Anda di halaman 1dari 17

Pneumatik dan Hidrolik

1. Pengertian
A. Pengertian dan Perbedaan Sistem Mesin Hidrolik dan Pneumatik
1. Sistem Pneumatik
Sistem pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi
untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,
maka sistem pneumatik tidak dapat dipisahkan dengan kompresor, sebuah alat yang
berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan tertentu. Secara umum, pneumatik
dan hidrolik memiliki sistem kerja yang sama. Namun ada beberapa bagian
komponen yang sedikit berbeda, seperti aktuator (motor dan silinder), filter dan
seleoid valve memiliki prinsip yang sama dengan hidrolik. Perbedaan mendasar dari
kedua sistem tersebut adalah fluida kerja yang digunakan, sistem hidrolik
menggunakan fluida inkompresibel sedangkan pada sistem pneumatik menggunakan
fluida kompresibel. Tekanan kerjanya juga pada range yang berbeda, jika sistem
hidrolik bekerja pada tekanan 6,9-34 MPa, maka sistem pneumatik bekerja pada
tekanan rendah 550-690 KPa. Pada kebanyakan aplikasi, sistem hidrolik banyak
digunakan seperti memindahkan beban yang berat, sebagai alat penekan dan
pengangkat. Dalam industri banyak ditemui penggunaan sistem hidrolik pada alat-alat
berat, seperti truk pengangkat (dump truck), mesin moulding, mesin press, forklift,
crane dan lain-lain. Pada saat ini penggunaan sistem hidrolik sudah dilengkapi
dengan berbagai peralatan kontrol yang menungjang pengendalian dan ketepatan
(presisi) dalam penggunaannya.
2. Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik adalah suatu sistem yang memanfaatkan tekanan fluida sebagai power
(sumber tenaga) pada sebuah mekanisme. Karena itu, pada sistem hidrolik
dibutuhkan powerunit untuk membuat fluida bertekanan. Kemudian fluida tersebut
dialirkan sesua dengan kebutuhan atau mekanisme yang diinginkan.
3. Perbedaan sistem pneumatik dengan sistem hidrolik
Sistem pneumatik dan sistem hidrolik memiliki beberapa perbedaan, antara lain:
 Pada fluida kerja, sistem pneumatik menggunakan fluida gas bertekanan
sedangkan hidrolik menggunakan fluida cair bertekanan.
 Sistem pneumatik umumnya menggunakan tekanan 4-7 kgf/cm2 dan
menghasilkan output yang lebih kecil dari pada sistem hidrolik, sehingga
cocok untuk pekerjaan ringan.
 Sifat kompresibel (mampu mampat) dari sistem hidrolik lebih besar dari pada
sistem pneumatik.
 Udara bertekanan memiliki ketahanan kecil terhadap aliran dan dapat
dijalankan dengan lebih tepat dari pada tenaga hidrolik.
 Sistem hidrolik sensitif terhadap kebocoran minyak, api dan kontaminasi.
Sedangkan udara bertekanan tidak memiliki masalah seperti itu jika sistemnya
dirancang dengan baik.
 Udara bertekanan dihasilkan oleh kompresor yang umumnya dimiliki oleh
pabrik, tatapi sistem hidrolik membutuhkan pompa.
 Batas temperatur yang mampu diterima oleh peralatan hidrolik umumnya 60-
70 C, sedangkan untuk pneumatik dapat dijalankan hingga 180 C.

B. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pneumatik dan Hidrolik


1. Kelebihan Pada Sistem Pneumatik
 Ketersediaan yang tak terbatas.
 Mudah disalurkan.
 Fleksibilitas temperatur.
 Aman.
 Bersih.
 Pemindahan daya dan kecepatan sangat mudah diatur.
 Dapat disimpan.
2. Kekurangan Pada Sistem Pneumatik
 Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara.
 Mudah terjadi kebocoran.
 Menimbulkan suara bising.
 Mudah mengembun.
3. Kelebihan Pada Sistem Hidrolik
 Ringan.
 Mudah dalam pemasangan.
 Sedikit perawatan.
 Sistem hidrolik hamper 100% efisien, bukan berarti mengabaikan terjadinya
gesekan fluida.
 Memiliki tekanan kerja yang relatif lebih besar daripada sistem pneumatik,
sehingga cocok untuk pekerjaan-pekerjaan berat.
4. Kekurangan Pada Sistem Hidrolik
 Fluida yang digunakan (oli) mahal.
 Apabila terjadi kebocoran akan terjadi kekotoran pada sistem.
 Fluida dari sistem yang tercemar oleh kotoran akan menyebabkan peralatan
hidrolik menjadi cepat rusak.
 Konstruksinya yang rumit dengan biaya yang mahal, serta kesulitan dalam
pemeliharaan dan operasi.
 Fluida kerja tidak dapat bertahan pada temperature operasi yang lebih tinggi.

