Anda di halaman 1dari 6

Skenario 3

Step 1 (terminology)

Sakit sedang: Sakit yang ditampakkan tetapi tidak mengganggu aktivitas


Eritrosit: sel darah merah
Sel PMN: bagian sel darah putih dari kelompok granulosit. Bersama dengan dua sel granulosit lain:
eosinofil dan basofil yang mempunyai granula pada sitoplasma, disebut juga polimorfonuklir.
Antibiotika: segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau
menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
Tes toleransi glukosa: tes darah yang dilakukan untuk membuat diagnosis diabetes mellitus. Tes ini juga
dapat dilakukan untuk keperluan lain seperti untuk mendiagnosa hipoglikemia (gula darah rendah) atau
sindrom malabsorpsi di mana gula tidak diserap dengan baik melalui usus ke dalam aliran darah.

Step 2 (rumusan masalah)


1. Mengapa pak shigel merasakan nyeri perut bagian bawah disertai rasa panas direktum sejak 2
hari yang lalu?
2. Mengapa demam yang dirasakan sejak 7 hari yang lalu dirasakan tidak tinggi dan tidak disertai
menggiggil?
3. Mengapa pak shigel mengalami BAB cair disertai darah dan lendir, mengeluh nyeri sesaat akan
BAB dan nafsu makan berkurang sejak sakit?
4. Apa makna dari pemeriksaan fisik pada pak shigel?
5. Mengapa dokter memberikan antibiotika dan menganjurkan pak shigel banyak minum untuk
mencegah dehidrasi?
6. Mengapa anak tersebut diare dan sering muntah sejak 1 bulan yang lalu?
7. Apa makna dari anak terlihat kurus?
8. Mengapa dokter merujuk anak tersebut untuk dilakukan pemeriksaan analisis feses dan tes
toleransi glukosa?

Step 3 (brainstorming?
1. Nyeri perut bagian bawah
Sakit Perut Bagian Bawah pada Pria dan Wanita
Untuk rasa sakit pada bagian bawah perut yang tidak berkaitan dengan organ reproduksi, biasanya
ditimbulkan karena adanya infeksi pada organ non-reproduksi, seperti kandung kemih, tulang panggul,
atau usus besar. Ketiga alasan itulah baik pria maupun wanita bisa merasakan sakit perut bagian bawah
perut. Berikut ini kemungkinan penyebabnya:

1. Batu ginjal
2. Cedera
3. Divertikulitis
4. Gangguan usus
5. Infeksi ginjal
6. Patah tulang panggul
7. Penyakit Crohn
8. Penyakit menular seksual seperti gonore atau sifilis
9. Radang kandung kemih
10. Radang usus buntu

Rasa panas direktum

Makanan pedas dapat menjadi penyebab munculnya rasa panas di sekitar anus. Hal ini biasanya terjadi
setelah Anda buang air besar. Selain makanan pedas, makanan asam juga bisa memicu timbulnya rasa
panas
Makanan pedas ( yang mengandung capsaicin) cenderung mengakibatkan :
1. Iritasi dinding saluran cerna mulai dari lambung sampai ke usus dan dubur. Hal ini mengakibatkan
rasa sensasi panas dan kembung pada perut, mulas dan rasa panas/ terbakar pada dubur setiap habis
BAB.
2. Otak akan mengirimkan air lebih banyak ke usus untuk meredakan iritasi mengakibatkan feses
menjadi encer.
3. Otak juga akan membuat makanan yang pedas dialirkan lebih cepat melalui usus agar tidak
berkontak lama dengan dindidng usus sehingga menghasilkan diare.

Walaupun tidak berbahaya namun hal ini sangat mengganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Sebaiknya Anda menghindari makanan terlalu pedas atau mencoba menetralisir makanan pedas yang
Anda makan dengan makanan yang bersifat basa ( alkali) seperti yogurt, lemon juice, susu.
Sekian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk mengatasi
keluhan anda.

