Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya, pada gilirannya dapat mendukung percepatan
pembangunan daerah dan nasional.
Sekolah tinggi ilmu kesehatan baiturrahim jambi mempunyai 5 bidang
studi dibidang kesehatan antara lain program studi ilmu keperawatan,
program studi ilmu gizi, program studi d3 keperawatan, program studi diii
kebidanan dan diii fisioterapi telah menyelenggarakan kukerta terpadu yang
memberikan kontribusi kepada masyarakat dibidang kesehatan pada
umumnya.
Tujuan kukerta terpadu adalah mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
masing-masing program studi ketatanan nyata dimasyarakat sehingga
memberikan sinergi dalam praktek kukerta dengan tidak mengabaikan
kompetensi yang dicapai prodi masing-masing serta belajar hidup
bermasyarakat.
Kukerta merupakan proses transformasi dari mahasiswa ketatanannya
yang didalamnya terdapat komunitas yang syarat dengan model peran,
suasana dan lingkungan yang kondusif untuk perubahan perilaku peserta
didik. Program kukerta ini dilaksanakan diluar kampus untuk mendapatkan
pengalaman dimasyarakat dalam meminimalisasi/mengatasi masalah
kesehatan yang ada di masyarakat.
Melalui pengalaman belajar dalam tatanan nyata dimasyarakat,
khususnya tatanan pelayanan kesehatan peserta didik lebih peka dan mampu
mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan umumnya dengan menerapkan
asuhan kepada individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat.

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
setelah melakukan kuliah kerja nyata, mahasiswa akan dapat
meningkatkan kemampuan dalam mengenali masalah kesehatan yang
terdapat di masyarakat, mengorganisasikan potensi dan sumber daya
yang dimiliki untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi serta
memberikan gambaran hasil kegiatan kuliah kerja nyata serta rencana
tindak lanjut di kecamatan sungai gelam meliputi desa kebun ix, desa
ladang panjang, desa parit, desa petaling jaya, desa mingkung, desa sido
mukti, desa sumber agung, dan desa gambut jaya.

2. Tujuan khusus
setelah melakukan kuliah kerja nyata di kecamatan sungai gelam
meliputi desa kebun ix, desa ladang panjang, desa parit, desa petaling
jaya, desa mingkung, desa sido mukti, desa sumber agung, dan desa
gambut jaya, mahasiswa mampu :
a. Membina hubungan baik dengan komunitas yang dibina dengan
mengenal wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta masalah kesehatan
yang sedang dihadapi.
b. Bekerja sama dengan komunitas dalam melaksanakan pendataan
kesehatan.
c. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terdapat di kecamatan
sungai gelam khususnya meliputi desa kebun ix, desa ladang
panjang, desa parit, desa petaling jaya, desa mingkung, desa sido
mukti, desa sumber agung, dan desa gambut jaya dan rencana
kegiatan yang telah disepakati bersama dengan masyarakat.
d. Bekerjasama dengan tokoh-tokoh dikomunitas, sektor yang terkait
dalam memberikan dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang
dan yang akan dihadapi.
e. Mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian tujuan asuhan
keperawatan masyarakat.

2
C. Manfaat kuliah kerja nyata
1. Mahasiswa stikba jambi
a. Memperdalam pengertian terhadap cara berpikir dan bekerja secara
kolaborasi dengan pendekatan interdisipliner.
b. Memperdalam pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan
iptek bagi pelaksana bidang kesehatan.
c. Memperdalam pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang
dihadapi masyarakat dibidang kesehatan.
d. Mendewasakan daya nalar dalam melakukan penelaahan, perumusan,
dan pemecahan masalah secara komprehensif.
e. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan masyarakat
berdasarkan iptek secara interdisipliner.
f. Menjadi inisiator, motivator, mediator, dan dinamisator masyarakat
dalam meningkatkan kualitas hidup.
g. Mengasah dan meningkatkan kecerdasan social dalam kehidupan
bermasyarakat.

2. Masyarakat
a. Memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, dan iptek dalam
merencanakan dan melaksanakan pembangunan bidang kesehatan.
b. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan,
merumuskan, dan melaksanakan pembangunan, memperoleh
pengalaman dalam mengenali berbagai potensi yang ada di
masyarakat.
c. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menggali serta
menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga mampu
berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
d. Pembentukan kader-kader yang berkualitas di dalam masyarakat
untuk menjamin keberlanjutan upaya pembangunan, mendayagunakan
potensi masyarakat untuk melaksanakan program pembangunan
kesehatan di desa.

3
3. Kabupaten/ kota
a. Memperole bantuan sumber daya dalam menggali informasi potensi
masyarakat dan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat.
b. Memperoleh bantuan sumber daya dalam mempercepat pelaksanaan
pembangunan bidang kesehatan.
c. Memperoleh bantuan sumberdaya dalam mempercepat proses
penyampaian informasi kepada masyarakat.

4. Sekolah tinggi ilmu kesehatan baiturrahim jambi


a. Bentuk pengintegrasian kegiatan pendeidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat sebagai implementasi tridharma
perguruan tinggi.
b. Memperoleh umpan balik bagi pengembangan kurikulum materi
kuliah dan disiplin ilmu yang dikembangkan.
c. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerja sama dengan
instansi terkait di daerah melalui rintisan kerjasama mahasiswa yang
melaksanakan kukerta terpadu.

D. Ruang lingkup
ruang lingkup kuliah kerja nyata mahasiswa sekolah tinggi ilmu
kesehatan baiturrahim jambi ini adalah kecamatan sungai gelam meliputi desa
kebun ix, desa ladang panjang, desa parit, desa petaling jaya, desa mingkung,
desa sido mukti, desa sumber agung, dan desa gambut jaya. Adapun ruang
lingkup materi yang diberikan pada saat kegiatan penyuluhan ditujukan pada
masyarakat kecamatan sungai gelam yang meliputi dimana kegiatannya telah
disesuaikan dengan permasalahan kesehatan di masing-masing desa dan telah
disepakati bersama di musyawarah masyarakat desa di masing-masing desa,
yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat.
Kegiatan daerah kuliah kerja nyata ini dilaksanakan pada tanggal 05 februari
– 23 februari 2015.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Masyarakat


Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, sehingga manusia
perlu hidup bermasyarakat, karena pada dasarnya manusia mempunyai naluri
untuk hidup berkawan yang dinamakan naluri greegariousness,karena itulah
manusia disebut sebagai “social animal” yang artinya hewan yang ingin
hidup bersama / bermasyarakat. Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab,
yaitu syrak yang artinya saling bergaul dan saling berperan serta (ali zaidin,
1999). Menurut beberapa ahli, masyarakat didefinisikan sebagai berikut :
1. Menurut maclver dan page, masyarakt adalah suatu sistem dari kebiasaan
dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok,
penggolongan dan pengawasan tingkah laku, serta kebebasan – kebebasan
manusia.
2. Menurut ralp linton (ahli antropologi), masyarakat adalah sekelompok
manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai kesatuan
dengan batas – batas tertentu.
3. Menurut selo sumarjdan, masyarakat adalah orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan.

B. Unsur – Unsur Pembentuk Masyarakat


Masyarakat terbentuk atas berbagai unsur, antara lain tertera dibawah ini.
1. Kategori sosial
Adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri
yang objektif dikarenakan manusia – manusianya, seperti jenis kelamin,
usia, dan pendapatan masyarakat bisa disebut sebagai kategori apabila
kriteria :
a. Tidak ada interaktif antar anggota
b. Tidak ada ikatan moral

5
c. Tidak ada harapan – harapan peran

Contoh : masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya


bahwa ada kategori warga jenis kelamin laki – laki dan kategori warga
jenis kelamin perempuan dengan maksud membedakan penyakit yang
spesifik dari kedua jenis kelamin tersebut.

2. Golongan sosial
Adalah suatu kesatuan manusia yang ditandai dengan ciri – ciri
tertentu yang sering kali ciri – ciri itu dikenakan pada meraka dari pihak
luar kalangan mereka sendiri, namun golongan sosial terikat oleh sistem
nilai, moral, dan adat istiadat tertentu. Contoh : di negara indonesia ada
konsep golongan pemuda. Golongan ini terdiri atas manusia yang
disatukan berdasarkan ciri – ciri tertentu, yaitu sifat muda. Misalnya
golongan gepeng (gelandangan dan pengamen), golongan ini disatukan
berdasarkan ciri tertentu, yaitu status sosial yang rendah.

3. Komunitas
Adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati wilayah
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat /
dibatasi wilayah geografi. Contoh : kesatua – kesatuan seperti kota, desa,
rt, rw, dll.

4. Kelompok
Adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya,
mempunyai adat istiadat tertentu, norma – norma yang berkesinambungan
dan adanya rasa identitas yang sama, serta punya organisasi dan sistem
pimpinan. Contoh : kelompok yang terikat oleh hubungan keturunan.
Misalnya masyarakat batak yang terikat oleh hubungan organisasi adat,
bagitu pula dengan kepala adat diminang kabau.

