Anda di halaman 1dari 19

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES (NCP)

PADA KASUS PENYAKIT DALAM DEWASA DENGAN DM, TB PARU, DAN


HHD

3.2.2.1 Judul Kasus


Proses Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, Tb Paru, Hipertensi Heart
Desease (HHD), Di Ruang Dewasa Gayatri Rs Dr. Marzoeki Mahdi 2011

3.2.2.2 Gambaran Umum Pasien


1. Nama Pasien : Tn. TJ
2. Umur : 56 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Suku Bangsa : Sunda
5. Status Perkawinan : menikah
6. Tanggal masuk RS : 20 November 2011
7. Diagnosa Medis : DM 2, HHD, TB Paru
8. Terapi diet yang diberikan : Diet DM 1700
9. Tanggal menjadi kasus : tanggal 25 November 2011

3.2.2.3 Proses Asuhan Gizi


3.2.2.3.1 Assesment Gizi
1. Riwayat Personal
Pasien adalah seorang ayah dari 5 orang anak dan mempunyai 1 orang istri. Pernah bekerja di
laboratorium hama tanaman dan terkadang terjun ke lapangan. Saat masih bekerja BB mencapai
80 kg. Setelah pensiun aktifitasnya lebih banyak di rumah dengan mengurus tanaman di
rumahnya. Pasien merupakan pensiunan dari sebuah lembaga penelitian hama tanaman bagian
laboretorium, Balitro, Bogor. Istri pasien juga bekerja di tempat yang sama dan masih aktif.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah periksa kesehatan sebelumnya, baru pada tahun 2009 Pasien didiagnosa
mengidap Diabetes Melitus, Hipertensi, jantung bermasalah, dan Tuberculosis Paru. Pasien
pernah dirawat di RS Marzoeki Mahdi sebelumnya sebanyak 3 kali dengan keluhan yang sama,
yaitu sesak nafas dan lemas akibat gula darah dan tekanan darah meningkat. Saat masuk RS MM
yang ke 2 kali pasien dirujuk untuk melakukan pembedahan ginjal karena terdapat batu endapan
sepanjang 6 cm.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengalami sesak nafas dan lemas hingga tidak mampu berdiri H-1 MRS

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien tidak memiliki riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus di keluarganya

5. Riwayat Gizi
a. Sebelum Sakit
Pasien memiliki kebiasaan makanan yang teratur dan tepat waktu dalam minum obat. Pasien juga
memiliki kebiasaan banyak minum air, tidak merokok, dan tidak minum kopi. Sebelum di
diagnosa mengidap penyakit, saat masih bekerja, Pasien menyukai makanan manis, masakan
yang digoreng atau bersantan dan serta porsi nasi 3 kali porsi makan orang biasa, sekitar 3-4
penukar nasi.
Pada tahun 2009, setelah didiagnosa dokter, pasien mulai mengurangi makanan-makanan manis,
namun porsi nasi tiap kali makan masih sama seperti biasanya. selain itu, pasien juga masih suka
jajan makanan lain yang berat seperti baso atau mie ayam berdekatan dengan makan nasi.
Anamnesa asupan sebelum sakit dalam 1 hari yaitu, nasi 9p, lauk hewani 5p, sayur 3p, nabati 2p,
buah 2p, minyak 7p, santan 2p, ditambah dengan jajanan berupa mie ayam dan bakso masing-
masing 1 porsi. Asupan total per hari ialah Energi 3037 kkal, protein 112g (15%), lemak 66g
(20%), dan KH 481 g (63%).

b. Pada Saat Sakit


Proses asuhan gizi pada pasien TJ dilakukan setelah pasien dirawat 5 hari di RS. Awal masuk
RS, nafsu makan pasien masih tergolong baik meski sedikit berkurang akibat sesak nafas. Nafsu
makan pasien meurun sejak 2 hari lalu atau 3 hari setelah masuk RS. Penurunan nafsu makan ini
berawal dari adanya sesak nafas saat akan makan sehingga pasien menjadi malas makan. Lama
kelamaan pasien yang kurang asupan menjadi lemas dan nafsu makan menurun. Hasil anamnesa
asupan hari ke 6 setelah masuk Rumah Sakit, tanggal 25 November 2011, dibandingkan dengan
kebutuhan adalah Energi = 495 kkal (18.5%), Protein 18g (13.5%), Lemak = 22 g (29.7%),
Karbohidrat= 54 g (14.7%).