2. Demam tidak tinggi dan tidak mengigil

Infeksi Saluran Kemih


Kadang-kadang, infeksi pada saluran kemih dapat membuat Anda mengalami demam. Bukan demam
tinggi, tetapi akan disertai dengan nyeri di perut bagian bawah dan rasa terbakar saat buang air kecil.
Saluran kemih secara alami dalam kondisi steril, namun ketika mikroba menyerang, infeksi bisa
terjadi. Kandung kemih adalah bagian dari sistem saluran kemih yang berfungsi sebagai penyimpanan
urine sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Seperti ditulis Melissa Conrad Stöppler, MD, gejala infeksi kandung kemih hampir mirip antara
pria, wanita, dan anak-anak. Gejala utama dari infeksi kandung kemih adalah nyeri, ketidaknyamanan,
atau perasaan seperti terbakar ketika mencoba buang air kecil. Selain itu, frekuens BAK juga bertambah
dan bagian perut bawah terasa seperti ingin terus BAK.
Jumlah urin yang sedikit juga menjadi gejala umum lain. Ada pula yang mengalami urin berwarna
keruh yang mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri yang menghasilkan nanah di dalam urin.
Urin mungkin juga berwarna merah karena pendarahan. Atau, urin terlihat biasa tetapi dapat
terdeteksi sel-sel darah merah, bakteri, atau sel darah putih pada pemeriksaan mikroskopis.
Pria dan wanita mungkin merasa nyeri di perut bagian bawah. Pria juga mungkin akan merasa
nyeri pada dubur, sementara wanita mungkin merasa nyeri di sekitar area tulang kemaluan.
Demam bukan merupakan gejala umum dari infeksi kandung kemih. Demam lebih khas
diakibatkan oleh infeksi saluran kemih yang telah menyebar ke ginjal atau aliran darah.
Terkadang, infeksi kandung kemih tanpa memunculkan gejala yang khas. Bayi mungkin tidak
memiliki gejala khusus selain terlihat lesu dan rewel. Juga pada orang tua, tanda-tanda dan gejala
spesifik mungkin tidak hadir. Dalam beberapa kasus, infeksi kandung kemih tidak menimbulkan gejala
sama sekali.

Penyebab infeksi saluran kemih

Bakteri adalah penyebab paling umum, bakteri mendapat akses ke sistem saluran kemih melalui
uretra. Bakteri dapat melakukan perjalanan dari rektum atau vagina menuju uretra untuk memasuki
kandung kemih.

Kadang-kadang, bakteri dapat masuk ke kandung kemih melalui uretra dari kulit terdekat. Secara
umum, perempuan lebih rentan terhadap infeksi kandung kemih. Jenis bakteri tertentu, seperti E. coli
(Escherichia coli) adalah organisme yang paling umum bertanggung jawab untuk menyebabkan infeksi
kandung kemih.

Selain itu, organisme Staph (dari kulit) dan bakteri usus lainnya (Proteus, Klebsiella,
Enterococcus) juga dapat menyebabkan infeksi saluran kencing.
Jarang sekali infeksi kandung kemih disebabkan oleh jamur. Namun, jamur Candida bisa
menyebabkan infeksi kandung kemih. Hal ini dapat terjadi pada pasien dengan batu ginjal yang tidak
diobati dengan infeksi berulang atau pada individu yang sistem kekebalan tubuhnya terganggu.

Infeksi kandung kemih dapat diobati dan disembuhkan dengan penggunaan antibiotik yang tepat.
Pemilihan dan durasi pengobatan antibiotik tergantung pada tingkat keparahan infeksi, riwayat infeksi
serupa, dan faktor lain seperti usia, jenis kelamin, alergi, obat-obatan lain, masalah medis lainnya.

Dokter yang merawat umumnya memutuskan apa jenis antibiotik yang tepat dan terbaik untuk
setiap pasien, setelah dengan teliti memeriksa pasien dan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.
Pengobatan untuk infeksi kandung kemih sendiri juga disesuaikan dengan pasien yang memiliki infeksi
berulang.