6
5. Perhimpunan
Adalah kesatuan manusia yang berdasarkan sifat, tugas, dan atau
guna yang sifat hubungannya berdasarkan kontrak serta pimpinan
berdasarkan wewenang dan kontrak.
Contoh : himpunan berdasarkan kelompok ilmu pengetahuan, misalnya
organisasi profesi ppni (persatuan perawat nasional indonesia). Ibi (ikatan
bidan indonesia), idi (ikatan dokter indonesia), persakmi (persatuan sarjana
kesehatan masyarakat indonesia dan sebagainya) (efendi, nasrul, 1989).

C. Ciri – Ciri Masyarakat


Berikut ini adalah ciri – ciri masyarakat menurut efendi, 1989 :
1. Adanya interaksi diantara sesama anggota.
2. Saling ketergantungan.
3. Menempati wilayah dengan batas tertentu.
4. Adanya adat istiadat, norma, hukum, serta aturan yang mengatur pola
tingkah laku anggotanya.
5. Adanya rasa identitas yang kuat dan mengikat semua warganya seperti :
bahasa, pakaian, simbol – simbol tertentu (perumahan) : benda – benda
tertentu (mata uang, alat pertanian), dll.
6. Adanya kesinambungan dalam waktu.

Dengan demikian, tidak semua manusia yang bergaul dan berinteraksi


itu adalah masyarakat. Misalnya sekumpulan manusia yang menonton
pertandingan sepak bola tidak dapat disebut sebagai masyarakat, karena
mereka tidak dapat memiliki ikatan apapun kecuali perhatian yang sama
terhadap sepak bola.

D. Jenis Masyarakat
1. Masyarakat desa
Berikut ini adalah masyarakat desa :
a) Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.

7
b) Adat istiadat masih dipegang kuat sekali.
c) Sebagian besar memiliki kepercayaan terhadap hal – hal gaib.
d) Tingkat buta huruf masih tinggi.
e) Masih berlaku hukum tak tertulis.
f) Jarang bahkan tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang
teknologi dan keterampilan.
g) Sistem ekonomi sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
sebagian kecil dijual.
h) Gotong royong sangat kuat.
2. Masyarakat kota
Berikut ini ciri – ciri dari masyarakat kota
a) Hubungan didasarkan atas kepentingan pribadi
b) Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dan saling
memengerahi
c) Kepercayaan masyarakat sangat kuat akan manfaat ilmu pengetahuan
dan tekhnologi
d) Strata masyarakat di golongkan menurut profesi dan keahlian
e) Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata
f) Hukum yang berlaku adalah tertulis
g) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar

E. Syarat – Syarat Terbentuknya Masyarakat


Adapun menurut priharjo, robert, 1996 untuk membentuk suatu
perkumpulan yang bisa disebut sebagai masyarakat harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
a) Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari
kelompok yang bersangkutan. Adapun hubungan timbal balik antara
anggota yang satu dengan yang lain.
b) Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama , sehingga hubungan antar
mereka bertambah erat.
c) Bersstruktur, barkaiadah, dan mempunyai pola perilaku.

8
d) Bersistem dan berproses.

F. Tipe – Tipe Masyarakat


Adapun tipe-tipe masyarakat menurut ali zahdi, 1999 antara lain :
a) Masyarakat paguyuban , yaitu suatu kelompok yang didalamnya terdiri
atas anggota-anggota yang hidup bersama dan masing-masing diikat oleh
hubungan batin dan murni.
b) Masyarakat patembangan yaitu kelompok dimana antar anggota nya
bersifat longgar berjangka tertentu
c) In group yait7u kelompok yang anggotanya di jadikn tempat untuk
mengindetifikasikan jati dirinya.
d) Out group yaitu kelompiok yang di tandai dengan adanya saling mengenal
antara anggota anggotanya , adanya kerjasama yang erat dan bersifat
pribadi.
e) Secondary group yaitu kelompok sosial yang terdiri atas banyak orang
yang kerja sama antar anggotanya bersifat rasional dan ekonomis.

9
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH

Pada bab ini akan diuraikan tentang data hasil pengkajian yang telah
dilakukan di kecamatan sungai gelam meliputi desa kebun ix, desa ladang
panjang, desa parit, desa petaling jaya, desa mingkung, desa sido mukti, desa
sumber agung, dan desa gambut jaya. Data hasil pengkajian tersebut ditabulasi
lalu disajikan dalam bentuk tabel tekstur dan distribusi, kemudian dianalisa. Dari
kegiatan tabulasi diperoleh hasil sebagai berikut :

A. Data kecamatan
1. Letak geografis
a. Batas wilayah
 Sebelah barat : Kota Madya, Jambi
 Sebalah timur : Sumatera Selatan/ Kec. Bayung Lincir
 Sebelah utara : Kumpe Ulu
 Sebelah selatan : Kecamatan Mestong
b. Luas wilayah
Kecamatan sungai gelam dengan luas wilayah ± 628.96 km2, terdiri
dari 11 kecamatan dan 156 desa.
c. Iklim
Iklim kecamatan sungai gelam kabupaten muaro jambi mempunyai
iklim kemarau dan penghujan. Hal tersebut mempunyai pengaruh
terhadap hasil perkebunan dan pemeliharaan hewan ternak.

2. Pemetaan
Dari kecamatan sungai gelam kami mendapat 8 wilayah kerja terbagi
atas 10 posko, ruang lingkup wilayah kerja yang diambil meliputi desa
kebun ix, desa ladang panjang, desa parit, desa petaling jaya, desa
mingkung, desa sido mukti, desa sumber agung, dan desa gambut jaya.

10
Desa kebun ix terdiri dari 28 rt dan terdiri dari 4 dusun. Berdasarkan
data yang di dapat dari masing-masing desa, maka dapat dijelaskan secara
geografis desa kebun ix terletak di bagian wilayah administrative
kecamatan sungai gelam dengan luas wilayah ±1709,90 ha dengan batas
wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara : kota jambi dan desa tangkit
2. Sebelah selatan : desa talang belido dan desa talang
kerinci
3. Sebelah timur : desa sungai gelam
4. Sebelah barat : desa mekar jaya dan kota jambi

Desa ladang panjang terdiri dari 26 rt dan terdiri dari 4 dusun. Secara
geografis desa ladang panjang terletak dengan luas wilayah ± 31.231.28 ha
dengan lebar ± 20 km panjang 30 km dan dengan batas wilayah :
1. Sebelah timur : desa talang belido
2. Sebelah timur : desa tri mulya jaya
3. Sebelah selatan : provinsi sumatra selatan
4. Sebelah barat : desa suka maju

Desa parit terdiri dari 9 rt terdiri dari 2 dusun. Secara geografis desa
parit terletak di bagian timur kabupaten muaro jambi dengan luas wilayah
± 4.186 ha dan dengan batas wilayah :
1. Sebelah utara : kecamatan kumpeh ulu
2. Sebelah barat : desa sungai gelam
3. Sebelah selatan : desa sungai gelam
4. Sebelah timur : desa sumber agung

11
Desa petaling jaya terdiri dari 16 rt terdiri dari 3 dusun, dengan luas
wilayah ± 1.159,71 ha dan dengan batas wilayah :
1. Sebelah utara : desa sungai gelam
2. Sebelah barat : desa tri mulya jaya
3. Sebelah selatan : desa sido mukti / perbatasan palembang
4. Sebelah timur : desa mingkung

Desa mingkung jaya terdiri dari 24 rt terdiri 3 dusun, dengan luas


wilayah 1.142,57 ha dan dengan batas wilayah :
1. Sebelah utara : desa sungai gelam
2. Sebelah barat : desa petaling jaya
3. Sebelah selatan : sumatera selatan
4. Sebelah timur : desa sungai gelam dan sumatera selatan

Desa sido mukti teletak di bagian selatan desa petaling jaya dengan
luas wilayah + 856,59 ha terdiri dari 14 rt terdiri atas 3 dusun, dan dengan
batas wilayah :
1. Sebelah utara : desa petaling jaya
2. Sebelah barat : desa tri mulya jaya
3. Sebelah selatan : desa muara medak sumsel
4. Sebelah timur : desa mingkung jaya

Desa sumber agung terdiri dari 23 rt terdiri atas 5 dusun, dengan luas
wilayah + 2.300 ha dan dengan batas wilayah :
1. Sebelah utara : desa sungai gelam
2. Sebelah barat : desa sungai gelam
3. Sebelah selatan : desa sungai gelam
4. Sebelah timur : desa gambut jaya

12
Desa gambut jaya terdiri dari 11 rt terdiri atas 3 dusun, dengan luas
wilayah ± 2600 ha dan dengan batas wilayah :
1. Sebelah utara : desa arang-arang
2. Sebelah barat : desa sumber agung
3. Sebelah selatan : desa parit
4. Sebelah timur : desa sungai gelam

