Penyusun :
Pengarah :
………………………….. (Direktur Pendapatan Daerah dan Investasi Daerah)
………………………….. (Kepala Subdirektorat Badan Layanan Umum Daerah)
Penyusun :
Dr. Heru Ariyadi, MPH (Sekjen ARSADA)
Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, MKes (Ketua Umum ARSADA)
Dr. Krishnajaya, MKes (Ketua Umum Adinkes)
Dr. Taufiq (Kementerian Kesehatan)
Kontributor :
Dr Aida (Adinkes)
Dra Ava (adinkes)
Ir Bedjo Mulyono, MML (Kementerian Dalam Negeri)
Wisnu Saputra (Subdit BLUD Kementerian Dalam Negeri)
…………………………………
…………………………………
Sekretariat :
Furqon
…………………………..
…………………………..
1
Panduan
Penyusunan Standar Pelayanan Minimum Puskesmas Untuk Menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
A. Latar Belakang
2
ditinjau secara garis besar dari tiga sudut pandang, yaitu: peraturan perundangan,
pelayanan publik yang harus dapat memuaskan pelanggan (kepentingan
pelanggan), dan perubahan pengelolaan sumber daya pada organisasi
layanan masyarakat dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan
umum daerah, dan juga dapat digunakan sebagai sarana kajibanding antar
organisasi pelayanan publik yang sejenis.
Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Puskesmas menyangkut dua upaya yaitu
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP). SPM
pada UKM merupakan janji dari satuan kerja dalam menyediakan pelayanan wajib
kepada masyarakat yang dilayani. Sedangkan SPM pada UKP merupakan tolok ukur
layanan minimum yang seharusnya diberikan oleh Puskesmas yang menerapkan PPK
BLUD kepada Masyarakat.
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum yang telah disusun, Puskesmas wajib
menyusun langkah-langkah untuk mencapai Standar Pelayanan Minimum tersebut.
Pemerintah Daerah berdasarkan Standar Pelayanan Minimum yang ada wajib
mengupayakan sumber daya dan fasilitasi proses pelayanan satuan kerja agar Standar
Pelayanan Minimum yang dijanjikan dapat dipenuhi. Tergantung pada kondisi daerah,
dengan ditetapkannya Standar Pelayanan Minimum baik oleh daerah maupun pusat,
pemerintah pusat maupun provinsi wajib juga untuk menyediakan sumber daya dan
fasilitasi terhadap daerah-daerah yang kurang mampu untuk mencapai Standar
Pelayanan Minimum yang ditetapkan.
Dari sudut pandang peraturan perundangan, era reformasi menghendaki
diselenggarakannya pemerintahan yang amanah (good governance), yang antara lain
mensyaratkan akuntabilitas, transparan, penegakan hukum, keterbukaan, dan
profesional. Sejalan dengan reformasi dilakukan desentralisasi di Indonesia yang diawali
dengan adanya undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang otonomi daerah
(UU 32/2004, UU No 33/2004 dan Perpu No 3/2005, PP 8/2003 pengganti PP 84/2000),
PP 38/2007 dan PP 41/2007 yang menetapkan adanya pembagian kewenangan pusat
dan kewenangan wajib yang harus dilaksanakan di daerah. Untuk menjamin
akuntabilitas penyelenggaraan kewenangan wajib di daerah perlu disusun Standar
Pelayanan Minimum. Departemen Dalam Negeri telah menyusun petunjuk teknis
penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimum (Permendagri No 6/2007 dan
Permendagri No 79/2007) yang menjadi acuan bagi SKPD dalam menyusun Standar
Pelayanan Minimum.
Diktum keempat dari Instruksi Presiden No 5/2004 tentang percepatan
pemberantasan korupsi menyebutkan: meningkatkan kualitas pelayanan publik baik
dalam bentuk jasa ataupun perijinan melalui transparansi dan standardisasi pelayanan
yang meliputi persyaratan-persyaratan, target waktu penyelesaian, dan tarif biaya yang
harus dibayar oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan sesuai peraturan
perundangan dan menghapuskan pungutan-pungutan liar. Dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No Kep/28/M.PAN/2004 tentang Petunjuk Teknis
Transparansi & Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik disebutkan perlu
adanya standar pelayanan publik: Setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib
menyusun standar pelayanan masing-masing sesuai dengan tugas kewenangannya dan
dipublikasikan kepada masyarakat sebagai jaminan kepastian bagi penerima pelayanan.
