Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN

INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA


1 2 3
Ermina Syainah , Sari Novita , Rusmini Yanti

ABSTRAK

Yoghurt merupakan salah satu produk fermentasi susu dengan bantuan bakteri asam laktat
(BAL). Menurut Astawan (2008) yoghurt mempunyai banyak manfaat bagi tubuh antara lain
mengatur saluran pencernaan, antidiare, antikanker, meningkatkan pertumbuhan, membantu
penderita lactose intolerance dan mengatur kadar kolesterol dalam darah. Karakteristik yoghurt
seperti rasa yang asam dan tekstur yang kental menjadikan beberapa orang tidak menyukainya.
Diperlukan adanya diversifikasi dalam pembuatan yoghurt, yaitu dengan membuat produk
yoghurt yang tidak terlalu asam dengan menghentikan waktu fermentasi pada tingkat keasaman
yang diinginkan dan tekstur yang tidak kental (encer) sehingga mudah untuk diminum yang
biasa disebut drink yoghurt. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji berbagai jenis susu dan
tempat inkubasi dalam pembuatan yoghurt terhadap mutu dan daya terima. Penelitian bersifat
eksperimen dengan rancangan acak kelompok yang disusun secara faktorial.
Hasil dari penelitian yaitu kadar asam laktat yang tertinggi terdapat pada perlakuan jenis
susu skim dan penyimpanan pada suhu kamar. Kadar protein yang tertinggi terdapat pada
perlakuan jenis susu segar yaitu pada penyimpanan suhu kamar dan suhu inkubator. Tidak
terdapat pengaruh jenis susu terhadap daya terima warna, aroma, kekentalan pada yoghurt yang
diinkubasi pada suhu kamar sedangkan terhadap rasa yoghurt terdapat pengaruh. Tidak terdapat
pengaruh jenis susu terhadap daya terima warna, aroma, kekentalan dan rasa pada yoghurt yang
diinkubasi pada suhu inkubator. Terdapat perbedaan yang nyata warna yoghurt yang diinkubasi
pada suhu kamar dan suhu incubator pada semua jenis susu. Terdapat perbedaan yang nyata
warna yoghurt yang diinkubasi pada suhu kamar dan suhu inkubator pada susu segar sedangkan
pada susu skim dan cream tidak terdapat perbedaan yang nyata. Terdapat perbedaan yang nyata
kekentalan yoghurt yang diinkubasi pada suhu kamar dan suhu incubator pada semua jenis susu.
Terdapat perbedaan yang nyata rasa yoghurt yang diinkubasi pada suhu kamar dan suhu
inkubator pada jenis susu segar dan susu skim sedangkan pada susu cream tidak terdapat
perbedaan yang nyata.
Kata kunci : Yoghurt, susu murni (susu segar), susu skim, susu full cream

PENDAHULUAN Susu merupakan cairan yang


Seiring dengan kemajuan ilmu dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar susu
pengetahuan dan teknologi, kegiatan (mamae), baik dari buah dada seorang ibu
agroindustri semakin luas dan produk yang maupun binatang. Air susu ibu biasa dikenal
dihasilkan semakin beraneka ragam. Pangan dengan ASI sedangkan susu hewan atau
merupakan suatu permasalahan vital karena susu tiruan sebagai pengganti susu ibu
menyangkut kebutuhan gizi seseorang. Guna disebut Pengganti Air Susu Ibu atau PASI.
menunjang hal tersebut diperlukan makanan Pada umumnya berasal dari binatang ternak,
yang memiliki nutrisi baik dan tentunya misalnya sapi, kerbau, kambing, unta atau
didukung oleh teknologi pengolahan pangan kuda.
yang tepat.

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun


2014
Kalau sehari-hari disebut air susu atau Bakteri ini mampu menguraikan gula
susu saja maka yang dimaksud adalah air susu menjadi asam laktat, asam laktat inilah
susu sapi. Susu sapi segar merupakan hasil yang menyebabkan yohurt rasanya asam.
pemerasan sapi secara langsung, tanpa Proses fermentasi menyebabkan kadar
ditambah zat lain ataupun mengalami laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga
pengolahan. Susu in tidak begitu manis dan aman dikonsumsi.
mengandung protein yang tinggi. Dalam Bakteri ini mampu menguraikan gula
slogan untuk meningkatkan gizi masyarakat susu menjadi asam laktat, asam laktat inilah
konsumsi susu sekarang sudah terkenal yang menyebabkan yughurt rasanya asam.
sampai ke desa-desa. Proses fermentasi menyebabkan kadar
Susu skim sebenarnya limbah laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga
produksi mentega, setelah lemak dalam susu yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang
tersebut diambil untuk dijadikan mentega. alergi susu dan lansia.
