LP Epilepsi Giant
LP Epilepsi Giant
Disusun Oleh :
Nama : Gianto
Nim : 17160053
Nama : Gianto
NIM : 17160053
( ) ( )
A. Pengertian
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang
akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersivat reversibel (Tarwoto,
2007).
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang
akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersifat reversibel (Dychan,
2008).
Epilepsi merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang
dikarakteristikkan oleh kejang berulang. Kejang merupakan akibat dari pembebasan
listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan
serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motorik, atau
gangguan fenomena sensori (Anonim, 2008).
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh gangguan
fungsi otak yang bersifat sementara dan paroksismal, yang memberi manifestasi
berupa gangguan, atau kehilangan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, psikologik,
dan sistem otonom, serta bersifat episodic (Turana, 2007).
B. Etiologi
Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui (idiopatik),
sering terjadi pada:
1. Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
2. Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
3. Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol
4. Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia,
hiponatremia)
5. Tumor Otak
6. Kelainan pembuluh darah (Tarwoto, 2007).
Adapun penyebab epilepsi, yaitu: (Piogama, 2009)
1) Epilepsi Primer (Idiopatik)
Epilepsi primer hingga kini tidak ditemukan penyebabnya, tidak
ditemukan kelainan pada jaringan otak, diduga bahwa terdapat kelainan atau
gangguan keseimbangan zat kimiawi dan sel-sel saraf pada area jaringan otak
yang abnormal.
F. Penatalaksanaan Medis
Manajemen Epilepsi :
a. Pastikan diagnosa epilepsi dan mengadakan explorasi etiologi dari
epilepsi
b. Melakukan terapi simtomatik
c. Dalam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu diingat sasaran
pengobatan yang dicapai, yakni:
Pengobatan harus di berikan sampai penderita bebas serangan.
Pengobatan hendaknya tidak mengganggu fungsi susunan syaraf pusat
yang normal.
Penderita dpat memiliki kualitas hidup yang optimal.
G. Komplikasi
Menurut (Pinzon, 2007) komplikasi yang mungkin timbul akibat epilepsi antara lain:
cedera kepala, cedera mulut, luka bakar dan fraktur.
H. Asuhan Keperawatan
Tindakan yang dapat dilakukan, antara lain: (Sri D, 2007)
Jangan panik karena serangan akan berhenti sendiri
Bebaskan jalan nafas, longgarkan baju
Bila mulut terbuka, masukkan bahan empuk diantara gigi
Bila mulut tertutup jangan dibuka paksa
Miringkan kepala agar ludah keluar
Jangan memberi minum sebelum klien benar-benar sadar
PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji pada penderita epilepsi, yaitu: (Anonim, 2008)
ANAMNESA
Perawat mengumpulkan informasi tentang riwayat kejang pasien. Pasien
ditanyakan tentang faktor atau kejadian yang dapat menimbulkan kejang. Asupan
alkohol dicatat. Efek epilepsi pada gaya hidup dikaji: Apakah ada keterbatasan yang
ditimbulkan oleh gangguan kejang? Apakah pasien mempunyai program rekreasi?
Kontak sosial? Apakah pengalaman kerja? Mekanisme koping apa yang digunakan?
Obsevasi dan pengkajian selama dan setelah kejang akan membantu dalam
mengindentifikasi tipe kejang dan penatalaksanaannya.
1. Selama serangan :
Apakah ada kehilangan kesadaran atau pingsan.
Apakah ada kehilangan kesadaran sesaat atau lena.
Apakah pasien menangis, hilang kesadaran, jatuh ke lantai.
Apakah disertai komponen motorik seperti kejang tonik, kejang klonik,
kejang tonik-klonik, kejang mioklonik, kejang atonik.
Apakah pasien menggigit lidah.
Apakah mulut berbuih.
Apakah ada inkontinen urin.
Apakah bibir atau muka berubah warna.
Apakah mata atau kepala menyimpang pada satu posisi.
Berapa lama gerakan tersebut, apakah lokasi atau sifatnya berubah
pada satu sisi atau keduanya.