6. Pengkajian Data Antropometri :


a. BB saat masuk RS = 70 kg
b. BB aktual = 69 kg
c. BBI = 56 kg
d. BB nyaman = 62 kg
e. TB = 156 cm
f. LLA = 32 cm
g. TL = 47 cm
h. Status Gizi :
 IMT : 27.9 kg/m2 (overweight)
Penilaian : Status Gizi pasien adalah kelebihan berat badan

7. Pengkajian Data Biokimia :


No 201111 211111 221111 231111 241111 251111
06.00 - 165 166 123 160 123
11.00 - 121 117 119 119 113
16.00 187 127 160 159 114 136
Penilaian: Gula darah tinggi

8. Pengkajian Data Pemeriksaan Klinis Fisik:


a. Hasil Pemeriksaan klinik adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Hasil Pemeriksaan Klinik (29-11-2011)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interprestasi
1.Tekanan darah 140/100 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
2. Nadi 84 x/menit 80-100x/menit Normal
3. Suhu 36.90C 36-37,2 0C Normal
4. Respirasi 28 x/menit 19-36 x/menit Cepat
Penilaian : Hipertensi, respirasi cepat
b. Pemeriksaan Fisik
an Umum : Compos Mentis, lemas, sesak nafas, kehilangan lemak subkutan, badan masih gemuk.
Penilaian : lemas, sesak nafas, terjadi penurunan BB

3.2.2.3.2 Diagnosa Gizi


1. Domain Asupan:
Inadequate oral intake berhubungan dengan penurunan nafsu makan ditandai dengan asupan
energi 18.5% dari kebutuhan aktualnya.

2. Domain Klinis:
a. Penurunan berat badan tidak diharapkan berhubungan dengan kurangnya asupan ditandai
dengan penurunan 1 kg BB setelah 2 hari menolak makanan RS.
b. Peningkatan kadar gula darah berhubungan dengan penyakit Diabetes Melitus ditandai dengan
gula darah sewaktu mencapai 160 g/dl.

3. Domain Behaviour:
Kekeliruan pola makan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai gizi dan
penyakitnya ditandai dengan makan 3p nasi tiap kali makan.

3.2.2.3.3 Intervensi Gizi


1. Tujuan Diet
a. Memberikan makanan yang adequate sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien untuk
menjaga BB klien agar tidak terjadi penurunan secara cepat dan menjaga kondisi pasien agar
tidak lemas.
b. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan diet yang diberikan.
c. Menjaga kadar gula darah pasien.
d. Mengembalikan kemauan pasien untuk makan makanan yang diberikan RS.

2. Preskripsi Diet
a. Jenis Diet : Diet DM 1700 kkal
b. Bentuk makanan : Lunak
c. Frekuensi Pemberian : 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan.
d. Rute makanan : oral

3. Prinsip dan Syarat


a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan BB normal. Kebutuhan basal psien 30
kkal/kgBB nyaman, yaitu 30kkal/kg x 56kg= 1680 kkal – FU= 1680 kkal – 5%= 1680-84= 1596
kkal, kemudian dikalikan FA dan FS menjadi 2490 kkal.
b. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi 498 kkal (20%), siang 747 kkal (30%),
dan sore 623 kkal (25%), serta porsi kecil untuk selingan (masing-masing 10%, 249 kkal)
c. Protein diberikan tinggi terkait infeksi TB paru, yaitu 20% dari Energi Total, 124 gram
d. Lemak diberikan sedang, yaitu 25% dari Energi Total, 69 gram, dalam bentuk <10% dari
kebutuhan berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak jenuh ganda, dan sisanya lemak jenuh
tunggal
e. Karbohidrat 55% dari Energi Total, 342 gram
f. Vitamin dan mineral sesuai RDA (Recomennended Dietary allowance)

4. Perhitungan Kebutuhan
Perhitungan kebutuhan Energi menggunakan REE (Recommended Energi Expenditure) dengan
rumus Diet DM:

BMR = 30 kkal/kg x BB nyaman


= 30 kkal/kg x 56 kg = 1680 kkal
BMR = 1680- 5%= 1800-90= 1596 kkal

Energi total = BMR x FA x FS


= 1596 x 1,2 x 1,3
=2490 kkal

Kebutuhan Protein
20% dari Energi Total = 124 gram
Kebutuhan Lemak
25% dari Energi Total = 69 gram
Kebutuhan Karbohidrat
55% dari Energi Total = 342 gram