Disamping itu, sebagai salah satu syarat administratif PPK BLUD, Puskesmas
wajib menyusun Standar Pelayanan Minimum sebagaimana yang diamanatkan oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 23/2005 yang telah dibuah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74/2012 tentang Perubahan PP nomor 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Dari sudut pandang pelayanan, Pelanggan adalah fokus pelayanan publik. Dua
hal utama yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
adalah kepuasan dan adanya jaminan keamanan. Pelayanan kepada masyarakat
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan dan dijamin aman.
Kepuasan merupakan respon pelanggan terhadap dipenuhi kebutuhan dan harapannya,
merupakan penilaian pelanggan terhadap produk dan pelayanan, yang merupakan
cerminan tingkat kenikmatan yang didapatkan berkait dengan pemenuhan kebutuhan
dan harapan, termasuk di dalamnya tingkat pemenuhan yang kurang, atau tingkat
3
pemenuhan yang melebihi kebutuhan dan harapan.
Setiap pelanggan mempunyai standar pembanding untuk menilai kinerja
pelayanan yang ia terima. Hasil penilaian tersebut memberikan persepsi apakah
kebutuhan dan harapan dipenuhi atau tidak, yang akan menghasilkan kepuasan atau
ketidak puasan. Ungkapan dari rasa kepuasan atau ketidak puasan dapat berupa
tindakan untuk membeli kembali, memberikan pujian, mengajukan komplain, atau akan
menceritakan apa yang dialami kepada orang lain.
Kepuasan pelanggan terbentuk dari penilaian pelanggan terhadap mutu, kinerja
hasil (luaran klinis), dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang
diperoleh dari produk atau pelayanan yang diterima. Dengan demikian kepuasan terjadi
karena penilaian terhadap manfaat, kepuasan terhadap kenikmatan yang diperoleh, dan
kepuasan karena mendapat lebih dari yang dibutuhkan atau diharapkan.
Memperhatikan aspek kepuasan pelanggan, perlu adanya indikator penilaian yang
dapat digunakan untuk menilai mutu, kinerja hasil (luaran klinis), bahkan ukuran yang
mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diperoleh pelanggan terhadap jasa yang
mereka beli.
Disamping pelayanan yang berkualitas, pelayanan publik juga dituntut untuk
memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak terjadi sesuatu tindakan
yang membahayakan maupun mencederai pelanggan, oleh karena itu perlu disusun
sistem manajemen untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yang
meliputi: identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring
yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan monitoring yang
berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolok ukur) dan target (threshold) yang
harus dicapai atau dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan
menjamin keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi pelayanan.
Bagaimana penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat menjamin
kepuasan pelanggan dan keamanan pasien harus dapat ditunjukkan dengan fakta, oleh
karena itu pengukuran (indikator) dan target pencapaian untuk tiap indikator perlu
disusun, disepakati, dan ditetapkan sebagai acuan.
Dari sudut pandang perubahan pengelolaan sumber daya pada lembaga
pelayanan public, Peraturan Pemerintah No 74/2012 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 menyebutkan tiga jenis bidang-bidang
kegiatan pemerintahan yang layak menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD):
a) instansi yang memberikan layanan barang/jasa (termasuk Puskesmas dan perguruan
tinggi, lembaga litbang); b) instansi yang berfungsi mengelola kawasan (otorita,
kawasan ekonomi terpadu); dan c) instansi yang berfungsi mengelola dana-dana
khusus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
BLUD tersebut dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum, fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, serta penerapan
praktek bisnis yang sehat, dengan karakteristik: menghasilkan barang/jasa yang
seluruhnya/sebagian dijual kepada publik, tidak bertujuan mencari keuntungan (laba),
dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi, rencana
kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi induk,
pendapatan dan sumbangan dapat digunakan langsung, pegawai dapat terdiri dari PNS
dan Non-PNS, dan bukan sebagai subjek pajak (Pasal 1 butir 23 UU No 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara).