B. Hasil pendataan
Disatu sisi, jumlah penduduk yang besar biasanya bisa menjadi modal
dasar pembangunan baik kesehatan maupun pemerintahan. Namun, disisi lain
jumlah penduduk yang besar bisa menjadi beban dalam rangka percepatan
pembangunan, apalagi tidak didukung potensi sumber daya manusia (sdm)
yang berkualitas. Idealnya, jumlah penduduk yang besar harus diimbangi
dengan sdm yang besar pula. Tujuannya adalah agar terjadi keseimbangan
(balance).
Dari hasil pendataan yang dilakukan di kecamatan sungai gelam,
khususnya desa kebun ix, desa ladang panjang, desa parit, desa petaling jaya,
desa mingkung jaya, desa sido mukti, desa sumber agung dan desa gambut
jaya. Yang dilaksanakan pada tanggal 05 – 23 februari 2015, didapatkan
jumlah penduduk dari desa yang disebut diatas sebanyak 16.340 jiwa, dengan
jumlah kepala keluarga (kk) sebanyak 4.502 kk.
Adapun akumulasi jumlah penduduk kecamatan sungai gelam,
khususnya desa kebun ix, desa ladang panjang, desa parit, desa petaling jaya,
desa mingkung jaya, desa sido mukti, desa sumber agung dan desa gambut
jaya berdasarkan jenis kelamin, jumlahnya untuk laki-laki sebanyak 8517
jiwa dan perempuan 7823 jiwa.
Adapun mayoritas pekerjaan penduduk kecamatan sungai gelam,
khususnya desa kebun ix, desa ladang panjang, desa parit, desa petaling jaya,
desa mingkung jaya, desa sido mukti, desa sumber agung dan desa gambut
jaya adalah petani sebanyak 2080 jiwa. Untuk yang tidak bekerja sebanyak

13
3841 jiwa, hal ini dikarenakan masih banyak penduduk yang usia sekolah
serta usia balita. Untuk selebihnya menyebar dengan pekerjaan buruh, irt,
pensiunan, swasta, tni/polri dan pns.
Mayoritas penduduk kecamatan sungai gelam, khususnya desa kebun
ix, desa ladang panjang, desa parit, desa petaling jaya, desa mingkung jaya,
desa sido mukti, desa sumber agung dan desa gambut jaya adalah beragama
islam. Dan mayoritas pendidikan terakhir adalah sd, hal ini dikarenakan
masih banyak juga penduduk yang masih usia smp.
Data yang didapat ini belum sepenuhnya sempurna, masih terdapat
beberapa kekurangan dari akumulasi beberapa data, hal ini dikarenakan
beberapa hambatan dalam pendataan yang dilakukan. Seperti keterbatasan
waktu pendataan, keluarga yang tidak ada di rumah ketika ditemui dan lain
sebagainya.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL
A. TABULASI
1. Komposisi penduduk
Tabel 1: distribusi berdasarkan umur penduduk

No. Umur Frekuensi Persentase

1 0–5 1518 9,3


2 6-12 2010 12,3
3 13-18 2058 12,6
4 19-55 9619 58,9
5 > 55 1135 6,9
Jumlah 16340 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa data distribusi penduduk
tertinggi adalah umur 19-55 tahun sebanyak 9619 orang (58,9%) dan
terendah adalah umur > 55 tahun sebanyak 1135 (6,9%)

Tabel 2: distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki – laki 8517 52,1


2. Perempuan 7823 47,9
Jumlah 16340 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan distribusi penduduk terbanyak
ada pada yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 8517 orang (52,1%)

15
Tabel 3: distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Persentase

1. Belum sekolah 1242 7,6


2. Tk 424 2,6
3. Sd 6916 42,3
4. Smp 3758 23,0
5. Sma 2951 18,1
6. Perguruan tinggi 569 3,5
7. Tidak sekolah/drop out 480 2,9
Jumlah 16340 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan tingkat pendidikan terbesar
adalah sd dengan jumlah 6915 dengan persentase (42,3%)

Tabel 4: distribusi berdasarkan jenis pekerjaan

No. Jenis pekerjaan Frekuensi Persentase

1. Pns 223 1,4


2. Tni/polri 48 0,3
3. Swasta 2130 13,0
4. Pensiunan 80 0,5
5. Petani 2080 12,7
6. Irt 3400 20,8
7. Tidak bekerja 3841 23,5
8. Lain-lain 4538 27,8
Jumlah 16340 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi jenis pekerjaan
terbanyak adalah lain-lain dengan jumlah 4358 orang (27,8%)

16
Tabel 5 : distribusi penduduk berdasarkan agama

No. Agama Frekuensi Persentase

1. Islam 15906 97,3


2. Non islam 434 2,7
Jumlah 16340 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk
beragama islam dengan jumlah 15906 orang (97,3%)

Tabel 6: distribusi berdasrkan kematian 6 bulan lalu

No. Kematian Frekuensi Persentase

1. Ya 40 0,2
2. Tidak 16300 99,8
Jumlah 16340 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kematian 6
bulan sebanyak 40 orang (0,2%)

Tabel 7: distribusi berdasarkan sebab kematian

No. Kematian Frekuensi Persentase

1. Sakit 35 87,5
2. Kecelakaan 3 7,5
3. Lain –lain 2 5,0
Jumlah 40 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian adalah
karena sakit dengan jumlah 35 orang (87,5%)

2. Bila dalam keluarga terdapat pasangan usia subur (pus)

17
Tabel 1: distribusi berdasarkan usia pus

No. Pus Frekuensi Persentase

1. < 20 thn 72 1,9


2. 21 - 25 thn 367 9,7
3. 26 - 30 thn 675 17,9
4. 31 - 35 thn 727 19,2
5. 36 - 40 thn 743 19,7
6. 41 - 45 thn 535 14,2
7. > 45 thn 659 17,4
Jumlah 3778 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi usia subur pus
terbanyak adalah usia 36 - 40 tahun sebanyak 743 orang (19,7%)

Tabel 2: penggunaan alat kontrasepsi

No. Alat kontrasepsi Frekuensi Persentase

1. Ya 2747 72,7
2. Tidak 1031 27,3
Jumlah 3778 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa banyak yang
menggunakan alat kontrasepsi dari pada yang tidak yaitu sebanyak 2747
orang (72,7%)

Tabel 3: distribusi jenis kontarasepsi

No. Jenis kontrasepsi Frekuensi Persentase

1. Iud 32 1,2
2. Pil 1165 42,4
3. Suntik 1259 45,8
4. Implant 58 2,1
5. Kondom 77 2,8
6. Non aseptor 115 4,2

18
7. Mow 14 0,5
8. Lain-lain 27 1,0
Jumlah 2747 47,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi jenis
kontrasepsi terbanyak adalah suntik sebanyak 1259 orang (45,8%)

Tabel 4: distribusi alasan tidak menggunakan alat kontrasepsi

No. Alasan Frekuensi Persentase

1. Dilarang agama 31 3,0


2. Mahal 152 14,7
3. Tidak tahu 175 17,0
4. Tidak nyaman 412 40,0
5. Lain-lain 261 25,3
Jumlah 1031 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi alasan tidak
menggunakan alat kontrasepsi terbanyak adalah tidak nyaman sebanyak
412 orang (40,0%)

Tabel 5: distribusi sumber informasi

No. Informasi Frekuensi Persentase

1. Petugas kesehatan 2311 84,1


2. Orang lain 244 8,9
3. Media elektronik 168 6,1
4. Media massa 24 0,9
Jumlah 2747 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi sumber


informasi terbanyak adalah petugas kesehatan sebnyak 236 orang (84,9%)

19
Tabel 6: distribusi kondisi kesehatan pus

No. Kondisi Frekuensi Persentase

1. Sehat 3721 98,5


2. Sakit 57 1,5
Jumlah 3778 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan distribusi kondisi pus sehat
sebanyak 3721 orang (98,5%)

Tabel 7:distribusi tindakan yang dilakukan bila sakit

No. Hal yang dilakukan Frekuensi Persentase

1. Kepelayanan kesehatan 47 82,5


2. Didiamkan saja 3 5,3
3. Obat warung 6 10,5
4. Alternatif lain 1 1,8
Jumlah 57 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan yang paling
sering dilakukan PUS saat sakit adalah kepelayanan kesehatan dengan
frekuensi 47 orang (82,5%)

Table 8: distribusi masalah kesehatan pus

No. Kondisi kesehatan Frekuensi Persentase

1. Infertil 5 8,8
2. Kista 2 3,5
3. Impotensi 0 0,0
4. Demam 14 24,6
5. Malaria 6 10,5
6. Stroke 1 1,8
7. Hipertensi 6 10,5
8. Asma 1 1,8

20
9. Lain-lain 22 38,6
Jumlah 57 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan masalah kesehatan PUS
terbanyak adalah lain-lain yaitu sebesar 22 orang (38,6%)

3. Bila dalam kelurga terdapat ibu hamil


Tabel 1: distribusi usia kehamilan

No. Usia kehamilan Frekuensi Persentase

1. 1-3 bln 34 24,6


2. 4-6 bln 48 34,8
3. 7-9 bln 56 40,6
Jumlah 138 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi usia kehamilan
terbanyak adalah 7-9 bulan sebanyak 56 orang (40,6%)

Tabel 2: distribusi peningkatan berat badan

No. Berat badan ibu Frekuensi Persentase

1. < 9 kg 7 12,5
2. 9 - 12 kg 42 75,0
3. > 12 kg 7 12,5
Jumlah 56 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi peningkatan
berat badan 9-12 kg sebanyak 42 orang (75,0%)