2. Peralatan yang Dibutuhkan


A. Peralatan Pada Sistem Pneumatik

Peralatan pada sistem pneumatik


1. Kompressor
Pemampat atau kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan
meningkatkan tekanan dapat untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam
suatu sistem proses yang lebih besar (dapat sistem fisika maupun kimia contohnya
pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi). Secara umum kompresor
dibagi menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif.
Kompressor
2. Air Dryer (Pengering Udara)

Pengering udara
Air dryer adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air
pada compressed air (udara terkompresi). Sistem ini biasanya menjadi satu
kesatuan proses dengan kompresor. Udara terkompresi hasil dari kompresor
sebagian akan masuk ke tangki penyimpan dan sebagian lagi dikeringkan
menggunakan air dryer. Penggunaan udara kering ini banyak diperlukan di
industri-industri besar. Udara kering, atau biasa disebut dengan instrument air,
digunakan sebagai sumber penggerak aktuator dari valve dan damper (aktuator
pneumatik). Selain itu dalam dunia industri telekomunikasi, udara kering
bertekanan digunakan untuk menyelimuti kabel-kabel bawah tanah untuk
menghindari short circuit akibat terbentuknya embun. Udara terkompresi yang
dikeringkan, akan mengalami proses penurunan dew point. Dew point adalah nilai
temperatur yang dibutuhkan untuk mendinginkan sejumlah udara, pada tekanan
konstan, sehingga uap air yang terkandung mengembun. Nilai dari penurunan dew
point tergantung dari spesifikasi air dryer yang dipergunakan dan kebutuhan dari
konsumsinya.
3. Shut Up Valve (Katup Penutup)

Shut Up Valve
Shut up valve adalah katup penutup yang berfungsi untuk menutup aliran udara
dari kompressor ataupun dari air dryer.
4. Regulator

Regulator
Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari sebuah
catu daya agar efek dari naik atau turunnya tegangan jala-jala tidak
mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil. Rangkaian penyearah
sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, tetapi ada masalah stabilitas.
5. Selenoid Valve
Selenoid valve pneumatik adalah katup yang digerakan oleh energi listrik,
mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan
plunger yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC. Selenoid valve
pneumatik atau katup (valve) selenoida mempunyai lubang keluaran, lubang
masukan, lubang jebakan udara (exhaust) dan lubang inlet main. Lubang inlet
main, berfungsi sebagai terminal atau tempat udara bertekanan masuk atau supply
(service unit), lalu lubang keluaran (outlet port) dan lubang masukan (outlet port),
berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke
pneumatik, sedangkan lubang jebakan udara (exhaust), berfungsi untuk
mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah
posisi ketika selenoid valve pneumatik bekerja.

Selenoid Valve
6. Air Cylinder (Silinder Udara)

Silinder udara
Silinder pneumatik adalah aktuator atau perangkat mekanis yang menggunakan
kekuatan udara bertekanan (udara yang terkompresi) untuk menghasilkan
kekuatan dalam gerakan bolak-balik piston secara linier (gerakan keluar - masuk).
Silinder pneumatik merupakan alat atau perangkat yang sering kita jumpai pada
mesin-mesin industri, baik itu dalam industri otomotif, industri kemasan,
elektronik, dan berbagai industri maupun instansi-instansi yang lain. Silinder
pneumatik biasa digunakan untuk menjepit benda, mendorong mesin pemotong,
penekan mesin pengepresan, peredam getaran, pintu penyortiran, dan lain
sebagainya. Silinder pneumatik mungkin memang memiliki banyak fungsi
kegunaan, akan tetapi fungsi dasar silinder tidak pernah berubah, dimana mereka
berfungsi mengkonversi tekanan udara atau energi potensial udara menjadi energi
gerak atau kinetik.

