Anda di halaman 1dari 5

Uji Performa Paralel Processing pada

Pengamanan Citra Digital


Faisal Achmad Failusufi1, I Gede Arta Wibawa2
1,2
Jurusan Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Udayana
Jalan Raya Kampus Unud, Badung 80361, Bali, Indonesia
1faisalxavier@gmail.com, 2gedearta83@gmail.com

Intisari—
Meningkatnya kebutuhan internet bagi masyarakat menjadikan lebih banyaknya kegiatan yang dapat dilakukan
di dunia maya. Salah satunya kejahatan, seperti pencurian informasi dan pemalsuan informasi dalam bentuk citra digital
juga lebih sering terjadi karena perkembangan teknologi yang lebih mudah untuk digunakan. Untuk mengatasi masalah
tersebut, perlu dilakukan pengamanan terhadap citra digital yang yang akan dikirmkan. Salah satu cara pengamanan
citra digital dapat dilakukan dengan meng-enkripsi citra digital menggunakan vigènere chiper. Vigènere chiper
mengenkripsi citra digital dengan mengubah nilai dari RGB di setiap pixel. Apabila resolusi citra digital lebih besar,
maka proses enkripsi juga akan lebih lama. Dengan menggunakan komputasi paralel, proses enkripsi akan dibagi
menjadi beberapa thread. Pengujian dilakukan dengan sebanyak dua kali untuk setiap citra digital dengan resolusi yang
berbeda-beda. Hasilnya yaitu pada proses enkripsi yang menggunakan komputasi paralel akan lebih efektif waktu
apabila resolusi citra digital lebih besar.

Kata kunci— Threading, performa, citra digital, vigenere chiper, enkripsi.

Abstract—
Increased Internet needs for the community to make more and more activities that can be done in cyberspace.
One such crime, such as the theft of information and the provision of false information in the form of digital imagery is
also more frequent because of the increasingly easy technological developments to use. To overcome these problems, it is
necessary to secure the digital image that will be sent. One way of securing a digital image can be done by encrypting
digital images using a vigènere chiper. Vigènere chiper encrypts digital images by changing the value of RGB in each pixel.
If the digital image resolution is greater, then the encryption process will also be longer. By using parallel computing, the
encryption process will be divided into multiple threads. Testing is done twice for each digital image with different
resolution. The result is in the encryption process that uses parallel computing will be more effective time if the digital
image resolution is greater.

Keyword— Threading, performance, digital image, vigenere chiper, encryption.