Tabel 3: distribusi frekwensi makan

No. Pola makan/hari Frekuensi Persentase

21
1. 3x makanan pokok dan selingan 107 77,5
2. 3x makanan pokok dan tampa selingan 23 16,7
3. <3x makanan tanpa selingan 8 5,8
Jumlah 138 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi frekwensi makan
terbanyak adalah sebanyak 107 orang 3x makan pokok dan selingan dengan
persentase 77,5%

Tabel 4: distribusi pemeriksaan kehamilan

No. Pemeriksaan kehamilan Frekuensi Persentase

1. Ya 136 98,6
2. Tidak 2 1,4
Jumlah 138 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pemeriksaan
kehamilan terbanyak mengatakan ya adalah 136 orang (98,6%)

Tabel 5: tempat pemeriksaan

No. Tempat pemeriksaan kehamilan Frekuensi Persentase

1. Bidan 130 94,2


2. Perawat 1 0,7
3. Dokter 6 4,3
4. Dukun terlatih 0 0,0
5. Lain-lain 1 0,7
Jumlah 138 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi tempat
pemeriksaan kehamilan terbanyak adalah bidan 130 orang dengan persentase
(94,2%)
Tabel 6: frekwensi pemeriksaan

No. Pemeriksaan kehamilan Frekuensi Persentase

22
1. 1x 23 16,9
2. 2x 34 25,0
3. 3x 35 25,7
4. 4x 19 14,0
5. >4x 25 18,4
Jumlah 136 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi frekwensi
pemeriksaan kehamilan terbanyak adalah 35 orang 3x pemeriksaan dengan
persentase (25,7%)

Tabel 7: alasan tidak melakukan pemeriksaan

Alasan tidak melakukan


No. Frekuensi Persentase
pemeriksaan
1. Jauh 0 0,0
2. Takut 0 0,0
3. Tidak tahu 0 0,0
4. Malas 2 100,0
5. Mahal 0 0,0
Jumlah 2 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa alasan tidak melakukan
pemeriksaan adalah karena malas

Tabel 8: pemeriksaan imunisasi tt

No. Imunisasi tt Frekuensi Persentase

1. Ya 92 66,7
2. Tidak 46 33,3
Jumlah 138 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pemeriksaan
imunisasi tt terbanyak mengatakan “ya” adalah 92 orang dengan persentase
(66,7%)

23
Tabel 9: frekwensi pemberian imunisasi tt

No. Jumlah imunisasi tt Frekuensi Persentase

1. 1 kali 41 44,6
2. 2 kali 51 55,4
Jumlah 92 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pemberian
imunisasi tt terbanyak 2x adalah sebanyak 51 orang dengan persentase
(55,4%)

Tabel 10: distribusi alasan tidak imunisasi tt

No, Alasan ibu tidak imunisasi tt Frekuensi Persentase

1, Jauh 1 2,2
2, Takut 3 6,5
3, Tidak tahu 30 65,2
4, Malas 2 4,3
5, Mahal 0 0,0
6, Lain-lain 10 21,7
Jumlah 46 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi alasan tidak
imunisasi tt terbanyak adalah tidak tahu sebanyak 30 orang (63,8%)

Tabel 11; distribusi pemberian fe

No. Pemberian tablet fe Frekuensi Persentase

24
1. Ya 102 73,9
2. Tidak 36 26,1
Jumlah 138 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pemberian fe
terbanyak mengatakan “ya” adalah 102 orang dengan persentase (73,9%)

Tabel 12:distribusi kondisi ibu hamil

No. Kondisi ibu hamil Frekuensi Persentase

1. Sehat 126 91,3


2. Sakit 12 8,7
Jumlah 138 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi ibu
hamil terbanyak adalah sehat 126 orang dengan persentase 91,3%

Tabel 13: distribusi masalah ibu hamil

No. Masalah Frekuensi Persentase

1. Anemia 0 0,0
2. Dm 0 0,0
3. Pre eklamsi 0 0,0
4. Flu 0 0,0
5. Mual-mual 11 91,7
6. Lain-lain 1 8,3
Jumlah 12 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah ibu hamil
terbanyak yaitu mual-mual 11 orang dengan persentase 91,7%

4. Bila dalam keluarga terdapat ibu nifas


Tabel 1: distribusi penolong saat melahirkan

25
No. Penolong Frekuensi Persentase

1. Bidan 29 78,4
2. Perawat 0 0,0
3. Dokter 4 10,8
4. Dukun terlatih 4 10,8
5. Lain-lain 0 0,0
Jumlah 37 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pennolong saat
saat melahirkan yaitu bidan dengan persentase 78,4%

Tabel 2: pemberian informasi tentang perawatan nifas

No. Mendapat informasi Frekuensi Persentase

1. Ya 28 75,7
2. Tidak 9 24,3
Jumlah 37 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian informasi
tentang perawatan nifas sebanyak 28 orang mengatakan ya dengan
persentase 75,7%

Tabel 3: jenis informasi yang didapat

No. Informasi yang didapat Frekuensi Persentase

1. Kebersihan diri 11 39,3


2. Keperawatan payudara 8 28,6
3. Perwatan kelamin 3 10,7
4. Memandikan bayi 1 3,6
5. Perawatan tali pusat 3 10,7
6. Senam nifas 2 7,1
Jumlah 28 100,0

26
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi terbanyak pada
informasi yang didapat yaitu 39,3% tentang kebersihan diri dengan jumlah
11 orang

Tabel 4: kondisi ibu nifas

No. Kondisi ibu nifas Frekuensi Persentase

1. Sehat 34 91,8
2. Sakit 3 8,2
Jumlah 37 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi ibu
nifas terbanyak adalah 34 orang sehat dengan persentase 91,8%

Tabel 5: masalah kesehatan ibu nifas

No. Masalah Frekuensi Persentase

1. Perdarahan 0 0,0
2. Anemia 1 3,3
3. Infeksi 0 0,0
4. Hipotensi 0 0,0
5. Lain-lain 2 66,7
Jumlah 3 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah
kesehatan ibu nifas sebanyak 66,7% dengan lain-lain

5. Bila dalam keluarga terdapat ibu menyusui


Tabel 1: distribusi informasi menyusui

27
No. Informasi Frekuensi Persentase

1. Ya 231 86,8
2. Tidak 35 13,2
Jumlah 266 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi informasi
menyusui terbanyak adalah manyagatak “ya” sebanyak 231 (86,8%)

Tabel 2: distribusi informasi yang didapat

No. Informasi yang didapat Frekuensi Persentase

1. Perawatan payudara 45 19,5


2. Manfaat asi 133 57,6
3. Teknik menyusui 53 22,9
Jumlah 231 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi informasi yang


didapat sebnnyak 133 orang yaitu tentang manfaat asi dengan persentase
57,6%

Tabel 3: distribusi pemberian kolostrum

Memberikan kolostrum pada


No. Frekuensi Persentase
bayi
1. Ya 235 88,3
2. Tidak 31 11,7
Jumlah 266 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pemberian
kolostrum senbayak 235 orang (88,3%) mengatakan “ya”

Tabel 4: distribusi usia pemberian asi esklusif

No. Usia pemberian Frekuensi Persentase

28
1. 4 Bulan 166 62,4
2. 6 Bulan 100 37,6
Jumlah 266 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi usia pemberian
asi esklusif terbanyak adalah usia 4 bulan sebanyak 166 orang dengan
persentase 62,4%

Tabel 5: usia pemberian asi

No. Usia pemberian asi Frekuensi Persentase

1. <6 bln 56 21,0


2. 6 bln 65 24,4
3. 7-12 bln 62 23,3
4. 13-18 bln 51 19,2
5. 19-24 bln 32 12,0
Jumlah 266 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi usia pemberian
asi terbanyak adalah usia 6 bln dengan jumlah 65 orang (24,4%)

Tabel 6: distribusi masalah kesehatan ibu menyusui

No. Masalah Frekuensi Persentase

1. ASI tidak teratur 8 47,1


2. Mastitis 1 5,9
3. Lain-lain 8 47,1
Jumlah 17 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah


kesehatan terbanyak adalah ASI tidak teratur dan lain-lain sebanyak 8 orang
(47,1%) masing-masing

29
6. Bila dalam keluarga terdapat balita
Tabel 1: usia balita saat ini

No. Usia Balita Frekuensi Persentase

1. 1-2 tahun 420 29,6


2. 2-3 tahun 377 26,6
3. >3-5 tahun 620 43,8
Jumlah 1417 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi usia balita
terbanyak >3-5 tahun adalah sebanyak 620 orang (43,8%)

Tabel 2: distribusi penimbangan balita

No. Melakukan penimbagan Frekuensi Persentase

1. Ya 1101 77,7
2. Tidak 316 22,3
Jumlah 1417 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi penimbangan
balita terbanyak mengatakan “ya” adalah sebanyak 1101 orang (77,7%)

Tabel 3: distribusi alasan tidak melakukan penimbagan

No. Alasannya Frekuensi Persentase

1. Jauh 87 27,5
2. Malas 103 32,6
3. Repot 111 35,1
4. Tidak tahu 15 4,7
Jumlah 316 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi alasan tidak
melakukan penimbangan terbanyak adalah alasan repot dengan jumlah 111
orang (35,1%)

