Pengantar
Menteri
Kelautan dan
Perikanan
Assalamu’alaikum Wr Wb
Mendapat Amanah menjadi seorang Menteri, tidak pernah terpikirkan dalam benak saya. Sejak
dulu, lautan memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan saya. Sumber
nafkah, menikmati keindahannya, hingga melakukan berbagai aktivitas yang membuat saya
senang melakukannya di laut.
Selama ini kita melihat laut sebagai perairan berwarna biru, indah dan banyak kapal besar
yang lalu lalang. Namun, setelah menjadi Menteri, saya mulai menyadari ternyata keindahan
laut Indonesia, tak seindah pada yang nampak di mata. Begitu kompleks persoalan yang ada di
dalamnya.
Presiden Joko Widodo amat menginginkan laut sebagai masa depan bangsa. Saya mencoba
menerjemahkannya menjadi tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yakni kedaulatan,
keberlanjutan dan kesejahteraan.
Kedaulatan menjadi penting karena bagi saya, di awal saya menjadi menteri, laut Indonesia begitu
‘gelap’. Pencurian ikan yang dilakukan kapal-kapal asing tengah terjadi. Sementara di saat yang
sama, stok ikan nasional berkurang dan yang paling ironi, nelayan tradisional terjajah di negerinya
sendiri.
Membebaskan laut dari kegelapan tidaklah mudah. Banyak sekali tantangan yang dihadapi. Di
sisi lain, persoalan perikanan budidaya, mutu dan daya saing hasil perikanan hingga pulau-pulau
terluar juga menjadi sorotan utama dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan saat ini.
5
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Daftar Isi
51
MENGELOLA SECARA
BERKELANJUTAN
Susi Pudjiastuti
12
Gerbang
Kesadaran
Baru
Nusantara gilang-gemilang kala era kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Selama beratus-ratus
tahun, keduanya berjaya menjaga dan memanfaatkan lautan Nusantara sebagai wahana kreasi
kebudayaan, menggiatkan kerjasama sosial, berdagang demi menyejahterakan masyarakatnya.
Sepuluh relief armada pada bagian candi Borobudur adalah bukti bahwa penduduk Nusantara
pada abad ke-8 hingga ke-13 telah menggunakan laut sebagai urat nadi transportasi dan
perdagangan maritim. Pada abad tersebut, penduduk Nusantara telah bepergian ke Pulau
Madagaskar, ke Samudera Hindia, hingga lepas pantai timur Afrika dan menetap di sana.
Tak hanya kuat pada tradisi maritim, mereka juga mengasah intelektualitas sebagai bagian
masyarakat dunia melalui kerjasama mutualistik dengan kerajaan-kerajaan di Asia hingga Eropa.
Tengoklah lakon penguasa maritim abad ke 16-17 di episentrum Nusantara kala itu, Kerajaan
Gowa-Tallo, misalnya. Rajanya mengayomi atase-atase perdagangan dari Eropa seperti Inggris,
13
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Belanda hingga Portugis dan pada saat yang Memasuki abad ke 20, bertahun-tahun, laut
sama, sebagaimana ditempuh penguasa kita dijajah. Bukan dijajah dalam arti dikuasai
Karaeng Pattingngalloang, mengimpor secara militer oleh negara lain. Namun,
pernak-pernik pengetahuan dan navigasi dijajah dalam arti dikuasai sumber dayanya,
modern seperti globe, kompas hingga teropong terutama ikan dan biota lain yang melimpah
galaksi. ruah di laut Nusantara. Berpuluh-puluh
tahun, kapal-kapal ikan dari negeri tetangga
Cahaya gemilang tradisi maritim Nusantara dengan bebas mencuri ikan di perairan
memudar di bentang abad 18 dan 19, ketika Indonesia. Kekayaan laut Indonesia disedot
satu persatu benteng kerajaan di pesisir jatuh. habis oleh mereka sehingga hanya tertinggal
Kecemerlangan Nusantara meredup ketika sedikit ikan untuk para nelayan lokal.
ambisi kuasa dan ekonomi para mitra dagang
tergiur kekayaan alam darat, pedalaman, Kerugian Indonesia akibat penangkapan ikan
pesisir dan laut Nusantara. Mereka, para mitra secara ilegal (illegal fishing) telah dihitung oleh
dagang itu berputar haluan, dari bersahabat World Bank dan FAO kurang lebih 20 miliar
menjadi jahat, dari bersikap tulus menjadi dolar AS atau setara Rp 240 triliun per tahun
akal bulus, dari mitra menjadi pengacau. (asumsi Rp 12.000 per dollar AS). Satu kapal
Diarahkannya moncong meriam dan senjata- pencuri ikan dengan kapasitas 100 Gross Ton
senjata modern mereka ke gerbang-gerbang (GT) bisa meraup untung 2-2,5 juta dollar AS
kerajaan Nusantara. Sejarah panjang per tahun karena yang mereka tangkap bukan
penjarahan dan penjajahan mulai ditorehkan hanya ikan tongkol, tapi juga kerang, teripang
ketika mereka melumpuhkan kerajaan di pesisir dan lobster.
Sumatera, Jawa, Sulawesi hingga Maluku.
Masifnya pencurian ikan oleh kapal-kapal
Berabad setelahnya, di masa suram asing ditambah penangkapan ikan yang
penjajahan tersebut, bangsa ini seperti bahtera memakai alat tangkap tak ramah lingkungan
kehilangan pedoman di lautan, memilih bahkan cenderung merusak alam telah
memunggungi laut dan menjadikan daratan membuat sebagian besar kondisi perairan
sebagai sumber kehidupan belaka. Hasilnya? Indonesia dalam kondisi kritis. Beberapa
Nusantara tak bisa lagi merengkuh kejayaan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)
di dunia internasional seperti layaknya pada Indonesia masuk kategori merah untuk
masa Sriwijaya, Majapahit maupun kerajaan sejumlah jenis ikan dan biota laut lainnya.
sesudahnya. Pusat-pusat perdagangan maritim Artinya, terjadi overfishing di area-area tersebut.
yang dulu diagungkan seperti hilang ditelan
bumi. Kebanggaan sebagai negeri maritim Di kawasan Laut Aru, Laut Arafura dan Laut
perlahan-lahan hilang. Bahkan, kedaulatan Timur misalnya, terjadi eksploitasi berlebihan
Indonesia di laut pun diinjak-injak oleh terhadap ikan tuna, cakalang, tongkol,
bangsa lain. kembung, cumi-cumi, udang, lobster, kepiting,
14
Gerbang Kesadaran Baru
dan rajungan. Kondisi serupa juga terjadi biomassa ikan di perairan nusantara akan
di laut Jawa, sehingga ikan tuna, lobster, anjlok hingga 81 persen pada tahun 2035.
dan cumi-cumi makin langka ditemui di
perairan tersebut. Berdasarkan kajian UCSB Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat
dan Balitbang Kelautan dan Perikanan, sebagian anak Indonesia menjadi kurang gizi
jika eksploitasi berlebihan terus dibiarkan, akibat tak pernah menyantap ikan sebagai
Sumber Daya Ikan akan Habis apabila Akses Penangkapan Ikan tidak dibatasi
Perlu Pengendalian izin penangkapan di wilayah “over-exploited” agar stock ikan dapat berkelanjutan
15
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
sumber protein hewani yang berkontribusi rata-rata hanya 3,2 persen terhadap produk
besar dibandingkan daging dan telur. Tak domestik bruto (PDB) Indonesia. Angka yang
heran, meskipun berada di antara kekayaan laut sangat tidak wajar untuk sebuah negeri bahari.
yang melimpah ruah, sebagian besar nelayan
Indonesia justru hidup miskin. Itu pula yang
menyebabkan kontribusi produksi perikanan
Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi Kesejahteraan dimaknai bahwa pengelolaan
dan dimanifestasikan ke dalam 9 Nawa Cita sumberdaya kelautan dan perikanan adalah
berikut penekanan sebagai Negara Maritim untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
tersebut adalah sebuah kesadaran baru dan Dalam kaitan ini, KKP senantiasa memberikan
penting, sebagai mula titik terang di tengah perhatian penuh terhadap seluruh stakeholders
kompleksitas dunia yang serba tak pasti kelautan dan perikanan, yakni nelayan,
dengan jati dirinya. Menjadikan laut masa pembudidaya ikan, pengolah/pemasar hasil
sebagai depan bangsa berarti bangsa Indonesia perikanan, petambak garam, dan masyarakat
dari generasi ke generasi harus dapat hidup kelautan dan perikanan lainnya.
dari lautan, kini dan nanti. Caranya dengan
menjaga sumber daya kelautan dan perikanan Ketiga hal di atas dilakukan secara
agar tetap terjaga dan lestari, tetap melimpah bertanggungjawab berlandaskan gotong royong,
untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia sebagaimana menjadi sifat dasar Nusantara
bahkan dunia (feed the nations). atau jiwa maritim rakyat Indonesia sedari
dulu. Ke depan, tentu amat diutamakan
Untuk mewujudkan laut sebagai masa depan kerjasama dan saling menguatkan sebagai satu
bangsa, maka sektor kelautan dan perikanan Bangsa. Saling memberi manfaat dan bersama
Indonesia harus mewujud mandiri, maju, kuat, menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan
dan berbasis kepentingan nasional. Inilah visi budaya bagi kepentingan Negara.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di
bawah kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti, Misi tiga pilar tersebut kemudian dijabarkan
yang kemudian dapat dijabarkan dalam tiga dalam cakupan pembangunan kelautan dan
pilar misi yakni misi kedaulatan (sovereignty), perikanan yang terintegrasi dalam struktur
misi keberlanjutan (sustainability), dan misi manajemen KKP, sebagai berikut:
kesejahteraan (prosperity).
Kedaulatan (Sovereignty), yakni :
Kedaulatan diartikan sebagai kemandirian 1. Meningkatkan pengawasan pengelolaan
dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan
sumberdaya kelautan dan perikanan dengan (Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber
memperkuat kemampuan nasional untuk Daya Kelautan dan Perikanan/DJPSDKP)
melakukan penegakan hukum di laut demi 2. Mengembangkan sistem perkarantinaan
mewujudkan kedaulatan secara ekonomi. ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil
Keberlanjutan dimaksudkan untuk mengelola perikanan, dan keamanan hayati ikan
dan melindungi sumberdaya kelautan dan (Badan Karantina Ikan dan Pengendalian
perikanan dengan prinsip ramah lingkungan Mutu/BKIPM)
sehingga tetap dapat menjaga kelestarian
sumberdaya.
18
Gerbang Kesadaran Baru
asing yang beroperasi di Indonesia terbukti fishing di perairan Indonesia. Sebab, Indonesia
melakukan illegal fishing mulai dari penggandaan kini akan menegakkan hukum secara tegas dan
izin, menggunakan alat tangkap trawl, tidak tak ragu-ragu menenggelamkan kapal ikan yang
membayar pajak, hingga perbudakan, dan terbukti melanggar hukum.
penyelundupan.
Di dalam negeri, Menteri Susi meminta
KKP juga menerbitkan Permen KP no aparat dan birokrat tak lagi melindungi kapal-
57/2014 tentang larangan alih muat kapal illegal fishing. Pengusaha-pengusaha
(transshipment) di tengah laut. Kebijakan ini perikanan nasional juga diingatkan agar tak
dikeluarkan lantaran transshipment banyak lagi melakukan illegal fishing kecuali jika ingin
disalahgunakan dengan langsung membawa kapalnya ditenggelamkan dan pelakunya
hasil tangkapan ikan ke luar negeri tanpa dipidanakan.
dilaporkan ke otoritas setempat. Sejak
transshipment dilarang, pasokan ikan ke industri Untuk mendukung misi KKP, Presiden Jokowi
pengolahan di sejumlah negara turun drastis. kemudian mengesahkan Perpres No. 115 Tahun
Ini membuktikan bahwa sebagian besar 2015 tentang Satuan Tugas Pemberantasan
pasokan ikan ke negara-negara tetangga Penangkapan Ikan secara Ilegal (Illegal
merupakan hasil illegal fishing dari perairan Fishing) pada tanggal 19 Oktober 2015 guna
Indonesia. mendukung upaya peningkatan penegakan
hukum terhadap pelanggaran dan kejahatan di
Selain menerbitkan aturan, KKP juga bidang perikanan khususnya penangkapan ikan
melakukan strategi lain untuk memberantas secara ilegal secara terpadu.
illegal fishing. Dengan dukungan penuh Presiden
Jokowi, KKP menegakkan hukum secara tegas Satuan tugas tersebut dikenal dengan
di laut termasuk menenggelamkan kapal-kapal nama “Satgas 115”. Satgas 115 merupakan
ikan asing yang kedapatan melakukan illegal penyelenggara penegakan hukum satu atap
fishing. Pembakaran dan penenggelaman kapal (one roof enforcement system), yang terdiri atas
illegal fishing asing bukanlah kebijakan baru unsur TNI AL, Polri, BAKAMLA dan
karena praktik itu telah diatur dalam pasal 69 Kejaksaan Republik Indonesia, sehingga
ayat 4 UU no 45/2009 tentang perikanan. memudahkan koordinasi, mendorong sinergi
Menteri Susi mengumpulkan para duta besar dan melaksanakan fungsi fasilitasi dalam
negara-negara tetangga yang nelayannya memberantas illegal fishing untuk mencapai
banyak melakukan illegal fishing di Indonesia. penegakan hukum yang adil dan memberikan
Negara-negara itu antara lain Malaysia, efek jera.