B. Peralatan Pada Sistem Hidrolik

Peralatan pada sistem hidrolik


1. Pompa

Pompa
Pompa adalah mesin untuk menggerakan fluida. Pompa menggerakan fluida dari
tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi, Untuk
mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi).
2. Pressure Control Valve

Pressure Control Valve


Pressure control valve adalah valve yang mengatur tekanan dalam sirkuit dengan
mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan pada sirkuit
mencapai setting pressure.
3. Filter
Fluida hidrolik harus dijaga tetap bersih dalam suatu sistem dengan menggunakan
filter (saringan halus disebut juga penapis) dan strainer (saringan kasar). Yang
membedakan antara strainer dan filter adalah kemampuan penyaringannya
terhadap kotoran-kotoran yang melewatinya. Filter mempunyai komponen
penyaring yang lebih halus, sehingga kotoran yang dapat tersaring pun sampai
butiran-butiran yang paling kecil. Berbeda dengan strainer, komponen penyaring
(cartridge) yang digunakan lebih kasar, sehingga butiran-butiran yang tersaring
pun lebih kasar. Pemisah magnet juga digunakan untuk menjerat kotorankotoran
yang terbawa oleh fluida, khususnya kotoran-kotoran dari logam fero seperti
keausan yang ditimbulkan oleh gesekan pada bidang-bidang bergerak. Karena
pada prinsipnya partikel sebesar 1-5 mikron mampu menyebabkan kerusakan
pada sistem servo dan mempercepat kerusakan oli dalam berbagai hal. Filtrasi
(penyaringan) fluida hidrolik adalah merupakari hal yang paling penting untuk
memelihara fungsi dan ketahanan sistem hidrolik.
4. Pipa Hidrolik
Pipa adalah sebuah selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan fluida
cairan atau gas. Terminologi pipa biasanya disamakan dengan istilah tube, namun
biasanya istilah untuk pipa memiliki diameter lebih dari 3/4 in.
Pipa Hidrolik
5. Cooler

Cooler
Cooler air (water cooler) pada dasarnya terdiri dari sekelompok pipa didalam
selubung logam . Pada cooler ini, fluida sistem hidrolik, biasanya dipompa
melewati selubung hidrolik sistem dan melewati pipa yang didalamnya dialiri air
pendingin. Cooler disebut juga shell-and-tube type heater exchanger. Alat ini
bernama pengganti panas (heat exchanger) karena selain didinginkan, fluida
hidrolik juga dapat di panaskan menggunakan peralatan ini dengan mengalirkan
air panas di dalam tube.
6. Tangki Hidrolik
Tangki hidrolik atau lebih dikenal dengan nama Resevoir, merupakan salah satu
dari beberapa komponen unit tenaga atau power pack dalam sistem hidrolik.
Komponen ini juga sangat vital peranannya, karena komponen inilah yang
menampung media utama dari sistem hidrolik. Hanya saja, dalam pembuatan
tangki hidrolik atau resevoir ini juga ada aturannya, agar ketika sistem hidrolik
mulai berjalan, tidak terjadi kekurangan pasokan cairan untuk menjalankan
sistemnya. Oleh karena itu, ukuran minimal dari tangki hidrolik (Resevoir) ini
adalah 3-5 kali lipat jumlah total cairan hidrolik yang digunakan pada sistem
hidrolik yang berjalan. Selain itu, bahan tangki hidrolik ini hendaknya juga
terbuat dari bahan yang ketebalannya cukup, kuat, tidak muah rusak, dan juga
solid atau padat, agar tidak terjadi kebocoran.
Fungsi dari tangki hidrolik adalah: menampung cairan hidrolik, tempat
mengendapkan kotoran, media pendingin, sebagai tempat dipasangnya komponen
unit tenaga yang lainnya. Dalam kenyataannya ada tangki hidrolik (resevoir) yang
dibuat seperti biasa, namun ada pula yang dimodifikasi dengan ditambahkan
ventilasi atau disebut juga Vented Resevoir.

