Anda di halaman 1dari 6

LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

I. Fungsi dan Layanan KPEI Di Pasar Modal


BEI, KPEI, KSEI merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) dibawah
pengawasan OJK. OJK memberikan kewenangan terhadap SRO untuk membuat dan
menerapkan peraturan di pasar modal Indonesia dan melengkapi peraturan pemerintah
atau biasa disebut regulator. Peraturan dan ketentuan tersebut berguna sebagai fungsi
pengawawan untuk mencegah praktik yang tidak sesuai dengan aturan.
KPEI berfungsi sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) yang
menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Sedangkan
KSEI berfungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yang
menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian efek.

II. Dasar Hukum Pendirian KPEI


1) UU No. 21 Tahun 2011, Tentang Otoritas Jasa Keuangan
2) UU No. 8 Tahun 1995, Tentang Pasar Modal
3) Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan kegiatan di
Bidang Pasar Modal
4) Akte Pendirian No. 8 Tanggal 5 Agustus 1996 sebagai Perseroan Terbatas
5) Izin Usaha, SK Bapepam No. Kep.-26/PM/1998 Tanggal 1 Juni 1998 sebagai
Lembaga Kliring dan Penjaminan

III. Sekilas KPEI


KPEI merupakan organisasi nirlaba, yang tidak membayar dividen kepada
pemegang sahamnya. Hasil keuntungan dari kegiatan operasional KPEI akan
dikembalikan untuk operasional dan pengembangan infrastruktur pasar modal.

IV. Fungsi dan Layanan KPEI


KPEI juga dikenal sebagai satu-satunya Central Counterparty (CCP) di pasar
modal Indonesia. KPEI mengambil peran sebagai mitra pengimbang atau CCP untuk
melakukan novasi dalam penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Novasi adalah

1
pengalihan hukum antara AB jual dengan AB beli menjadi hubungan hukum antara
AB jual dengan KPEI sebagai pembeli, dan AB beli dengan KPEI sebagai penjual.
1) Fungsi Pengelolaan Agunan
Pengelolaan agunan bertujuan untuk memastikan bahwa agunan dan sumber
keuangan lainnya “mencukupi” bagi CCP maupun pelaku pasar lainnya untuk
kebutuhan penyelesaian transaksi bursa.
2) Fungsi Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko bertujuan untuk memastikan bahwa exposure (risiko)
transaksi bursa dihitung secara “memadai” dan memperhitungkan berbagai risiko
yang mungkin timbul seperti market risk, liquidity risk, credit risk dan operational
risk pada level tertentu. Memadai berarti tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar
serta disesuaikan dengan kondisi pasar.
3) Fungsi Kliring dan Penyelesaian
Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban efek maupun dana milik
AK yang timbul dari transaksi bursa dimana akan menghasilkan Daftar Hasil
Kliring (DHK), selanjutnya dikirimkan ke AK sebagai tagihan atas transaksi yang
sudah dilakukan dan wajib diselesaikan sesuai jangka waktu penyelesaian.
Proses kliring dilakukan atas produk yang ditransaksikan di bursa efek, seperti :
1) Ekuiti (Saham, Waran, HMETD, Reksadana ETF)
2) Surat Utang (Obligasi Korporasi, Surat Utang Negara, Sukuk Korporasi, Surat
Berharga Syariah Negara, Efek Beragun Aset)
3) Derivatif (Kontrak Berjangka Indeks Efek-KBIE dan Kontrak Opsi Saham-
KOS)
Metode kliring yang tersedia ada 2 jenis yakni:
a. Netting adalah pemenuhan hak dan kewajiban AK dengan menyerahkan
atau menerima sejumlah efek tertentu yang ditransaksikan dan untuk
menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh efek yang
ditransaksikan.

2
b. Per Transaksi (trade for trade – TFT) adalah pemenuhan hak dan kewajiban
AK untuk setiap transaksi oleh AK jual dan AK beli yang dilakukan secara
langsung atas efek yang ditransaksikan.
4) Fungsi Pengelolaan Kegagalan
Berdasarkan Peraturan No. 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa, LKP wajib secara seketika dan langsung mengambil
alih tanggung jawab AK yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan
penyelesaian transaksi bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada
waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada AK yang bersangkutan.
5) Fungsi Pengelolaan Dana Jaminan

V. Layanan Informasi
Salah satu layanan informasi adalah layann Member Interface yang merupakan
portal untuk mengangkses informasi keseluruhan kegiatan pesanan transaksi AK di
Bursa Efek Indonesia hingga penyelesaian transaksi yang dilakukan oleh AK. Adapun
layanan m-CLEARS yang merupakan layanan tambahan untuk memudahkan AK
dalam memperoleh informasi, tanpa harus mengakses langsung masing-masing sistem
yang sudah disediakan KPEI. Untuk menjawab pertanyaan, masukan, maupun keluhan
yang disampaikan KPEI menyediakan layanan yakni Customer Care KPEI.