Thailand, Vietnam, Filipina, dan China.
Menteri Susi meminta mereka untuk Satgas 115 berada di bawah Presiden dengan
memberitahu para nelayan di negaranya Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai
masing-masing agar tak lagi melakukan illegal Komandan Satgas. Hingga kini sudah 317
22
Gerbang Kesadaran Baru
kapal illegal fishing ditenggelamkan Satgas Pemberantasan IUU Fishing telah membuat
115. KKP meyakini penenggelaman kapal produksi perikanan tangkap laut nasional
merupakan kebijakan yang efektif untuk melonjak drastis selama semester I 2017.
memberantas illegal fishing. Selama armada Selama periode tersebut, hasil tangkapan
kapal pengawas perikanan masih kurang, maka laut mencapai 3,35 juta ton, naik 11,3 persen
cara yang efektif untuk memagari perairan kita dibandingkan periode sama tahun 2016 yang
dari pencurian ikan adalah menegakkan hukum sebesar 3,01 juta ton, berdasarkan data dari
secara tegas sehingga bisa memberikan efek Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian
jera dan efek gentar kepada para pelaku illegal Kelautan dan Perikanan (KKP).
fishing. Kebijakan penenggelaman kapal yang
dilakukan pemerintah Indonesia pun bergema Seiring melonjaknya produksi ikan yang
ke seluruh dunia. Para pelaku illegal fishing tak ditangkap, kesejahteraan nelayan pun kian
lagi bebas mencuri ikan di perairan Indonesia. meningkat. Hal itu terlihat dari indikator nilai
tukar nelayan (NTN) maupun nilai tukar usaha
Untuk menutup rapat-rapat kapal asing dan eks nelayan (NTUN) yang terus membaik secara
asing beroperasi kembali di perairan Indonesia, signifikan. Meningkatnya produksi tangkapan
KKP kemudian mengusulkan larangan investasi laut yang tercatat dari nelayan-nelayan nasional
asing pada usaha perikanan tangkap. Presiden pun akan menguntungkan keuangan negara
Jokowi kemudian menerbitkan Perpres 44/2016 baik berupa pajak maupun penerimaan negara
tentang daftar negatif investasi asing dengan bukan pajak (PNBP). Pemberantasan IUU
usaha penangkapan ikan dinyatakan tertutup Fishing tidak hanya menguntungkan negara dari
untuk asing. Dengan kata lain, modal usaha segi penerimaan pajak dan PNBP, tapi juga
penangkapan ikan 100 persen harus berasal dari menyelamatkan uang negara triliunan rupiah
dalam negeri. Sebaliknya, untuk menarik masuk dari bbm bersubsidi yang banyak dipakai kapal
investasi, asing diperbolehkan berinvestasi illegal fishing.
hingga 100 persen pada usaha pengolahan ikan.
Dengan rangkaian kebijakan tersebut, sektor Pemberantasan IUU Fishing juga membuat stok
perikanan Indonesia pun menjadi berdaulat dan tangkapan ikan lestari (maximum suistainable yield/
berkelanjutan. Tegaknya pilar kedaulatan dan MSY) meningkat drastis dari 7,31 ton per tahun
keberlanjutan otomatis akan melahirkan pilar pada 2013 menjadi 12,54 juta ton saat ini.
kesejahteraan.
23
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Logistik Ikan
Digerakkan oleh “sisip ikan” dari pulau terluar sebagai gateway ekspor hasil perikanan
berbagai pertimbangan tersebut, ditetapkanlah Adapun dari Natuna, ikan bisa langsung
12 pulau terluar sebagai SKPT, yakni Natuna, diekspor ke Hongkong, sementara dari
Saumlaki, Merauke, Mentawai, Nunukan, Morotai atau Biak, ikan langsung diekspor ke
Talaud, Morotai, Biak Numfor, Mimika, Rote Jepang melalui Palau. Ekspor hasil perikanan
Ndao, Sumba Timur, dan Sabang. dari SKPT ke negara terdekat diharapkan
akan menjadi “sirip” yang menggerakkan
Dari Saumlaki misalnya, ikan bisa langsung perekonomian di wilayah-wilayah perbatasan.
diekspor ke Darwin Australia, yang dengan
pesawat hanya memakan waktu kurang dari
1 jam. Ini lebih efisien ketimbang ikan dibawa
dulu ke Jakarta atau Surabaya baru kemudian
diekspor atau dijual untuk kebutuhan domestik.
Kedaulatan
Sebagai
Kunci
28
Kedaulatan
Sebagai
Kunci
SENGKARUT SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN
Indonesia memiliki wilayah lautan yang mencapai 2/3 (dua per tiga) dari seluruh wilayah
Indonesia yang seluas 6,32 juta kilometer persegi (km2), 17.504 pulau, dan garis pantai terpanjang
kedua di dunia setelah Kanada yaitu 99.093 km2. Karena luas teritori Indonesia 2/3 (dua per tiga)
dari seluruh wilayah Indonesia adalah lautan, maka sebagian besar perbatasan Indonesia dengan
negara lain berada di perairan.
Ada sepuluh negara yang berbatasan laut dengan Indonesia yakni India, Malaysia, Singapura,
Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini (PNG).
Adapun yang berbatasan darat hanya sebagian kecil yakni dengan Malaysia di Pulau Kalimantan,
Papua New Guinea (PNG) di Pulau Papua, dan Timor Leste di Pulau Timor.
Dengan potensi yang besar tersebut, Presiden Joko Widodo mencanangkan laut sebagai masa
depan bangsa. Visi tersebut harus dimulai dengan menjadikan Indonesia sebagai negara yang
dapat memanfaatkan laut secara mandiri dan bertanggung jawab, salah satu di antaranya adalah
membuat sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu prioritas pembangunan Indonesia,
demi tercapainya kedaulatan pangan laut. Perlu disadari untuk dapat berdaulat dalam pangan laut
berarti Indonesia juga harus membuktikan ketahanan pangan laut yang hanya bisa dicapai jika
pemanfaatan sumber daya ikan dilaksanakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Namun demikian, eksploitasi atau penangkapan ikan secara berlebihan (overfishing), tidak ramah
lingkungan, masif, dan serampangan menjadi ancaman sekaligus tantangan untuk mewujudkan
visi pemerintah tersebut. Situasi sengkarut akut yang tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, sebagai
penangkapan ikan belaka, tetapi multidimensi, pada sosial, ekonomi, ekologi. Eksploitasi yang
29
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
“Kami menggoyangkan
langit, menggempakan
darat, dan
menggelorakan
samudra agar tidak
jadi bangsa yang hidup
hanya 2,5 sen sehari.
Bangsa yang kerja
keras, bukan bangsa
tempe, bukan bangsa
kuli. Bangsa yang
rela menderita demi
pembelian cita-cita.”
Soekarno
30
Kedaulatan Sebagai Kunci
Penelitian itu juga mengungkapkan bahwa Indonesia bukan hanya menjarah sumber
udang Indonesia yang dijual melalui Thailand daya perikanan Indonesia secara besar-
dan Republik Rakyat Tiongkok tidak tercatat besaran, sengkarut dan ancamannya meluas
dalam data statistik perdagangan Indonesia. pada masuknya barang-barang selundupan,
Dilaporkan juga bahwa sekitar 25 persen termasuk narkoba, senjata api, minuman keras.
ikan tuna yang ditangkap oleh kapal-kapal
perikanan milik Vietnam berasal dari perairan Selain itu, kapal-kapal angkut mereka
ZEE Indonesia. Penangkapan ikan tersebut membawa keluar satwa langka yang
dilakukan tanpa izin serta tanpa kesepakatan dilindungi dan melanggar hak asasi manusia
antara Indonesia dan Vietnam. seperti perdagangan manusia (human
trafficking) dan kerja paksa (forced labour).
Perjuangan menjaga kedaulatan negara Kapal-kapal yang melakukan IUU Fishing itu
pada realitanya terganggu oleh penjarahan melakukan bongkar-muat ikan di tengah laut
yang dilakukan kapal-kapal ikan asing (transshipment).
dengan penangkapan ikan secara ilegal
dan tidak ramah lingkungan. Berdasarkan Begitulah, lautan kita kacau balau, masa
hasil investigasi Kementerian Kelautan dan depan bangsa tergadaikan ke para garong ikan
Perikanan (KKP), kapal-kapal ikan asing di yang bekerja dengan sistematis dan licin.
32
Kedaulatan Sebagai Kunci
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Moratorium tersebut kemudian diikuti dengan
Nomor 56/PERMEN-KP/2014 Tahun Permen 57 Tahun 2014 tentang larangan
2014 tentang Penghentian Sementara alih muatan (transhipment) di laut. Larangan
(Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan transhipment dilatarbelakangi maraknya
Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan kegiatan perikanan tidak dilaporkan (unreported
Negara Republik Indonesia (WPP-NRI), atau fishing) yang dilakukan oleh kapal asing dan
lebih dikenal dengan “Permen Moratorium”. kapal eks asing.
Permen Moratorium berlaku dari 3 November
2014 sampai 30 April 2015. Namun, sesuai
rekomendasi Presiden Joko Widodo (Jokowi)
moratorium diperpanjang hingga 6 bulan, Permen Moratorium berlaku
atau berakhir sampai 31 Oktober 2015. dari 3 November 2014 sampai
30 April 2015. Namun, sesuai
Permen ini bertujuan untuk menghentikan
eksploitasi yang dilakukan oleh kapal ikan
rekomendasi Presiden Joko
yang pembangunannya dilakukan di luar Widodo (Jokowi) moratorium
negeri atau kapal eks asing yang umumnya diperpanjang hingga 6 bulan,
menggunakan metode dan alat penangkapan atau berakhir sampai
ikan yang merusak lingkungan. Permen 31 Oktober 2015.
34
Kedaulatan Sebagai Kunci
Untuk mendukung implementasi Permen Anev dilakukan selama masa moratorium dari
KP no 56/2014, pada bulan Desember bulan Februari 2015 sampai dengan bulan
2014, dibentuk Satuan Tugas Pencegahan Oktober 2015. Anev merupakan tindak lanjut
dan Pemberantasan IUU Fishing (Satgas IUU dari kebijakan moratorium yang dilakukan
Fishing) melalui Keputusan Menteri Nomor untuk mengidentifikasi: (1) tingkat kepatuhan
76/KEPMEN-KP/2014 Tahun 2014 yang pengusaha perikanan kapal perikanan
bertugas melakukan Analisis dan Evaluasi yang pembangunannya dilakukan di luar
(anev) kapal perikanan yang pembangunannya negeri, (2) modus operandi pelanggaran
dilakukan di luar negeri (eks asing), serta peraturan perundang-undangan di bidang
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perikanan dan bidang lain yang terkait
pelaksanaan penegakan hukum terhadap dengan perikanan, (3) kelemahan legislasi
kejahatan perikanan di Indonesia. dan regulasi terkait usaha perikanan tangkap,
(4) pola kepemilikan kapal perikanan yang
Anev dilakukan terhadap 1.605 kapal pembangunannya dilakukan di luar negeri,
perikanan eks asing yang beroperasi di WPP- dan (5) akar permasalahan dalam kegiatan
NRI, dimiliki oleh 187 pemilik kapal, dan usaha perikanan tangkap.
tersebar di 33 pelabuhan Indonesia. Kegiatan
Melalui kegiatan Anev, ditemukan bahwa Secara sederhana, kewajiban genuine link
seluruh kapal objek Anev melanggar ketentuan adalah kewajiban bagi negara untuk
perundang-undangan terkait perikanan dan memberikan hak mengibarkan benderanya
peraturan perundang-undangan lainnya. hanya kepada kapal yang memiliki hubungan
Kegiatan Anev juga mengungkap fakta bahwa yang genuine dengan negara tersebut.
kegiatan penangkapan ikan secara ilegal Lemahnya mekanisme verifikasi kebangsaan
juga diikuti berbagai jenis tindak pidana lain kapal pada proses pendaftaran kapal
seperti perdagangan orang, perbudakan, Indonesia untuk kapal perikanan yang berasal
penghindaran pembayaran pajak, korupsi, dari luar negeri dan maraknya penggunaan
pencucian uang, transaksi BBM secara ilegal, dokumen palsu, mengakibatkan terdapat
dan penyelundupan barang dan orang. ratusan kapal yang ternyata masih terdaftar di
negara asalnya.