5. Rancangan Diet
Diit yang dirancang untuk pasien TJ adalah diit DM 1700 kkal diberikan secara bertahap dimulai
dari 1300 kkal melihat kemampuan makan pasien. Rincian perencanaan diit pasien tahap awal,
ialah sbb:
Energi 1300 kkal; protein 65 g (20% E.tot); Lemak 36 g (25% E.tot); dan KH 179 g (55% E.tot).
Karena kondisi penyakit, selain mendapat nutrisi secara oral, dokter yang menangani pasien TJ
memberikan nutrisi mineral secara parenteral berupa infus ringer laktat yang tidak mengandung
energi. Dalam diit juga dimasukkan susu DM untuk menambah asupannya. Rancangan diet nya
adalah sbb:
Tabel 3.
Jumlah Kebutuhan Energi dan Karbohidrat Berdasarkan Route Pemberian
Rute Pemberian Energi (Kkal) Karbohidrat (gram)
Oral 1300 179
Jumlah Kebutuhan 1300 179

Adapun rancangan diet yang akan diberikan kepada pasien, dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4
Rancangan Diit tanggal 26 November 2011
Jenis Penukar Energi Protein Lemak KH
Makanan (Kkal) (gram) (gram) (gram)
Tim 1 3/4 306 7 - 70
L.Hewani 3 175 21 9 -
L.Nabati 3 225 15 9 21
Sayur 3 75 3 - 15
Buah 2 100 - - 24
Minyak 2 100 - 10 -
Snack 2 100 6 1 10
Susu DM 1 250 9 7 39
JUMLAH 1331 62 36 179
Toleransi (+/-) +2% -5% 0% 0%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:


Tabel 5
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Tim ½
L.Hewani 1
Pagi Sayur 1
Minyak ½
Snack Pagi Bolu 1
Tim ¾
L.Hewani 1
Siang L.Nabati 1
Sayur 1
Minyak 1
Buah 1
Snack sore Pudding DM 1
Susu DM Nutren Diabetik 1
Tim ½
L.Hewani 1
Sore L.Nabati 1
Sayur 1
Minyak ½
Buah 1

6. Rencana Monitoring dan Evaluasi


Indikator yang dimonitor untuk melihat perkembangan pasien meliputi :
a. Monitoring asupan makanan
b. Monitoring perkembangan berat badan/Status Gizi
c. Monitoring kadar gula darah
d. Monitoring perkembangan fisik dan klinis: Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, dan
keluhan lain seperti sesak

7. Rencana Konsultasi Gizi


Tema : Diet DM
Media :Leaflet DM dan Daftar Bahan Makanan Penukar
Sasaran : Pasien dan Istri
Tempat : Ruang Gayatri kelas II
Waktu : ± 20 menit
Metode : Bed Side Teaching, Tanya Jawab dan motivasi
Isi Materi :
 Penjelasan tentang penyakit
 Penjelasan tentang tujuan pemberian diet
 Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian makanan sesuai kondisi pasien
 Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh
diberikan.
 Motivasi makan

8. Implementasi
Berikut ini adalah implementasi dalam proses asuhan gizi terstandar pada pasien TJ:
a. Mencatat menu makanan.
b. Memporsi makanan dengan cara menimbang makanan berupa bubur, sumber hewani, nabati,
sayur dan buah serta snack pada saat makan pagi, snack pagi, makan siang, dan makan sore.
Kemudian, mencatat hasil penimbangan masing-masing jenis bahan makanan sebelum disajikan
kepada pasien.
c. Melakukan penimbangan sisa makanan yang tidak termakan pasien dan mencatat hasil
penimbangan tersebut, jika ada sisa makanan sore yang tidak dikonsumsi pasien, sisa tersebut
disimpan dalam plastik untuk kemudian ditimbang esok pagi atau ditanyakan secara kualitatif
berdasarkan perkiraan jumlah.
d. Menghitung dan mencatat selisih penimbangan awal dan penimbangan sisa makanan pasien juga
mencatat makanan lain yang dikonsumsi pasien diluar diet yang diberikan rumah sakit. Hasilnya
merupakan asupan makanan pasien secara keseluruhan pada 1 hari pengamatan.
e. Mencatat makanan lain dari luar yang dikonsumsi oleh pasien dan memasukkannya
dalam perhitungan asupan.
f. Mengganti makanan sesuai daya terima pasien
g. Memberikan motivasi dan edukasi gizi berupa penatalaksanaan diet sesuai dengan kondisi
pasien dan penyakitnya pada saat pasien akan pulang dan menyarankan pasien untuk melakukan
konsultasi gizi ulang di poliklinik gizi guna memantau perkembangan status gizi selama
menjalani terapi gizi di rumah.