Nafsu Makan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya


JULI 15, 2011 2 KOMENTAR
Polewali Mandar Sulawesi Barat.@arali2008— Berbicara tentang nafsu makan hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah jangan sampai sinyal makan atau sinyal lapar yang dikeluarkan otak, yang
menunjukkan seseorang harus makan, tidak sampai mempengaruhi orang tersebut—–terutama anak-
anak——– bersegera untuk makan atau diberi makan, demikian sebaliknya sinyal kenyang yang muncul,
seharusnya membuat seseorang ——-terutama untuk orang dewasa——- berhenti makan tetapi yang
bersangkutan terus makan dengan pola yang tidak teratur.
Persoalan nafsu makan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya inilah yang menjadi fokus dalam tulisan
ini, Pertama, masalah ibu-ibu ketika memberikan makan kepada anak-anaknya yang kesulitan makan
untuk meningkatkan berat badan anaknya yang tidak naik, dan Kedua; masalah bagi orang dewasa
ketika mengalami kesulitan dalam mengendalikan berat badan agar selalu berada dalam posisi ideal.
Dari persoalan ini penulis mencoba menulis topik tentang nafsu makan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dikutip dari berbagai sumber dan disederhanakan agar sesuai dengan pemahaman
pembaca dari berbagai kalangan terutama keluarga yang mempunyai anggota keluarga bermasalah
dengan nafsu makannya.
Nafsu makan dalam tinjauan gizi seimbang, dapat dikatakan baik dan dan dapat juga dapat dikatakan
tidak baik, bila nafsu makan dikatakan baik maka proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh
terutama keseimbangan energi akan berjalan maksimal. Namun jika nafsu makan dikatakan tidak baik,
ada dua hal kemungkinan akan terjadi, pertama ; nafsu makan yang berlebihan (rakus) dan yang kedua ;
adalah nafsu makan berkurang atau hilang.
Nafsu makan yang berlebihan (terlihat rakus) artinya intake makanan akan melebihi kebutuhan tubuh
akibatnya adalah peningkatan berat badan yang tidak dikehendaki dan beberapa akibat
lainnya. Sebaliknya nafsu makan berkurang/hilang akan mengakibatkan penurunan berat badan yang
tidak dikehendaki dan beberapa akibat lainnya, kemungkinan kedua ini sering dikatakan sebagai
kesulitan makan (Picky Eaters) yang mana penyebabnya sangat dipengaruhi oleh gangguan proses
makan (fisiologis) dan pengaruh psikologis.
Konsep alur pikir untuk mempermudah pemahaman nafsu makan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Gangguan proses makan —tidak mau makan atau menolak makan —— merupakan gangguan konsumsi
makan atau minum dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis, mulai dari membuka mulutnya
tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap di pencernaan secara baik tanpa paksaan
dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu. Jadi gangguan dalam proses makan itu sendiri adalah
gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh
seseorang.
Sedangkan pengaruh psikologis berhubungan dengan perilaku makan yang kadang ditentukan oleh
kondisi lingkungan, social dan mental yang dapat dikendalikan secara sadar misalnya kebiasaan makan
dalam sehari, makan karena kelezatan makanan yang disajikan dengan meningkatkan selera, kondisi
stress, cemas dan depresi yang dengan mudah mengubah pola makan.
Sebenarnya nafsu makan itu berhubungan dengan sinyal syaraf yang mempengaruhi Hormon dan enzim
ketika lambung kosong atau terisi. Nafsu Makan juga dapat terjadi pada tingkat sensor selera pada lidah
termasuk lambung dan adanya sinyal lapar dari otak.
Proses dimulai ketika syaraf pada lambung dan usus dimana otak menerima informasi isi pencernaan
dari lambung dan usus dan metabolisme zat-zat makanan dari hati, termasuk adanya peningkatan
kosentrasi glukosa setelah makan menyebabkan adanya rangsangan dari sekitar lambung dan usus ke
beberapa jaringan syaraf, informasi rangsang ini kemudian diteruskan ke hipothalamus yang berada di
otak
Ada dua daerah sinyal syaraf di hipothamus (otak) yang berperan dalam nafsu makan (respon makan)
yaitu daerah yang disebut dengan pusat kenyang (satiety sistem) dan daerah yang disebut dengan
pusat lapar atau pusat makan (feeding sistem).
Beberapa ahli kedokteran dan kesehatan tentang nafsu makan menjelaskan, ada beberapa input sinyal
yang berperan dalam pengaturan dua daerah nafsu makan (respon makan) tersebut dan akan
menghasilkan perilaku makan yang sesuai kebutuhan tubuh Input-input sinyal tersebut diantaranya,
Kader Leptin, Ghrelin, Distensi Gastrointesyinal, Sekresi Colecistokinin dan tingkat pemakain glukosa
dan sekresin insulin. Masing-masing dapat dijelas sebagai berikut :
Kadar Leptin
Leptin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel di jaringan adiposa (jaringan lemak). Kadar leptin
meningkat sebanding dengan banyaknya simpanan lemak trigeliserida di jaringan lemak. Semakin