30
Tabel 4: distribusi kondisi balita

No. Kondisi balita Frekuensi Persentase

1. Sehat 1383 97,6


2. Sakit 34 2,4
Jumlah 1417 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi balita
sehat sebanyak 1383 orang dengan persentase 97,6%

Tabel 5: distribusi maslah kesehatan balita

No. Kondisi balita Frekuensi Persentase

1. Ispa 10 29,4
2. Diare 8 23,5
3. Kurang gizi 7 20,6
4. Lain-lain 9 26,5
Jumlah 34 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah
kesehatan balita terbanyak yaitu ISPA dengan jumlah 10 orang (29,4%)

Tabel 6: distribusi pemberian imunisasi balita

No. Imunisasi balita Frekuensi Persentase

1. Lengkap 1213 85,6


2. Tidaklengkap 204 14,4
Jumlah 1417 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pemberian
imunisasi balita lengkap dengan persentase 85,6%

Tabel 7: distribusi alasan tidak lengkap

31
No. Alasan Frekuensi Persentase

1. Akses jauh 102 54,8


2. Takutsakit 54 29,0
3. Budaya 3 1,6
4. Lain-lain 27 14,5
Jumlah 186 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi alasan tidak


lengkap sebanyak 102 orang mengatakan akses jauh dengan persentase
54,8%

7. Bila dalam keluarga terdapat anak prasekolah dan usia sekolah


Tabel 1: distribusi kebiasaan anak melakukan gosok gigi

No. Mengosok gigi Frekuensi Persentase

1. 1x 271 13,5
2. 2x 1521 75,7
3. 3x 218 10,8
Jumlah 2010 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kebiasaan anak
melakukan gosok gigi sebanyak 2x berjumlah 1521 anak dengan persentase
75,7%

Tabel 2: distribusi kondisi gigi anak saat ini

No. Kondisi gigi anak Frekuensi Persentase

1. Berlubang dan hitam 770 38,3


2. Gusi bengkak dan berdarah 38 1,9
3. Sariawan 56 2,8
4. Bersih dan sehat 1146 57,0
Jumlah 2010 100,0

32
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi gigi anak
saat ini yang terbanyak adalah bersih dan sehat dengan persentase 57,0%

Tabel 3: distribusi kebiasaan mencuci tangan sesudah dan sebelum


makan

Mencuci tangan sebelum dan


No. Frekuensi Persentase
Sesudah makan
1. Ya 1878 93,4
2. Tidak 132 6,6
Jumlah 2010 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kebiasaan
mencuci tangan sesudah dan sebelum makan yang mengataka “ya” dengan
persentase 93,4%

Tabel 4: distribusi kebiasaan memakai alas kaki

No. Kebiasaan memakai alas kaki Frekuensi Persentase


Saat bermain
1. Ya 1885 93,8
2. Tidak 125 6,2
Jumlah 2010 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kebiasaan
memakai alas kakiyang mengatakan “ya” sebanyak 1885 orang dengan
persentase 93,8%

Tabel 5: distribusi kondisi anak saat ini

No. Kondisi anak saat ini Frekuensi Persentase

33
1. Sehat 1690 84,1
2. Sakit 320 15,9
Jumlah 2010 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi anak saat
ini yang menyatakan sehat saat ini berjumlah 1690 orang dengan persentase
84,1%

Tabel 6:distribusi masalah kesehatan anak

No Masalah Frekuensi Persentase

1. Caries 259 81,2


2. Cacingan 3 0,9
3. Ispa 23 7,2
4. Diare 6 1,9
5. Lain-lain 28 8,8
Jumlah 319 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah
kesehatan anak terbanyak saat ini yaitu caries dengan persentase 81,2%

8. Bila dalam keluarga terdapat anak remaja


Tabel 1 : bila dalam keluarga terdapat anak remaja

No. Masalah Frekuensi Persentase

1. Ya 1896 92,1
2. Tidak 162 7,9
Jumlah 2058 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi remaja yang
bersekolah sebanyak 1896 orang (92,1%)

Tabel 2:distribusi kegiatan remaja pulang sekolah

No. Masalah Frekuensi Persentase

34
1. Bermain 1143 60,3
2. Bekerja 753 39,7
Jumlah 1896 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kegiatan remaja
pulang sekolah yang terbanyak adalah 1143 remaja menghabiskan dengan
bermain dengan persentase 60,3%

Tabel 3 : distribusi tindakan remaja bila ada masalah

No. Tindakan Frekuensi Persentase

1. Kabur 73 3,5
2. Marah 305 14,8
3. Diam 953 46,3
4. Lain-lain 727 35,3
Jumlah 2058 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi tindakan remaja
bila ada masalah tindakan remaja adalah 953 remaja diam dengan persentase
46,3%

Tabel 4: distribusi kondisi remaja

No. Kondisi remaja saat ini Frekuensi Persentase

1. Sehat 1942 94,4


2. Sakit 116 5,6
Jumlah 2058 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi remaja
saat ini yang terbanyak adalah sehat 1942 dengan persentase 94,4%

Tabel 5 : distribusi masalah kesehatan remaja

No. Masalah Frekuensi Persentase

35
1. Narkoba 0 0,0
2. Seks bebas 0 0,0
Jumlah 0 0,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah
kesehatan remaja tidak ada

9. Bila dalam keluarga terdapat dewasa

Tabel 1: distribusi kegiatan lulus sekolah

No. Kegiatan Frekuensi Persentase

1. Bekerja 7070 73,6


2. Menikah 2539 26,4
Jumlah 9619 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kegiatan lulus
sekolah terbanyak adalah bekerja 7070 orang dengan persentase 73,6%

Tabel 2 : kondisi dewasa

No. Kondisi dewasa saat ini Frekuensi Persentase

1. Sehat 9478 98,5


2. Sakit 141 1,5
Jumlah 9619 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi dewasa
terbanyak adalah sehat 9478 orang dengan persentase 98,5%

Tabel 3: distribusi maslah kesehatan dewasa

36
No. Masalah Frekuensi Persentase

1. Gastritis 48 34,0
2. Typoid 11 7,8
3. Kecelakaan 11 7,8
4. Lain-lain 71 50,4
Jumlah 141 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah
kesehatan remaja terbanyak adalah lain-lain dengan jumlah 71 orang dengan
persentase 85,7%

Tabel 4: distribusi lansia dalam keluarga

Jumlah Frekuensi Persentase


No.
1. 1 orang 662 58,3
2. 2 orang 417 36,7
3. > 2 orang 56 4,9
Jumlah 1135 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi lansia dalam
keluarga terbanyak adalah 1 orang dengan persentase 58,3%

Tabel 5: distribusi penyakit lansia

No. Jenis penyakit Frekuensi Persentase

1. Jantung 7 1,3
2. Dm 30 5,7
3. Hipertensi 276 52,9
4. Asma 25 4,8
5. Lain-lain 184 35,2
Jumlah 522 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi penyakit lansia
terbanyak adalah hipertensi 276 orang dengan persentase 52,9%

37
Tabel 6: distribusi kondisi lansia

No. Kondisi Frekuensi Persentase

1. Sehat 886 78,1


2. Sakit 249 21,9
Jumlah 1135 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi lansia
terbnayak adalah sehat 886 lansia dengan persentase 78,1%

Tabel 7: masalah kesehatan lansia

No. Masalah Frekuensi Persentase

1. Rematik 99 39,8
2. Hipertensi 114 45,8
3. Stroke 7 2,8
4. Asma 11 4,4
5. Gastritis 6 2,4
6. Lain-lain 12 4,8
Jumlah 249 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah
kesehatan lansia terbanyak adalah hipertensi 114 lansia dengan persentase
45,8%

Tabel 8: distribusi tindakan yang dilakukan

No. Hal yang telah dilakukan Frekuensi Persentase

1. Kepelayanan kesehatan 180 72,3


2. Didiamkan saja 23 9,2
3. Minum obat warung 35 14,1
4. Alternatif lain 11 4,4
jumlah 249 100,0

38
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi tindakan yang
dilakukan jika sakit adalah kepelayanan kesehatan 180 lansia dengan
persentase 72,3%

Tabel 9: distribusi kegiatan lansia

No. Kegiatan lansia sehari-hari Frekuensi Persentase

1. Ikut pengajian 488 43,0


2. Membersihkan perkaranagan 246 21,7
3. Lain-lain 401 35.3
Jumlah 1135 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kegiatan lansia
terbayak adalah ikut pengajian 488 dengan persentase 43%

Tabel 10:distribusi pembentukan posyandu lansia

No. Pembentukan posyandu lanisa Frekuensi Persentase

1. Ya 694 61,1
2. Tidak 441 38,9
Jumlah 1135 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pembentukan
posyandu terbanyak mengatakan “Ya” adalah 694 orang dengan persentase
61,1%

Tabel 11: distribusi alasan tidak dibentuk posyandu

No. Alasan Frekuensi Persentase

1. Repot 379 85,9


2. Tidak penting 62 14,1
Jumlah 441 100,0

39
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi alasan tidak
dibentuk posyandu terbanyak adalah mengatakan repot 379 orang dengan
persentase 85,9%