Dari sudut pandang bahwa SPM dapat digunakan sebagai sarana kaji banding,
perlu dilakukan pengukuran kinerja suatu organisasi pelayanan publik. Untuk menilai
apakah pelayanan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi pelayanan publik, maka
dapat dilakukan kaji banding antar beberapa organisasi penyedia pelayanan. SPM
merupakan spesifikasi teknis yang mengandung elemen jenis pelayanan, indikator, dan
standar yang harus dicapai untuk tiap indikator. Dengan menggunakan indikator-
indikator tersebut antar organisasi pelayanan publik dapat membandingkan bagaimana
kinerja tiap-tiap jenis pelayanan yang disediakan dibandingkan dengan organisasi lain.
Dengan melakukan pembandingan tersebut yang dilakukan secara periodik misalnya
tiap 3 bulan sekali yang disepakati oleh beberapa organisasi pelayanan publik sejenis,
4
maka tiap-tiap organisasi pelayanan publik dapat menilai kinerja organisasi
dibandingkan dengan organisasi sejenis yang lain.
Penyusunan SPM Puskesmas perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain:
a) identifikasi jenis jenis layanan pada UKP dan UKM; b) menetapkan indikator dan
standar yang harus dicapai; c) menetapkan profil masing-masing indicator; d)
menghitung pencapaian masing-masing indicator saat menyusun SPM; e)
merencanakan pencapaian standar dengan terlebih dahulu melakukan analisa gaps
antara standar yang ditetapkan dengan pencapaian masing-masing indicator saat
menyusun SPM; f) menyusun rencana program dan biaya yang diperlukan untuk
mencapai standar. Selanjutnya, rencana program dan biaya yang diperlukan untuk
mencapai standar dikoordinasikan dengan penyusun Rencana Strategis Bisnis agar
Rencana pencapaian SPM tersebut masuk dalam Rencana Strategis Bisnis.
B. Pengertian
Ada 2 (dua) pengertian SPM; yaitu SPM untuk UKP dan SPM untuk UKM.
1. SPM untuk UKP adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang
diberikan oleh BLU kepada masyarakat.
Standar pelayanan minimum bertujuan untuk memberikan batasan layanan
minimum yang seharusnya dipenuhi oleh pemerintah. Agar fungsi standar
pelayanan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka standar layanan BLU
semestinya memenuhi persyaratan SMART (Specific, Measurable, Attainable,
Reliable, and Timely), yaitu :
a. fokus pada jenis layanan;
b. dapat diukur;
c. dapat dicapai;
d. relevan dan dapat diandalkan; dan
e. tepat waktu.
2. SPM untuk UKM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal.
SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk menjamin
akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka
penyelenggaraan urusan wajib.
1. Buat format SPM untuk UKP dan SPM untuk UKM sebagaimana contoh pada
bagian D berikut
2. Identifikasi jenis layanan UKP dan jenis layanan UKM
3. Identifikasi indikator & standar untuk SPM UKP dan SPM UKM
4. Tetapkan Uraian/rincian/profil masing-masing indikator (contoh ada pada
bagian D berikut)
5. Hitung Pencapaian indikator SPM tahun sebelumnya (tahun saat menyusun SPM
– 1)
6. Tentukan gaps (kesenjangan) antara SPM dengan Pencapaian tersebut pada
angka 5
7. Analisis penyebab Gaps sebagaimana pada angka 6 meliputi Tenaga (jumlah &
kualifikasi), sarana (medis dan non medis) dan perangkat lunak (SPO, standar
akreditasi dsb) dengan mempedomani Standar Puskesmas. Gunakan kertas
kerja untuk membantu analisis gaps ini
8. Menetapkan program untuk menyelesaikan gaps (program Pencapaian SPM)
9. Menghitung kebutuhan biaya untuk menyelesaikan gaps pada angka 8 tsb.
selama 5 tahun ke depan
10. Memberi masukan kepada Pokja RSB tentang Program & kebutuhan biaya
5
SPM merupakan janji pengelola kepada stakeholders, khususnya kepada
masyarakat. Oleh karena itu, perlu diatur dalam dokumen Tata Kelola.
Agar SPM dapat dijamin pencapaiannya, diperlukan rencana penganggaran yang
cukup. Rencana penganggaran Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD, dituangkan
dalam Rencana Stratejik Bisnis. Untuk itu, Rencana pencapaian SPM harus masuk
dalam Rencana Stratejik Bisnis.