Salah satu contoh kelemahan regulasi
yang ditemukan adalah regulasi mengenai Berdasarkan hasil Anev, Satgas 115
pendaftaran kapal yang tidak sepenuhnya menyimpulkan seluruh kapal eks asing
mengimplementasikan kewajiban genuine link melanggar aturan sehingga izin seluruh
yang tercantum dalam Konvensi Hukum Laut kapal eks asing yang beroperasi di Indonesia
(United Nations Convention on the Law of the Sea/ dicabut.
UNCLOS) .
37
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Philipine 9 % australia 2
Japan 9% Korea 1
China 33 % Panama 1
38
Kedaulatan Sebagai Kunci
Sejak didirikan pada 19 Oktober 2015 hingga internasional. Kegiatan pro yustisia lainnya
kini, Satgas 115 telah menenggelamkan 317 adalah penanganan korban perdagangan
kapal ikan pelaku illegal fishing. Dari jumlah itu, orang di Benjina, Ambon dan Pontianak.
sebagian besar merupakan kapal berbendera Jumlah korban perdagangan orang secara
asing, antara lain Vietnam, Filipina, Malaysia, keseluruhan dari tiga wilayah tersebut adalah
dan Thailand, dan Tiongkok. 1.152 korban.
Selain itu, Satgas 115 juga bekerja sama Korban berasal dari Thailand, Myanmar,
dengan mitra negara dan organisasi Laos, Kamboja dan Vietnam. Pemerintah
internasional seperti Norwegia, Amerika bekerja sama dengan International Organization
Serikat, Australia, INTERPOL dan UNODC for Migration (IOM) telah memulangkan
untuk mendapatkan informasi intelijen seluruh korban ke negara masing-masing.
mengenai kapal asing yang memasuki Satgas 115 juga telah membantu para korban
perairan Indonesia. Melalui kerjasama dengan mendapatkan pembayaran atas gaji mereka
organisasi internasional, Satgas 115 berhasil yang tidak dibayarkan oleh perusahaan
menangkap kapal FV Viking dan kapal FV sebesar 900.000 dollar AS.
Hua Li 8 yang merupakan target pengejaran
40
Kedaulatan Sebagai Kunci
Dalam rangka mengembalikan kerugian langsung oleh Satgas 115 berjumlah 95 kasus
negara akibat penangkapan ikan secara ilegal, dengan rincian 54 kasus Illegal Unreported
Satgas 115 telah bekerjasama dengan Ditjen Unregulated Fishing (IUUF), dan 39 kasus
Pajak Kementerian Keuangan. Melalui kerja diantaranya ditangani dengan pendekatan
sama tersebut, diperkirakan terdapat potensi Multi Door atau multi rezim hukum. Sampai
pajak sebesar Rp 209,1 miliar dari 187 Wajib saat ini, total sudah ada 41 kasus yang telah
Pajak/pemilik kapal ikan eks-asing. Sampai berhasil diselesaikan. Selain itu, sampai
saat ini proses pengembalian keuangan negara dengan bulan Maret 2017, tercatat total
melalui kerja sama dengan Ditjen Pajak masih 294 kapal ditangkap terkait dengan dugaan
berlangsung. penangkapan ikan secara ilegal dengan
rincian 116 Kapal Indonesia dan 66 Kapal
Sampai dengan kuartal ke-II tahun 2017, Asing, berbendera Indonesia 116, Malaysia 6,
jumlah kasus yang ditangani dan dipantau Vietnam 54, Filipina 5 dan Taiwan 1.
Negara Kesatuaan Republik Indonesia Taiwan (216 kapal), Jepang (104 kapal), dan
(NKRI) merupakan Negara berlandaskan Filipina (98 kapal). Berdasarkan hasil analisis
hukum berdasarkan penjelasan Umum UUD dan evaluasi yang dilakukan Kementerian
1945 tentang sistem pemerintahan Negara. Di Kelautan dan Perikanan atas kapal ikan eks
sisi lain, NKRI secara geografis merupakan asing dinyatakan, 100 persen melakukan
negara kepulauan yang memiliki luas 1/3 pelanggaran. Mereka juga melakukan
daratan dan 2/3 lautan. Yang artinya potensi transhipment atau memindahkan ikan di
laut Indonesia lebih besar daripada potensi tengah laut tanpa pemberitahuan. Hal ini
yang ada di daratan. Betapa penting peran menyebabkan kerugian besar bagi Indonesia.
penegakan hukum dalam suatu Negara
hukum (rechtstaat). Adapun penegakan Pemerintah melaksanakan kebijakan berupa
hukum tersebut bertujuan untuk terciptanya peledakan dan penenggelaman kapal yang
ketertiban, keamanan, kenyamanan, melanggar ketentuan dan melakukan illegal
ketenteraman, kemerdekaan dalam setiap fishing. Aksi penenggelaman ini sebagai efek
hubungan (politik, ekonomi, dan sosial) yang gentar bagi para pelaku illegal fishing, agar
ikut ditentukan oleh wajah dan pelaksanaan kedaulatan bangsa atas laut dapat terus
tindakan pro justitia. Berkaitan dengan ditegakkan. Terkait kebijakan tersebut,
potensi kelautan dengan 2/3 luas wilayah KKP telah melakukan diplomasi dengan
lautannya, maka tidak ada alasan lagi untuk duta besar Negara tetangga di Indonesia.
tidak melaksanakan tindakan pro justitia di Untuk mencapai komitmen bersama
sektor perikanan dan kelautan. bahwa IUUF adalah musuh bersama dan
menyatakan kepada mereka bahwa Indonesia
Tindakan tersebut sangat perlu agar akan menegakkan proses hukum terhadap
melindungi masa depan sektor bahari dan pelaku pencurian ikan di kawasan perairan
kelautan Indonesia. Berbicara mengenai Indonesia.
tindakan pro justitia maka tidak lepas dari
keberpihakan untuk masyarakat. Nelayan Per April 2017, Satgas 115 telah
dan kapal asing yang melakukan illegal fishing, menenggelamkan 317 kapal ikan pelaku illegal
menangkap ikan di laut Indonesia secara fishing. Dari kapal-kapal yang ditenggelamkan,
besar-besaran dan dengan cara yang dapat 296 kapal berbendera asing, yaitu Vietnam
merusak habitat ikan di dalam laut seperti (142), Filipina (76), Malaysia (50), dan
menangkap ikan menggunakan bom. Thailand (21) serta masing-masing dua
kapal bertanda kebangsaan Papua Nugini,
Dari 1.605 kapal ikan eks asing yang telah Tiongkok, Belize dan satu kapal ikan tanpa
diaudit, diketahui pemiliknya hanya sebanyak kebangsaan. Sedangkan kapal berbendera
187 perusahaan atau pemilik izin. Kapal- Indonesia yang ditenggelamkan berjumlah 21
kapal eks asing tersebut antara lain berasal kapal.
dari Cina (374 kapal), Thailand (280 kapal),
42
Kedaulatan Sebagai Kunci
Kapal-kapal tersebut ditangkap oleh unsur- Masih terdapat pekerjaan rumah yang perlu
unsur Satgas 115, yaitu TNI Angkatan diselesaikan. Pertama, kemampuan untuk
Laut (TNI AL), Direktorat Polisi Air Badan mendeteksi kapal-kapal pencuri ikan masih
Pemelihara Keamanan Kepolisian Republik perlu ditingkatkan. Kedua, membangun
Indonesia (Ditpolair Baharkam Polri), Badan sinergi di antara unsur-unsur Satgas 115
Keamanan Laut (Bakamla), dan PSDKP dalam melakukan operasi patroli gabungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. dan penegakkan hukum. Ketiga, peraturan
Penangkapan tersebut didasarkan pada tindak perundang-undangan terkait perikanan perlu
pidana di bidang perikanan maupun tindak disempurnakan agar penegakkan hukum dan
pidana lainnya terkait perikanan, antara lain: penjatuhan sanksi dapat dilakukan dengan
i. Menangkap ikan di Wilayah Pengelolaan lebih tegas dan mampu menumbuhkan efek
Perikanan Republik Indonesia (WPPRI) jera.
tanpa dokumen perizinan yang sah (bagi
kapal berbendera asing); Penenggelaman kapal yang tidak memiliki
ii. Menangkap ikan dengan menggunakan dokumen resmi atau melanggar ketentuan
alat penangkapan ikan yang dilarang dan hukum RI didasarkan pada ketentuan Pasal
merusak lingkungan; dan 69 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang
iii. Menangkap ikan tanpa dokumen Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
perizinan yang sah (bagi kapal berbendera Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004
Indonesia). Tentang Perikanan (UU Perikanan).
NEGARA LAIN JADI FOLLOWER Peningkatan stok ikan ini membawa manfaat
secara langsung bagi nelayan Indonesia. Pasca
Seiring dengan perjalanan Indonesia kebijakan pemberantasan IUU Fishing, nelayan
dalam upaya memberantas IUU Fishing, Indonesia terutama di perairan pedalaman
Indonesia muncul sebagai negara terdepan dan pulau-pulau perbatasan mendapatkan
dalam pemberantasan IUU Fishing dan kemudahan akses mendapatkan hasil
dijadikan contoh oleh negara lain yang juga tangkapan ikan. Hal ini ditandai dengan lebih
menjadi target pencurian ikan. Malaysia singkatnya waktu yang dibutuhkan nelayan
dan Jepang misalnya di antaranya, tertarik di tengah laut untuk mendapatkan hasil
untuk beker jasama dan mengembangkan tangkapan ikan dan penurunan jarak tempuh
pola pemberantasan IUU Fishing yang telah yang dibutuhkan nelayan untuk menemukan
dilakukan Indonesia di perbatasan. Kebijakan ikan.
pemberantasan IUU Fishing yang dilakukan
telah membawa berbagai dampak positif bagi Tak hanya berefek pada sektor perikanan di
keberlanjutan sumber daya ikan maupun dalam negeri, kebijakan pemberantasan IUU
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Fishing juga berdampak pada bisnis perikanan
nelayan. di negara lain. Bahkan, tatanan perikanan
di kawasan regional berubah. Otoritas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perikanan di sejumlah negara akhirnya
oleh Badan Penelitian dan Pengembangan mengeluarkan kebijakan untuk merespon
Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP), dampak pemberantasan IUU Fishing yang
Universitas Diponegoro, Universitas dilakukan Indonesia. Mereka menempuh
Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, langkah antisipatif dan bahkan melakukan hal
University of Hawai’i, dan University of yang sama seperti Indonesia. China, sebagai
California Santa Barbara (UCSB) pada tahun misal, meski pernah melakukan moratorium
2016, kebijakan pemberantasan IUU Fishing di tahun 1995 namun kembali melakukan hal
pada rezim Presiden Joko Widodo telah yang sama di tahun 2017 ini.
menurunkan eksploitasi di laut setidaknya
sebesar 30-35 persen. Sebelum era pemberantasan IUU Fishing, laut
dan perairan Indonesia merupakan surga
Hasil penelitian ini diperkuat dengan para pencuri ikan, baik oleh kapal eks asing
adanya peningkatan potensi lestari (maximum maupun kapal asing. Jutaan ton ikan tuna,
sustainability yield/MSY) sumber daya ikan di tongkol, cakalang, kakap, kerapu, udang,
WPP-NRI dari 7,3 juta ton di tahun 2013 lobster senilai ratusan triliun diangkat dari
menjadi 9,93 juta ton di tahun 2015 dan perairan Indonesia setiap tahunnya secara
meningkat lagi hingga 12,54 juta ton pada ilegal.