3.2.2.3.4 Monitoring Evaluasi


1. Hari Ke-1 Tanggal 26/11/2011)
Tabel 6
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH
Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 425 32 11 18 5 14 83 46
JUMLAH 425 32 11 18 5 14 83 46
Penilaian: asupan kurang hanya 32%
Evaluasi Asupan makanan: pasien menolak makanan yang diberikan RS sehingga pasien
terpaksa diberikan makanan dari luar ,oleh istrinya, berupa lontong isi sayuran dan susu sapi
murni.
Diagnosa Gizi:
Kejadian anoreksia berhubungan dengan adanya trauma ditandai dengan penolakan terhadap
makanan dari RS
Evaluasi: sejak pasien mendapatkan ikan bumbu kuning pada hari sebelumnya, pasien menolak
makanan dari rumah sakit. Pasien mengalami diare 1 jam setelah minum susu DM.
Rencana Intervensi: karena masih sesak jadi pasien tetap diberikan makanan lunak berupa Tim
dengan rancangan diet tetap DM 1300 kkal tanpa susu DM, serta memberikan motivasi kepada
pasien untuk mau mencoba makan makanan RS lagi.
Tabel 7
Rancangan Diit tanggal 27 November 2011
Jenis Penukar Energi Protein Lemak KH
Makanan (Kkal) (gram) (gram) (gram)
Tim 1 3/4 306 7 - 70
L.Hewani 3 175 21 9 -
L.Nabati 3 225 15 9 21
Sayur 3 75 3 - 15
Buah 2 100 - - 24
Minyak 2 100 - 10 -
Snack 2 350 16 8 50
JUMLAH 1331 62 36 180
Toleransi (+/-) +2% -5% 0% +0.5%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:


Tabel 8
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Tim ½
L.Hewani 1
Pagi Sayur 1
Minyak ½
Snack Pagi Bubur kacang ijo DM 1
Tim ¾
L.Hewani 1
Siang L.Nabati 1
Sayur 1
Minyak 1
Buah 1
Snack sore Pudding DM 1
Tim ½
L.Hewani 1
Sore L.Nabati 1
Sayur 1
Minyak ½
Buah 1

Hasil monitoring evaluasi pemeriksaan fisik dan klinis serta obat-obatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 9
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis, Lemas, terkadang sesak Lemas dan terkadang
nafas sesak
Tekanan darah 130/90 mmHg Normal tinggi
Nadi 84 x/mnt Normal
Respirasi 20x/mnt Normal
6
Suhu 36 C Normal
GDS Pagi 124g/dl, sore 230 g/dl Meningkat
Penilaian : tensi normal tinggi, Kadar gula darah meningkat, lemas dan terkadang sesak
Tabel 10
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Suntikan insulin 1 jam setelah makan
Obat anti hipertensi

2. Hari Ke-2 (Tanggal 27/11/2011)


Tabel 11
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH
Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 744 56 21 34 11 31 137 77
JUMLAH 744 56 21 34 11 31 137 77
Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat dari hari sebelumnya
Evaluasi:
Asupan pasien meningkat namun asupan tersebut bukan seluruhnya dari Rumah Sakit. Asupan
terdiri dari asupan dari luar pagi dan siang hari berupa roti gandum isi selai strawberry dan dari
rumah sakit pada saat makan malam setelah Tim diganti dengan kentang.
Rencana Intervensi: Setelah Tim diganti kentang, pasien mulai mau makan makanan dari RS
jadi untuk hari berikutnya menu sumber karbohidrat Tim diganti dengan kentang rebus dengan
rancangan diet tetap DM 1300 kkal. Karena setelah makan roti gandum dengan selai strawberry
biasa yang diberikan istrinya gula darah pasien meningkat drastis, oleh karena itu, perlu adanya
edukasi mengenai penggunaan selai tersebut.