Susu skim mengandung energi lebih rendah, Dari segi gizi, yoghurt tidak jauh
tetapi masih baik sebagai suplemen protein. berbeda dengan susu, tetapi karena melalui
Susu bubuk fuul cream merupakan proses fermentasi ada beberapa zat gizi yang
susu yang mengandung lemak tinggi dan kandungannya lebih tinggi pada yoghurt
mengalami proses pengeringan dan terjadi tentu terhadap gula (sukrosa) dengan atau
atau kerusakan beberapa zat gizi tanpa penambahan air.
konponennya diantaranya vitamin A dan Tempat inkubasi yang digunakan
beberapa vitamin lainnya anggota vitamin B menggunakan inkubator dan ruangan
kompleks, oleh karena itu ditambahkan terbuka dimana suhu yang digunakan diatas
1
beberapa zat gizi yang rusak atau kurang . 35 derajat celcius
Yoghurt merupakan minuman Melihat manfaat yang dihasilkan oleh
kesehatan yang terbuat dari fermentasi susu produk susu menjadi yoghurt dan aman
didalam yoghurt terdapat bakteri yang dikonsumsi oleh semua umur, maka peneliti
sangat menguntungkan yaitu Lactobacillus tertarik untuk melakukan penelitian dari
acidophilus, Lactobacillus bulgaricus dan berbagai jenis susu dan tempat inkubasi
streptococcus thermophilus. Yoghurt yang berbeda, supaya produk yoghurt
memeng sangat baik untuk kesehatan. tersebut bisa digunakan semua orang dengan
Susu adalah cairan yang dihasilkan diit tertentu.
oleh kelenjar-kelenjar susu (mamae), baik
dari binatang maupun dari buah dada BAHAN DAN METODE
seorang ibu. Kalau sehari-hari disebut Bahan yang akan digunakan pada
sebagai Air susu (atau susu saja), maka yang penelitian ini terdiri dari bahan baku utama.
dimaksud adalah air susu sapi. Komposisi Bahan baku utama yang akan digunakan
air susu yang berasal dari ternak, berbeda- terdiri dari susu murni, susu skim, susu fuul
beda sisesuaikan dengan pertumbuhan dari cream, bibit yoghurt cair.
anak hewan yang bersangkutan. Alat yang akan digunakan dalam
Yoghurt merupakan minuman penelitian ini terdiri dari alat untuk membuat
kesehatan terbuat dari fermentasi susu yoghurt dan alat untuk analisa kimia (kadar
didalam Yoghurt terdapat bakteri yang protein, dan kadar asam laktat), analisa fisik
sangat menguntungkan yaitu Lactobacillus yaitu analisa organoleptik.
acidophilus, L bulgaricus dan S Penelitian ini bersifat eksperimen
thermophilus. Yoghurt memang sangat baik yaitu membuat yoghurt dari berbagai jenis
untuk kesehatan. susu dan tempat inkubasi yang berbeda.
Penelitian. Rancangan yang digunakan Faktor-faktor yang menyebabkan
adalah Rancangan Acak Kelompok yang menurunnya kemampuan hidup organisme
disusun secara faktorial dengan 2 faktor probiotik berkaitan erat dengan penurunan
yang terdiri dari tiga kelompok yang Ph dari médium, dan akumulasi asam
berfungsi sebagai ulangan. Faktor pertama organic sebagai hasil pertumbuhan, dan
adalah jenis susu (S1), susu segar (S2) susu fermentasi. pH terakhir yang dicapai pada
fuul cream, dan susu skim (S3). Sedangkan akhir fermentasi yoghurt merupakan faktor
faktor kedua yaitu tempat inkubasi yang paling penting yang mempengaruhi
berbeda (P1...P2) . Analisis yang digunakan kelangsungan hidup, dan pertumbuhan
adalah kadar protein, kadar asam laktat dan bakteri asam laktat. Hal ini dapat dilihat
daya terima. dengan meningkatnya jumlah asam yang
diekskresikan oleh BAL karena proses
HASIL DAN PEMBAHASAN akumulasi asam dalam substrat, maka akan
Kadar Asam Laktat meningkatkan keasaman substrat.