10. Psikososial
Tabel 1 : masalah gangguan jiwa dalam keluarga

Kelurga mengalami gangguan


No. Frekuensi Persentase
jiwa
1. Ya 15 0,1
2. Tidak 16325 99,9
Jumlah 16340 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi masalah
gangguan jiwa dalam keluarga terbanyak mengatakan “ya” 15 dengan
persentase 0,1%

Tabel 2: kondisi klien gangguan jiwa dalam keluarga

No. Kondisi Frekuensi Persentase

1. Depresi 8 53,3
2. Amok 3 20,0
3. Lain-lain 4 26,7
Jumlah 15 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi klien
gangguan jiwa dalam keluarga terbanyak adalah depresi 8 dengan persentase
53,3%

Tabel 3: sejak kapan mengalami gangguan jiwa

No. Waktu Frekuensi Persentase

1. 6 bln 4 26,7
2. 1 tahun 1 6,7
3. > 2 tahun 10 66,7

40
Jumlah 15 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi lama waktu
mengalami gangguan jiwa sudah sejak >2 tahun dengan jumlah 10 orang
(66,7%)

Tabel 4 : upaya mengatasi adanya gangguan jiwa dalam keluarga

No. Usaha yang telah dilakukan Frekuensi Persentase

1. Kepelayanan kesehatan 5 33,3


2. Didiamkan saja 10 66,7
3. Alternatif lain 0 0,0
Jumlah 15 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi upaya mengatasi
adanya gangguan jiwa dalam keluarga terbanyak adalah didiamkan saja 10
orang dengan persentase 66,7%

11. Kesehatan lingkungan dan prilaku kesehatan keluarga

Tabel 1: apakah keluarga mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari

No. Pengolaan sayuran Frekuensi Persentase

1. Ya 3687 81,9
2. Tidak 815 18,1
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah keluarga yang
mengkonsumsi sayur setiap hari sebanyak 3687 keluarga (81,9%)

Tabel 2: distribusi pengelolaan sayuran

No. Pengolaan sayuran Frekuensi Persentase

1. Dipotong baru dicuci 3365 74,7


2. Dicuci baru dipotong 1137 25,3

41
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pengelolaan
sayuran terbanyak adalah dipotong baru dicuci 3365 keluarga dengan
persentase 74,7%

Tabel 3:distribusi kebiasaan mengantung pakaian

No. Kebiasaan mengantung pakaian Frekuensi Persentase

1. Ya 2923 64,9
2. Tidak 1579 35,1
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kebiasaan
menggantung pakaia terbanyak adalah mengatakan “ya” 2923 keluarga
dengan persentase 64,9%

Tabel 4:distribusi pembuangan sampah

No. Cara membuang sampah Frekuensi Persentase

1. Ditumpuk 407 9,0


2. Dibakar 3616 80,3
3. Dikubur 362 8,0
4. Diambil petugas 117 2,6
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi cara membuag
sampah terbanyak adalah dibakar 3616 dengan persentase 80,3%

Tabel 5: distribusi limbah wc

No. Limbah wc Frekuensi Persentase

1. Septik tank 4311 95,8


2. Got 75 1,7
3. Kali/sungai 64 1,4

42
4. Lain-lain 52 1,2
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi limbah wc
terbanyak adalah septik tank 4311 keluarga dengan persentase 95,8%

Tabel 6 : distribusi sumber air

No. Sumber air bersih Frekuensi Persentase

1. Pam atau ledeng 166 3,7


2. Sumur 3202 71,1
3. Sungai 455 10,1
4. Pompa air/listrik 575 12,8
5. Lain-lain 104 2,3
Jumlah 4502 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi sumber air


bersih terbanyak adalah sumur 3202 keluarga dengan persentase 71,1%

Tabel 7: distribusi jarak sumber air dengan septik tank

No. Jarak Frekuensi Persentase

1. < 10 m 1632 36,3


2. > 10 m 2870 63,7
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi jarak sumber
air dengan septik tank terbanyak adalah >10 meter dengan jumlah 2870
keluarga dengan presentasi 63,7%

Tabel 8: distribusi keadaan air

No. Keadaaan air Frekuensi Persentase

1. Berasa 39 0,9

43
2. Berbau 265 5,9
3. Berwarna 1037 23,0
4. Ada endapan 406 9,0
Tidak berasa,berbau dan
5. 2755 61,2
berwarna
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi keadaan air
terbanyak tidak berasa, berbau dan berwarna adalah 2755 keluarga
dengan presentasi 61,2%

Tabel 9: kebiasaan mandi keluarga

No. Mandi Frekuensi Persentase

1. < 2x /hari 1005 22,0


2. > 2x/hari 3557 78,0
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kebiasan
mandi keluarga terbanyak adalah > 2x/hari 3557 dengan presentasi
78,0%

Tabel 10: distribusi menggunakan handuk

No. Handuk Frekuensi Persentase

1. Sendiri-sendiri 3851 85,5


2. Bersama-sama 651 14,5
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi
menggunakan handuk terbanyak adalah sendiri-sendiri 3851 keluarga
dengan presentasi 85,5%

44
Tabel 11: distribusi kebiasaan membersihkan bak mandi

No. Waktu Frekuensi Persentase

1. < semingggu 1256 27,9


2. 1x seminggu 2111 46,9
3. > seminggu 1135 25,2
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kebiasaan
membersihkan bak mandi terbanyak adalah 1x seminggu 2111 keluarga
dengan presentasi 46,9%

Tabel 12: distribusi kondisi lantai wc

No Kondisi lantai wc Frekuensi Persentase

1 Licin 951 21,1


2 Tidak licin 3551 78,9
Jumlah 4502 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kondisi


lantai wc terbanyak adalah tidak licin 3551 keluarga dengan presentasi
78,9%

Tabel 13: distribusi penampungan air

No Di tutup Frekuensi Persentase

1 Ya 3553 78,9
2 Tidak 949 21,1
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi penampungan
air yang mengatakan “ya” terbanyak adalah 3553 keluarga dengan
presentasi 78,9%

45
Tabel 14: dsitribusi sinar masuk kerumah

No Sinar masuk Frekuensi Persentase

1 Ya 4268 94,8
2 Tidak 234 5,2
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi sinar masuk
kerumah yang mengatakan “ya” terbanyak adalah 4268 keluarga dengan
presentasi 94,8%

Tabel 15: distribusi pencahayaan dirumah

No Keadaan cahaya didalam rumah Frekuensi Persentase

1 Terang 3897 86,6


2 Kurang terang 553 12,3
3 Tidak terang 52 1,2
Jumlah 4502 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pencahayaan


dirumah terbanyak adalah terang sebanyak 3897 keluarga dengan
presentasi 86,6%

Tabel 16:distribusi kebersihan rumah

No Kebersihan rumah Frekuensi Persentase

1 Bersih 4024 89,4


2 Tidak bersih 478 10,6
Jumlah 4502 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kebersihan


rumah terbanyak adalah bersih sebanyak 4024 keluarga dengan presentasi
89,4%

46
Tabel 17: distribusi jenis lantai rumah

No Jenis lantai rumah Frekuensi Persentase

1 Keramik 1229 27,3


2 Semen 2913 64,7
3 Papan/kayu 246 5,5
4 Tanah 109 2,4
5 Lain-lain 5 0,1
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi jenis lantai
rumah terbanyak adalah semen sebanyak 2913 keluarga dengan presentasi
64,7%

Tabel 18:distribusi pencemaran

No Pencemaran Frekuensi Persentase

1 Ya 369 8,2
2 Tidak 4133 91,8
Jumlah 4502 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pencemaran


yang mengatakan “tidak” terbanyak adalah 4133 keluarga dengan
presentasi 91,8%

Tabel 19: distribusi asal pencemaran

No Asal pencemaran Frekuensi Persentase

1 Pabrik 61 16,5
2 Kendaraan 19 5,1
3 Limbah rumah tangga 100 27,1
4 Ternak 189 51,2
Jumlah 369 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi terbanyak
adalah ternak sebanyak 189 keluarga dengan presentasi 51,2%

47
Tabel 20: distribusi merokok

No Merokok Frekuensi Persentase

1 Ya 3596 79,9
2 Tidak 906 20,1
Jumlah 4502 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi merokok yang
mengatakan “ya” terbanyak adalah 3596 keluarga dengan presentasi
79,9%

Tabel 21: distribusi kendaraan

No Kendaraan Frekuensi Persentase

1 Jalan kaki 80 1,8


2 Sepeda 154 3,4
3 Motor 4160 92,4
3 Dll 108 2,4
Jumlah 4502 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi terbanyak


adalah motor sebanyak 4160 dengan presentasi 92,4%

12. Gangguan fisik


Tabel 1: umur

No Umur Frekuensi Persentase

1 <20 thn 2 0,8


2 21- 25 thn 9 3,8
3 26 - 30 thn 13 5,4
4 31 - 35 thn 11 4,6
5 36 - 40 thn 7 2,9
6 41 - 45 thn 28 11,7
7 >45 thn 169 70,7
Jumlah 239 100,0

48
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi umur yang
mengalami gangguan fisik terbanyak adalah usia >45 tahun dengan
persentase yang sama 70,7%

Tabel 2: pernah mengalami patah tulang

No Pernah mengalami patah tulang Frekuensi Persentase

1 Ya 26 10,88
2 Tidak 213 89,12
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pernah
mengalami patah tulang yang mengatakan “tidak” terbanyak adalah 213
orang (89,12%)