Realisasi pencapaian SPM wajib dipertanggungjawabkan melalui laporan tahunan.
Laporan pencapaian SPM meliputi 2 (dua) hal yaitu pencapaian berbasis indikator
dan standar yang telah ditetapkan, dan pencapaian rencana penganggarannya
melalui Laporan Kinerja BLUD.
D. Format SPM
Format SPM Puskesmas (UKP dan UKM dibuat tabel masing masing)
Contoh:
Rencana Pencapaian
Jenis Pencapaian Penanggung
No Indikator Standar tahun
pelayanan Tahun lalu jawab
I II III IV V
1. Balai Waktu 60 Menit 120 Menit 90 80 75 70 65
Pengobatan tunggu
Untuk tiap indikator yang ditetapkan perlu dirinci lebih lanjut dengan menggunakan
format di bawah ini:
Dimensi mutu
Tujuan indikator
Numerator (pembilang)
Denominator (penyebut)
Nilai
Penanggung jawab
Indikator diisi dengan nama indikator, dimensi mutu diisi dengan dimensi yang terkait
dengan indikator yang disusun, meliputi: akses, efektifitas, efisiensi, keamanan,
kesinambungan layanan, kompetensi teknis, kenyamanan, dan hubungan antar
manusia. Tujuan indikator diisi dengan indikator tersebut disusun untuk menunjukkan
kejadian/ ukuran apa. Jika ada pengertian yang perlu dijelaskan maka dimasukkan
dalam lajur definisi terminologi yang digunakan. Data untuk tiap indikator harus
dilakukan updating untuk tiap periode tertentu, maka pada kolom frekuensi updating
indikator diisi dengan kapan data secara periodik harus dikumpulkan. Hasil pengukuran
harus dianalisis, periode analisis diisikan pada lajur periode dilakukan analisis. Suatu
6
indikator mempunyai formula, pembilang dari indikator tersebut dituliskan pada lajur
numerator, dan penyebut (jika ada) dituliskan pada lajur denominator. Standar yang
harus dicapai dituliskan pada lajur nilai (threshold). Tiap indikator harus jelas siapa
yang bertanggung jawab unuk pengumpulan dan analisis yang dituliskan pada lajur
penanggung jawab. Tiap indikator harus jelas data diperoleh dari mana, sumber data
dituliskan pada lajur sumber data numerator dan denominator.
Analisa gaps antara standar dan pencapaian. Rencanakan pencapaian SPM beserta
biayanya gunakan format kertas kerja sebagai berikut:
Jumlah biaya Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ....... (isi nama Puskesmas)
GUBERNUR1/BUPATI/WALIKOTA …………..,
Menimbang : a …………………………………………………………….. ;
b …………………………………………………………….. ;
c …………………………………………………………… .. ;
d bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana dimaksud huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota tentang Standar Pelayanan Minimum pada
Puskesmas ….. (isi nama Puskesmas) yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4286);
2. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4355);
1
Berlaku untuk DKI
7
3. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor …, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor …);
4. Undang-Undang tentang pembentukan daerah yang bersangkutan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ……. Tentang Puskesmas
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimum Rumah Sakit;
11. Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota nomor ………. Tentang …………..
12. Dst …………………………………………………………………………………..
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal …….
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. Dst…………………………………
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal …….
BAB III
JENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR NILAI,
BATAS WAKTU PENCAPAIAN DAN
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Bagian Kesatu
Jenis Pelayanan
Pasal …….
8
(1) Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan
(promotif) serta upaya rujukan.
Bagian Kedua
Jenis Pelayanan, Indikator, Standar Nilai, dan Batas Waktu Pencapaian
Pasal …….
(1) Jenis pelayanan untuk Puskesmas, meliputi :
a. Upaya Kesehatan Perseorangan; meliputi :
a) ……………………………………..
b) ……………………………………….
c) ……………………………………
d) ……………………………………dst
b. Upaya Kesehatan Masyarakat; meliputi :
a) ……………………………………………..
b) ……………………………………………….
c) ………………………………………………
d) ………………………………………………
e) ……………………………………………..
f) ……………………………………….dst
(2) Indikator, standar nilai, batas waktu pencapaian pada setiap jenis pelayanan untuk
upaya kesehatan perseorangan pada Puskesmas ......(isi nama Puskesmas),
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ini.