Rata-rata kadar asam laktat yoghurt dari Peningkatan akumulasi asam dalam substrat
jenis susu dan inkubasi yang berbeda dapat ini dapat diketahui dengan penurunan pH
dilihat pada tabel IV.1. substrat (Purwanti dkk).
Tabel IV.1. Rata-rata Kadar Asam Laktat
Yoghurt Kadar Protein
Tempat
Jenis Susu Rerata kadar protein jenis susu dan
P1 P2 P3 inkubasi yang berbeda dapat dilihat pada
T1 (Kamar) 1.53 2.1 1 .6 2 tabel IV.2.
T2 (Inkubator) 0.57 1.02 0.78
Tabel IV.2. Rerata Kadar Protein yoghurt
Rata-rata kadar Asam Laktat tertinggi Jenis Susu
terdapat pada perlakuan inkubasi temperatur Tempat
P1 P2 P3
kamar dengan jenis susu Skim yaitu sebesar T1 (Kamar) 10,08 4,01 5,27
2.1 Sedangkan rerata kadar Asam Laktat T2 (Incubator) 8,82 5,37 5.37
terendah pada inkubasi dengan jenis susu Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa
murni yaitu sebesar 0,57 %. rerata kadar protein tertinggi terdapat pada
Hasil analisa sidik ragam yang perlakuan inkubasi suhu kamar sebesar
dilanjutkan dengan uji tukey menunjukkan 10,08 %. Sedangkan rerata kadar protein
bahwa kajian jenis susu dan tempat inkubasi terendah terdapat pada inkubasi suhu kamar
berpengaruh nyata ( α = 0,05) terhadap jenis susu skim sebesar 4,01 %. Hal ini
kadar asam laktat pada jenis susu sebesar dapat disimpulkan bahwa total kadar protein
0,4568, sedangkan interaksi antara kedua yang diperoleh susu segar (susu murni)
perlakuan menunjukkan pengaruh yang belum mengalami beberapa kali pemanasan
nyata, pada penyimpanan inkubator pada sehingga protein masih tinggi tidak
pada jenis susu segar (susu murni), hal ini mengalami kerusakan yang berarti walaupun
disebabkan kandungan susu segar atau susu sebagian protein telah dipecah menjadi asam
murni selama proses fermentasi semua dibandingkan dengan jenis susu skim dan
laktosa berubah menjadi asam piruvat, yang susu full cream, tetapi semua perlakuan
selanjutnya berubah menjadi asam laktat. masih memenuhi persyararatan dari SNI
Asam laktat menyebabkan terjadinya yoghurt minimal 3,5 %.
penurunan pH susu, yang berarti Hasil analisa sidik ragam yang
meningkatkan keasaman, sehingga kasein dilanjutkan dengan uji tukey menunjukkan
menjadi tidak stabil, dan terkoagulasi bahwa jenis susu dan tempat inkubasi tidak
(menggumpal) membentuk gel yoghurt.
memberikan perbedaan yang nyata dimana F namun panelis cenderung menyukai warna
hitung 0.998 > 0,05. yoghurt dari susu cair baik pada suhu kamar
Kandungan protein yang terdapat pada maupun susu inkubator karena berwarna
jenis susu oleh bakteri asam laktat akan putih cerah. Selain itu panelis juga
menghidrolisa protein untuk memperoleh menyukai yoghurt dari susu krim yang
nitrogen yang diperlukan untuk diinkubasi pada suhu kamar. Hal ini
pertumbuhan didalam susu. Pemecahan disebabkan jenis susu sapi segar dan susu
protein, terutama kasein, menyebabkan krim memiliki komposisi yang tidak jauh
pembentukkan Curd yang diinginkan dan berbeda, hanya saja susu krim telah melalui
mengakibatkan protein menjadi mudah proses pengolahan seperti pengeringan
dicerna. Hasil pemecahan laktosa dan lipid 2
sehingga sekitar 97% zat padatnya .