2. Sesudah serangan
Apakah pasien : letargi , bingung, sakit kepala, otot-otot sakit,
gangguan bicara
Apakah ada perubahan dalam gerakan.
Sesudah serangan apakah pasien masih ingat apa yang terjadi sebelum,
selama dan sesudah serangan.
Apakah terjadi perubahan tingkat kesadaran, pernapasan atau frekuensi
denyut jantung.
Evaluasi kemungkinan terjadi cedera selama kejang.
3. Riwayat sebelum serangan
Apakah ada gangguan tingkah laku, emosi.
Apakah disertai aktivitas otonomik yaitu berkeringat, jantung berdebar.
Apakah ada aura yang mendahului serangan, baik sensori, auditorik,
olfaktorik maupun visual.
4. Riwayat Penyakit
Sejak kapan serangan terjadi.
Pada usia berapa serangan pertama.
Frekuensi serangan.
Apakah ada keadaan yang mempresipitasi serangan, seperti demam,
kurang tidur, keadaan emosional.
Apakah penderita pernah menderita sakit berat, khususnya yang
disertai dengan gangguan kesadaran, kejang-kejang.
Apakah pernah menderita cedera otak, operasi otak
Apakah makan obat-obat tertentu
Apakah ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
KU / kesadaran
Tanda Vital : TD, RR, N
Mata
THT
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
2. Status Neurologis
Reflek fisiologis
Reflek patologis
RENCANA KEPERAWATAN
Kurang pengetahua
nmengenai kondisi
dan aturan Socialization
pengobatan b.d enhancement
keterbatasan Keluarga - Melibatkan dalam akti
kognitif, kurang memiliki vitas social
pemajanan, atau pengetahuan
kesalahan yang cukup - Memberikan pujian Pengetahu
interpretasi setelah terhadap apa yang an yang
informasi. mendapatka dilakukan memadai
n penjelasan memungki
dengan nkan klien
kriteria: dan
- Keluarga keluarga
mampu mengerti
menjelaskan tujuan
lagi tentang dilakukan
pengobatan nya
dan pemberian
penatalaksan terapi/
aan pada pengobata
klien n.
epilepsy
dengan - Olahraga
menggunaka ringan
n bahasanya dapat
sendiri. membantu
meningkat
kan
4 complianc
e paru
- Mencega
h
Support system terjadinya
enhancement komplikas
Gangguan harga - Mencatat responpsikol i akibat
diri b.d stigma ogis terhadap situasi dan efek
berkenaan dengan Setelah dukungan samping
kondisi, persepsi dilakukan - Memastikan keadekuat pengobata
tentang penyakit tindakan anlingkungan social n
keperawatan, - Identifikasisupport
diharapkan keluarga
klien lebih - Pantau kondisikeluarga Kemampua
percaya diri - Memastikan klien n keluarga
dengan berpartisipasi dalam dalam
kriteria hasil: aktivitas social dan memberik
Family masyarakat n
environmen - Menjelaskan pada penjelasan
t: internal, semua pihak bagaimana mencermi
dengan cara membantu klien nkan
indicator: tingkat
- Selalu pemaham
berpartisipasi an
aktif keluarga.
- Mendukun
g satu sama Dengan
lain dukungan
Social lingkunga
interaction n sosial
skill, dengan rasa
indicator: percaya
- Kooperatif diri akan
- Asertif terpupuk
- Percaya Reinforce
ment
positif ak
an
memberik
an rasa
bangga
dan
percaya
diri
Untuk
mengetah
ui sejauh
mana
klien
percaya
diri
- Dengan
dukungan
lingkunga
n sosial
rasa
percaya
diri akan
terpupuk
- Keluarga
merupaka
n
pendukun
g utama
dalam
membentu
k rasa
percaya
diri
Klien
adalah
kunci
utama
terbentukn
ya percaya
diri
Pihak luar
(ex:
masyaraka
t) sangat
berpengar
uh
terhadap
kepercaya
an diri
seseorang
DAFTAR PUSTAKA