2016.
47
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Hasil tangkapan tersebut tidak dilaporkan mengerahkan 156 kapal untuk menangkap
kepada otoritas setempat karena ikan di Merauke Papua. Sejak kebijakan IUU
langsung dipindahkan di tengah laut atau Fishing diluncurkan, pendapatan perusahaan
transshipment. Ikan-ikan tersebut kemudian tersebut anjlok drastis. Pada tahun 2014
diangkut ke pelabuhan dan pabrik-pabrik pendapatan Pingtan mencapai 233,4 juta
pengolahan ikan di negara-negara lain. dollar AS. Namun, pada 2015 atau setelah
Industri pengolahan perikanan negara-negara rezim anti IUU Fishing, pendapatannya
bersangkutan pun tumbuh subur dengan merosot hingga 74 persen menjadi hanya 60,7
mengandalkan ikan curian dari Indonesia. juta dollar AS dan makin merosot pada 2016.
Mulai 2015, illegal fishing di Indonesia Filipina juga merasakan hal yang sama. Lebih
menurun drastis. Dampaknya, pasokan ikan dari 50 persen perusahaan perikanan di
ke industri pengolahan di sejumlah negara Pelabuhan General Santos Filipina bangkrut
turun drastis. Salah satu yang terpukul akibat berkurangnya pasokan ikan dari
adalah pihak Thailand. Berdasarkan data Indonesia. Perusahaan cukup besar yang
KKP, terdapat 156 kapal eks-asing, dengan tutup warung antara lain RD Tuna Ventures
mayoritas berasal dari Thailand yang terdaftar Inc, San Andres Fishing Industries Inc, Santa
di Pelabuhan Perikanan Ambon. Monica Inc, Pamalario Inc, Starcky Ventures
Inc, Virgo Inc, dan Kemball Inc.
Kapal-kapal eks asing Thailand diketahui
banyak menangkap ikan di sekitar Maluku
dan Kepulauan Aru. Hasil tangkapan mereka
di Maluku dan Aru sebagian besar disetor
ke Thai Union Group PCL, perusahaan Mulai 2015, illegal fishing di
pengalengan tuna terbesar dunia yang Indonesia menurun drastis.
bermarkas di Thailand. Pendapatan Thai Dampaknya, pasokan ikan
Union Group PCL dari penangkapan tuna ke industri pengolahan di
mencapai 3,44 miliar dollar AS pada 2014. sejumlah negara turun drastis.
Bandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah
Salah satu yang terpukul
(PAD) Propinsi Maluku sebagai tempat asal
tuna yang hanya Rp 11,6 miliar atau setara
adalah pihak Thailand.
860.000 dollar AS pada periode yang sama. Berdasarkan data KKP,
terdapat 156 kapal eks-asing,
Pihak Tiongkok juga merasakan dampak dengan mayoritas berasal
pemerintah Indonesia. Contohnya dari Thailand yang terdaftar di
perusahaan perikanan asal Tiongkok bernama Pelabuhan Perikanan Ambon.
Pingtan Marine Enterprise yang diketahui
48
Kedaulatan Sebagai Kunci
49
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Selain itu, lebih dari 100 perusahaan Moratorium tersebut bertujuan untuk
perikanan di Filipina anjlok usahanya dan mencegah habisnya stok ikan sekaligus
terancam bangkrut. Sebelum rezim anti IUU memulihkan kembali sumber daya ikan di
Fishing, perusahaan-perusahaan tersebut perairan tersebut. Thailand, Vietnam, Laos,
mendapatkan pasokan ikan dari Bitung atau dan Myanmar juga akan melakukan langkah
melalui transshipment. Ikan yang didaratkan di serupa. Bahkan, banyak negara juga akan
Pelabuhan Bitung hanya sebagian kecil, adapun membentuk satgas untuk memberantas illegal
sebagian besarnya dibawa ke General Santos. fishing, seperti halnya Satgas 115 di Indonesia.
Tak hanya melakukan moratorium, China
Kapal-kapal asing yang dulunya pun mencoba menegakkan aturan di lautan
mengandalkan perairan Indonesia untuk dengan menghukum pengusaha perikanan
mendapatkan ikan, kini kembali menangkap mereka tahun ini. Mereka menghukum
ikan di negaranya masing-masing yang operator perikanan domestik yang ditangkap
sebenarnya sudah mengalami over fishing. oleh otoritas Australian tahun lalu.
Situasi ini membuat pusing banyak negara.
Negara lain tentu tak bisa diam bila stok
ikannya makin habis dan perairannya makin
rusak akibat penangkapan berlebih.
Menghadapi kondisi tersebut, China Rincian wilayah yang ditutup
pun berencana melakukan moratorium dan masa moratoriumnya
penangkapan ikan di sejumlah perairannya.
adalah adalah 35º LU perairan
Moratorium dilakukan mulai 1 Mei
Laut Bohai dan Laut Kuning
2017 hingga Agustus/September 2017.
Rincian wilayah yang ditutup dan masa selama periode 1 Mei 2017
moratoriumnya adalah adalah 35º LU - 1 September 2017 dan 35º
perairan Laut Bohai dan Laut Kuning selama LU s.d. 26º30” LU Laut Kuning
periode 1 Mei 2017 - 1 September 2017 dan dan Laut Tiongkok Timur (LTT)
35º LU s.d. 26º30” LU Laut Kuning dan Laut selama periode 1 Mei 2017 -
Tiongkok Timur (LTT) selama periode 1 Mei
16 September 2017.
2017 - 16 September 2017.
Mengelola
Secara
Berkelanjutan
Industri perikanan tangkap di Indonesia berkembang pesat sejak 1970. Seiring itu, jumlah kapal
ikan terus bertambah hingga melampaui daya dukung lingkungannya. Dampaknya, jumlah
sumberdaya ikan terus menurun. Terlihat bahwa semakin banyak jumlah armada kapal perikanan,
semakin tinggi tingkat kompetisi dan semakin laju ekstraksi sumberdaya ikan. Hal ini pada
akhirnya membuat produksi ikan yang ditangkap juga menurun.
Peran strategis laut Indonesia sebagai salah satu pemasok produk perikanan terbesar dunia pun
semakin terancam akibat maraknya praktik penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, dan
tidak diatur (Illegal, Unreported, Unregulated/IUU Fishing), serta aktivitas penangkapan yang merusak
lingkungan menyebabkan berkurangnya jumlah populasi ikan di wilayah perairan Indonesia.
Sudah saatnya, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan perlu dilakukan secara lestari
dan keberlanjutan. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah
menetapkan kebijakan tata kelola sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan melalui
penerbitan beberapa peraturan menteri. KKP telah memulai memerangi illegal fishing melalui
kebijakan moratorium kapal eks asing dan larangan transshipment.
Perang IUU Fishing tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja. Sebelumnya negara-negara lain
seperti Amerika Serikat dan Somalia juga telah menyatakan anti IUU Fishing. Di Indonesia,
pelaksanaannya telah mendapat dukungan dari Uni Eropa, Duta Besar negara sahabat, organisasi,
angkatan laut dan kepolisian. Secara khusus KKP menyebut illegal fishing ini sebagai national
disaster karena menmbulkan banyak masalah dan kerugian.
53
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Praktik illegal fishing di wilayah pengelolaan aspek pertumbuhan. Inilah misi yang diemban
perikanan Negara Republik Indonesia (WPP olek KKP secara sungguh-sungguh.
NRI) sebagian besar dilakukan oleh kapal
perikanan berbendera asing atau kapal eks Mengacu pada peraturan tersebut, penilaian
asing berkapasitas di atas 30 GT. Jumlahnya kelestarian sumberdaya ikan yang dahulu
mencapai 20 persen dari jumlah total kapal hanya didasarkan pada parameter ekonomi
ikan di atas 30 GT yang beroperasi di WPP sebagai indikator, seiring dengan perubahan
NRI atau sekitar 1.605 kapal eks asing. Jumlah paradigma pembangunan menuju ke arah
kapal yang melakukan illegal fishing diyakini paradigma pembangunan berkelanjutan,
lebih banyak mengingat satu izin kapal eks maka penilaian kelestarian sumberdaya ikan
asing bisa digandakan hingga lima kali. mencakup lebih banyak aspek. Interaksi
aspek-aspek tersebut menjadi indikator bagi
Kebijakan Indonesia dalam memberantas keberlanjutan usaha perikanan penangkapan.
IUU Fishing dapat mengurangi upaya Beberapa aspek tersebut antara lain adalah
eksploitasi ikan sebesar 35 persen dan akan aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi,
meningkatkan tangkapan ikan dalam jangka etika dan kelembagaan. Keenam aspek ini
panjang selama upaya penangkapan dalam merepresentasikan dan dapat mengindikasikan
negeri dikelola dengan baik. Jika kebijakan status usaha perikanan yang dilakukan di
pemberantasan IUU Fishing dilaksanakan dan suatu wilayah apakah berkelanjutan atau
disertai reformasi perikanan yang konsisten tidak.
maka akan meningkatkan produksi ikan
sebesar 25 persen. Atas dasar tersebut, KKP
akan terus konsisten memberantas illegal
fishing dan menyelenggarakan misi reformasi
Jika kebijakan pemberantasan
kelautan dan perikanan.
IUU Fishing dilaksanakan dan
Sebagaimana tercantum dalam Undang- disertai reformasi perikanan
undang Republik Indonesia Nomor yang konsisten maka akan
45 tahun 2009 tentang perikanan, meningkatkan produksi ikan
pembangunan perikanan di Indonesia pada sebesar 25 persen. Atas dasar
hakekatnya mempunyai tujuan ganda, yaitu tersebut, KKP akan terus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
konsisten memberantas illegal
nelayan di satu sisi dan menjaga kelestarian
sumberdaya ikan di sisi lain. Dengan
fishing dan menyelenggarakan
kata lain, pembangunan perikanan harus misi reformasi kelautan dan
memperhatikan aspek pemerataan dalam perikanan.
menikmati hasil pembangunan di samping
55
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Permasalahan sektor kelautan dan perikanan Melihat kondisi dan permasalahan sektor
seperti rusaknya ekosistem mangrove, perikanan yang terjadi, pemerintah Indonesia
ekosistem terumbu karang hingga ekosistem telah mengeluarkan beberapa peraturan
laut terbuka, terjadi di negara-negara dalam upaya kelestarian dan ketersediaan
berkembang, khususnya Asia Tenggara, sumberdaya ikan yang berada di wilayah
seperti Indonesia dan Thailand. Hal tersebut perairan negara republik Indonesia, serta
dikarenakan masih lemahnya tata kelola pelarangan-pelarangan praktik penangkapan
dan pengawasan terhadap praktik-praktik ikan yang dapat merusak ekosistem laut.
penangkapan ikan dan diperparah tingkat
Cantrang
56
Mengelola Secara Berkelanjutan
PERATURAN BAHASAN
UU 31 tahun 2004 tentang Penentuan input maupun output untuk mendukung pengelolaan
perikanan perikanan dijabarkan seperti jumlah tangkapan yang diperbolehkan dan
jumlah, jenis, dan ukuran alat tangkap. Pihak yang melakukan kegiatan
perikanan di wilayah perairan Indonesia dilarang menggunakan alat
tangkap yang dilarang dan dapat merusak ekosistem serta mengancam
sumberdaya ikan.
UU 45 tahun 2009 junto revisi untuk mengantisipasi perkembangan teknologi dan hukum yang
UU 31 tahun 2004 tentang diterapkan dalam pengelolaan sumberdaya ikan.
perikanan
PP no 60 tahun 2007 Konservasi sumberdaya ikan dikaji dan dilihat berdasarkan ketentuan-
tentang Konservasi ketentuan terkait konservasi ekosistem dan konservasi jenis ikan.
Sumberdaya Ikan
Permen KP no 57 tahun Ketentuan terkait jenis usaha perikanan tangkap, perizinan yang
2014 junto Permen KP no berlaku, pemeriksaan fisik kapal penangkapan dan pengangkutan ikan,
30 tahun 2012 tentang daerah penangkapan dan pelabuhan pangkalan, serta pengawasan dan
Usaha perikanan tangkap pelaporan kegiatan usaha perikanan yang dilakukan di wilayah perairan
di wilayah pengelolaan rI dengan beberapa pasal yang direvisi untuk mewujudkan pengelolaan
perikanan negara republik yang bertanggung jawab dan menanggulangi IUU-Fishing.