LEMBAGA PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK

I. Overview Indonesia SIPF


Pada 11 September 2013, Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal kepada
P3IEI atau yang dikenal juga dengan Indonesia Securities Investor Protection Fund
(Indonesia SIPF) secara resmi menjadi perusahaan yang memiliki kewenangan sebagai
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal (PDPP). Dalam menjalankan tugasnya
sebagai PDPP, P3IEI wajib paling sedikit memiliki 3 (tiga) fungsi utama yakni fungsi
investasi, fungsi pembukuan dan keuangan, fungsi audit dan kepatuhan.

II. Positioning Indoneia SIPF

3
Sebagai bagian dari upaya mengembangkan Pasar Modal Indonesia, P3IEI tidak
sendirian melainkan terdapat dua perusahaan yang juga merupakan anak perusahaan
SRO yaitu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) dan The Indonesia Capital Market
Institute (TICMI). IBPA merupakan perusahaan yang memiliki wewenang untuk
menetapkan harga wajar atas efek di Pasar Modal Indonesia, sedangkan TICMI
merupakan perusahaan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan profesi Pasar
Modal Indonesia.

III. Pemodal
Definisi Pemodal yang mendapatkan perlindungan dari P3IEI merupakan nasabah
yang menitipkan asetnya di Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan
rekening Efek nasabah dan Bank Kustodian. Aset Pemodal adalah efek dan harta lain
yang berkaitan dengan Efek, dan/atau dana milik Pemodal yang dititipkan pada
Kustodian.
Pemodal yang mendapatkan perlindungan DPP harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Menitipkan assetnya dan memiliki rekening efek pada kustodian.
2) Memiliki sub rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
(KSEI).
3) Memiliki nomor tunggal identitas pemodal (SID).
Namun demikian, terdapat hal yang dapat menyebabkan pemodal dikecualikan
dalam pemberian ganti rugi, yaitu bilamana memenuhi salah satu kriteria berikut:
1) Pemodal yang terlibat atau menyebabkan aset pemodal di suatu Kustodian
menjadi hilang
2) Pemodal adalah pemegang saham pengendali, direktur, komisaris, atau pejabat
satu tingkat di bawah direktur dari Kustodian yang mengalami kehilangan aset
3) Pemodal merupakan afiliasi dari pihak-pihak pada butir-butir tersebut di atas.

IV. Efek Yang Dilindungi


Per 1 Januari 2016, seiring dengan bergabungnya Bank Kustodian menjadi
anggota DPP, perlindungan DPP mencakup pemodal yang merupakan nasabah Bank

4
Kustodian, serta jenis aset yang dilindungi oleh DPP bertambah menjadi dana dan efek
(tidak hanya saham).
Dana Perlindungan Pemodal (DPP)
DPP adalah kumpulan dana yang dibentuk untuk melindungi Pemodal dari
hilangnya Aset Pemodal di Pasar Modal Indonesia. DPP bukan merupakan milik Pihak
tertentu dan tidak dipergunakan untuk keperluan apapun selain digunakan untuk
memberikan ganti rugi kepada Pemodal atas hilangnya Aset Pemodal
Kebijakan investasi DPP
Harta kekayaan dari Dana Perlindungan Pemodal hanya dapat diinvestasikan pada
Surat Berharga Negara dan/atau deposito pada bank yang dimiliki Pemerintah
Republik Indonesia, investasi pada instrumen lain hanya diperbolehkan setelah
mendapatkan izin dari OJK.

V. Penanganan Klaim dan Subrogasi


Sebagaimana di atur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
18/SEOJK.04/2013 tentang Kriteria Pernyataan Tertulis Oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan Tata Cara Penentuan Nilai Aset Pemodal Yang Hilang Dalam Rangka
Penggunaan Dana Perlindungan Pemodal, PDPP melakukan kegiatan penanganan
klaim Pemodal yang mengalami kehilangan Aset Pemodal setelah OJK menerbitkan
pernyataan tertulis bahwa;
1) Terdapat kehilangan Aset Pemodal;
2) Kustodian tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan Aset Pemodal
yang hilang; dan
3) Bagi Kustodian berupa PPE yang mengadministrasikan Efek dinyatakan tidak
dapat melanjutkan kegiatan usahanya dan dipertimbangkan izin usahanya
dicabut oleh OJK; atau
4) Bagi Bank Kustodian dinyatakan tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya
sebagai Bank Kustodian dan dipertimbangkan persetujuan Bank Umum
sebagai Kustodian dicabut oleh OJK.

5
DAFTAR PUSTAKA

The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). 2016. Mekanisme Perdagangan Efek
Lembaga Kliring Dan Penjamin.
The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). 2016. Mekanisme Perdagangan Efek
Lembaga Perlindungan Investor Efek.

Anda mungkin juga menyukai