13410100107-FLOURA INGRITE
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan
dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman
dan nyaman.Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.
Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan
kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam
kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental,
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor
manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga tak heran jika saat ini masih banyak
1
BAB II
PEMBAHASAN
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas
Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.
2
Dari pengertian di atas dapat ditarik pengertian bahwa Kesehatan dan Keselamatan
Kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari
resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%,
atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan
diklat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman
Pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja juga berguna agar tenaga kerja
konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman
bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan langkah pencegahan kecelakaan kerja.
Arti penting dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi perusahaan adalah tujuan
dan efisiensi perusahaan sendiri juga akan tercapai apabila semua pihak melakukan
pekerjaannya masing-masing dengan tenang dan tentram, tidak khawatir akan ancaman
yang mungkin menimpa mereka. Selain itu akan dapat meningkatkan produksi dan
produktivitas. Menurut Mangkunegara tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah
sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif
mungkin.
3
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
2. Faktor material atau peralatannya, misalnya bahan yang seharusnya dibuat dari besi
dibuat dengan bahan lain yang lebih murah sehingga menyebabkan kecelakaan kerja.
Perbuatan bahaya, misalnya metode kerja yang salah, sikap kerja yang teledor
4. Faktor lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya kurangnya cahaya, ventilasi,
Dari beberapa faktor kecelakaan kerja di atas, fakto rmanusia adalah kecelakaan
kerja di Indonesia yang paling dominan. Karena banyak dari karyawan yang sering
melakukan tindakan yang tidak aman seperti membuat peralatan keselamatan dan
peralatan yang tidak aman atau menggunakannya secara tidak aman, tidak memperhatikan
4
prosedur penggunaan, dan kurang fokusnya karyawan. Kecelakaan kerja tentunya akan
membawa suatu akibat yang berupa kerugian. Kerugian yang bersifat ekonomis misalnya
hilangnya waktu kerja, serta menurunnya mutu produksi. Sedangkan kerugian yang
bersifat non ekonomis adalah penderitaan korban yang dapat berupa kematian, luka atau
Suma’mur (1981: 5) secara lebih rinci menyebut akibat dari kecelakan kerja
dengan 5K yaitu:
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
5. Kematian
Karyawan yang sehat jasmani dan rohani merupakan asset yang berharga. Untuk
itu diperlukan berbagai macam fasilitas pendukung kesehatan karyawan. Dalam upaya
tatanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan individu guna mencapai
derajat kesehatan optimal. Sistem kesehatan yang dirancang perusahaan diharapkan dapat
5
Sistem kesehatan harus memenuhi persyaratan berikut:
2. Adanya pengorganisasina pembiayaan kesehatan yang juga harus jelas dan jumlah,
3. Mutu pelayanan dan manfaat pembiayaan, apakah sesuai dengan tuntutan dan
antara dukungan manajemen puncak & berkurangnya pekerja yang cidera. Bentuk
2. Pengangkatan Kepala Keselamatan Kerja. Perekayasaan suatu pabrik & operasi yang
berbahaya harus ditempatkan sejauh mungkin. Tempat kerja harus bersih, diterangi
dengan baik, diberi ventilasi. Prosedur kerja & peraturan kerja untuk cegah human
error.
operasi mesin). Arahan harian oleh supervisor. Bagan, poster, majalah perusahaan,
peragaan / simulasi.
6
4. Pengadaan & Penyampaian Catatan. Jumlah peristiwa kecelakaan/cidera, penyakit
mesin, bahan-bahan, dan lingkungan kerja yang tidak berfungsi secara normal.Sebab-
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang diatur
antara lain:
a. Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada dalam wilayah
7
dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap
partisipasi yang efektif dari pengusaha atau pengurus tenaga kerja untuk
melaksanakan tugas bersama dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja untuk
melancarkan produksi.
juga diatur dalam berbagai Peraturan Menteri. Diantaranya Peraturan Menteri Tenaga
pekerjaanya.
b. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemapuan fisik tenaga kerja.
d. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.
kesehatan khusus. Aturan yang lain diantaranya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981
tentang Wajib Lapor Ketenagaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
8
kewajiban dan hak dari tenaga kerja berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja
diwajibkan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang
berdiri sendiri. Berdasar pada Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang
2. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat
9
3. Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala
pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat
kerjanya
Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam semua
tempat kerjanya
6. Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada
7. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau
10
mempekerjakan 100 karyawan atau lebih atau yang sifat proses atau bahan produksinya
mengukur praktik sistem manajemen K3. Perusahaan yang mendapat sertifikat sistem
dinas tenaga kerja setempat. Namun, pada kenyataannya masih ada banyak perusahaan
dengan lebih dari 50 karyawan yang belum membentuk komite K3, dan kalau pun sudah,
11
Keikutsertaan wajib dalam Jamsostek berlaku bagi pengusaha yang
mempekerjakan 10 karyawan atau lebih, atau membayar upah bulanan sebesar1 juta rupiah
atau lebih. Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja berhak atas manfaat/ jaminan yang
meliputi (i) biaya transportasi, (ii) biaya pemeriksaan dan perawatan medis, dan/ atau
perawatan di rumah sakit, (iii) biaya rehabilitasi, dan (iv) pembayaran tunai untuk santunan
sendiri merupakan komponen yang menjadi bagian dari JAMSOSTEK yang mana
perusahaan menyediakan alat keselamatan bagi para karyawanya berupa helm, sepatu dan
mendukung pelaksanaan sistem K3 pada setiap perusahaan dimana program tersebut tidak
Pada contoh kasus kecelakaan kerja di ambil tentang kasus pekerja bagian
pembersihan tangki gula Kristal yang tersiram uap air panas di perusahaan argo industri.
Dalam kasus ini korban tercatat sebanyak 5 orang laki - laki cleaning service. Musibah
bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula Kristal di pabrik
tersebut. Tiba-tiba kran yang berada di atas dan mengarah ke dalam tangki mengeluarkan
air panas yang diperkirakan mencapaI suhu 400 derajat Celcius. Akibatnya, keempat
pekerja yang ada didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena
mengalami luka parah di sekujur tubuh. Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas
tersebut mengucur kedalam tangki setelah tombol kran dibuka oleh seorang karyawan
pabrik. Diduga operator kran tidak mengetahui jika pekerja didalam tangki tersebut
12
selesai. Menurut analisa yang dilakukan, penyebab umum menurutl ingkungan adalah
Penyebab terperinci terletak pada kelalain rekan kerja, sebelum membuka tombol
kran air panas, operator tidak memeriksa didalam tangki apakah masih ada pegawai yang
bertugas atau tidak. Penyebab pokok terletak perusahaan dimana kurangnya memberikan
pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenal keselamatan kerja agar tidak lalai dalam
mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi, kurangnya komunikasi yang baik antar
dan kesehatan kerja, demi mencegah terjadinya kecelakaan yang sama. Kedua, selama
mencegah orang lain menghidupkan mesin, maka mesin harus di kunci atau diberi tanda
operator mesin atau alat produksilainnya sebaiknya diberi peringatan setiap sesudah dan
sebelumnya mengoperasikan apakah ada petugas yang masih disana ataupun tidak.
Sebaiknya operator mesindilatih agar tetap siaga dan tanggap dengan tanggung jawabnya.
13