.
Salah satu bentuk pelaporan pertanggungjawaban keuangan yang
dilakukan oleh Badan Layanan Umum, menurut Laila S.Nasution
(2012;24) adalah laporan belanja BLU yang terdiri dari unsur biaya yang
sesuai dengan sumber struktur biaya yang tertuang dalam Rencana Bisnis
Anggaran yang pengelolaanya bersifat fleksibel berdasarkan kesetaraan
antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran sesuai

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab 147
Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap
Efektivitas Penganggaran Pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo

dengan praktek bisnis yang sehat. Pengelolaan belanja berlaku dalam


ambang batas sesuai dengan yang ditetapkan dalam RBA sehingga kalau
belanja melampauhi ambang batas RBA, harus mendapat persetujuan dari
Menteri Keuangan untuk BLU, dan jika terjadi kekurangan anggaran, dapat
mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBN/APBD kepada Menteri
Keuangan melalui pimpinan lembaga/Rektor.

1.5 . Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistim Pengelolaan Keuangan (X) yang meliputi : Perencanaan dan
Penganggaran (X1), Prosedur Operasi Standar Badan Layanan Umum
(X2), Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan (X3) secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran (Y)
pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalo .
Sebesar 90,7%. dan selebihnya 9,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang
belum diteliti, misalnya pengawasan keuangan dan evaluasi kerja pada
Badan Layanan Umum Universitas Negeri Gorontalo
2. Sistim Pengelolaan Keuangan (X) yang meliputi :
d. Perencanaan dan Penganggaran (X1),secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penganggaran (Y) pada
Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Negeri Gorontalo sebesar
17,5%
e. Prosedur Operasi Standar Badan Layanan Umum (X2), secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas
Penganggaran (Y) pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo sebesar 20,1%
f. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan (X3) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas
Penganggaran (Y) pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo sebesar 76,1%

148 Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Mahfiza

DAFTAR PUSTAKA

Ami Oktaviana, 2010, Penerapan Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah


Daerah (SPKPD) Dalam Menunjang Kinerja Pengelolaan Keuangan
(Studi Kasus Pada Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat), Bandung

Depkeu., 2006. Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan


Umum.Departemen Keuangan Republik Indonesia.Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 08/PMK.02/2006. Jakarta.

Depkeu., 2006. Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola,


Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor. 10/PMK.02/2006. Jakarta

Depkeu., 2006. Pembentukan Dewan Pengawas pada Badan Layanan


Umum.Peraturan Meteri Keuangan Nomor 09/PMK.02/2006. Jakarta

Halim, Abdul. 2004, Akuntansi Keuangan Daerah; Penerbit Salemba Empat,


Jakarta.

_____________, 2004.Akuntansi Keuangan Daerah, Penerbit Salemba


Empat,Jakarta.

IAI. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta

Joko Supriyanto dan Suparjo, “Badan Layanan Umum : Sebuah Pola Pemikiran
Baru atas Unit Pelayanan Masyarakat”, disarikan dari Acara Workshop
Penyusunan RPP tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(BLU).

Laila S.Nasution, 2012, Sistem Pengelolaan Keuangan Perguruan Tinggi


BHMN Sebelum dan Sesudah Terbitnya PP No.66 Tahun 2010, Medan

Mardiasmo,2004.,Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: Penerbit ANDI

_________., 2002.Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah; Edisi Dua


Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta

_________., 2003.Akuntansi Sektor Publik; Yogyakarta:PenerbitAndi Ofset

__________., 2009. Akuntansi Sektor Publik.Andi.Yogyakarta.

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab 149
Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Terhadap
Efektivitas Penganggaran Pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas
Negeri Gorontalo

Pemerintah RI., 2004. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara. Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Badan Layanan Umum (BLU). Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tatacara Penghapusan


Piutang Negara/Daerah

Ridwan.2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.Bandung:


Alfabeta
Supriyanto, Djoko dan Suparjo, “Badan Layanan Umum : Sebuah Pola
Pemikiran Baru atas UnitPelayanan Masyarakat”, disarikan dari Acara
Workshop Penyusunan RPP tentang PengelolaanKeuangan Badan
Layanan Umum (BLU).
Sistem Akuntansi Keuangan Badan Layanan Umum Universitas Negeri
Gorontalo SK No. 289/UN47.A2/KU/2011

150 Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X

Anda mungkin juga menyukai