Indonesia
Alat tangkap yang disebut trawl menggunakan 2015. Mayoritas nelayan di pantai utara Jawa
alat yang dalam istilah perikanan disebut wings, menggunakan cantrang. Jumlah kapal cantrang
stick, serta mesin penarik jaring. Cantrang yang beroperasi di laut Jawa mencapai 97,8
adalah variannya, merupakan alat penangkap persen dari total kapal cantrang yang ada di
ikan berbentuk kantong terbuat dari jaring Indonesia.
dengan 2 (dua) panel dan tidak dilengkapi alat
pembuka mulut jaring. Cantrang merupakan Alat Penangkapan Ikan yang Dilarang dalam
salah satu alat tangkap tak ramah lingkungan Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan
yang dilarang dalam permen KP No 2 tahun Nomor 2/PERMEN KP/2015
Pukat hela dasar (bottom trawls) Pukat tarik pantai (beach seines)
a. pukat hela dasar berpalang (beam trawls); Pukat tarik berkapal, terdiri atas:
b. pukat hela dasar berpapan (otter trawls); a. dogol (danish seines);
c. pukat hela dasar dua kapal (pair trawls); b. scottish seines;
d. nephrops trawls; c. pair seines;
e. pukat hela dasar udang (shrimp trawls), d. payang;
berupa pukat udang. e. cantrang;
f. lampara dasar
Pukat hela pertengahan (midwater trawls)
a. pukat hela pertengahan berpapan (otter
trawls), berupa pukat ikan;
b. pukat hela pertengahan dua kapal (pair trawls);
c. pukat hela pertengahan udang (shrimp trawls).
PPS Bungus
59
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Rata-rata ukuran mata jaring cantrang yang kebijakan pengelolaan dengan kondisi sumber
digunakan adalah 1,5 inchi. Hal ini tidak sesuai daya perikanan yang sebenarnya.
dengan Permen Kelautan dan Perikanan
Nomor 2 Tahun 2011 bahwa ukuran Ketiga, pengoperasian cantrang yang
mata jaring cantrang yang diperbolehkan mengeruk dasar perairan dalam dan pesisir
berukuran lebih dari 2 inci. Kecilnya mesh size akan merusak lokasi pemijahan biota laut.
inilah yang dikhawatirkan akan mengganggu Meskipun cantrang bisa menghindari terumbu
kelestarian ikan karena ikut menjaring ikan karang, tetapi kelompok-kelompok kecil
muda yang masih berpotensi untuk tumbuh karang hidup yang berada di dasar perairan
dan bertelur. akan ikut tersapu.
Fakta yang ada sekarang, ditemukan panjang Konflik antar nelayan terus terjadi akibat
jaring cantrang mencapai puluhan kilometer cantrang. Tahun 2006 terjadi konflik di
yang disertai pemberat dan ditarik dengan Kalimantan Timur. Kapal Cantrang nelayan
mesin. Tak kalah memprihatinkan, kapal Bendar dibakar di perairan Kalimantan
cantrang pada umumnya melakukan mark Timur karena nelayan di daerah itu menuduh
down besar-besaran. Misalnya, ukuran kapal pendaratan hasil tangkapan kapal tersebut di
yang dilaporkan di bawah 30 GT, namun pelabuhan perikanan setempat telah merusak
setelah diukur rata-rata mencapai 80 GT. harga pasaran ikan. Akibatnya, pemilik kapal
Pemalsuan ukuran kapal tersebut sebagai mengalami kerugian yang sangat besar,
upaya menghindari pengenaan Penerimaan mencapai hampir 1 miliar rupiah, termasuk
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang lebih besar nilai ikan hasil tangkapan.
serta mengambil keuntungan yang didapatkan
dari subsidi BBM.
Pada 18 Desember 2011 terjadi konflik 2014 di Cilincing, ratusan nelayan Cilincing
di Bagan Asahan. Terjadi pembakaran dan Kalibaru, mengeluhkan keberadaan kapal
terhadap 5 unit kapal pukat tarik gandeng pukat harimau (trawl) yang masih beroperasi di
dua di Perairan Asahan ± 7 mil dari Panton perairan Jakarta.
Utara Bagan Asahan. Kemudian pada 6
Januari 2012 di Tanjung Balai Asahan. Sosialisasi terkait pelarangan cantrang telah
Maraknya penggunaan trawl mengakibatan dilakukan sejak sebelum Susi Pudjiastuti
30.000 nelayan lokal merugi sebab hasil menjabat Menteri KKP. Berikut sosialisasi
tangkapannya berkurang. Pada 28 Desember yang pernah dilaksanakan sebelum munculnya
2012 di Nagan Raya, tiga kapal trawl dibakar. Permen KP No.2 tahun 2015:
Hal tersebut dilakukan karena kapal-kapal itu
melanggar hukum adat laot. Lalu pada 10 Juli
62
PPS Bungus
KKP tidak ingin penangkapan ikan secara tempat. Dalam satu tahun, hasil tangkapan
berlebih atau overfishing yang telah terjadi di ikannya bisa mencapai 150.000 ton.
Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa menyebar
ke perairan lain di Indonesia. Turunnya hasil Hasil tangkapan cantrang utamanya dijadikan
laut seperti udang, rajungan, dan berbagai bahan baku untuk pabrik Surimi yang ada di
jenis ikan di Pantura terjadi akibat overfishing Indonesia. Surimi merupakan daging ikan
yang ditimbulkan cantrang. yang dilumatkan, yang menjadi bahan baku
untuk produk-produk olahan ikan seperti
KKP tidak ingin hancurnya Bagan Siapi-api bakso, crabstick dan tempura.
berulang di daerah lain akibat cantrang. Akibat
pukat dan cantrang, Bagan Siapi-api yang Namun, tidak semua ikan yang ditangkap
dulunya surga ikan, kini menjadi kawasan tak cantrang dipergunakan menjadi bahan
berikan. Pudarnya kejayaan sektor perikanan baku Surimi. Sekitar 60-82 persen adalah
di Bagansiapi-api terjadi akibat keserakahan tangkapan sampingan (bycatch) atau tidak
pengusaha ikan nakal yang mengunakan kapal- dimanfaatkan (discard). Sehingga sebagian
kapal pukat (cantrang). Bagansiapiapi yang besar hasil tangkapan tersebut dibuang ke laut
saat itu masuk wilayah Kabupaten Bengkalis dalam keadaan mati. Dari 49 jenis ikan yang
menjadi pusat pendaratan ikan terbesar. Ada biasa tertangkap oleh cantrang, hanya 9 jenis
ratusan kapal trawl yang mendaratkan ikan di ikan yang dipergunakan untuk bahan baku
bagansiapiapi. Berton-ton ikan, mulai dari ikan Surimi. Ikan yang biasa dijadikan bahan baku
basah segar, ikan atau udang kering, ikan asin Surimi tersebut antara lain gulamah, beloso,
atau terasi, diekspor dari kota ini ke berbagai kurisi, ekor kuning, kerong-kerong, kuro, biji
nangka, kuniran dan swanggi.
63
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Selain merusak ekosistem karena operasinya Solusi lain yang ditawarkan KKP adalah
yang seperti trawl, banyak pemilik cantrang menyiapkan perairan Natuna dan Arafura
yang tidak membayar Penerimaan Negara untuk nelayan eks cantrang yang telah beralih
Bukan Pajak (PNBP) dengan sebenarnya, alat tangkap. Potensi hasil laut di kedua
namun mendapatkan jatah BBM bersubsidi wilayah kaya ikan itu mencapai lebih dari 1
yang seharusnya untuk nelayan kecil. juta ton per tahun. Laut Natuna masuk dalam
Wilayah Pengolahan Perikanan (WPP) 711,
Adapun solusi kebijakan yang diberikan KKP termasuk Selat Karimata, dan Laut China
untuk masyarakat nelayan pengguna cantrang Selatan. Laut Arafuru masuk dalam WPP
yaitu; penggantian Alat Penangkapan Ikan 718, yang meliputi Laut Aru dan Laut Timor
(API) untuk kapal cantrang ukuran di bawah bagian timur.
10 GT. Untuk kapal cantrang ukuran 10-30
GT diberikan fasilitas bantuan pembiayaan WPP 711 menunjukan potensi ikan pelagis
dari lembaga keuangan serta restrukturasi kecil sebanyak 395.451 ton, ikan pelagis besar
piutang dan untuk kapal cantrang 30 GT ke 198.994 ton, ikan demersal 400.517 ton, ikan
atas diberikan fasilitas bantuan pelayanan karang 24.300 ton, udang penaeid 78.005 ton,
perizinan pusat melalui gerai perizinan. lobster 979 ton, kepiting 502 ton, rajungan
9.437 ton dan cumi-cumi 35.155 ton. Wilayah
Untuk menekan penggunaan cantrang, 711 ini memiliki total potensi tangkapan
hingga tahun 2016, KKP sudah melakukan 1.143.340 ton.
penggantian API cantrang dan arad sebanyak
2.166 unit dengan jumlah persebaran di Wilayah 718 lebih kaya lagi dengan potensi
wilayah Barat 1.009 API, wilayah tengah 599 ikan pelagis kecil 823.328 ton, ikan pelagis
API, dan wilayah timur 557 API. besar 489.795 ton, ikan demersal 586.277
ton, ikan karang 30.555 ton, udang penaeid
Kementerian Kelautan dan Perikanan 53.502 ton, lobster 386 ton, kepiting 1.507
(KKP) sendiri saat ini masih terus ton, rajungan 1.911 ton dan cumi-cumi 5.470
memproses penggantian alat tangkap ton. Total potensi di wilayah timur Indonesia
cantrang kepada nelayan-nelayan yang ini adalah 1.992.731 ton.
selama ini menggunakan alat tangkap
tersebut. Pemerintah memperpanjang waktu Wilayah laut tersebut sebelumnya dikuasai
penggunaan cantrang hingga 31 Desember oleh kapal tangkap milik asing baik yang legal
2017, dari sebelumnya berakhir di Juni dan ilegal. Kini, KKP memutuskan kedua
2017. Dalam masa transisi ini, nelayan harus wilayah kaya ikan berkualitas itu khusus untuk
mengganti dengan alat tangkap lain yang nelayan dalam negeri dengan syarat mengikuti
lebih ramah lingkungan. regulasi pemerintah, yakni menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan.
64
Mengelola Secara Berkelanjutan
Perbandingan Hasil
66
Mengelola Secara Berkelanjutan
67
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Transhipment sebagaimana fakta yang terjadi, Ada dua jenis usaha pengangkutan ikan
sangat berpeluang menjadi sarana tindakan hidup, pertama, usaha pengangkutan
illegal seperti penyelundupan barang-barang ikan hidup dalam negeri yaitu merupakan
terlarang serta sumberdaya ikan yang usaha pengangkutan ikan dari lokasi usaha
dilindungi dan bernilai ekonomis tinggi. Di pembudidayaan ikan di laut dan/atau
samping itu, terlalu terbukanya aksesibilitas sentra nelayan ke pelabuhan muat singgah
kapal pengangkut ikan hidup berbendera dan/atau pelabuhan tujuan dan hanya
asing yang secara bebas menjangkau wilayah- dapat dilakukan oleh kapal berbendera
wilayah perairan untuk melakukan pembelian Indonesia dan dioperasikan awak kapal yang
secara langsung di lokasi onfarm budidaya berkewarganegaraan Indonesia.
laut, dikhawatirkan menggangu kedaulatan
perairan NKRI dan melanggar azas cabotage Kedua, usaha pengangkutan ikan hidup
yang terafikasi oleh semua negara maritim ke luar negeri, yaitu merupakan usaha
Asia Pacific termasuk China dan Hongkong. pengangkutan ikan dari lokasi usaha
pembudidayaan ikan di laut, dan/atau
Berdasarkan pertimbangan di atas dan untuk pelabuhan muat singgah ke pelabuhan tujuan
kepentingan nasional, KKP menerbitkan di luar negeri untuk kapal pengangkut ikan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan hidup berbendera Indonesia; dan pelabuhan
Nomor 15/PERMEN-KP/2016 tentang muat singgah ke pelabuhan tujuan di luar
Kapal Pengangkut Ikan Hidup sebagaimana negeri untuk kapal pengangkut ikan hidup
telah diubah dengan Peraturan Menteri berbendera asing.