banyak cadangan lemak semakin banyak leptin yang disekresi, keberadaan leptin ini akan menyebabkan
penekanan keinginan untuk makan. Semakin banyak kadar leptin maka keinginan makan semakin
berkurang, sebaliknya semakin sedikit kadar leptin maka keinginan makan semakin besar. Fungsi utama
hormon ini adalah kontrol makan terutama menyangkut gangguan makan terutama kegemukan.
Kadar Ghrelin
Ghrelin merupakan stimulant nafsu makan, terbanyak di produksi di lambung, ghrelin
mampu menyebabkan peningkatan asupan makanan dan mengurangi pemakaian cadangan lemak.
Grelin berfungsi juga sebagai stimulan sekresi hormon pertumbuhan (Growth Hormone), pemasukan
makanan dan penambahan berat badan. Sekresi ghrelin meningkat pada kondisi keseimbangan energy
negative misalnya kelaparan, anoreksia nervosa dan lain-lain. Dan sebaliknya kadar Ghrelin menurun
pada kondisi keseimbangan energy positif seperti setelah makan, hiperglikemia dan obesitas.
Distensi Gastrointestinal
Ketika lambung dan usus terisi oleh makanan maka syaraf-syaraf yang berada di lambung dan usus akan
terangsang, sinyal rangsangan syaraf tersebut di bawah ke inti syaraf pencernaan, nantinya akan
disampaikan ke pusat pengaturan nafsu makan di otak (Hipothalamus). Ada dua sinyal balik yang akan di
keluarkan oleh otal yaitu sinyal kenyang dan sinyal lapar. Dalam keadaan Distensi Gastrointestinal atau
ketika lambung dan usus terisi, maka otak akan mengeluarkan sinyal kenyang, sebaliknya jika lambung
dan usus dalam keadaan kosong, maka otak akan mengeluarkan sinyal lapar atau sinyal makan.
Sekresi Colecistokinin (CCK)
Sekresi Colecistokinin (CCK) adalah sekresi hormon dari mukosa dinding usus (duodenum) pada saat
pencernaan makanan yang mengandung lemak. Adanya sekresi Colecistokinin menunjukkan sinyal
kenyang. CCK juga dapat menyebabkan peningkatan hormon serotonin di hypothalamus. Serotonin
adalah hormon yang berhubungan dengan perasaan tenang (nyaman), dalam hal makan akan
mendukung perasaan nyaman setelah makan.
Tingkat pemakaian glukosa dan sekresi insulin
Adanya insulin akan menurunkan kadar glukosa darah menyebabkan beraktifnya syaraf yang
menyebabkan timbulnya keinginan untuk makan. Artinya glukosa darah tersedia ketika sedang
diserap dari saluran pencernaan maka akan muncul rasa kenyang, sebaliknya setelah selesai
penyerapan terjadi penurunan penggunaan glukosa oleh sel yang membangkitkan rasa lapar.
Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa faktor yang mempengaruhi nafsu makan dan
berpengaruh pada perilaku makan seseorang yaitu
1 Keadaan sinyal syaraf yang berhubungan dengan hormon dan enzim ketika lambung kosong atau
terisi, harus dalam keadaan berfungsi dengan baik.
2 Banyak sedikitnya hormon (Leptin, Ghrelin, Insulin dan Colecistokinin) dan keadaan sel-sel jaringan
sekresinya tidak dalam keadaan rusak
3 Distensi Gastrointestinal atau proses pengisian makanan dari mulut ke lambung dan usus berjalan
dengan normal dan wajar secara fisiologis.
4 Psikologis dan lingkungan berhubungan dengan perilaku makan yang kadang ditentukan oleh kondisi
lingkungan, social dan mental yang dapat dikendalikan secara sadar.
5 Gangguan pada proses makan yaitu gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan dan penyakit
yang sedang terjadi pada tubuh seseorang.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dari nafsu makan adalah jangan sampai sinyal makan atau sinyal
lapar yang dikeluarkan otak menunjukkan seseorang harus makan tidak sampai mempengaruhi orang
tersebut bersegera untuk makan, demikian sebaliknya sinyal kenyang yang muncul, seharusnya
membuat seseorang berhenti makan tetapi yang bersangkutan terus makan dengan pola yang tidak
teratur.
Berikut ini beberapa pengaturan perilaku makan yang dapat mempengaturuhi nafsu makan agar sesuai
dengan proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama keseimbangan energi yang terjadi
dalam tubuh :
1 Penganturan Pola Makan yaitu dengan makan yang teratur, ketika lapar segera makan dan ketika
kenyang segera berhenti.
2 Tingkat Pengosongan lambung dan usus, yaitu jangan biarkan lambung dan usus tidak terisi dalam
jangka waktu tertentu, Makan serat dan tersimpan lama di lambung hanya untuk orang-orang
yang mempunyai kelebihan berat badan.
3 Tingkat Kekenyangan yaitu dengan memperhatikan keseimbangan jenis makanan (Gizi Seimbang),
makanan berlemak yang enak/lezat normalnya diberikan seimbang dengan jenis makanan
lainnya.
4 Memperhatikan atau memperbaiki keadaan (gangguan) nafsu makan yaitu akibat dari gangguan
saluran cerna, penyakit infeksi akut atau kronis (TBC, cacing, dll), alergi makanan, intoleransi
makanan, stress dan sebaginya.
Demikian tulisan ini saya buat, yang saya sempat ajarkan pula pada Mahasiswa S1 Keperawatan
STIKES Bina Gnerasi Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai