11 Rawa Gambut
11 Rawa Gambut
PENGELOLAAN RAWA
& GAMBUT
PROF. DR. SUNTORO.MS.
LAHAN RAWA
Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang
tahun, atau selama waktu yang panjang
dalam setahun, selalu jenuh air (saturated)
atau tergenang (waterlogged)air dangkal.
1
10/21/2013
2
10/21/2013
3
10/21/2013
4
10/21/2013
Kristal pirit
5
10/21/2013
JIKA DIREKLAMASI
LAHAN RAWA PASANG SURUT DIREKLAMASI,
dibuatnya jaringan tata air pengeringan atau
pengatusan aerobik (pirit menjadi tidak stabil)
Terjadi Reaksi oksidasi pirit dan dipercepat oleh
adanya bakteri Thiobacillus ferrooxidans.
FeS2 + 15/4 O2 + 7/2 H2O → Fe(OH)3 + 2SO42- + 4H+
PIRIT asam sulfat
6
10/21/2013
Kerugian
Secara ringkas, akibat penurunan pH
tanah di bawah pH 3,5 terjadi :
1. keracunan ion H+, AI, SO42-, dan Fe-III,
serta
2. penurunan kesuburan tanah alami akibat
hilangnya basa-basa tanah, sehingga tanah
mengalami kahat P, K, Ca, dan Mg.
3. dilaporkan bahwa telah terjadi kahat unsur
hara makro (K, Ca, Mg), dan mikro (Mn,
Zn, Cu, dan Mo) pada berbagai tanah
sulfat masam di daerah tropika.
7
10/21/2013
Tanah gambut
• Di dalam Taksonomi Tanah, tanah gambut
atau Histosol didifinisikan sebagai tanah yang
mengandung bahan organik lebih dari 20
persen (bila tanah tidak mengandung liat), bila
tanah mengandung liat 60 persen atau lebih
maka kandungan bahan organik tanah lebih
dari 30 persen dan memiliki ketebalan lebih
dari 40 cm.
8
10/21/2013
• TANAH ORGANIK
– Tnh Gambut (Peat) BO > 65 %
– Tnh Bergambut (Peaty Soil) BO 35-65 %
– Tnh Humus BO 12 – 35 %
• SUSUNAN KIMIA :
– EUTROF = SUBUR
– MESOTROF = AGAK SUBUR
– OLIGOTROF = TIDAK SUBUR
9
10/21/2013
Sebaran
• Penyebaran gambut di Indonesia meliputi
areal seluas 18.480 ribu hektar, tersebar pada
pulau-pulau besar Kalimantan, Sumatera,
Papua serta beberapa pulau Kecil (Tabel 1).
• Dengan penyebaran seluas sekitar 18 juta ha
maka luas lahan gambut Indonesia
menempati urutan ke-4 dari luas gambut
dunia setelah Kanada; Uni Sovyet dan Amerika
Serikat.
10
10/21/2013
• KEMATANGAN
– SAPRIK = LANJUT
– HEMIK = SEDANG
– FIBRIS = MENTAH
• FAKTOR PEMBENTUK (POLAK)
– OMBROGEN PENGARUH HUJAN
TERGENANG OLIGOTROF
– TOPOGEN PENGRH TOPOGRAFI (EUTROf)
– PEGUNUNGAN DATARAN TINGGI
11
10/21/2013
SIFAT KIMIA
• Atas dasar kesuburannya gambut dibedakan
atas
– gambut subur (eutropik),
– gambut sedang (mesotropik) dan
– gambut miskin (oligotropik).
• kemasaman tanah gambut berkisar antara 3-5
dan semakin tebal bahan organik maka
kemasaman gambut meningkat.
12
10/21/2013
SIFIFAT BIOLOGI
• perombakan bahan organik saatpembentukan
gambut dilakukan oleh mikroorganisme anaerob
dalam perombakan ini dihasilkan gas methane
dan sulfida.
• Setelah gambut didrainase untuk tujuan
pertanian maka kondisi gambut bagian
permukaan tanah menjadi aerob, sehingga
memungkinkan fungi dan bakteri berkembang
untuk merombak senyawa sellulosa,
hemisellulosa, dan protein.
13
10/21/2013
GAMBUT OMBROGEN
• BANYAK DI INDONESIA DISEPANJANG PANTAI
MALAYA, KALIMANTAN, PANTAI SELATAN IRIAN
JAYA(PAPUA)
• SANGAT MASAM (3-4,5)
• OLIGOTROF – MESOTROF SUMBER AIR HUJAN
• SENAGIAN BESAR TERIKAT DALAM LIGNO PROTEIN
YG STABIL DEFISIEN N
14
10/21/2013
• Upaya pengelolaan :
1. mempercepat kematangan
2. meningkatkan kejenuhan basa
+ dolomit
+ tanah mineral
3. mencari jenis dan var. serta pola tanam yg
cocok
4. pemupukan K, Mg, P dan N scr intensif
15
10/21/2013
Rawan kebakaran
16
10/21/2013
17
10/21/2013
18
10/21/2013
PENGELOLAAN KESUBURAN
• kesuburan lahan gambut sangat tergantung pada
ketebalan gambut, gambut tipis memiliki
kesuburan yang lebih baik dari gambut tebal.
• perlu diperhitungkan kedalaman pirit, jika
kedalaman pirit kurang dari 50 cm, maka
sebaiknya lahan dibiarkan pada kondisi anaerob
untuk tanaman padi, pembuatan parit drainase
akan menyebabkan pirit teroksidasi dan tanah
menjadi sangat masam dan mengganggu
pertumbuhan tanaman.
19
10/21/2013
UNTUK PADI
• Ketebalan gambut dengan hasil padi
menunjukkan bahwa pada gambut tipis padi
memberikan hasil yang cukup tinggi
• namun jika ditanam pada gambut tebal
dengan ketebalan >60 cm hasil akan
menurun.
PERSAWAHAN GAMBUT
20
10/21/2013
21