Kelautan dan Perikanan Nomor 32/
PERMEN-KP/2016. Peraturan ini sebagai Secara garis besar Peraturan Menteri
bentuk implementasi dan tanggungjawab Kelautan dan Perikanan tersebut mengatur
pemerintah dalam memperbaiki tata kelola tentang ketentuan dan mekanisme penerbitan
perizinan di bidang usaha pembudidayaan surat izin kapal pengangkut Ikan atau biasa
ikan yang bertanggungjawab dan disebut SIKPI dan ketentuan yang terkait
berkelanjutan. dengan pelabuhan muat singgah.
Usaha pengangkutan ikan hidup hasil Dalam pasal 4 ayat (2) poin (b) Permen-KP
pembudidayaan ikan adalah kegiatan yang 15/2016, disebutkan “bahwa kapal yang
secara khusus mengangkut ikan hidup hasil digunakan untuk usaha pengangkutan ikan
budidaya dengan menggunakan kapal hidup dibatasi paling besar 500 (lima ratus)
pengangkut ikan untuk memuat, mengangkut, GT, untuk kapal pengangkut ikan hidup
menyimpan, dan/atau menangani ikan hidup dari hasil pembudidayaan ikan”. Sedangkan
hasil pembudidayaan ikan serta mengangkut pada ayat (3) poin (a), (b) dan (c) disebutkan
sarana produksi pembudidayaan ikan. bahwa “SIKPI sebagaimana dimaksud,
terdiri atas: “(a) SIKPI–I-PB, untuk kapal
68
Mengelola Secara Berkelanjutan
pengangkut ikan hidup berbendera Indonesia menggunakan kapal pengangkut ikan hidup
dari hasil pembudidayaan ikan; (b) SIKPI–I- paling banyak 1 (satu) unit dengan ukuran
PT, untuk kapal pengangkut ikan hidup yang paling besar 5 GT hanya wajib memiliki
pembuatannya dilakukan di dalam negeri dan Tanda Pencatatan Kapal Pengangkut Ikan
berbendera Indonesia dari hasil penangkapan Hidup (TPKPIH) sebagai pengganti SIKPI.
ikan; dan (c) SIKPI–A-PB, untuk kapal
pengangkut ikan hidup berbendera asing dari Sedangkan pasal 7 ayat (2) dan (4) Permen-
hasil pembudidayaan ikan.” KP 15/2016 mengatur tentang pelabuhan
muat singgah. Setiap kapal pengangkut ikan
Sesuai kewenangannya, penerbitan SIKPI hidup hasil pembudidayaan yang digunakan
hasil pembudidayaan Ikan untuk kapal untuk usaha pengangkutan ikan tujuan ekspor
berukuran di atas 30 gross ton (GT) sampai wajib melalui Pelabuhan Muat Singgah.
dengan 500 GT asing dan dalam negeri Untuk itu, berdasarkan keputusan Direktur
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 54/
Budidaya sedangkan untuk kapal berukuran 5 KEP-DJPB/2016, telah ditetapkan 181
GT – 30 GT serta tidak menggunakan modal (seratus delapan puluh satu) pelabuhan Muat
asing diterbitkan oleh provinsi. Demikian Singgah Kapal pengangkut ikan hidup untuk
juga bagi pembudidaya ikan kecil yang tujuan luar negeri. Untuk kapal pengangkut
69
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
ikan hidup berbendera asing hanya diizinkan Sebelum adanya pengaturan kapal
memiliki 4 (empat) pelabuhan muat singgah pengangkut ikan hidup, kapal-kapal dari
dengan ketentuan hanya dapat memuat ikan Hongkong dengan bebasnya singgah dari
hidup di 1 (satu) pelabuhan muat singgah satu sentra budidaya kerapu ke sentra
setiap kali masuk Indonesia dan paling banyak budidaya kerapu lainnya di Indonesia.
12 (dua belas) kali dalam setahun. Beberapa Kemudian mereka langsung membawa ikan-
pelabuhan muat singgah yang telah digunakan ikan kerapu hidup itu ke Hongkong tanpa
dan potensial untuk mendukung ekspor otoritas mengetahui berapa volume ikan yang
ikan hidup hasil pembudidayaan antara lain diangkut. Akibatnya, pemerintah banyak
Pulau Siuncal Lampung, Belitung, Natuna, kehilangan potensi penerimaan dari budidaya
Anambas, Bali, Belawan dan lainnya. kerapu.
Komoditas ikan hidup yang menjadi Mahalnya harga kerapu hidup tanpa cacat
primadona untuk diekspor adalah kerapu dan yang bisa mencapai Rp 1,2 juta per kg di pasar
napoleon. Berdasarkan data Kementerian Hongkong, akhirnya mendorong masyarakat
Kelautan dan Perikanan, volume produksi berburu kerapu alam untuk dipelihara
budidaya ikan kerapu pada tahun 2015 ataupun langsung dijual. Sayangnya, untuk
mencapai 16.795 ton dengan nilai produksi mendapatkan kerapu hidup tanpa cacat,
sebesar Rp 1,69 triliun, atau naik 20,5 persen banyak orang menggunakan bius sianida.
dari tahun sebelumnya yang sebanyak 13.346 Padahal, penggunaan sianida dapat merusak
ton. Data Badan Pangan Dunia (FAO) terumbu karang yang menjadi habitat dan
menunjukkan bahwa Indonesia menempati tempat reproduksi ikan kerapu sendiri.
urutan ke tiga dunia sebagai produsen
kerapu hasil budidaya, sementara China Penangkapan kerapu alam makin menjadi-
masih mendominasi pada urutan teratas jadi karena belum semua jenis kerapu sukses
dengan produksi mencapai 100.006 ton atau dibenihkan. Spesies kerapu seperti kerapu
menguasai sekitar 64,82 persen total produksi sunu merah dan totol biru dan napoleon
kerapu dunia yang mencapai 154.281 ton merupakan sebagian jenis kerapu yang masih
(Fishstat FAO, 2016). Namun, Indonesia rendah keberhasilan pembenihannya secara
merupakan pengekspor kerapu hidup terbesar teknis dan komersil. Dengan pengaturan kapal
di dunia dengan tujuan utama ke Hongkong, angkut ikan dan penataan asal usul benih
Malaysia, dan Singapura. Ekspor ikan kerapu ikan, pengangkutan ikan kerapu sunu hidup
ke Hongkong selama ini dilakukan melalui dan napoleon dapat diawasi oleh pelabuhan
dua moda transportasi, yakni angkutan perikanan setempat. Dengan demikian
udara dan kapal pengangkut ikan laut. Kapal dapat terdeteksi mana kerapu hasil budidaya
pengangkut ke Hongkong yang selama ini murni dan kerapu alam yang ditangkap
beroperasi di Indonesia 100 persen adalah menggunakan bius sianida.
milik buyer Hongkong.
70
Mengelola Secara Berkelanjutan
orang per tahun, dengan kisaran pendapatan melalui UPT Ditjen Perikanan Budidaya.
kotor yang mampu diraup kelompok Kedua, mendorong penguatan kelembagaan
pembudidaya sebesar Rp 80 – 182 juta/tahun. dan kemitraan usaha. Ditjen PB juga akan
memfasilitasi kemitraan antara kelompok
Dalam revitalisasi ini, KKP akan pembudidaya dengan pihak swasta, BUMN
menggandeng Perindo. Perindo maupun asosiasi pengusaha budidaya
direncanakann akan membantu pelaksanaan ikan laut seperti Hipilindo (Himpunan
revitalisasi sebanyak 1.000 lubang di 6 klaster Pembudidayaan Ikan Laut Indonesia) dan
dengan target produksi minimal 200 ton/ Hipkerindo (Himpunan Pembudidaya Ikan
bulan. Klaster-klaster tersebut antara lain Kerapu Indonesia). Kemitraan ini penting
di Bali, Natuna, Konawe Selatan, Ambon, untuk menjamin kemudahan akses terutama
Lampung, dan Padang. Harapannya produksi input produksi dan pasar.
budidaya kerapu meningkat 2 kali lipat dari
tahun sebelumnya. Selain itu diharapkan akan Ketiga, fokus pada komoditas yang berbasis
mampu meningkatkan daya serap benih yang pasar. Komoditas budidaya laut akan
diproduksi pembenih. diarahkan untuk jenis ikan yang berbasis
pada keinginan dan trend pasar, sehingga
Setidaknya ada 5 (lima) strategi yang akan lebih berdaya saing. Keempat, pembangunan
ditempuh dalam upaya revitalisasi KJA, yaitu dan perbaikan sarana prasarana dan
Pertama, memfasilitasi aksesibilitas terhadap infrastruktur. Ini juga akan didorong
input produksi yang efisien. Peran fasilitasi untuk menciptakan efisiensi produksi dan
bagi kemudahan akses input produksi seperti menjamin konektivitas yang efisien dari
benih berkualitas dan pakan akan didorong hulu ke hilir. Kelima, menyediakan akses
informasi teknologi. Langkah yang ditempuh
yaitu dengan mendorong pelayanan akses
informasi tenologi yang lebih mudah diterima
masyarakat pembudidaya baik secara
Tahun 2017 KKP menargetkan
langsung melalui kegiatan bimbingan teknis,
revitalisasi KJA sebanyak pendampingan dan penyuluhan maupun tidak
250 unit (1.000 lubang), yang langsung melalui media dan sarana lainnya.
diharapkan akan mampu Terkait pemasaran, Perum Perindo telah
menghasilkan produksi lebih menjajaki kerja sama dengan buyer di
dari 342 ton/tahun dengan Hongkong, artinya permasalahan pasar
tidak ada masalah. Intinya Perindo akan
nilai produksi sebesar ± Rp 34
memposisikan diri dalam memperkuat mata
milyar
rantai bisnis marikultur baik di hulu (on farm),
maupun bertindak sebagai penyangga di hilir
(pasar).
72
Mengelola Secara Berkelanjutan
Secara nasional capaian produksi perikanan biaya produksi usaha budidaya yang mencapai
budidaya nasional menunjukkan trend positif > 70 persen. Disisi lain, harga pakan pabrikan
dalam 5 (lima) tahun terakhir (2011-2015) cenderung menunjukkan tren kenaikan,
dengan rata-rata kenaikan sebesar 19,08%, sehingga menyebabkan turunnya efisiensi
begitupun dengan nilai produksi mengalami usaha budidaya. Kondisi ini, sebenarnya
kenaikan rata-rata pertahun sebesar 19,08%. karena dipicu oleh keterbatasan industri pakan
Nilai tukar usaha pembudidaya ikan (NTUPi) dalam memanfaatkan bahan baku lokal untuk
dalam kurun waktu tahun 2014 – kwartal dijadikan pakan ikan, sehingga mau tidak mau
I 2017 mengalami kenaikan rata-rata industri masih bergantung pada bahan baku
1,18%. Kwartal I tahun 2017 nilai NTUPi pakan impor, terutama tepung ikan.
mencapai 109,69%, yang dapat disimpulkan
bahwa usaha budidaya ikan yang dilakukan Permasalahan pakan saat ini bukan hanya
masyarakat memiliki tingkat efisiensi usaha menjadi isu nasional, namun telah menjadi
yang baik, sehingga margin keuntungan isu global sebagai salah satu faktor pembatas
dan pendapatan yang diperoleh bertambah. utama dalam bisnis akuakultur di dunia.