menyebabkan pembentukkan citarasa spsifik Dari uji Mann Whitney diketahui bahwa
pada produk. perlakuan tempat inkubasi menyebabkan
perbedaan nyata terhadap warna yoghurt
Uji Organoleptik Yoghurt yang diolah dari susu segar, susu skim dan
1. Warna susu krim (Lampiran 3) dengan nilai
Tabel IV.3. Rata-rata Penerimaan Panelis signifikansi masing-masing 0.000, 0.000,
terhadap Warna Yoghurt pada Suhu Kamar dan 0.016 (α= 0.05). Hal ini membuktikan
Perlakuan Rata- bahwa bakteri memerlukan suhu tertentu
(Jenis Susu) Rata untuk berkembang biak secara optimum dan
P1 (Susu segar) 3 ,4 0
sesuai dengan pernyataan Eckles (1980)
P2 (Susu Skim) 3 ,2 0
P3 (Susu Krim) 3,40 bahwa tiap jenis bakteri memiliki suhu
3
optimum untuk perkembangbiakan .
Tabel IV.4. Rata-rata Penerimaan
Panelis terhadap Warna Yoghurt pada Suhu 2. Aroma
Inkubator Tabel IV.5. Rata-rata Penerimaan Panelis
Perlakuan Rata- terhadap Aroma Yoghurt pada Suhu Kamar
(Jenis Susu) Rata Perlakuan Rata-
P1 (Susu segar) 4 ,3 0 (Jenis Susu) Rata
P2 (Susu Skim) 4 ,0 0 P1 (Susu segar) 3 ,3 0
P3 (Susu Krim) 3,90 P2 (Susu Skim) 3 ,5 0
Tabel IV.3 menunjukkan rata-rata P3 (Susu Krim) 3,70
penerimaan panelis terhadap warna yoghurt
yang diinkubasi pada suhu kamar. Hasil uji Tabel IV.6. Rata-rata Penerimaan Panelis
statistik menunjukkan tidak adanya terhadap Aroma Yoghurt pada Suhu
pengaruh jenis susu terhadap warna yoghurt Inkubator
Perlakuan Rata-
yang diinkubasi pada suhu kamar (p=0,183 (Jenis Susu) Rata
> 0,005). Tabel IV.4 menunjukkan rata-rata P1 (Susu segar) 4 ,1 0
penerimaan panelis terhadap warna yoghurt P2 (Susu Skim) 3 ,7 0
P3 (Susu Krim) 3,70
yang diinkubasi pada suhu incubator (40⁰C).
Hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya Tabel IV.5 menunjukkan rata-rata
pengaruh jenis susu terhadap warna yoghurt penerimaan panelis terhadap aroma yoghurt
yang diinkubasi pada suhu inkubator yang diinkubasi pada suhu kamar. Hasil uji
(p=0,142 > 0,005). statistik menunjukkan tidak adanya
Walaupun tidak terdapat pengaruh jenis pengaruh jenis susu terhadap aroma yoghurt
susu terhadap daya terima warna yoghurt yang diinkubasi pada suhu kamar (p=0,167
> 0,005). Tabel IV.6 menunjukkan rata-rata
penerimaan panelis terhadap aroma yoghurt menyebabkan perbedaan nyata terhadap
yang diinkubasi pada suhu incubator (40⁰C). aroma yoghurt yang diolah dari susu skim
Hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya dan susu krim dengan nilai signifikansi
pengaruh jenis susu terhadap aroma yoghurt masing-masing 0.195, dan 0.742 (α= 0.05).
yang diinkubasi pada suhu inkubator Hanya pada aroma yoghurt dari susu segar
(p=0,224 > 0,005) yang berbeda nyata dengan nilai signifikansi
Penelitian ini menunjukkan bahwa 0,001 (α= 0.05).