(3) Indikator, standar nilai, Batas Waktu Pencapaian pada jenis pelayanan untuk upaya
kesehatan masyarakat pada Puskesmas ..... (isi nama Puskesmas), tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota ini.
BAB IV
PELAKSANAAN
Pasal …….
(1) Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) wajib melaksanakan pelayanan berdasarkan Standar Pelayanan
Minimum dalam Peraturan Bupati/Walikota ini.
(2) Pemimpin Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelayanan yang dipimpinnya sesuai Standar Pelayanan Minimum
yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati/Walikota ini.
(3) Penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum
dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) ………………………………………………………………………………………………………..
BAB V
PENERAPAN
Pasal …….
(1) Pemimpin Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD menyusun rencana kerja dan
anggaran, target, serta upaya dan pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan
tahunan Puskesmas yang dipimpinnya berdasarkan Standar Pelayanan Minimum.
(2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan
menggunakan format Rencana Bisnis dan Anggaran.
(3) Setiap pelaksanaan pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan yang menjadi
tugasnya, dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimum.
(4) ……………………………………………………………………………………………..
BAB VI
9
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal …….
(1) Pembinaan teknis Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD dilakukan oleh Kepala
SKPD yang membidangi urusan kesehatan.
(2) Pembinaan keuangan Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD dilakukan oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), berupa fasilitasi,
pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan
latihan atau bantuan teknis lainnya, antara lain:
a. perhitungan sumber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai Standar
Pelayanan Minimum;
b. penyusunan rencana pencapaian Standar Pelayanan Minimum dan penetapan
target tahunan pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
c. penilaian prestasi kerja pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
d. pelaporan prestasi kerja pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
e. penyusunan peraturan perundang-undangan untuk implementasi PPK-BLUD
pada Puskesmas yang bersangkutan;
f. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran;
g. Pelaksanaan anggaran;
h. Akuntansi dan pelaporan keuangan;
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal …….
(1) Pengawasan dilakukan oleh SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi
pengawasan (misal: Inspektorat Daerah).
(2) Selain pengawasan yang dilakukan oleh SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan oleh
pengawas internal.
(3) Pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh
internal auditor yang berkedudukan langsung dibawah Pemimpin BLUD.
BAB ……
KETENTUAN PENUTUP
Pasal …….
Ditetapkan di ....................................
Pada tanggal. ………………….……………
Bupati/Walikota
……………………………………..
Diundangkan di ……………….
Pada tanggal. …...................
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN/KOTA …….
..............................................
NIP........................................
10
2. Indikator UKM (lampiran)
11
Numerator Jumlah hari pelayanan rawat jalan yang buka sesuai ketentuan dalam satu
bulan
Denominator Jumlah hari pelayanan rawat jalan dalam satu bulan
Sumber data Register rawat jalan
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
Definisi Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam medis pasien baru
operasional atau pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan
dokumen rekam medik mulai dari pasien mendaftar sampai rekam medis
disediakan/ditemukan oleh petugas.
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat jalan yang
diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N tidak kurang dari 50)
Sumber data hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat jalan untuk pasien baru /di
ruang rekam medis untuk pasien lama
Standar ≤ 10 menit
12
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
13
11) Pencatatan dan Pelaporan TB di Puskesmas
Judul Pencatatan dan Pelaporan Tuberculosis di Puskesmas
Dimensi Mutu Efektivitas
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di Puskesmas
Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan TB adalah pencatatan dan pelaporan semua
pasien TB yang berobat rawat jalan di Puskesmas
Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan dilaporkan
Denominator Jumlah seluruh kasus TB rawat jalan di Puskesmas
Sumber data Rekam Medik
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
14
masih berlaku
15
6) Kepuasan Pelanggan Pada Gawat Darurat
Judul Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu memberikan
kepuasan pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh dokter, perawat, petugas loket dan fasilitas
pelayanan Gawat Darurat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat Darurat yang di
survey
Denominator Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survey ( minimal n=50)
Sumber data Survey
Standar ≥ 70 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
c. Pelayanan Gizi
1) Pemberi Pelayanan Gizi
Judul Pemberi Pelayanan Gizi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan Puskesmas dalam menyediakan pelayanan gizi
Definisi Operasional Pemberi pelayanan gizi adalah tenaga terlatih gizi yang mempunyai
kompetensi sesuai yang dipersyaratkan dalam standar pelayanan gizi di
Puskesmas
Frekuensi Tiga bulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah dan jenis tenaga terlatih gizi yang memberi pelayanan gizi
Denominator 1
Sumber data Kepegawaian
Standar Sesuai dengan standar pelayanan gizi Puskesmas
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
3) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan gizi
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan gizi
16
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
d. Pelayanan Persalinan
1) Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan normal adalah dokter umum (asuhan
operasional persalinan normal) dan bidan terlatih
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah dokter dan bidan yang memenuhi kualifikasi menolong persalinan
Denominator Jumlah seluruh dokter dan bidan yang memberikan pertolongan
persalinan normal
Sumber data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Tata Usaha
17
4) Pelayanan Kontrasepsi oleh dokter umum atau bidan terlatih
Judul Pelayanan kontrasepsi oleh dokter umum atau bidan terlatih
Dimensi mutu Kompetensi tehnis, keselamatan
Tujuan Tergambarnya profesionalisme dalam pelayanan kontrasepsi
Definisi Pelayanan Kontrasepsi adalah pelayanan oleh dokter umum atau bidan
operasional yang terlatih.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi yang ditangani oleh tenaga yang
kompeten dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi dalam satu bulan
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
7) Kepuasan Pasien
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan persalinan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan persalinan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
18
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
19
penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber data Rekam medic
\Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
20
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medis rawat inap
Definisi Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen rekam medis pasien lama
operasional yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam
medik pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien diputuskan untuk rawat
inap oleh dokter sampai rekam medik rawat inap tersedia di bangsal pasien
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati
Standar ≤ 15 menit
21
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Julah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat waktu
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Penanggungjawab laundry
f. PELAYANAN KEFARMASIAN
1) Pemberi Pelayanan Farmasi
Judul Pemberi Pelayanan Farmasi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan Puskesmas dalam memberikan pelayanan farmasi
Definisi Operasional Pemberi pelayanan obat adalah Apoteker yang mempunyai kompetensi
sesuai dengan standar Puskesmas
Frekuensi Tiga bulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah dan jenis tenaga yang ada di ruang/kamar obat sesuai standar
Puskesmas
Denominator Jumlah dan jenis seluruh tenaga yang ada di ruang/kamar obat
Sumber data Kamar obat
Standar Sesuai dengan ketentuan pelayanan obat di Puskesmas
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
2) Ketersediaan Formularium
Judul Ketersediaan formularium
Dimensi mutu Efisiensi
Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Definisi Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di Puskesmas sesuai
operasional dengan formularium Nasional
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Dokumen Formularium
Denominator 1
Sumber data Survei
Standar Tersedia dan updated paling lama 3 tahun
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
22
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien yang disurvey
dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut
Sumber data Survey
Standar ≤30 menit
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
6) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan obat
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan obat
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
g. PELAYANAN LABORATORIUM
23
Judul Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Laboratorium sederhana
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan Puskesmas untuk memberikan pelayanan
laboratorium sederhana
Definisi Operasional Fasilitas dan peralatan laboratorium sederhana adalah ruang, mesin, dan
peralatan yang harus tersedia untuk pelayanan laboratorium sederhana
baik cito maupun elektif sesuai standar pelayanan Puskesmas
Frekuensi Tiga bulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin dan peralatan pelayanan laboratorium
yang dimiliki Puskesmas
Denominator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin dan peralatan pelayanan laboratorium
yang seharusnya dimiliki Puskesms
Sumber data Inventaris Laboratorium
Standar Sesuai dengan standar Puskesmas
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
24
Numerator Ketersediaan peralatan untuk pemeriksaan Rapid Tes
Denominator 1
Sumber data Catatan di laboratorium
Standar Tersedia
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
8) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan laboratorium
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan laboratorium
25
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
26
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
1. Inspeksi Sanitasi di Sekolah Pendidikan Dasar
Judul Inspeksi Sanitasi di Sekolah Pendidikan Dasar