Tabel 3: lokasi patah tulang

No Lokasi Frekuensi Persentase

1 Tangan 5 19,23
2 Siku 1 3,85
3 Pergelangan tangan 4 15,38
4 Paha 8 30,77
6 Lutut 5 19,23
7 Kaki / pergelangan kaki 1 3,85
8 Lain-lain 2 7,69
Jumlah 26 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi lokasi patah
tulang terbanyak adalah paha dengan persentase 30,77%

Tabel 4: jenis tindakan

No Jenis tindakan Frekuensi Persentase

1 Medis 24 92,31
2 Alternatif 2 7,69
Jumlah 26 100,0

49
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi jenis tindakan
yang terbanyak adalah medis sebanyak 24 dengan presentasi 92,31%

Tabel 5: sakit pinggang

No Sakit pinggang Fraekwensi Persentase

1 Ya 163 68,20
2 Tidak 76 31,80
Jumlah 239 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi sakit pinggang


yang mengatakan “ya” terbanyak 163 dengan presentasi 68,20%

Tabel 6: sejak kapan

No Waktu Frekuensi Persentase

1 1 hari 10 6,13
2 2 hari 21 12,88
3 3 hari 16 9,82
4 >3 hari 62 38,04
5 3 minggu 41 25,15
6 3 bulan 2 1,23
7 >3 bulan 11 6,75
Jumlah 163 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi sejak kapan


patah tulang terbanyak adalah >3 hari sebanyak 62 dengan presentasi
38,04%

Tabel 7: kesemutan pinggang

No Kesemutan pinggang Fraekwensi Persentase

1 Ya 31 12,97
2 Tidak 208 87,03
Jumlah 239 100,0

50
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kesemutan
pinggang yang mengatakan “tidak” terbanyak adalah 208 dengan
presentasi 87,03%

Tabel 8 : lama kesemutan pinggang

No Kesemutan pinggang Fraekwensi Persentase

1 Sehari 8 25,81
2 2 hari 9 29,03
3 3 hari 7 22,58
4 >3 hari 6 19,35
5 3 minggu 0 0
6 >3 minggu 1 3,23
7 3 bulan 0 0
8 >3 bulan 1 3,23
Jumlah 31 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi lama waktu


kesemutan pinggang adalah 2 hari sebanyak 9 orang (29,03%)

Tabel 9: kesemutan lutut

No Kesemutan lutut Fraekwensi Persentase

1 Ya 17 7,11
2 Tidak 222 92,89
Jumlah 239 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kesemutan lutut


yang mengatakan “tidak” sebanyak 92,89%

51
Tabel 10: nyeri lutut pada pagi hari

No Nyeri lutut pagi hari Fraekwensi Persentase

1 Ya 17 7,1
2 Tidak 222 92,9
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri lutut
pada pagi hari yang mengatakan “tidak” sebanyak 92,9%

Tabel 11: nyeri pada jari

No Nyeri pada jari Fraekwensi Persentase

1 Ya 11 4,60
2 Tidak 228 95,40
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri pada jari
yang mengatakan “tidak” sebanyak 95,40%

Tabel 12: pada jari keberapa

No Jari ke- Frekuensi Persentase

1 1 1 9,09
2 2 0 0
3 3 1 9,09
4 4 4 36,36
5 5 5 45,45
Jumlah 11 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri jari
terbanyak ada pada jari ke-5 dengan jumlah 5 orang (45,45%)

52
Tabel 13: sejak kapan

No Waktu Frekuensi Persentase

1 1 hari 2 18,18
2 2 hari 0 0
3 3 hari 0 0
4 >3 hari 4 36,36
5 3 minggu 0 0
6 >3 minggu 1 9,09
7 3 bulan 3 27,27
8 >3 bulan 1 9,09
Jumlah 11 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi lama waktu
kesemutan jari adalah > 3 hari sebanyak 4 orang (36,36%)

Tabel 14: kesemutan pada jari

No Kesemutan jari Fraekwensi Persentase

1 Ya 10 4,18
2 Tidak 229 95,82
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kesemutan
pada jari yang mengatakan “tidak” sebanyak 95,82%

Tabel 15: nyeri jari pada pagi hari

No Nyeri jari pagi hari Fraekwensi Persentase

1 Ya 9 3,77
2 Tidak 230 96,23
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri jari pada
pagi hari yang mengatakan “tidak” sebanyak 96,23%

53
Tabel 16. Nyeri pergelangan tangan

No Nyeri pergelangan tangan Fraekwensi Persentase

1 Ya 12 5,02
2 Tidak 227 94,98
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri
pergelangan tangan yang mengatakan “tidak” sebanyak 94,98%.

Tabel 17. Jika pernah, sudah berapa lama

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Sehari 3 25,00
2 2 hari 1 8,33
3 3 hari 0 0
4 >3 hari 3 25,00
5 3 minggu 0 0
6 >3 minggu 2 16,67
7 3 bulan 2 16,67
8 >3 bulan 1 8,33
Jumlah 12 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa lama waktu distribusi
nyeri pergelangan tangan terbanyak terjadi sejak sehari dan > 3 hari
dengan persentase yang sama yaitu 25,00%

Tabel 18. Jika pernah apakah merasa kesemutan pada pergelangan


tangan

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 14 5,86
2 Tidak 225 94,14
Jumlah 239 100,0

54
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri
pergelangan tangan yang mengatakan “tidak” sebanyak 94,14%.

Tabel 19. Apakah nyeri pada pergelangan tangan meningkat pada


pagi hari

No Nyeri pergelangan tangan Fraekwensi Persentase

1 Ya 13 5,4
2 Tidak 226 94,6
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri
pergelangan tangan yang mengatakan “Ya” sebanyak 5,4%.

Tabel 20. Apakah pasien pernah/ sedang mengalami sakit pada bahu

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 23 9,6
2 Tidak 216 90,4
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri bahu
yang mengatakan “tidak” sebanyak 90,4%.

Tabel 21. Jika pernah, sudah berapa lama

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Sehari 0 0
2 2 hari 3 13,04
3 3 hari 8 34,78
4 >3 hari 6 26,09
5 3 minggu 3 13,04
6 >3 minggu 0 0
7 3 bulan 0 0
8 >3 bulan 3 13,04

55
Jumlah 23 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa lama waktu distribusi
nyeri bahu terbanyak terjadi sejak > 3 hari dengan persentase 34,78%

Tabel 22 : jika pernah, apakah merasa kesemutan pada bahu

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 3 1,26
2 Tidak 236 98,74
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kesemutan
bahu yang mengatakan “tidak” sebanyak 98,74%.

Tabel 23. Apakah nyeri pada bahu meningkat pagi hari

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 3 2,09
2 Tidak 236 97,91
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri bahu
pada pagi hari yang mengatakan “tidak” sebanyak 97,91%.

Tabel 24. Pada saat aktifitas apa nyeri pada bahu meningkat

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 12 6,2
2 Tidak 183 93,8
Jumlah 195 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri bahu
pada pagi hari yang mengatakan “tidak” sebanyak 93,8%.

56
Tabel 25. Apakah pasien pernah/ sedang mengalami sakit siku

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 1 0,42
2 Tidak 238 99,58
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri siku
yang mengatakan “tidak” sebanyak 100,0%.

Tabel 25. Jika pernah sudah berapa lama

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Sehari 0 0
2 2 hari 0 0
3 3 hari 0 0
4 >3 hari 0 0
5 3 minggu 0 0
6 >3 minggu 0 0
7 3 bulan 0 0
8 >3 bulan 1 100,0
Jumlah 1 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa lama waktu nyeri siku
terjadi sejak >3 bulan

Tabel 26. Jika Pernah Apakah Mengalami Kesemutan Pada Siku

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 0 0,0
2 Tidak 239 100,0
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada yang
mengalami kesemutan pada siku.

57
Tabel 27. Apakah nyeri pada siku meningkat pagi hari

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 0 0,0
2 Tidak 239 100,0
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada nyeri bahu
pada pagi hari.

Tabel 28. Apakah pasien pernah/ sedang mengalami sakit pada telapak kaki

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 26 10,88
2 Tidak 213 89,12
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa 213 orang (89,12%)
tidak mengalami sakit pada telapak kaki

Tabel 29. Jika pernah sudah berapa lama

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Sehari 8 30,77
2 2 hari 5 19,23
3 3 hari 1 3,85
4 >3 hari 5 19,23
5 3 minggu 3 11,54
6 >3 minggu 4 15,38
7 3 bulan 0 0
8 >3 bulan 0 0
Jumlah 26 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi lama waktu


nyeri siku terjadi sejak sehari sebanyak 8 orang (30,77%)

58
Tabel 30. Jika pernah, apakah merasa kesemutan pada telapak kaki

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 10 4,18
2 Tidak 229 95,82
Jumlah 239 100,0

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi kesemutan


pada telapak kaki yang mengatakan “Tidak” sebanyak 229 orang (95,82%)

Tabel 31. Apakah nyeri pada telapak kaki meningkat pada pagi hari

No Masalah Fraekwensi Persentase

1 Ya 8 3,35
2 Tidak 231 96,65
Jumlah 239 100,0
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi nyeri telapak
kaki pada pagi hari yang mengatakan “tidak” sebanyak 96,65%.