Capaian ini didorong oleh berbagai program Untuk itu badan pangan dunia FAO mulai
Ditjen Perikanan Budidaya yang memberikan melihat bahwa isu pakan harus menjadi isu
dampak positif diantaranya program gerakan trans-nasional yang harus segera dicarikan
ikan mandiri dan dukungan 100 juta benih solusi, sehingga upaya dalam mewujudkan
yang berkontribusi meningkatkan nilai ketahanan pangan global melalui
tambah margin keuntungan yang diraup para pengembangan akuakultur akan mampu
pembudidaya ikan. tercapai. FAO sebagai mitra kerja sama KKP
akan membantu dalam memformulasikan
Tantangan perikanan budidaya ke depan strategi pengembangan pakan mandiri yang
adalah bagaimana memenuhi kebutuhan nantinya dapat digunakan secara regional.
pakan ikan yang efisien dan berkualitas,
seiring dengan perkembangan budidaya yang Program Pakan Mandiri
kian dinamis dari tahun ke tahun. Tahun 2019 FAO mendukung penuh usaha pemerintah
total produksi perikanan budidaya nasional Indonesia dalam mencapai kemandirian
diproyeksikan mencapai 31,3 juta ton, yang pakan, sehingga, keberhasilan pengembangan
sebesar 11,7 juta ton merupakan produksi pakan mandiri di Indonesia dapat menjadi
ikan. Untuk memenuhi angka capaian rujukan tersendiri di level Asia Pasifik terlebih
produksi ikan tersebut, dibutuhkan setidaknya saat ini Indonesa menjadi negara pertama di
14 juta ton pakan. dunia yang memberikan perhatian terhadap
kemandirian pakan ikan yang dilaksanakan
Pakan merupakan bagaian penting yang perlu masyarakat.
menjadi fokus perhatian bersama, hal ini
karena pakan merupakan komponen terbesar
73
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
KKP dan FAO menyatakan sepakat untuk Untuk tahap awal kerja sama ini, akan
melakukan kerja sama pengembangan pakan dilakukan percontohan pembuatan pakan
mandiri di Indonesia. FAO sepakat untuk mandiri dan percontohan penggunaan pakan
mengalokasikan bantuan untuk TCP project mandiri disertai dengan cara pemberian
pakan mandiri senilai kurang lebih Rp 3,25 pakan yang baik (Good Feed Management
milyar. Kerjasama ini akan difokuskan pada Practices). Percontohan ini akan dilakukan
upaya-upaya yang secara langsung mendorong dengan cara melibatkan 30-40 orang
pakan mandiri yaitu : Pertama, penyediaan pembudidaya dengan mekanisme cost sharing,
informasi dasar terkait ketersediaan suplai dan diharapkan akan menjadi model rujukan
bahan baku, kebutuhan nutrisi, jenis dan bagi pengelolaan pakan mandiri di berbagai
formulasi pakan di Indonesia. Kedua, daerah di Indonesia.
pemanfaatan varian bahan baku pakan ikan
lokal yang potensial dimanfaatkan. Ketiga, Sebanyak 20 pelaku usaha pakan mandiri
perbaikan formulasi dan kualitas pakan ikan dari berbagai Propinsi di Indonesia, telah
yang diproduksi kelompok Gerpari. Keempat, dikukuhkan kepengurusannya oleh Dirjen
optimalisasi strategi farm feed management. Perikanan Budidaya menjadi wadah yang
diberi nama Asosiasi Pakan mandiri Nasional
74
Mengelola Secara Berkelanjutan
(APMN). Wadah ini diharapkan akan menjadi Melalui GERPARI, telah mulai terbentuk
mitra KKP dalam pengembangan pakan kelompok – kelompok pakan ikan mandiri
mandiri nasional. yang berperan memenuhi kebutuhan
kelompok pembudidaya di wilayahnya secara
APMN ini merupakan wadah bagi berkelanjutan. Pengembangan GERPARI
para pelaku usaha pakan mandiri yang juga secara nyata mampu menekan biaya
bertujuan untuk membangun perikanan produksi budidaya hingga 60%, dengan kata
budidaya berbasis pakan mandiri yang lain pembudidaya mendapatkan nilai tambah
berkualitas dengan harga terjangkau. Intinya keuntungan sebesar Rp. 3.000,- – Rp. 4.000,-
keberadaan APMN diharapkan akan mampu per kg produksi ikan.
mengkoordinasikan para pelaku usaha pakan
mandiri untuk mendukung pengembangan Didi (50 th), Ketua Kelompok Nila Alam Sari
usaha budidaya di sentra-sentra produksi di Kabupaten Pandeglang telah berhasil dalam
berbagai daerah. pengelolaan pakan mandiri. Menurut Didi,
kelompoknya telah mampu memproduksi
Selama 2 tahun berjalan yaitu tahun 2015 dan pakan mandiri dengan kapasitas 4 ton per hari
2016, program GERPARI (Gerakan Pakan dengan jangkauan suplai untuk pembudidaya
Mandiri) telah menunjukkan hasil yang cukup di Kabupaten Pandeglang dan daerah lain
memuaskan. Produksi pakan ikan mandiri seperti Indramayu. Keberadaan kelompoknya
yang dihasilkan dari program GERPARI menurut Didi, telah mendapat respon positif
mengalami peningkatan yang positif, yaitu dari para pembudidaya karena secara umum
dari 16.800 ton di tahun 2015 menjadi memberikan dampak positif terutama
62.100 ton pada tahun 2016 atau mengalami meningkatnya nilai tambah keuntungan yang
peningkatan sebesar 300%. Disamping diraup.
itu, penggunaan varian bahan baku pakan
ikan lokal dalam GERPARI juga turut Di samping GERPARI di tingkat masyarakat,
berkontribusi terhadap penurunan volume Ditjen Perikanan Budidaya juga menggarap
impor bahan baku pakan ikan. Sebagai program pembangunan pakan skala medium
gambaran, impor bahan baku pakan ikan berkapasitas 1 ton per jam. Tahun 2017
menurun hingga 27% yaitu dari 303.932 ton direncanakan pembangunan pakan tersebut
pada tahun 2015 menjadi 221.564 ton pada akan difokuskan di Kabupaten Pangandaran
tahun 2016. Penurunan importasi bahan baku yang khusus untuk mendukung ketersediaan
pakan ikan ini juga disebabkan oleh efektifitas pakan bagi budidaya ikan kakap putih.
kebijakan KKP yang gencar memberantas Sementara, pabrik pakan UPT diarahkan
IUU Fishing, sehingga berdampak terhadap untuk meningkatkan produksi. Ditjen
ketersediaan ikan non ekonomis sebagai Perikanan Budidaya setidaknya memiliki 9
bahan baku tepung ikan. UPT yang memiliki pabrik pakan, tersebar
75
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
di Aceh, Jambi, Lampung, Karawang, Seiring dengan tuntutan global terkait isu
Sukabumi, Jepara, Situbondo, Kalimantan sustainability, KKP akan mendorong upaya
Selatan, dan Sulawesi Utara. sertifikasi terhadap bahan baku pakan tepung
ikan. Sertifikasi ini diarahkan untuk menjamin
Upaya-upaya yang telah terlaksana kualitas tepung ikan dan ketelusurannya.
merupakan bagian langkah kongkrit KKP Artinya tepung ikan yang diperoleh selain harus
dalam menjamin ketersediaan pakan yang terjamin kualitasnya, juga harus didapatkan
terjangkau oleh para pembudidaya skala dengan cara-cara ramah lingkungan.
kecil, yang saat ini masih dihadapkan pada
kendala inefisiensi produksi. Di samping itu Diharapkan dengan adanya sinergi yang baik
dengan GERPARI, diharapkan akan memicu dari hulu sampai hilir, dapat meningkatkan
multiplier effect antara lain munculnya pendapatan masyarakat kelautan dan
kelompok penyedia alat bahan baku dan juga perikanan khususnya pembudidaya ikan
kelompok pemasaran pakan ikan mandiri. sehingga dapat menuju masyarakat perikanan
budidaya yang mandiri, berdaya saing dan
berkelanjutan.
Kesejahteraan
Sebagai
Agenda
Bersama
KESEJAHTERAAN SEBAGAI AGENDA BERSAMA
Untuk mewujudkan visi laut sebagai masa depan bangsa, permasalahan IUU Fishing harus
dilihat sebagai tanggung jawab bersama, harus dilawan dengan segera membangun kembali
sektor kelautan dan perikanan Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip kedaulatan, keberlanjutan,
dan kesejahteraan. Ketiga prinsip ini merupakan pilar-pilar pembangunan kelautan dan
perikanan Indonesia yang terkait satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri.
Selama 70 tahun Indonesia merdeka, pemerintah fokus pada pemanfaatan sumber daya alam
yang ada di daratan. Padahal, hampir 70 persen dari wilayah Indonesia adalah laut yang sangat
kaya. Upaya mewujudkan kesejahteraan tidak lepas dari prinsip “keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Oleh sebab itu, pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus mampu
meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, khususnya nelayan kecil (small scale
fishermen) yang merupakan mayoritas pelaku perikanan tangkap di Indonesia.
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
“Misi Kesejahteraan
tidak akan tercapai
apabila mengabaikan
Kedaulatan dan
Keberlanjutan”
Susi Pudjiastuti
80
Kesejahteraan Sebagai Agenda Bersama
Setidaknya ada delapan bank yang menjadi triliun. Namun nyatanya penyaluran kredit
mitra para nelayan pada tahun pertama dan Jaring hingga triwulan III 2016 sudah jauh
meningkat pada tahun kedua (2016), dengan melebihi target tersebut yakni mencapai Rp.
tercatat 16 bank yang ikut dalam program 23,2 triliun (per september 2016) dengan rasio
tersebut. Pada 2016, penyaluran kredit untuk kredit bermasalah (NPL gross) yang cukup
program Jaring ditargetkan sebesar Rp 9,2 kecil yakni 2,2 persen.
83
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
neraca Perdagangan Ikan thailand dan Viet nam turun dratis di tahun 2014-2015
89
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Nilai Tukar Usaha Nelayan (NTUN) mengalami peningkatan paling signifikan dibandingkan
indikator lainnya
90
Kesejahteraan Sebagai Agenda Bersama
usaha, serta meningkat kapasitas kelembagaan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan,
pelaku utama/pelaku usaha. Mereka pemasar hasil perikanan, petambak garam,
berupaya mendorong kesadaran, kemandirian serta usaha yang terkait dengan kelautan dan
dan kemampuan pelaku utama/pelaku usaha perikanan. Lokasi kegiatan difokuskan pada
dalam meningkatkan usahanya. sentra UMKM-KP di wilayah Minapolitan
dan daerah potensial UMKM-KP/strategis
Sasaran Pendampingan UMKM-KP oleh lainnya. Jumlah pelaku usaha sektor kelautan
Penyuluh Perikanan Bantu Manajemen dan perikanan yang mendapat pendampingan
Usaha Sektor Kelautan dan Perikanan manajemen usaha ditargetkan sebanyak
(PPB Manajemen Usaha KP) adalah pelaku 20.000 pelaku usaha atau setiap PPB
usaha/kelompok usaha sektor kelautan Manajemen Usaha KP mendampingi 100
dan perikanan yang feasible namun belum pelaku usaha KP.
bankable, dengan target sasaran yaitu:
94
Kesejahteraan Sebagai Agenda Bersama
kapasitas kapal ikan buatan lokal, penegakan galangan kapal nasional dan peningkatan
hukum & transparansi perizinan untuk kapasitas kapal ikan buatan lokal, penegakan
mencegah IUU Fishing, melengkapi sarana dan hukum & transparansi perizinan untuk
prasarana pelabuhan perikanan, memenuhi mencegah IUU Fishing, melengkapi sarana dan
kebutuhan energi untuk armada kapal ikan prasarana pelabuhan perikanan, memenuhi
domestik, dan melatih keterampilan dan kebutuhan energi untuk armada kapal ikan
melakukan sertifikasi nelayan. domestik, dan melatih keterampilan dan
melakukan sertifikasi nelayan.
Khusus pada 2017, Kementerian Kelautan
dan Perikanan merumuskan 3 kegiatan Khusus pada 2017, Kementerian Kelautan
pembangunan industri perikanan nasional. dan Perikanan merumuskan 3 kegiatan
Pertama, Sentra Kelautan dan Perikanan pembangunan industri perikanan nasional.
Pertama, Sentra Kelautan dan Perikanan
Adapun untuk percepatan perikanan tangkap Terpadu (SKPT) di mana pemerintah akan
berkelanjutan, pemerintah akan merevitalisasi membangun industri baru berbasis kawasan
96
Kesejahteraan Sebagai Agenda Bersama
di pulau-pulau terluar. Kedua, Sentra memberikan 450 unit budidaya rumput laut
Modernisasi Perikanan berupa modernisasi dan para-para, 225 unit untuk kebun bibit
industri di 5 kawasan perikanan, dan Ketiga, rumput laut, 7 unit revitalisasi BBI, 6 unit
Sentra Kelautan dan Perikanan lainnya biofloc, 7 unit excavator, dan 1 unit KJA offshore
dalam bentuk program prioritas KKP terpadu. Adapun untuk industri pengolahan
guna mendukung pengembangan industri hasil perikanan, sektor ini akan diperkuat
penangkapan ikan, pembangunan 1 dermaga, KKP dengan memberikan 10 unit Integrated
dan 12 SPDN. Sedangkan untuk memperkuat Cold Storage berkapasitas 200 ton, 11 unit ice
perikanan budidaya berkelanjutan, KKP akan flake machine.