Tabel 12
Rancangan Diit tanggal 28 November 2011
Jenis Penukar Energi Protein Lemak KH
Makanan (Kkal) (gram) (gram) (gram)
Kentang 1 3/4 306 7 - 70
L.Hewani 3 175 21 9 -
L.Nabati 3 225 15 9 21
Sayur 3 75 3 - 15
Buah 2 100 - - 24
Minyak 2 100 - 10 -
Snack 2 350 16 8 50
JUMLAH 1331 62 36 180
Toleransi (+/-) +2% -5% 0% +0.5%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:


Tabel 13
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Kentang ½
L.Hewani 1
Pagi Sayur 1
Minyak ½
Snack Pagi Bubur kacang ijo DM 1
Kentang ¾
L.Hewani 1
Siang L.Nabati 1
Sayur 1
Minyak 1
Buah 1
Snack sore Pudding DM 1
Kentang ½
L.Hewani 1
Sore L.Nabati 1
Sayur 1
Minyak ½
Buah 1

Tabel 14
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis, Lemah Lemah
Tekanan darah 120/90 mmHg Normal
Nadi 84 x/mnt Normal
Respirasi 20x/mnt Normal
Suhu 366C Normal
GDS Pagi 90 g/dlsiang 224 g/dl sore 130 g/dl Hipohiperturun
Penilaian : Hipotensi, lemah, Kadar gula darah tinggi
Tabel 15
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Suntikan insulin 1 jam setelah makan
Obat anti hipertensi

3. Hari Ke-3 (Tanggal 28/11/2011)


Tabel 16
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH
Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 629 47 26 42 8 22 101 56
JUMLAH 629 47 26 42 8 22 101 56
Penilaian : Total asupan pasien menurun, namun asupan dari RS meningkat
Evaluasi :
Meski asupan total pasien menurun, namun hampir semua asupan tersebut berasal dari makanan
rumah sakit. Dengan tambahan roti gandum sebelum sarapan pagi datang.
Rencana Intervensi :
Pasien meminta kentang untuk diganti makanan lain karena merasa bosan, jadi kentang diganti
dengan roti tawar ditambah selai DM untuk sarapan dan Nasi biasa DM untuk makan siang dan
malam karena kondisi pasien juga sudah membaik (tidak sesak dan nafsu makan mulai
membaik), serta memberi motivasi kepada pasien untuk mau meningkatkan asupannya melalui
makanan yang diberikan oleh Rumah Sakit.

Tabel 17
Rancangan Diit tanggal 29 November 2011
Jenis Makanan Penukar Energi Protein Lemak KH
(Kkal) (gram) (gram) (gram)
Roti tawar 1/2 87.5 2 - 20
Selai tropicana 1 25 - - 6
Nasi putih 1.5 262.5 6 - 60
L.Hewani 3 175 21 9 -
L.Nabati 3 225 15 9 21
Sayur 3 75 3 - 15
Buah 2 100 - - 24
Minyak 2 100 - 10 -
Snack 2 200 16 8 30
JUMLAH 1250 63 36 176
Toleransi (+/-) -4% -3% 0% -2%

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari:


Tabel 18
Distribusi Makanan Sehari
Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)
Roti tawar putih ½
Selai tropicana 1
Pagi L.Hewani 1
Sayur 1
Minyak ½
Snack Pagi Puding DM 1
Nasi 1
L.Hewani 1
Siang L.Nabati 1
Sayur 1
Minyak 1
Buah 1
Snack sore propertjes 1
Nasi 1
L.Hewani 1
Sore L.Nabati 1
Sayur 1
Minyak ½
Buah 1

Tabel 19
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis, lemas sedikit Membaik
Tekanan darah 130/80 mmHg Normal
Nadi 86 x/mnt Normal
Respirasi 24x/mnt Normal
Suhu 36.5C Normal
GDS Siang 135 g/dl sore 110 g/dl Normal
Penilaian: Pasien membaik
Tabel 20
Obat-obat yang digunakan :
Jenis Obat Frekuensi Pemberian
Suntikan insulin 1 jam setelah makan
Obat anti hipertensi