Tanki hidrolik
7. Directional Control Valve

Directional Control Valve


Directional Control Valve (DCV) digunakan untuk mengarahkan oli menuju
sirkuit yang berbeda pada sistem hidrolik. Kapasitas aliran maksimum dan
tekanan yang turun saat melewati valve merupakan pertimbangan utama.
Directional control valve dapat dikombinasikan dengan manual,
hidrolik, pneumatic dan kontrol elektronik. Faktor ini umumnya ditentukan
selama melakukan desain sistem untuk pertama kali. Directional control
valve mengarahkan aliran oli menuju sistem hidrolik. Dengan kata lain
merupakan komponen dimana operator mengontrol mesin. Directional control
valve mengarahkan suplai oli menuju aktuator pada sistem hidrolik. Valve body
dilubangi, dihaluskan dan kadang lubangnya di keraskan dengan perlakuan panas.
Saluran Inlet dan outlet dilubangi dan diberi ulir. Valve spool dibuat dengan
mesin dengan bahan high-grade steel. Beberapa valve spool dikeraskan dengan
perlakuan panas, digerinda dan dihaluskan hingga mencapai ukuran
tertentu. Valve spool lainnya ada yang di chrome plated, digerinda dan
dipolish hingga ukuran tertentu.Valve body dan valve spool kemudian dirangkai
sesuai spesifikasi rancangan. Ketika dirakit, valve spool adalah satu-satunya
komponen yang dapat bergerak.
8. Aktuator

Aktuator hidrolik
Aktuator sistem hidrolik adalah komponen yang melakukan aksi atau meneruskan
daya dari pompa untuk melakukan kerja. Secara umum actuator dapat dibedakan
menjadi dua yaitu linier dan rotary actuators ;
Aktuator hidrolik dapat berupa silinder hidrolik, maupun motor hidrolik. Silinder
hidrolik bergerak secara translasi sedangkan motor hidrolik bergerak secara
rotasi.
Aktuator Hidrolik Seperti halnya pada sistim pneumatik, aktuator hidrolik dapat
berupa silinder hidrolik, maupun motor hidrolik. Silinder Hidrolik bergerak secara
translasi sedangkan motor hidrolik bergerak secara rotasi. Dilihat dari daya yang
dihasilkan aktuator hidrolik memiliki tenaga yang lebih besar (dapat mencapai
400 bar atau 4x107 Pa), dibanding pneumatik.
9. Minyak (Fluida Hidrolik)
Fluida hidrolik atau cairan hidrolik adalah media utama untuk mentransfer tenaga
pada sistem hidrolik. Fluida hidrolik memiliki beberapa syarat, yaitu: kekentalan
(viscositas) yang cukup, indeks viscositas yang baik, tahan api, tidak berbusa,
tahan dingin, tahan korosi, tahan aus, demulsibility (kemampuan memisahkan diri
dari air) dan minimal compressibility.

3. Aplikasi Pada Alat Angkat-Angkut


A. Alat Pengangkat Mobil
Alat pengangkat mobil hidrolik biasanya dipergunakan pada bengkel mobil atau tempat
cuci mobil. Alat ini dibuat dari dua tabung / bejana yang berbeda besarnya dan saling
berhubungan, antara dua tabung disekat dan dipasang katup. Masing-masing tabung
dipasang piston, tabung kecil untuk memompa sedangkan tabung besar untuk
mengangkatmobil. Prinsip kerjanya sama dengan dongkrak hidrolik yaitu dengan dasar
Hukum Pascal.Hukum Pascal berbunyi Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah.