I. PENDAHULUAN dari metode tersebut membutuhkan waktu yang berbeda-beda


dalam proses enkripsinya. Algoritma Vigenere Chiper
A. Latar Belakang mempunyai waktu proses enkripsi yang paling cepat
Kebutuhan internet hampir menjadi kebutuhan pokok untuk dibandingkan dengan algoritma yang lainya karena proses
kehidupan manusia di jaman yang lebih modern ini. Selain enkripsi pada vigenere chipper yang lebih sederhana. Selain itu
untuk mencari informasi, masyarakat menggunakan internet juga panjang key dan key-nya dapat ditentukan sendiri sehingga
untuk saling berkomunikasi dan bertukar data. pengguna dapat menentukan key-nya sendiri sesuai dengan
Salah satu data yang sering digunakan di internet yaitu citra kebutuhan.
digital, dimana file ini sering digunakan sebagai bukti Tetapi penggunaan algoritma ini terdapat kekurangan
verifikasi ke-akuratan suatu data yang sudah ada. Seperti mengenai kecepatan pada proses enkripsi. Hendro (2015)[5]
pengiriman berkas rahasia ataupun hasil scan dari suatu menyampaikan bahwa penggunaan vigenere chipper memiliki
dokumen, sehingga hal ini memerlukan pengaman dalam kekurangan berupa tingkat keamanan yang belum teruji pada
proses pengiriman agar orisinalitas suatu citra digital dapat penyandian dalam bahasa Indonesia dan juga efektifitas
terjamin. penggunaan sumber daya memori dan kecepatan pada proses
Beberapa metode yang pernah diterapkan untuk enkripsi.
pengamanan citra digital yaitu menggunakan algoritma DES Pada artikel ini, akan dijelaskan mengenai performa
(Data Encryption Standard), AES (Advanced Encryption parallel processing pada pengamanan citra digital yang
Standard) dan juga Vigenere Chiper dimana masing-masing menggunakan vigènere chipper untuk meningkatkan efektifitas
proses enkripsi dengan menggunakan thread yang ada pada diterapkan pada suatu program, program tersebut akan
Sistem Operasi Ubuntu. menjalankan multi threading untuk menyelesaikan prosesnya.
B. Landasan Teori II. METODOLOGI PENELITIAN
1) Enkripsi
Zeghid,M, dkk(2007)[6] mengatakan bahwa enkripsi A. Perancangan
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk meningkatkan Pada proses pengamanan citra digital, program akan
keamanan dari suatu data. teknik enkripsi biasanya digunakan menjalankan fungsinya untuk proses enkripsi. Algoritma
ketika data akan dkirimkan. Enkripsi akan mengubah suatu enkripsi yang akan digunakan yaitu algoritma vigenere chipper
plain (yang dapat dibaca) menjadi chipper (yang tidak dapat dimana jumlah kuncinya akan di set secara static sebanyak 50
dibaca). Data yang dikirimkan adalah data chipper agar tidak kunci dengan masing-masing kuncinya dalam bentuk nilai
sembarang orang bisa membacanya. Kemudian agar chipper RGB sebagai berikut :
dapat dibaca, akan digunakan key untuk membacanya. Key
yang digunakan yaitu public key ataupun private key. Selain itu TABEL I
juga terdapat jenis key simetris (kunci untuk membuka dan Index ke- Value RGB Warna
menutup sama) dan key asimetris (kunci untuk membuka
0 [65, 68, 73]
berbeda dengan kunci untuk menutup).
2) Vigenere Chipper 1 [153, 28, 9]
Menurut Lyons, J.(2009)[3], algorimta vigenere chipper 2 [249, 216, 49]
memiliki dua langkah utama dalam proses enkripsi suatu data, 3 [206, 93, 12]
yaitu pertama menentukan kunci yang akan digunakan dalam 4 [45, 45, 44]
proses enkripsi dan yang kedua yaitu menentukan periode 5 [170, 170, 157]
perulangan untuk mengubah plain data menjadi chipper data. 6 [244, 244, 24]
sehingga ketika algoritma ini diterapkan untuk mengamankan 7 [68, 196, 33]
data berupa citra gambar, nilai RGB disetiap pixel dalam citra 8 [9, 142, 49]
digital tersebut akan diubah semuanya. Apabila terdapat suatu
9 [69, 183, 174]
informasi yang tersembunyi didalam nilai RGB disetiap pixel-
nya, maka vigènere chiper akan dirasa cukup aman karena 10 [6, 113, 214]
semua nilai RGB-nya sudah berubah. Tetapi hal ini akan 11 [6, 113, 214]
memakan banyak waktu apabila diterapkan padacitra digital 12 [180, 13, 198]
yang mempunyai resolusi yang besar karena akan terjadi
13 [221, 53, 143]
banyak proses perulangan yang dilakukan. Selain itu, jumlah
kunci yang digunakan dalam pengamanan menggunakan 14 [244, 9, 37]
vigènere chiper juga menjadi faktor utama dalam pengamanan 15 [201, 57, 32]
terhadap setiap nilai RGB pada pixel-pixelnya. 16 [219, 158, 100]
3) Multi Threading
17 [104, 35, 75]
Multi threading menurut Kaniah dan Samsudin (2007) [2],
merupakan bentuk multi tasking yang khusus dimana proses 18 [11, 37, 130]
dapat dibagi tugas untuk dikerjakan bersama. Agar multi 19 [15, 226, 103]
threading dapat berjalan secara optimal, dibutuhkan prosesor 20 [99, 172, 183]
yang multicore karena multi threading akan memanfaatkan
21 [4, 124, 14]
sejumlah prosesor yang ada untuk mengeksekusi program yang
dijalankan menggunakan thread. Multi threading secara 22 [71, 229, 218]
otomatis akan mengubah arsitektur program dan membagi 23 [10, 79, 7]
tugasnya kepada prosesor yang lain. Teknik ini akan 24 [182, 193, 31]
menghemat waktu dan memperkecil kemungkinan overhead
25 [90, 94, 42]
thread berbasis multi tasking yang mengeksekusi potongan-
potongan program secara bersamaan.. 26 [148, 159, 221]
4) Komputasi Paralel 27 [51, 54, 71]
Komputasi Paralel menurut Quentin F. S. (2017)[1] 28 [206, 140, 125]
mengibaratkan suatu perusahaan mempunyai pekerjaan yang
29 [48, 10, 2]
harus diselesaikan dengan cepat sehingga perusahaan tersebut
memperkerjakan 100 orang pekerja. Jika pekerjaan tersebut 30 [112, 21, 98]
adalah 100 pekerjaan yang terpisah dan tidak bergantung satu 31 [68, 51, 142]
sama lain dan semua pekerja mengambil mengambil masing- 32 [206, 30, 148]
masing pekerjaan kemudianmelakukannya dalam wktu yang
33 [39, 114, 47]
bersamaan, maka perusahaan tersebut dapat menyelesaikan
pekerjaan sebanyak 100 kali lipat. Ketika kondisi di atas 34 [100, 186, 109]
35 [0, 216, 255]
36 [163, 16, 163]
37 [223, 244, 66]
38 [40, 39, 36]
39 [91, 71, 11]
40 [12, 91, 11]
41 [45, 229, 211]
42 [223, 40, 226]
43 [51, 86, 124]
44 [211, 114, 203]
45 [107, 99, 106]
46 [127, 16, 29]
47 [56, 34, 18]
48 [16, 65, 188]
49 [48, 25, 44]

Tabel I menjelaskan mengenai kunci yang akan digunakan


dalam pengujian performa parallel processing. Proses enkripsi
akan berjalan dari pixel ke [0][0] smpai pixel ke [x][y],
sehingga nilai RGB akan disubstitusikan dengan key sesuai
urutan pada table di atas. Proses substitusi akan dilakukan urut
dari index ke-0 sampai index ke-49 dan akan di ulang lagi dari
index ke-0 sampai semua pixel telah diubah nilai RGB-nya.
Adapun rumus yang digunakan dalam proses enkripsi
menggunakan algoritma vigenere chipper yaitu sebagai
berikut :

RGB[ pixelx y ]  RGB[ pixelx y ]  keyn%256 (1)


Ket :
RGB = nilai RGB yang diperoleh dari satu pixel.
[4]
Pixel = kordinat pixel yang akan diproses yang berindex
[x][y]. Gbr. 1 flowchart enkripsi citra digital dengan vigènere chiper
Key = kunci yang digunakan untuk enkripsi.
Gambar 1 menjelaskan proses enkripsi citra digital
Berikut algoritma vigenere yang akan digunakan dalam
menggunakan vigènere chiper. Pertama, akan ditentukan
penelitian ini:
panjang kunci, kunci enkripsi dan citra digital yang akan di-
a. Menentukan panjang key enkripsi.
enkripsi. Selanjutnya, proses enkripsi akan berjalan dari pixel
b. Menentukan value dari masing-masing key.
ke [0][0] dan berjalan kearah bawah dengan increment pixel
c. Menentukan citra dgital yang akan dienkripsi.
[x+1][y]. apabila x sudah sampai pada lebar dari citra digital,
d. Selama x kurang dari atau sama dengan panjang citra digital,
maka increment untuk pixel [x][y+1]. Begitu seterusnya
lakukan langkah e.
sampai pixel [max_height][max_weight]. Proses enkripsi akan
e. Selama y kurang dari atau sama dengan lebar citra digital,
mengubah nilai RGB pada setiap pixelnya dengan
lakukan rumus (1).
mengsubstitusi nilai RGB plain image dengan key yang sudah
f. Assign citra digital yang sudah di enkripsi
ditentukan.
Implementasi program akan menggunakan bahasa
pemrograman python yang akan dijalankan pada sistem operasi C. Proses Komputasi Paralel
Ubuntu 14.04 LTS. Untuk parallel processing akan digunakan
Proses komputasi parallel akan dilakukan dengan membuat
fungsi thread yang di-import dari Threading dimana Threading
thread sebanyak x dimana x adalah panjang dari citra digital
ini sudah ada di system operasi Linux sehingga tidak perlu
yang kemudian akan menjalankan proses enkripsi sebanyak y,
melakukan pemasangan program lain.
dimana y adalah lebar dari citra digital yang akan di enkripsi.
B. Flowchart Program Sehingga banyak thread akan begantun pada pajangnya file
citra yang akan di-enkripsi.
Pengujian akan dilakukan pada citra digital yang sama TABEL III
dengan resolusi citra digital yang berbeda-beda. Waktu Proses Waktu Proses
Resolusi Selisih
Tanpa Dengan
Citra Waktu
Komputasi Komputasi
Digital Proses
Paralel Paralel
1280 x 720 1.8 1.4 0.4
1366 x 768 2.2 1.7 0.5
1600 x 900 4.1 2.4 1.7
1920 x 1020 4.2 2.8 1.4
Gbr. 2 Plain image
2560 x 1440 8 5.9 2.1
3840 x 2160 16.7 12.8 3.9
5120 x 2880 32 24.3 7.7
Tabel III merupakan selisih waktu proses enkripsi antara
yang tanpa menggunakan komputasi parallel dan yang
menggunakan komputasi parallel. Selisih waktu lebih banyak
ketika resolusi citra digital lebih besar.