97
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
Reformasi
Birokrasi
100
Reformasi
Birokrasi
BUDAYA KERJA
Reformasi di sektor kelautan dan perikanan memerlukan konsentrasi penuh, serta mental yang
tangguh. Memulai dengan tekad bahwa tidak akan ada lagi praktik perikanan Ilegal di wilayah
laut Indonesia. Memerangi Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF) membutuhkan reformasi
birokrasi di lingkungan Kementrian Kelautan dan Perikanan. Reformasi birokrasi merupakan
syarat untuk mewujudkan suatu tata pemerintahan yang baik (good governance). Distorsi good governance
merupakan salah satu kerugian negara yang paling besar. Jika tidak ada good governance, tidak
mungkin bisa membuat perencanaan apa pun yang bertujuan untuk kedaulatan perekonomian.
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu lembaga negara yang berkomitmen
untuk melakukan reformasi birokrasi telah merancang berbagai program dan kegiatan guna
mewujudkan pemerintahan yang baik tersebut. Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan
telah menerbitkan Keputusan Menteri (Kepmen) No. 4 Tahun 2016 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015-2019.
Tujuan Reformasi Birokrasi di KKP secara umum adalah untuk menjadikan kinerja birokrasi
KKP menjadi lebih efektif dan efisien melalui pendekatan yang sistematik untuk mencapai tata
kelola pemerintahan yang baik dan menciptakan aparatur negara yang bersih, professional, dan
bertanggung jawab serta selalu menghasilkan berbagai inovasi dalam rangka memberikan layanan
yang terbaik bagi masyarakat/publik.
Lahirnya keinginan untuk melakukan reformasi birokrasi tersebut tidak terlepas dari kondisi
faktual yang dihadapi oleh lembaga-lembaga publik. Banyak kelemahan dan permasalahan
101
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
102
Reformasi Birokrasi
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai program yaitu: manajemen perubahan;
institusi pelayan masyarakat, seperti belum penataan peraturan perundang-undangan;
tertatanya organisasi secara baik, disharmoni penataan dan penguatan organisasi; penataan
peraturan perundang-undangan, masih tata laksana; penataan sistem manajemen
adanya tumpang tindih tugas dan fungsi unit- SDM aparatur; penguatan pengawasan
unit organisasi, belum optimalnya kinerja dan intern; penguatan akuntabilitas kinerja;
pengembangan sumber daya aparatur, serta peningkatan kualitas pelayanan publik; serta
belum maksimalnya pelaksanaan pelayanan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
publik. Kesemuanya itu menutut dilakukannya
perbaikan secara menyeluruh, tuntas, dan Secara bertahap mulai terjadi perubahan pola
berkelanjutan agar tata pemerintahan yang pikir dan budaya kerja pimpinan dan pegawai
baik dapat diwujudkan. KKP dalam menyikapi Reformasi Birokrasi,
dengan tercapainya kesepakatan untuk
Reformasi birokrasi di Kementerian Kelautan membentuk KKP yang lebih professional,
dan Perikanan dilakukan melalui berbagai efisien, berintegritas, dan cinta tanah air. Hal
kegiatan yang diwadahi dalam 9 (sembilan) tersebut membawa dampak perubahan untuk
103
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
jabatan, uraian jabatan, peringkat jabatan, Ekspor ke Negara Mitra, Sertifikat HACCP,
dan harga jabatan; adanya profil kompetensi dan pelayanan lainnya. Diharapkan.
individu; kinerja individu yang terukur; pelayanan satu pintu itu dapat mempermudah
menurunnya temuan satuan pengawasan masyarakat dalam berinvestasi di sektor
intern (SPI) dan diterapkannya sistem kelautan dan perikanan.
pengendalian intern Pemerintah (SPIP) di
Satker lingkup KKP; peningkatan kualitas Kerja keras KKP dalam melakukan reformasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi birokrasi telah membuahkan hasil. Dengan
Pemerintah (LAKIP); terwujudnya Indikator penilaian akuntabilitas kinerja KKP dari
Kinerja Utama (IKU) dan sistem yang Kementerian PAN dan RB pada tahun
mampu mendorong tercapainya kinerja 2016 mencapai nilai A (sangat baik) dengan
organisasi yang terukur; penerapan Standar nilai 80,76. Di sisi lain berdasarkan survey
Pelayanan pada unit kerja di lingkungan integritas dari KPK, meraih nilai 7,22.
KKP; meningkatnya kualitas pelayanan Penilaian kepatuhan standar pelayanan publik
publik yang lebih cepat, lebih murah, lebih pada zona hijau dari Ombudsman akan
aman, dan lebih mudah dijangkau; serta terus ditingkatkan dan akan selalu fokus pada
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam integritas dan kinerja KKP.
pelayanan publik.
Susinisasi
Penutup
110
Penutup
Sebagian besar kekayaan laut Indonesia, selama berpuluh-puluh, menjadi bancakan kapal-
kapal besar milik korporasi yang berbisnis secara ilegal. Banyak kapal-kapal besar ini yang tidak
memiliki izin dan menangkap ikan menggunakan alat tangkap yang dilarang. Kapal-kapal ikan
besar tersebut umumnya merupakan kapal eks asing atau kapal yang semula milik asing kemudian
dinasionalisasi menjadi berbendera Indonesia dan pemiliknya menjadi berbadan hukum Indonesia
dengan status penanaman modal asing (PMA) atau penanaman modal dalam negeri (PMDN)
proksi asing.
Berdasarkan data Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan secara Ilegal (Satgas 115)
terdapat 1.605 kapal ikan eks asing yang terdaftar di Indonesia. Namun, dalam praktiknya,
jumlah kapal buatan luar negeri yang menangkap ikan di perairan Indonesia jauh lebih besar
dari itu, ditaksir mencapai 10.000 kapal. Pemilik izin kapal eks asing berlaku curang dengan
menggandakan izin untuk satu kapal menjadi 5 – 10 kapal. Mereka berani melakukan itu karena
berkongkalikong dengan aparat, otoritas, dan tokoh-tokoh berpengaruh.
Kapal-kapal eks asing itu sebagian besar berukuran 200 – 400 GT, menggunakan pukat (trawl)
yang terlarang dengan panjang jaring mencapai puluhan kilometer per kapal. Kapal-kapal itu
beroperasi di seluruh wilayah perairan Indonesia antara lain Laut Arafuru, Teluk Cendrawasih,
Laut sulawesi, Laut Natuna, Selat Malaka, dan Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.
Dalam setahun, kapal-kapal eks asing bisa menangkap jutaan ton ikan tuna, cakalang, tongkol,
kakap, udang, dan ikan lainnya. Satu kapal berkapasitas 100 GT bisa meraup untung 2-2,5
juta dollar AS per tahun. Dampaknya, perairan Indonesia mengalami penangkapan berlebih
atau overfishing, yang jika terus berlangsung akan membuat ekosistem semakin rusak dan ikan
menghilang. Ini sama saja kita mewariskan laut yang kosong kepada anak cucu kita.
111
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
112
Penutup
juga hanya menduduki peringkat ketiga Bisnis penangkapan ikan yang mengandalkan
di ASEAN dalam ekspor perikanan. Jelas PMA dengan kapal-kapal berukuran besar
sesuatu yang tak pantas untuk negara dengan jelas tidak cocok untuk perairan nusantara
garis pantai terpanjang ke-2 di dunia yakni dan kepulauan seperti Indonesia. Kapal-
95.181 km dan luas lautan mencapai 5,8 juta kapal besar di atas 200 GT seharusnya hanya
km persegi. menangkap ikan di laut lepas atau samudera.
114
Penutup
Kapal-kapal eks asing juga cenderung akan berusaha (level playing field) yang sama pada
memprioritaskan hasil tangkapan mereka seluruh pelaku perikanan baik itu UMKM
untuk diolah di negara mereka sendiri maupun korporasi. Kebijakan KKP ingin
sehingga tidak memberi nilai tambah mengembalikan kekayaan laut Indonesia
bagi pertumbuhan industri pengolahan di kepada para nelayan nusantara, UMKM,
Indonesia. Dampaknya, industri pengolahan dan pelaku usaha di sektor perikanan
ikan di dalam negeri tidak akan berkembang lainnya yang ingin berbisnis secara jujur.
karena pasokan selalu minim. Bisnis Pencabutan izin kapal kapal eks asing juga
perikanan yang mengandalkan kapal-kapal akan membuat perairan Indonesia tidak lagi
besar juga akan membuat persaingan usaha mengalami overfishing. Dengan demikian,
menjadi tidak sehat sehingga cenderung akan ekosistem dan sumberdaya ikan akan pulih
mematikan nelayan dan usaha mikro, kecil, kembali. Dengan stok ikan yang lebih banyak,
menengah (UMKM). nelayan kecil dan pengusaha perikanan yang
jujur tidak akan kesulitan lagi mendapatkan
Apalagi juga terbukti, keberadaan PMA- ikan. Nelayan juga tidak perlu lagi bersusah
PMA di bidang penangkapan ikan telah payah melaut hingga ke tengah karena di
menyuburkan praktik kolusi, korupsi, dan pesisir pun ikan melimpah.
pencucian uang. Para pejabat yang disuap
tidak menyadari bahwa uang yang mereka Terbukti, sejak kapal-kapal eks asing tak
terima hanya seujung kuku dari keuntungan lagi melaut, tangkapan nelayan meningkat
yang diperoleh PMA-PMA tersebut. signifikan. Ikan yang didaratkan di Pelabuhan
Kekayaan ikan di laut Indonesia begitu besar, Perikanan Samudera (PPS) yang berbasis
ditaksir mencapai ribuan triliun rupiah per kapal domestik dan tradisional, meningkat
tahun. Bahkan Presiden Jokowi mengatakan, jumlahnya. PPS-PPS itu antara lain Cilacap,
nilai potensi sumber daya laut Indonesia Kendari, Kwandang, Pemangkat, Sibolga,
mencapai Rp 19.000 triliun per tahun. Praktik Pekalongan, Prigi, Tanjungpandan, Ternate,
kongkalikong dan sarat kecurangan, ditambah dan Kejawanan.Hal itu tercermin dari Nilai
minimnya pengawasan dan pengaturan tukar nelayan, sebagai indikator kesejahteraan
membuat bisnis penangkapan ikan menjadi nelayan, juga terus meningkat. Nelayan makin
bisnis yang gelap dan tidak transparan. Orang sejahtera jika nilai tukarnya semakin besar.
yang ingin berbisnis secara jujur akhirnya
malas terjun ke bisnis penangkapan ikan. Tak hanya itu, usaha mikro dan kecil yang
bergerak dalam rantai perdagangan dan
Karena itu, izin penangkapan ikan milik pengolahan skala rumah tangga kembali
korporasi-korporasi bersatus PMA dan bermunculan. Sebab, ikan-ikan yang
PMDN proksi asing yang menggunakan kapal ditangkap nelayan lokal pasti akan didaratkan
eks asing akhirnya dicabut. Kebijakan tersebut di pelabuhan perikanan lokal. Jadi kebijakan
bertujuan untuk memberikan kesempatan KKP telah menggairahkan kembali bisnis
115
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
UMKM dan industri perikanan nasional. Masyarakat yang jauh dari pesisir juga bisa
Jumlah nelayan dan pelaku di bisnis makan ikan dengan harga yang terjangkau.
penangkapan ikan akan terus meningkat Keberhasilan sektor perikanan memang tak
seiring melimpahnya stok ikan dan adanya hanya bisa diukur dari pajak dan Penerimaan
tata kelola perikanan yang berpihak Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diterima
pada nelayan dan mendorong kelestarian negara, tetapi juga harus diukur dari seberapa
lingkungan. besar peningkatan kesejahteraan para nelayan
dan efek gandanya terhadap pertumbuhan
Ujungnya, akan semakin banyak masyarakat UMKM dan kemudahan masyarakat
yang menikmati kekayaan laut Indonesia. mengkonsumsi ikan.
116
117
LAUT MASA DEPAN BANGSA
Kedaulatan, Keberlanjutan, Kesejahteraan
118