Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PROYEK PENGAMATAN OSMOSIS DAN

DIFUSI PADA TELUR

KELOMPOK 7 :
Gert Antonio Tobing (XI-IPA 3/ 9)
Hansen Wibowo (XI-IPA 3/ 11)
Laurencia Susanto (XI-IPA 3/15 )
Margaretha Grace (XI-IPA 3/ 16)

SMA Katholik Santa Maria Surabaya


Tahun Ajaran 2016/2017
BAB I
LANDASAN TEORI

2.1. Sel
Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup, berarti di dalam sel terdapat bagian-bagian yang
berperan dalam melakukan aktivitas hidup sel. Unit berarti bagian terkecil dari sesuatu yang dapat
berdiri sendiri. Seperti halnya keluarga merupakan unit sosial yang paling kecil dalam kelompok hidup
di masyarakat. Keluarga-keluarga akan membentuk desa. Begitu pula sel. Jutaan sel yang berukuran
kecil menyusun tubuh makhluk hidup.
Ukuran dan Bentuk Sel
Sel mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi. Umumnya ukuran sel adalah mikroskopis.
Sebagai contoh pada ovum manusia mempunyai diameter 100P, erytrosit 10P, bakteri 1P, dan virus 0,1P dan
sel-sel lain berkisar 0,4P sampai 10P.
Telur ayam atau telur burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel adalah vitellusnya. Jika
diperhatikan ini adalah ukuran sel yang sangat besar, itulah sebabnya, ukuran rata-rata dari sel sangat sukar
ditentukan.
Sesuai dengan fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi yang bermacam-macam. Pada
umumnya bentuk sel pada tumbuhan adalah segi empat memanjang atau segi enam, misalnya sel-sel
epidermis, sel-sel parenkim. Di samping itu pada bagian kayu sel-selnya berbentuk serabut (sklerenkim) dan
bulat (kolenkim).
Bentuk sel pada hewan dan manusia juga bermacam-macam, terutama sel-sel jaringan kulit tepi, kita kenal
antara lain:
1. Selapis sel bulat pipih disebut sel squamosa simplek.
2. Sel bulat pipih berlapis disebut squamosa komplek.
3. Sel berbentuk kubus disebut kuboid.
4. Sel berbentuk segi empat disebut kolumner.

2.2. Cuka
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C 2H4O2.
Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni
(disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan
asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion
H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam
asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil
asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan
sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak
air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per
tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber
hayati.

2.3. Cangkang Telur


Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCO3 yang nantinya CaCO3 ini dapat bereaksi dengan
larutan CH3COOH atau asam cuka.

2.4. Air
Air memiliki rumus kimia H2O yang mana larutan ini tidak bias bereaksi dengan cangkang
telur atau CaCO3.

2.3. Sirup
Putih telor mengandung 90% air sedangkan sirup mengandung air dalam kadar yang jauh lebih
rendah. Molekul-molekul air dari putih telor akan bermigrasi melalui membran semipermeabel ke arah
larutan yang lebih pekat. Sehingga telor akan menjadi kisut (mengerut) .

2.5. Faktor
CaCO3 + 2 CH3COOH  Ca(CH3COO)2 + CO2 +H2O . Itulah mengapa cangkang telur bisa
larut terhadap cuka. Sedangkan jika direaksikan CaCO3 dengan H2O maka tidak menghasilkan hasil
reaksinya.

2.6. Peristiwa Osmosis


Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi
tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan
suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian
dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit
luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan
masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut,
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu:


1.) Untuk mengetahui proses terjadinya osmosis pada telur.
2.) Untuk mengetahui sifat permeabilitas terhadap membran sel.
BAB III
ALAT DAN BAHAN

• Alat :
1. Stoples bening dan tutupnya.
2. Capit
3. Timbangan
4. Kertas isap/ tisu
5. Kertas tulis
6. Pensil
7. Spidol