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Tergambarnya kondisi sanitasi di sekolah pendidikan dasar
Definisi Inspeksi Sanitasi di Sekolah Pendidikan dasar adalah ispeksi untuk menilai
operasional system sanitasi sekolah yang meliputi : system air bersih, system
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah serta
penyaluran air hujan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kegiatan inspeksi sanitasi di sekolah pendidikan dasar dalam satu
bulan
Denominator 1
Sumber data Buku catatan
Standar Sebulan sekali
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
27
Definisi Ibu hamil yang ditemukan kelainan atau gizi buruk dirujuk adalah Ibu
operasional hamil yang mengalami kelainan atau gizi buruk yang ditemukan di
Puskesmas dan jaringannya yang dirujuk ke RS
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah ibu hamil yang ditemukan kelainan atau gizi buruk yang ditemukan
di Puskesmas dan jaringannya yang dirujuk ke RS
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang ditemukan kelainan atau gizi buruk di
Puskesmas dan jaringannya
Sumber data Catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
28
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
29
Tujuan Tergambarnya status kesehatan penduduk lansia yang datang ke
Puskesmas dan jaringannya
Definisi Skrining kesehatan penduduk lansia adalah skrining yang dilakukan
operasional kepada penduduk lansia yang datang ke Puskesmas dan jaringannya
sesuai dengan program kesehatan Lansia
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penduduk lansia yang datang ke Puskesmas dan jaringannya yang
dilakukan skrining
Denominator Jumlah seluruh penduduk lansia yang datang ke Puskesmas dan
jaringannnya
Sumber data Buku catatan
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
30
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kasus yang dilaporkan yang menurut peraturan perundangan wajib
dilaporkan dan ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi
Denominator Jumlah seluruh kasus yang seharusnya dilaporkan menurut peraturn
perundangan
Sumber data Buku catatan
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
31
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam merawat balita dengan
gangguan gizi
Definisi Balita dengan gangguan gizi adalah kunjungan rumah pada balita dengan
operasional gangguan gizi yang ditemukan di Puskesmas dan jaringannya
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 2 bulan
Numerator Jumlah balita dengan gangguan gizi yang dikunjungi
Denominator Jumlah seluruh balita dengan gangguan gizi yang datang ke Puskesmas
dan jaringannya
Sumber data Buku catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
32
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
f. Manajemen Puskesmas
1. Adanya Tim Manajemen Puskesmas
Judul Adanya Tim Manajemen Puskesms
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kesiapan Puskesmas dalam manajemen
Definisi Adanya Tim Manajemen Puskesmas adalah dibentuknya Tim manajemen
operasional Puskesmas
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Adanya tim manajemen Puskesmas
Denominator 1
Sumber data Kepegawaian
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
2. Terlaksananya Minilokakarya
Judul Terlaksananya Minilokakarya
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya Kesepakatan seluruh jajaran Puskesmas dalam
menjalankan program program Puskesmas
Definisi Terlaksananya minilokakarya adalah terwujudnya P1, P2 dan P3 di
operasional Puskesmas
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Terlaksananya minilokakarya
Denominator 1
Sumber data Dokumen
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
33
5. Staf mendapatkan pelatihan minimal 20 jam/thn
Judul Staf mendapatkan pelatihan minimal 20 jam/tahun
Dimensi mutu kompetensi teknis
Tujuan Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhadap kualitas sumber daya
manusia
Definisi Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi karyawan yang
operasional dilakukan baik di Puskesmas ataupun di luar Puskesmas yang bukan
merupakan pendidikan formal. Minimal per karyawan 20 jam per tahun
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis Enam bulan
Numerator Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun
Denominator Jumlah seluruh karyawan Puskesmas
Sumber data Tata Usaha
Standar ≥60 %
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
34
9. Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah Puskesmas
: padat, cair
Judul Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengolah limbah Puskesmas
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan Puskesmas untuk Pengelolaan Limbah
Puskesmas
Definisi Fasilitas dan peralatan Pengelolaan Limbah Puskesmas adalah ruang,
operasional mesin, perlengkapan, dan peralatan yang harus tersedia untuk
pengelolaan limbah Puskesmas
Frekuensi Tiga bulan sekali
pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan sekali
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah yang dimiliki
Puskesmas
Denominator Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah yang
seharusnya dimiliki Puskesmas
Sumber data Inventaris Pengelolaan Limbah Puskesmas
Standar Sesuai dengan standar Puskesmas
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
35
Periode analisis 3 bulan
Numerator Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair Puskesmas yang sesuai
dengan baku mutu
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair
Sumber data hasil pemeriksaan
Standar 100 %
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM
36