jenis susu tidak mempengaruhi penerimaan
panelis terhadap aroma yoghurt baik yang 3. Kekentalan
diinkubasi pada suhu kamar maupun pada Tabel IV.7. Rata-rata Penerimaan Panelis
suhu inkubator Walaupun demikian panelis terhadap Kekentalan Yoghurt pada Suhu
cenderung menyukai yoghurt dari susu krim Kamar
Perlakuan Rata-
yang diinkubasi pada suhu kamar karena (Jenis Susu) Rata
tidak begitu asam. Sedangkan pada suhu P1 (Susu segar) 3 ,4 0
inkubator panelis cenderung lebih menyukai P2 (Susu Skim) 3 ,2 0
yoghurt dari susu segar. P3 (Susu Krim) 3,30
Aroma pada yoghurt dipengaruhi oleh Tabel IV.7 menunjukkan rata-rata
asam laktat, sisa-sisa asetaldehid, diasetil, penerimaan terhadap kekentalan yoghurt
asam asetat, dan bahan-bahan mudah yang diinkubasi pada suhu kamar,
menguap lainnya setelah proses fermentasi. sedangkan Tabel IV.8 menunjukkan rata-
Menurut Oberman (1985) pada awal rata penerimaan terhadap kekentalan
fermentasi, Streptococcusthermophilus yoghurt yang diinkubasi pada suhu
tumbuh dengan cepat dan mengakibatkan inkubator (40⁰).
akumulasi asam laktat dan asam asetat,
4
asetaldehida, diasetil serta asam format .
Tabel IV.8. Rata-rata Penerimaan Panelis
Adanya zat-zat tersebut dan perubahan
terhadap Kekentalan Yoghurt pada Suhu
potensial oksidasi-reduksi pada medium
Inkubator
(yoghurt), merangsang pertumbuhan Perlakuan Rata-
Lactobacillus bulgaricus. Pada akhir (Jenis Susu) Rata
fermentasi, yoghurt mempunyai pH 4,2 – P1 (Susu segar) 3 ,9 0
4,3. Kandungan karbohidrat pada susu skim P2 (Susu Skim) 4 ,0 0
lebih tinggi daripada bubuk krim. P3 (Susu Krim) 3,90
Kandungan karbohidrat yang tinggi ini akan Tabel IV.7 menunjukkan rata-rata
digunakan oleh bakteri asam laktat sebagai penerimaan panelis terhadap kekentalan
sumber substrat untuk memproduksi asam yoghurt yang diinkubasi pada suhu kamar.
laktat. Sehingga asam laktat yang dihasilkan Hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya
pada yoghurt dari susu skim ini akan pengaruh jenis susu terhadap warna yoghurt
semakin tinggi dan pH yang dihasilkan juga yang diinkubasi pada suhu kamar (p=0,902
semakin rendah. Menurut Vedamuthu > 0,005). Tabel IV.8 menunjukkan rata-rata
(1982) untuk mendapatkan yoghurt yang penerimaan panelis terhadap kekentalan
mempunyai tekstur dan flavor yang baik, yoghurt yang diinkubasi pada suhu
digunakan Lactobacillus bulgaricus dan incubator (40⁰C). Hasil uji statistik
Streptococcus thermophilus dengan menunjukkan tidak adanya pengaruh jenis
perbandingan 1 : 1 susu terhadap kekentalan yoghurt yang
Dari uji Mann Whitney diketahui diinkubasi pada suhu inkubator (p=0,516 >
bahwa perlakuan tempat inkubasi tidak 0,005).
Pada penelitian ini panelis cenderung dibuang memiliki tekstur yang lebih encer
menyukai kekentalan yoghurt dari susu daripada susu krim. Menurut Gilliland
segar yang diinkubasi pada suhu kamar, (1986) beberapa faktor yang mempengaruhi
sedangkan pada suhu inkubator kekentalan tekstur yoghurt adalah perlakuan pada susu
yoghurt dari susu segar dan susu krim. sebelum diinokulasikan, ketersediaan
Yoghurt yang baik memiliki tekstur yang nutrisi, bahan bahan pendorong, produksi
lembut seperti bubur, tidak terlalu encer dan metabolis oleh lactobacilli, interaksi dengan
5
tidak pula terlalu padat . Kekentalan pada bakteri biakan lainnya, penanganan bakteri
yoghurt dipengaruhi oleh penggumpalan sebelum digunakan dan juga ada atau
yang terjadi. Menurut Buckle et al., (1985), tidaknya antibiotika dalam susu .