• Bahan :
1. 2 butir telur ayam mentah yang masih bercangkang.
2. Air suling
3. Sirop bening
4. Larutan cuka 25%
BAB IV
CARA KERJA
A) Hari Pertama
1. Tandai stoples dengan nama kelompok Anda dengan kata “CUKA”.
2. Timbanglah berat telur dan catat hasilnya dalam tabel data.
3. Dengan hati-hati, masukkan telur mentah ke dalam stoples. Kemudian siram dan rendam
dalam larutan cuka 25%.
4. Tutuplah secara longgor stoples dan biarkan selama 24-48 jam hingga seluruh kalsium pada
cangkang larut.
B) Hari Kedua
1. Bukalah stoples dan buang larutan cukanya.
2. Dengan hati-hati, gunakan capit untuk mengambil telur dan letakkan di atas kertas isap,
kemudian biarkan hingga mengering.
3. Catatlah kondisi fisik (kertas atau lunak) dan penampakan telur tersebut dalam tabel data.
4. Timbanglah berat telur dan catat hasilnya dalam tabel data.
5. Bersihkan stoples dan tandai lagi dengan nama kelompok Anda serta kata “AIR SULING”.
6. Dengan hati-hati, masukkan telur ke dalam stoples. Kemudian, siram dan rendam dalam air
suling.
7. Tutup longgar stoples dan biarkan selama 24 jam.
A) Hari Ketiga
1. Bukalah stoples dan buang air sulingnya.
2. Dengan hati-hati, gunakan capit untuk mengambil telur dan letakkan di atas kertas isap,
kemudian biarkan hingga mengering.
3. Catatlah kondisi fisik (keras atau lunak) dan penampakan telur tersebut ke dalam tabel data.
4. Timbanglah berat telur dan catat hasilnya dalam tabel data.
5. Bersihkan sstoples dan tandai lagi dengan nama kelompok Anda serta kata “SIROP”.
6. Dengan hati-hati, masukkan telur ke dalam stoples. Kemudian, siram dan rendam dalam sirop
bening.
7. Tutuplah secara longgar stoples dan biarkan selama 24 jam.
D) Hari Keempat
1. Bukalah stoples dan buang siropnya.
2. Dengan hati-hati, gunakan capit untuk mengambil telur dan bersihkan kelebihan
siropnya.
3. Letakkan telur di atas kertas isap.
4. Timbanglah berat telur dan catat hasilnya.
BAB V
HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan

HASIL DIFUSI

Penampakan dan Kondisi Fisik


Berat Awal Berat Akhir
Telur
Telur berwarna putih transparan
dan kuning telur dapat dilihat,
tekstur telur menjadi lunak dan
eastis, hanya tersisa lapisan
Telur 1= 50 gram Telur 1= 52.5 gram
Larutan Cuka Telur 2= 55 gram Telur 2= 58.5 gram
dalam yang lembek
(mengandung protein),
cangkang kulit terkelupas
semua, beratnya dan ukurannya
bertambah besar.
Telur berwarna putih
Telur 1= 52.5 gram Telur 1= 63.8 gram transparan, telur bertambah
Air Suling Telur 2= 58.5 gram Telur 2= 68.2 gram berat,dan volume telur
bertambah besar.
Telur berwarna putih agak
Telur 1= 63.8 gram Telur 1= 56.8 gram pucat, volumenya berkurang
Sirup Telur 2= 68.2 gram Telur 2= 59.6 gram dan kondisi telurnya
mengkerut.

Keadaan Awal Pada Saat Telur Mulai Dicelupkan Pada


Air Cuka
Keadaan Telur Setelah Diangkat dari dalam Air Cuka
BAB VI
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa telur yang dimasukan ke air mineral (yang bersifat hipotonik)
menyebabkan berat telur bertambah. Ukuran telur juga bertambah akibat adanya proses osmosis.
Setelah dimasukan ke dalam sirup, berat telur berkurang. Proses osmosis berperan serta dalam
peristiwa ini. Saat dimasukkan air, molekul zat pelarut (air) berpindah ke dalam sel-sel telur. Peristiwa
ini terjadi dari sifat membran yang memindahkan zat pelarut ke daerah yang berkonsentrasi lebih
tinggi. Alhasil berat telur bertambah. Di sisi yang lain, saat telur dimasukkan ke dalam sirup,
konsentrasi larutan di luar telur, yaitu sirup lebih tinggi. Alhasil air dari telur berpindah ke sirup,
membuat berat sirup berkurang.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Karmana, Oman. 2015. BIOLOGI Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
2. Tim Peneliti. 2010. Percobaan Telur Dengan Cuka. Jakarta: Gramedia.
3. http://karlaguela.blogspot.co.id/
4. http://www.slideshare.net/shelviaa/proses-osmosis-dan-difusi-yang-terjadi-di-dalam-2

Anda mungkin juga menyukai