Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan demineralisasi
(larutnya mineral email) dan terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi
sehingga terjadi kavitasi (pembentukan lubang) yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh
tubuh melalui proses penyembuhan, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara
email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari
substrat (medium makanan bagi bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacillus
acidophilus) (Schuurs, 1992).
Karies gigi adalah penghancuran terlokalisasi dari jaringan gigi oleh mikroorganisme
(Pine, 1997). Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin,
dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan (Kidd & Bechal,1991).
Newburn dalam Darwita (2004) mendefinisikan karies gigi sebagai penyakit bakterial
yang menyerang gigi dimana bagian organik dari gigi mengalami destruksi, sedangkan
bagian anorganiknya mengalami dekalsifikasi.
Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang
kegunaan gigi di dalam mulut.
Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur email dan dentin atau gigi pada
umumnya. Ada beberapa vitamin dan zat mineral yang mempengaruhi dan menentukan
kekuatan dan kekerasan gigi. Vitamin dan mineral tersebut adalah vitamin A, C dan D serta
mineral Ca, P, F dan Mg. Selain usia anak-anak dan dewasa, para ibu hamil pun perlu
diberikan makanan yang mengandung unsur-unsur yang dapat menguatkan email dan dentin
sebelum agar tidak terjadi pengapuran pada gigi bayinya.
2) Kebersihan mulut dan gigi yang harus diperhatikan supaya tetap sehat.
Menggosok gigi merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan
mulut dan gigi dalam rangka tindakan pencegahan karies gigi. Walaupun kegiatan
menggosok gigi merupakan kegiatan yang sudah umum namun masih ada kekeliruan baik
dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya (Besford, 1996).
Melakukan penyikatan gigi yang baik adalah dengan frekuensi dan waktu sesuai yang
disarankan Manson (1995) yaitu dua kali, pagi hari sesudah makan dan malam hari sebelum
tidur atau yang disarankan Be Kien Nio (1982) yaitu tiga kali sehari setiap kali setelah makan
dan malam sebelum tidur (Chemiawan, 2004).
Pemeriksaan gigi pada dokter gigi atau pelayanan kesehatan yang ada perlu dilakukan secara
berkala setiap 6 bulan sekali untuk mencegah terjadinya karies gigi.
Frekuensi dari konsumsi makanan yang mengandung banyak gula harus sangat dikurangi
khususnya konsumsi makanan kecil yang dilakukan antara jam-jam makan (waktu senggang).
5) Penggunaan fluor
Penggunaan fluor merupakan metode yang paling efektif untuk menghambat kehidupan
bakteri yang ada pada plak dalam mulut sehingga dapat mencegah terjadinya karies
gigi. Penggunaan fluor dapat diberikan dalam bentuk fluoridasi air minum, fluoridasi garam
dapur, fluoridasi air susu, tablet hisap fluor, pasta gigi dan larutan fluor untuk berkumur
(Tarigan, 1995).
Daftar Pustaka
Schuurs, A.H.B, 1992. Patologi gigi- geligi kelainan- kelainan jaringan keras gigi. Alih
bahasa sutatmi suyo, penerit gadjah mada university press, yogyakarta.