7

penggumpalan atau pengentalan merupakan


salah satu sifat susu yang paling khas. 4. Rasa
Penggumpalan dapat disebabkan oleh Tabel IV.4. Rata-rata Penerimaan Panelis
kegiatan enzim atau penambahan asam. terhadap Rasa Yoghurt pada Suhu Kamar
Menurut Tamime dan Robinson (1989) Perlakuan Rata-
fermentasi oleh bakteri Streptococcus (Jenis Susu) Rata
P1 (Susu segar) 2 ,3 0
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus
P2 (Susu Skim) 2 ,6 0
yang menghasilkan konsistensi yoghurt yang P3 (Susu Krim) 3,30
menyerupai pudding. Selain itu Koswara
(2005) juga menyatakan bahwa laktosa Tabel IV.4. Rata-rata Penerimaan Panelis
dalam susu digunakan oleh bakteri terhadap Rasa Yoghurt pada Suhu Inkubator
Streptococcus thermophilus dan Perlakuan Rata-
Lactobacillus bulgaricus sebagai sumber (Jenis Susu) Rata
karbon dan energi utama untuk pertumbuhan P1 (Susu segar) 3 ,0 0
6
bakteri . Selama proses fermentasi laktosa P2 (Susu Skim) 3 ,3 0
berubah menjadi asam piruvat, yang P3 (Susu Krim) 3,60
selanjutnya berubah menjadi asam laktat. Tabel IV.3 menunjukkan rata-rata
Asam laktat menyebabkan terjadinya penerimaan panelis terhadap rasa yoghurt
penurunan pH susu, yang berarti yang diinkubasi pada suhu kamar. Hasil uji
meningkatkan keasaman, sehingga kasein statistik menunjukkan adanya pengaruh jenis
menjadi tidak stabil, dan terkoagulasi susu terhadap rasa yoghurt yang diinkubasi
(menggumpal) membentuk gel yoghurt. pada suhu kamar (p=0,000 < 0,005). Tabel
Menurut Vedamuthu (1982) untuk IV.4 menunjukkan rata-rata penerimaan
mendapatkan yoghurt yang mempunyai panelis terhadap rasa yoghurt yang
tekstur dan flavor yang baik, digunakan diinkubasi pada suhu inkubator. Hasil uji
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus statistik menunjukkan tidak adanya
thermophilus dengan perbandingan 1 : 1. pengaruh jenis susu terhadap warna yoghurt
Dari uji Mann Whitney diketahui yang diinkubasi pada suhu inkubator
bahwa tempat inkubasi menyebabkan (p=0,140 > 0,005).
perbedaan nyata terhadap kekentalan pada Penelitian ini menunjukkan jenis susu
yoghurt yang diolah dari susu segar, susu yang diinkubasi pada suhu kamar
skim dan susu krim dengan nilai signifikansi mempengaruhi penerimaan penelis terhadap
masing-masing 0.017, 0.001, dan 0.006 (α= warna yoghurt. Penelis paling menyukai
0.05). Pada temperatur optimum untuk rasa yogurt dari susu krim karena tidak
berkembang biak, susu skim yang terlalu asam. Menurut Abraham et al.
kandungan lemaknya sebagian sudah (1993) kualitas yoghurt sangat dipengaruhi
oleh jenis susu, starter dan suplemen yang
8
digunakan dalam pembuatan yoghurt . yang nyata dengan nilai signifikansi masing-
Sedangkan pada yoghurt yang diinkubasi masing 0.004, 0.022, dan 0.218 (α= 0.05).
pada suhu inkubator, jenis susu tidak
mempengaruhi penerimaan panelis terhadap KESIMPULAN
rasa yoghurt. Walaupun demikian panelis 1. Kadar asam laktat yang tertinggi pada
cenderung lebih menyukai rasa yoghurt jenis susu skim dan penyimpan pada suhu
yang berasal dari susu krim karena tidak kamar sebesar 2.1
begitu asam. Menurut Helferich dan 2. Kadar Protein yang tertinggi terdapat
Westhoff (1980), penerimaan konsumen pada perlakuan jenis susu segar (murni)
terhadap yoghurt yang sangat asam biasanya yaitu pada penyimpanan suhu kamar dan
9
kurang memuaskan . dan suhu incubator, tetapi semua
Abraham et al. (1993) menyatakan perlakuan memenuhi persyaratan dari
bahwa selama proses fermentasi yoghurt SNI tentang yoghurt.
terjadi perombakan senyawa nutrisi terutama 3. Tidak terdapat pengaruh jenis susu
8
protein dan lemak oleh adanya aktivitas L . terhadap daya terima warna ,aroma,
Bulgaricus dan S. Thermophillus dalam kekentalan pada yoghurt yang diinkubasi
starter yoghurt. Hal ini akan berpengaruh pada suhu kamar. Sedangkan terhadap
terhadap sifat fisik, kimiawi dan rasa yoghurt terdapat pengaruh.
10
organoleptis yoghurt . Aroma dan rasa 4. Tidak terdapat pengaruh jenis susu
yoghurt dipengaruhi oleh karena adanya terhadap daya terima warna,aroma,
senyawa tertentu dalam yoghurt seperti kekentalan, dan rasa pada yoghurt yang
senyawa asetaldehida, diasetil , asam asetat diinkubasi pada suhu inkubator
dan asam-asam lain yang jumlahnya sangat 5. Terdapat perbedaan yang nyata warna
sedikit . Senyawa ini dibentuk oleh bakteri yoghurt yang diinkubasi pada suhu
Streptococcus thermophillis dari laktosa kamar dan suhu incubator pada semua
susu, diproduksi juga oleh beberapa strain jenis susu.
11
bakteri Lactobacillus bulgaricus . 6. Terdapat perbedaan yang nyata warna
Hasil dari produksi asam laktat dapat yoghurt yang diinkubasi pada suhu
memberikan rasa asam pada yoghurt. Asam kamar dan suhu incubator pada susu
menyebabkan perubahan dalam struktur segar, sedangkan pada susu skim dan
protein (denaturasi), sehingga protein susu cream tidak terdapat perbedaan yang
menggumpal (mengalami koagulasi). nyata
Dengan kata lain, Streptococcus 7. Terdapat perbedaan yang nyata
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus kekentalan yoghurt yang diinkubasi pada
akan memfermentasi laktosa menjadi asam suhu kamar dan suhu inkubator pada
laktat dalam susu, dan asam laktat akan semua jenis susu.
mendenaturasi protein sehingga terjadi 8. Terdapat perbedaan yang nyata rasa
proses koagulasi yang menyebabkan susu yoghurt yang diinkubasi pada suhu
menjadi semi-padat, dan berasa asam. kamar dan suhu incubator pada jenis
Dari uji Mann Whitney diketahui susu segar dan susu skim sedangkan pada
bahwa perlakuan tempat inkubasi susu cream tidak terdapat perbedaan yang
menyebabkan perbedaan nyata terhadap nyata.
rasa yoghurt yang diolah dari susu segar dan
susu skim, sedangkan pada yoghurt dari SARAN
susu krim tidak menyebabkan perbedaan Perlu penelitian lebih lanjut untuk
melihat umur simpan terhadap kualitas
yoghurt serta perubahan kimia yang terjadi
selama penyimpanan, dan penelitian tentang
sumber protein nabati untuk pembuatan
yoghurt.

DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad Djaeni Sediaotama, M.Sc.
Ilmu Gizi. Dian Rakyat Jakarta, April
1988. Hal132-136
2. Potter, N. N. 1986. Food Science. New
York: Von Nostrand Reinhold
Company.
3. Eckles, C. H., W. B. Combs, H. Macy.
1980. Milk and Milk Products. 4th
Edition, Jurnal Agribisnis Peternakan,
Vol.1, No.2, Agustus 2005 Bombay,
New Delhi: Tata McGraw Hill
Publishing Company Ltd.
4. Oberman, H . 1985 . Fermented milks .
In : microbioloy of Fermented Foods
vol 2 . Elsiever applied science
Publishers, England.
5. Legowo, A. M. 13 September 2002.
Yoghurt untuk Kesehatan. Kompas.
6. Koswara, S., 2005. Susu Dan Yoghurt
Kedelai.
7. Gilliland, S.E. 1986. Bacterial Starter
Cultures for Food. Florida, USA: CRC
Press.
8. Abraham, A.G., G.L. De Antoni and
M.C. ANON.1993. Proteolitic activity
of Lactobacillus bulgaricus grown in
milk. J. Dairy Sci.76:1498–1505.
9. Helferich, W . and D.C. Westhoff. 1980
. All Abaout Yoghurt . Prentice-Hall
Inc, New York
10. Nakazawa, Y. And A. Hasona. 1992.
Function of fermented milk. Elsevier
Applied Science. London.
11. Friend, B .A. and K.M. Shahani. 1985.
Fermented dairy products. In : The
Practice of Biotechnology Current
Comodity Products. Perganon Press,
New York.

Anda mungkin juga menyukai