Alat pengangkat mobil


B. Crane Hidrolik
Crane bekerja berdasarkan hukum Pascal dimana crane dapat mengangkat beban
yang berat dengan menggunakan penggerak (actuator) yang kecil dengan media Oli
hidrolik yang bertekanan tinggi.
Crane hidrolik utamanya digunakan pada alat berat untuk mengangkat sebuah beban.
Ada dua kebutuhan dasar desain crane tersebut, crane hidrolik harus mampu
mengangkatsejumlah berat badan dan mereka harus mampu melakukannya sambil tetap
stabil. Sementara crane telah digunakan selama berabad-abad ini mereka menampilkan
desain yang lebih teknis dan ada beberapa jenis yang tersedia. Setiap jenis crane telah
ditentukan sendiri kekuatan dan kelemahannya sehingga dengan demikian sangat cocok
terhadap jenis aplikasi tertentu. Dalam rangka mengangkat beban berat, crane hidrolik
menggunakan tiga bagian penting,tuas, katrol, dan silinder hidrolik. Tuas pada dasarnya
adalah balok horizontal yang bertindak sebagai titik tumpu. Jika benda berat dimuat ke
ujung yang lebih kecil mungkin akan diangkat menggunakan jumlah yang relatif kecil
gaya yang diterapkan pada ujung dan dalam arah yang berlawanan. Berikutnya ada
katrol, juga dikenal sebagai jib, yang merupakan strut miring yang mendukung blok
katrol. Blok ini tetap memiliki kabel melilit beberapa kali yang baik ditarik dengan
tangan atau mesin. Dengan cara ini kekuatan sama dengan berat bebandapat dibuat
dengan menggunakan keuntungan mekanis.
Ada beberapa jenis crane hidrolik, yakni:
1. Derek kereta api - sebagian besar digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan pada rel
kereta api, karena itu telah bergelang roda sehingga dapat berjalan di atas rel. Ada
yang sederhana yang dapat dipasang pada kereta api, atau model yang lebih rumit
yang harus dirancang khusus.

Derek kereta api


2. Tower crane atau crane menara - adalah bangau keseimbangan modern yang dapat
baik tetap di tanah atau menempel pada bangunan atau struktur lainnya. Mereka
biasanya dipilih untuk tinggi badan mereka dan mengangkat kapasitas dimana
merupakan bagian penting dari membangun gedung gedung tinggi.
Tower Crane
3. Self erecting tower crane - adalah tipe khusus dari crane tower yang sebenarnya bisa
mengangkat diri dari tanah yang memungkinkan segmen berikutnya crane untuk
ditempatkan. Dengan demikian mereka dapat dirakit dengan mudah tanpa bantuan
dari luar.

Self erecting tower crane


4. Teleskopik crane - menggunakan beberapa tabung dipasang satu di dalam yang
laindalam boom. Sebuah sistem hidrolik meluas dan kompres tabung ini sehingga
panjangkeseluruhan boom bisa diubah. Ini adalah yang terbaik untuk penyelamatan
jangka pendek atau pekerjaan konstruksi.
Teleskopik crane
5. Manual crane - tidak digunakan sebanyak sejak model terbaru dari crane
hidrolik yang menggunakan listrik yang tersedia. Namun mereka masih kadang-
kadang digunakan ketika kekuasaan tidak akan mungkin atau biaya efektif.

Manual crane

4. Aplikasi Pada Industri


A. Pneumatik
Dalam industri, sistem pneumatik biasanya digunakan sebagai:
1. Rem
2. Buka tutup pintu otomatis
3. Pelepas dan penarik roda pesawat
4. Pengikat part pada jig machining
5. Mesin press pneumatik
6. Mesin potong
7. Dan lain-lain
B. Hidrolik
Dalam industri, sistem hidrolik biasanya digunakan sebagai:
1. Mesin plastik
2. Mesin press hidrolik
3. Mesin berat
4. Mesin perkakas
5. Mesin uji tarik
Daftar Pustaka

Andrew A. Parr, Hydraulics and Pneumatics, Elsevier Science & Technology Books,
1999.
Thomas Krist, Dines Ginting, Dasar-Dasar Pneumatik, Jakarta , Penerbit Erlangga, 1993.
Miftahu Soleh, Sudaryono, Agung S, Sistem Pneumatik dan Hidrolik, BSE, 2009.
https://id.wikipedia.org
http://hidrolikpneumatik.blogspot.co.id/2015/10/apa-saja-fungsi-dan-syarat-syarat.html
https://www.slideshare.net/ssuser3ca8411/perancangan-pesawat-angkat-angkut-autosaved
https://www.slideshare.net/rhizqianacliquers/e-selasa-12
https://temonsoejadi.blog/2014/11/13/sytem-pneumatic-dalam-dunia-industri/
http://topartsindonesia.blogspot.co.id/2017/04/aplikasi-hidrolik-pada-berbagai-
industri.html

Anda mungkin juga menyukai