4. Hari Ke-4 (Tanggal 29/11/2011)


Tabel 21
Hasil Monitoring Asupan Makanan
Rute Makanan Energi Protein Lemak KH
Kkal % Gram % Gram % Gram %
Oral 630 50 25 40 4 11 99 56
JUMLAH 630 50 25 40 4 11 99 56
Keterangan: Pasien pulang setelah makan siang
Penilaian: Asupan total pasien hingga makan siang mencapai 50% yang berasal dari makanan
Rumah Sakit.
Rencana Intervensi:
Dilakukan penimbangan Berat Badan pasien sebelum pulang dan memberikan motivasi serta
edukasi terkait penyakit DM dan HHD
Tabel 22
Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Keadaan Umum Compos Mentis membaik
Tekanan darah 120/80 mmHg Rendah
Nadi 86 x/mnt Rendah
Respirasi 24x/mnt Normal
Suhu 36.7C Normal
GDS 110 dl Normal
Penilaian : Membaik
3.2.2.3.5 Pembahasan
Pada tahun 2009 pasien Tn.TJ divonis oleh dokter mengidap penyakit Diabetes mellitus.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) atau yang dikenal sebagai penyakit kencing manis atau
penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar
gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana
organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk
mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin
berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.

Penyakit diabetes yang diderita Tn.Tj bukanlah penyakit keturunan dari keluarganya melainkan
karena gaya hidup Tn.Tj yang memiliki kebiasaan konsumsi karbohidrat berlebih, yaitu 3-4
penukar nasi tiap kali makan ditambah jajanan karbohidrat berupa mie ayam. Pasien Tn.Tj juga
sempat memiliki berat badan 80 kg pada saat sebelum pension, dengan tinggi badan 156 cm
Tn.Tj saat itu memiliki IMT 32.9 kg/m2 yang berarti tergolong obesitas. Diabetes mellitus dapat
ipicu dengan obesitas karena insulin yang dihasilkan tidak mampu mengatasi glukosa yang
berlebih dalam darah orang obesitas.
Hasil monitoring gula darah sewaktu Tn.Tj ialah sebagai berikut:
No 201111 211111 221111 231111 241111 251111 261111 271111 281111 291111
06.00 - 165 166 123 160 123 124 90 135 -
11.00 - 121 117 119 119 113 - 224 110 110
16.00 187 127 160 159 114 136 230 130 - -

Dari keterangan tabel tersebut tertera bahwa gula darah sewaktu Tn.Tj mengalami naik turun,
terutama meningkat pada pagi hari. Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150
mg/dL. Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai
level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8
jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara
random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level
antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl. Dari keterangan tabel
gula darah sewaktu Tn.Tj pada pagi hari rata-rata 160mg/dL yang tergolong tinggi. peningkatan
kadar gula darah pada pagi hari biasa terjadi, hal ini disebabkan akibat hasil metabolism
makanan pada malam hari sebelumnya.

Berdasarkan keterangan pasien Tn.Tj, gejala Diabetes Melitus yang dialami ialah jumlah urine
yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria), sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia),
lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia), kehilangan berat badan yang tidak jelas
sebabnya (terlihat saat ini berat badan Tn.Tj 69 kg, turun dari 80 kg selama 2 tahun), cepat lelah
dan lemah setiap waktu, mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Oleh karena penderita
penyakit DM mudah terkena komplikasi penyakit lain, Tn.Tj juga mengalami DM yang disertai
komplikasi berupa infeksi bakteri tuberculosis pada paru-paru nya dan komplikasi gangguan
pada jantungnya.

Komplikasi TB dan jantung yang dialami Tn.Tj ini menyebabkan adanya gejala sesak nafas dan
kondisi yang lemah. Hal ini menyebabkan Tn.Tj sempat dirawat di rumah sakit yang sama
sebelumnya 3 kali dengan keluhan yang sama.
pada saat Tn.Tj dirawat ke-2 kalinya di rumah sakit, Tn.Tj dirujuk untuk melakukan pembedahan
atau operasi batu ginjal karena terdapat endapan batu oksalat sepanjang 6 cm di dalam saluran
ginjalnya. Namun, saat ini sudah tidak ada keluhan mengenai hal tersebut.