13. Gizi keluarga


Tabel 1 : distribusi menimbang balita secara rutin

No. Menimbang balita secara rutin Frekuensi Presentase


1. A.baik ≥4 kali 929 61,2
2. A.baik≥3 kali 228 15,0
3. A.baik≥2 kali 213 14,0
B.belum baik<4 kali (jika bayi >
4. 145 9,5
6 bulan)
B.belum baik <3 kali (jika bayi
5. 2 0,1
4-5 bulan)
B.belum baik <2 kali (jika bayi
6. 2 0,1
1-3 bulan)

59
Jumlah 1519 100.0

Distribusi menimbang balita secara rutin yang palin tinggi adalah baik ≥4 kali
sebesar 61,2%

Tabel 2 : distribusi memberi asi sampai usia 6 bulan

No. Asi eksklusif Frekuensi Presentase


A.asi eksklusif jika tidak
1. 166 62,4
diberikan
A. Tidak asi eksklusif jika sudah
2. 100 37,6
diberikan
Jumlah 266 100.0
Distribusi memberi asi sampai usia 6 bulan yang paling tinggi adalah ASI
eksklusif jika tidak diberikan sebanyak 62,4%

Tabel 3: distribusi keluarga makan beraneka ragam/menu seimbang


dalam sehari

No. Makan beraneka ragam Frekuensi Presentase


A. Baik jika 7 hari/minggu (tiap
1. 3687 81,9
hari)
B. Belum baik jika < 7
2. 815 18,1
hari/minggu
Jumlah 4502 100.0
Distribusi keluarga makan beraneka ragam menu seimbang yang paling
tinggi adalah baik jika 7 hari/minggu (tiap hari) sebesar 81,9%

60
Tabel 4: distribusi menggunakan garam beryodium

No Menggunakan garam beryodium Frekuensi Presentase


1 A. Baik jika kemasan beryodium 4499 99,93
B. Tidak baik jika kemasan tidak
2 3 0,07
beryodium
Jumlah 4502 100.0
Distribusi menggunakan garam beryodium yang paling tinggi adalah baik
jika kemasan beryodium sebesar 99,93%

Tabel 5: keluarga memberikan suplemen gizi (tablet Fe atau kapsul vit.


A)

No Memberikan suplemen gizi Frekuensi Presentase


A. Baik jika bumil mengkons
1 102 6,4
tab.fe
A. Baik jika balita mengkons
2 1101 69,2
kap. Vit a
A. Baik jika bufas mengkons
3 23 1,4
kap. Vit a
B. Tdk baik jk tdk mengkons
4 36 2,3
tab.fe
B. Tdk baik jk tdk mengkons
5 316 19,8
kap.vit a
B. Tdk baik jk tdk mengkons
6 14 0,9
kap vit.a
Jumlah 1592 100
Distribusi memberikan suplemen gizi yang paling tinggi adalah baik jika
balita mengkonsumsi kap.vit a sebesar 69,2 %

61
Kesimpulan apakah keluarga sudah sadar gizi dari pertanyaan no 1-5

No Kesimpulam Frekuensi Presentase


1 Keluarga sudah sadar gizi 3297 73,2
2 Keluarga belum kadarzi 1205 26,8
Jumlah 4502 100.0

Distribusi keluarga belum sadar gizi sebesar 26,8% (1205keluarga) dan


keluarga sadar gizi sebesar 73,2% (3297keluarga).

B. ANALISIS DATA
……………….

C. PLANNING OF ACTION
……………….

D. PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan

Berdasarkan MMD yang dilakukan di 10 Desa di Kecamatan ….terdapat beberapa


masalah antara lain

No Prioritas masalah Rencana Pelaksanaan Ket

1 Prilaku hidup bersih 1. Melakukan 1. Siswa/siswi


dan sehat (PHBS) Penyuluhan dan SD N 148/I
mempraktekan 2. Siswa/siswi SDN 50/I
cara mencuci 3. Siswa/siswi PAUD
tangan yang benar. 4. Siswa/siswi SD N 113/I
5. Siswa/siswi SD N 65/I T
2. Mempraktekkan 6. Siswa/siswi PAUD Matahari E

62
cara menyikat gigi Terbit R
yang benar. 7. Siswa/siswi TK Darma Wanita L
8. Siswa/siswi PAUD Cempaka A
9. Siswa/siswi SD N 54/I K
10. Siswa/siswi SD N 83/I S
11. Siswa/siswi SD N 37/I A
12. Siswa/siswi SD YKPP N
A

2 Lansia dengan 1. Melakukan 1. Lapangan SDN No.50/I Mekar


hipertensi penyuluhan pada Jaya T
lansia 2. Posyandu dusun 1 dan dusun 2 E
Desa Pompa Air R
2. Mengikuti senam 3. Ibu-ibu pengajian Rt. 05 L
lansia sebelum 4. Posyandu lansia (kamboja) A
penyuluhan 5. Posyandu lansia (anggrek) K
6. Ibu-ibu PKK S
3. Membagikan jus 7. Posyandu lansia (kuncup A
timun kepada melati)
N
Lansia 8. Posyandu lansia (mawar ).
A

3 Potensial 1. Melakukan 1. Ruangan Labor SMP N 25 T


penyimpangan penyuluhan di SMPN Batang Hari E
perilaku remaja 25 Batanghari 2. Ruangan kelas IX MTs Baitul R
2. Melakukan Mubtadi Desa Penerokan L
penyuluhan di MTs A
Baitul Mubtadi K
S
A
N
A

63
4. Kurangnya 1. Melakukan 1. Ibu-ibu pengajian dusun 4 desa
pengetahuan ibu-ibu penyuluhan pada mekar jaya RT 11
tentang alat Pasangan Usia T
kontrasepsi Subur (PUS) 2. Ibu-ibu pengajian dusun 4 desa E
mekar jaya RT 14 R
L
3. Ibu – ibu wali murid PAUD A
Matahari Terbit K
S
4. Ibu – ibu pengajian rt 06 dusun
A
purwosari
N
A
5. Ibu – ibu pengajian rt 11 dusun
wonorejo

6. Ibu-ibu pengajian Rt 05

7. ibu-ibu pengajian Rt 11
5 Kurangnya 1. Melakukan 1. Ibu-ibu pengajian Dusun 3 Desa T
pengetahuan tentang penyuluhan pada Mekar Jaya RT 08 E
deteksi dini kanker ibu-ibu pengajian 2. Ibu-ibu pengajian Dusun 3 Desa R
payudara Mekar Jaya RT 09 L
2. Mempraktekkan 3. Ibu-ibu wali murid Matahari A
cara SADARI Terbit K
4. Ibu-ibu pengajian rt 14 Dusun S
Wonorejo A
5. Ibu-ibu pengajian Rt. 05 N
A

2. Evaluasi

64
Pada pelaksanaan kegiatan di kecamatan Pelawan , kegiatan sesuai dengan
program yang telag direncanakan. Dengan harapan masalah kesehatan yang
terjadi dapat teratasi, dan dapat membantu upaya pemerintah untuk meningkatkan
derajat masalah kesehatan

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kuliah kerja nyata yang kami laksanakan pada tanggal 05 – 23 februari
2015 yang kami laksanakan di kecamatan sungai gelam khususnya desa
kebun ix, desa ladang panjang, desa parit, desa petaling jaya, desa mingkung,
desa sido mukti, desa sumber agung dan desa gambut jaya mendapatkan
jumlah kepala keluarga sebanyak 4.502 an jumlah penduduk sebanyak 16.340
Jiwa. Dalam pendataan sudah berjalan lancar meskipun ada beberapa
hambatan seperti rumah warga yang kosong dikarenakan bekerja, serta waktu
kami yang terbatas.
Pada pelaksanaan, semua kegiatan telah terlaksana. Namun, kami tidak
dapat mengevaluasi tindakan yang telah diberikan karena waktu kami yang
terbatas. Secara umum, masyarakat telah memberikan respon positif terhadap
kegiatan yang kami lakukan, namun kami tidak dapat memastikan apakah
masyarakat dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

65
B. Saran
Dalam melaksanakan praktek kuliah kerja nyata, berbagai temuan yang
didapatkan oleh mahasiswa/i kukerta stikba jambi berkaitan dengan
pemerintahan, pelayanan kesehatan serta keluhan masyarakat, kami hanya
memberikan saran :
1. Bagi mahasiswa/i, dengan adanya kuliah kerja nyata ini diharapkan
mahasiswa/i mampu mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di bangku
kuliah, dan diharapkan mahasiswa/i lebih memahami lagi teori sehingga
pelaksanaan di lapangan semakin baik.
2. Pihak Kecamatan dan Desa untuk lebih meningkatkan program
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat serta memfasilitasi setiak
kegiatan untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
3. Dinas Kesehatan dan Puskesmas diharapkan menyempurnakan
pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan mahasiswa bersama
masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada di
masyarakat.
4. Bagi masyarakat, agar dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Bagi kader agar lebih menghidupkan kembali kegiatan yang telah dibentuk
dan telah disepakati.

66

Anda mungkin juga menyukai