Revisi PDF
Revisi PDF
Continuous biohydrogen production from liquid swine manure supplemented with glucose
using an anaerobic sequencing batch reactor
Xiao Wul, Jun Zhu, Chunying Dong, Curt Miller, Yecong Li, Liang Wang, Wanying Yao.
(2009)
Biohidrogen merupakan energi terbarukan, ramah lingkungan. Pada jurnal ini dilakukan produksi
dengan batch reactor dengan fermentasi gelap (tanpa bantuan cahaya). Tujuan produksi
biohidrogen selain untuk menghasilkan energi, mengurangi jumlah limbah dan hemat biaya
produksi. Limbah yang akan diolah ialah pupuk cair dari kotoran babi untuk menjadi produ
biohidrogen. Fermentasi pupuk cair kotoran babi mengandung glukosa menggunakan sistem
anaerobic sequencing batch reactor (ASBR), dipengaruhi oleh waktu retensi hidrolik (Hydraulic
retention time, HRT) dan pH.
1
Fransiska Purba 31S14012 Revisi Resum Jurnal AITB
Hasil percobaan dilakukan dua tahap. Dimana plot hasil analisis waktu retensi hidrolik terhadap
laju biohidrogen, laju biogas dan persentase hidrogen dalam percobaan.
Pada jurnal kedua, dilakukan kembali percobaan pupuk cair kotoran babi dicampurkan dengan
glukosa secara kontinu dengan reaktor ASBR. Tahapannya ada 4 langkah yaitu: (i) air limbah
dimasukkan ke reaktor dengan biomassa menetap didalamnya (ii) air limbah dan biomassa
dicampur perlahan-lahan (iii) biomassa terkonversi seluruhnya (iv) limbah ditarik keluar dari
reaktor.
Tabel 1. Karakteristik pupuk cair kotoran babi dan substrat yang digunakan pada percobaan
Desain gambar proses batch pupuk cair kotoran babi dengan penambahan glukosa pada Gambar
1. Substrat pupuk cair dari kotoran babi diletakkan dalam tangka masukan volume 20 liter lalu
dicampur dan dijalankan selama 10 detik sebelum umpan dimasukkan. Aliran masukan dan
keluaran diregulasi oleh pompa peristaltik. Lama siklus berlangsung diatur sebanyak 4 jam dan
tiap siklus, cairan disirkulasi secara konstan kecuali fasa filling, settling dan withdrawal sekitar 30
menit agar dapat berdifusi menjadi biohidrogen. Sampel biogas dan sampel cair dikumpulkan
untuk dilakukan analisis. Parameter yang dilakukan pada proses batch ini adalah variasi waktu
retensi hidrolik.
2
Fransiska Purba 31S14012 Revisi Resum Jurnal AITB
Gambar 1. Sistem ASBR pada produksi hidrogen dari pupuk cair kotoran babi
Tabel 2. Hasil produksi biohidrogen dan komposisi metabolisme diberbagai variasi HRT
Produksi biohidrogen dilakukan selama 31 hari dimulai dari rentang 8 jam sampai 24 jam dengan
interval 4 jam. Dari Tabel 2. Disimpulkan bahwa nilai hidrogen maksimum terjadi saat waktu
retensi hidrolik 16 jam dengan nilai 1,63 mol H2/mol glukosa. Meskipun rasio degradasi glukosa
menurun dari 98,8% di HRT 24 jam ke 98,1% di HRT 8 jam, namun pemanafaatan glukosa masih
efisien yaitu diatas 98% pada uji keefektifan HRT pada proses bioH2. Jadi disimpulkan bahwa
sistem ASBR dikarakteristik pada konsumsi substrat yang tinggi, variasi HRT tidak signifikan
mempengaruhi pemanfaatan glukosa pada sistem.
Kesimpulan
Sistem ASBR menunjukkan efisiensi konversi kebutuhan sebesar 63%. Pada sistem ASBR, tingkat
produksi biogas tinggi tidak menjamin tingkat biohidrogen tinggi. HRT optimal sistem pada
ASBR untuk mencapai tingkat produksi biohidrogen adalah 12 jam dengan pH 5 dari hasil
percobaan. Dijurnal kedua diperkuat lagi, bahwa sistem ASBR stabil menghasilkan biohidrogen
dimana pemanasan hibrid dan perlakuan awal dengan asam pada inokulum, serta operasi di pH 5
berhasil menghambat aktivitas metanogenesis. Setelah 1 bulan beroperasi, granulasi lumpur terjadi
dihari ke 23 membuktikan dapat meningkatkan konsentrasi biomassa dan biohidrogen telah dapat
dihasilkan dihari ke-12. Sistem ASBR menggunakan substrat pupuk cair kotoran babi dengan
penambahan glukosa lebih tinggi produksi biohidrogennya dibandingkan tanpa penambahan
gluoksa.