Gbr. 3 Chiper image tanpa komputasi paralel

Gbr. 4 Chipper image dengan komputasi paralel

Pengujian akan dilakukan sebanyak dua kali untuk setiap


citra digital, yaitu pertama ketika proses enkripsi tidak Gbr. 4 Grafik perbandingan waktu proses enkripsi dengan menggunakan
komputasi parallel dan tanpa menggunakan komputasi paralel
menggunakan komputasi parallel dan yang kedua yaitu ketika
proses enkripsi menggunakan komputasi parallel. Program Gambar 4 menjelaskan bahwa penggunaan komputasi
akan diset untuk mencatat waktu ketika proses enkripsi parallel untuk meng-enkripsi citra digital dapat mengurangi
berjalan saja. Jadi selain pada proses enkripsi, waktu tidak akan waktu proses enkripsi. Selain itu juga lebih besar resolusi citra
terhitung. digital yang di enkripsi menggunakan komputasi paralel, maka
III. HASIL DAN PEMBAHASAN lebih besar pula penghematan waktu dalam proses enkripsi

Setelah dilakukan pengujian pada setiap citra digital, IV. KESIMPULAN


diperoleh hasil sebagai berikut : Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa :
TABEL II  Performa parallel processing untuk pengamanan citra
Resolusi Tanpa Komputasi Dengan Komputasi digital dengan vigènere chiper akan lebih efektif apabila
Citra Paralel Paralel digunakan untuk citra digital yang mempunyai resolusi
Digital mulai selesai lama mulai selesai lama besar. Sehingga, lebih besar resolusi citra digital, maka
1280 x 720 12.8 14.6 1.8 46.8 48.2 1.4 lebih banyak juga waktu yang akan di hemat untuk proses
1366 x 768 23.5 25.7 2.2 6.1 7.8 1.7 enkripsi dengan komputasi parallel.
1600 x 900 8.8 12.9 4.1 35.5 37.9 2.4  Nilai RGB disetiap pixel pada citra digital yang telah
1920 x 1020 17.7 21.9 4.2 41.5 44.3 2.8 dienkripsi menggunakan algoritma vigenere chipper
2560 x 1440 59.3 7.3 8 45.9 51.8 5.9 semuanya telah berubah.
3840 x 2160 29.8 46.5 16.7 49.4 2.2 12.8  Tidak adanya perbedaan antara output dari program yang
5120 x 2880 18.4 50.4 32 1.6 25.9 24.3 menggunakan komputasi paralel maupun yang tidak
menggunkanan komputasi parallel.
Pada tabel II, menjelaskan mengenai waktu proses enkripsi
citra digital. Satuan waktu yang digunakan adalah second UCAPAN TERIMA KASIH
(detik). Lama proses enkripsi diperoleh dari selesai dikurangi Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
waktu.
1. Bp. I Gede Arta Wibawa, S.T.,M.Kom. selaku pembimbing
dan juga dosen mata kuliah komputasi parallel.
2. Bp. Dr. I Ketut Gede Suhartana, S.Kom., M.Kom selaku
dosen mata kuliah Kriptografi.
3. Pihak-pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan.
REFERENSI
[1] F. S. Quentin (2017), What is Parallel Computing? A Not Too Serious
Explanation. [Online]. Availabe:
http://web.eecs.umich.edu/~qstout/parallel.html

[2] Kanniah U. S., and Samsudin A “Multi-threading Elliptic Curve


Cryptosystems,” IEEE International Conference on
Telecommunications and Malaysia International conference on
communications, 14-17 Mei. 2007

[3] Lyons J. (2009) Cryptanalysis for The Vigenere Chiper. [Online].


Available: http://practicalcryptography.com/cryptanalysis/stochastic-
searching/cryptanalysis-vigenere-cipher/

[4] Maruf, F., Riadi, I., Prayudi, Y. (2015). Merging of Vigenére Cipher
with XTEA Block Cipher to Encryption Digital Documents. [Online].
Available: https://www.researchgate.net/figure/287205397_fig1_Fig-1-
Encryption-and-decryption-Process-of-Vigenere-cipher-Description-
Pi-Plaintext

[5] P. Hendro,”Enkripsi Teks Menggunakan Metode Vigenere Chipper


dengan Pembentukan Kunci Tiga Tahap”. Skripsi, Universitas Negeri
Semarang, Semarang, Juni.2015.

[6] Zeghid M., Machout M., Baganne A., and Tourki R, "A Modified AES
Based Algorithm for Image Encryption," International Journal of
Computer Science and Engineering, pp. 70-75, 2007.

Anda mungkin juga menyukai