Dengan kondisi pasien seperti ini pasien diberikan diet DM dengan tinggi protein namun rendah
karbohidrat dan lemak. Diet DM dengan karbohidrat rendah (tanpa karbohidrat sederhana)
diberikan karena penyakit DM pasien, protein tinggi diberikan karena infeksi TB paru yang
diderita pasien, lemak rendah karena DM dan gangguan jantungnya. Diet yang diberikan dengan
kalori 1700 kkal mengingat kemampuan makan pasien belum stabil. Diet DM 1700 ini pun
diberikan secara bertahap mulai 1300 kkal.
Bentuk makanan yang diberilkan dalam bentuk lunak karena pasien mengalami sesak.

Saat ini Tn.Tj dirawat di rumah sakit lagi dengan keluhan yang sama, terutama sesak dan
lemasnya. Pada awal perawatan pasien masih mau makan makanan yang diberikan rumah sakit,
meskipun sedikit. Namun, karena pasien sering sesak nafas saat jam makan yang menyebabkan
pasien tidak nafsu makan beberapa hari, pasien mengalami lemas yang menambah penurunan
nafsu makan.
Perbandingan asupan oral H-1 sebelum pengamatan dengan saat pengamatan:

Dari keterangan bagan di atas terlihat bahwa pada hari ke-6 perawatan atau hari pertama
pengamatan, pasien mengalami trauma makanan rumah sakit akibat lauk yang tidak disukainya.
Trauma ini menyebabkan terjadinya anoreksia atau penolakan makanan yang diberikan oleh
rumah sakit sehingga asupan pasien menurun. Oleh karena Tn.Tj mengalami anoreksia. Dengan
kondisi pasien yang mengalami anoreksia tersebut perencanaan diet yang diberikan pada Tn.TJ
tetap Diet DM 1300 kkal dengan tinggi protein serta rendah karbohidrat dan lemak, namun jenis
makanan disesuaikan dengan keinginan dan daya terima pasien. Hal ini dilakukan agar pasien
tetap ada asupan sehingga memiliki energi dan mencegah terjadinya hipoglikemik atau kadar
gula menurun drastis. Hipoglikemik ini dapat berakibat fatal karena kondisi kadar gula yang
drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki
tahapan koma. Tn.Tj sempat mengalami hipoglikemik beberapa kali akibat tidak mau makan,
namun dapat pulih setelah diberikan ½-1 gelas teh manis. Bahkan, pernah mengalami
hiperglikemik langsung akibat teh manis tersebut. Menu yang diberikan kepada Tn.Tj sempat
berganti-ganti beberapa kali demi Tn.Tj mau mengkonsumsi atau menerima makanan dari rumah
sakit lagi.

Pada hari ke-2 pengamatan makanan lunak yang diberikan diganti dengan kentang. Sebelum
bubur diganti dengan kentang pasien sempat diberikan asupan tambahan susu DM. namun,
setelah diberikan susu pasien Tn.Tj mengalami diare sehingga pemberian susu dihentikan.
Setelah diganti kentang pasien mau makan makanan dari rumah sakit namun kentangnya saja.
Penggantian bubur dengan kentang dan asupan susu menyebabkan asupan pasien meningkat dari
sebelumnya.

Pada hari berikutnya kentang masih diberikan, namun divariasi dengan roti agar pasien tidak
merasa bosan dan diganti Tim pada siang harinya. Asupan pada hari ke-3 pengamatan masih
baik, namun turun bila dibandingkan dengan asupan hari sebelumnya karena tidak diberikan
susu.

Setelah menu beberapa kali diganti, akhirnya pasien mulai mau makan makanan yang diberikan
rumah sakit kembali dan menu pun sudah dapat diganti nasi biasa, namun pada pengamatan hari
ke-4 pasien diperbolehkan pulang setelah makan siang.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Penyakit Diabetes Melitus (DM). Diunduh dari http://www.infopenyakit.com, pada tanggal
31 Desember 2011, 22.00 WIB
Anita. 2009. Diabetes Melitus. Diunduh dari www.rumahdiabetes.com, pada tanggal 31 Desember
2011, 22.15 WIB
Ratnayuli, Diah. 2010. Tinjauan Pustaka: Diabetes Melitus. Diunduh dari http://usupress.usu.ac.id, pada
tanggal 31 Desember 2011, 23.05 WIB
Moore, Mary Courtney. 1997. Pocket Guide to Nutrition and Diet Therapy II Edition. Jakarta:
Hipokrates
Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Uta

Anda mungkin juga menyukai