Anda di halaman 1dari 37

Panduan

Penyusunan Standar Pelayanan Minimum


Puskesmas Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

Penyusun :

Pengarah :
………………………….. (Direktur Pendapatan Daerah dan Investasi Daerah)
………………………….. (Kepala Subdirektorat Badan Layanan Umum Daerah)

Penyusun :
Dr. Heru Ariyadi, MPH (Sekjen ARSADA)
Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, MKes (Ketua Umum ARSADA)
Dr. Krishnajaya, MKes (Ketua Umum Adinkes)
Dr. Taufiq (Kementerian Kesehatan)

Kontributor :
Dr Aida (Adinkes)
Dra Ava (adinkes)
Ir Bedjo Mulyono, MML (Kementerian Dalam Negeri)
Wisnu Saputra (Subdit BLUD Kementerian Dalam Negeri)
…………………………………
…………………………………

Sekretariat :
Furqon
…………………………..
…………………………..

1
Panduan
Penyusunan Standar Pelayanan Minimum Puskesmas Untuk Menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)

A. Latar Belakang

Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat umum,


pemberi pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan
ukuran yang harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara
akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi. Pencapaian kinerja
pelayanan publik sering kali terkendala adanya variasi dalam penyelenggaraan atau
proses pelayanan. Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses tersebut adalah
dengan melakukan standarisasi. Proses standarisasi meliputi penyusunan, penerapan,
monitoring, pengendalian, dan evaluasi dan revisi standar (PP 102/2000).
Peraturan Pemerintah No.102/2000 menjelaskan bahwa standar adalah
spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metoda yang
disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa
yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Dalam hal
pelayanan kesehatan, Undang Undang Nomor 36/2009 pasal 55 ayat (1)
mengamanatkan bahwa pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan
kesehatan.
Dijumpai berbagai pengertian standar, antara lain: standar adalah tingkat
keprimaan, dan digunakan sebagai dasar perbandingan (Oxford dictionary), standar
adalah rentang variasi yang dapat diterima dari suatu norma atau kriteria
(Donabedian), standar adalah pernyataan tertulis tentang harapan spesifik (Katz dan
Green), standar adalah ukuran yang ditetapkan dan disepakati bersama, merupakan
tingkat kinerja yang diharapkan (Meissenheimer), standar adalah patok duga
pencapaian (benchmarking) yang didasarkan pada tingkat keprimaan yang diinginkan,
standar dapat dijadikan model untuk dicontoh dan digunakan sebagai dasar kajibanding
(WHO).
Adanya standar dalam pelayanan publik akan memberikan manfaat antara lain:
mengurangi variasi proses, memenuhi persyaratan profesi, dan dasar untuk mengukur
mutu (Schroeder, 1994), adanya standar akan menjamin keselamatan pasien dan
petugas penyedia pelayanan kesehatan (Moss & Barrach, 2002, Reason, 2002). Dengan
dikuranginya variasi dalam pelayanan, akan meningkatkan konsistensi pelayanan publik,
mengurangi terjadinya kesalahan, meningkatkan efisiensi dalam pelayanan, dan
memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan.
Disamping adanya manfaat dengan ditetapkannya standar dalam pelayanan,
penerapan standar juga memiliki keterbatasan, antara lain: konsistensi dan terbatasnya
variasi dalam pelayanan kadang-kadang mengorbankan kebutuhan spesifik klien,
standar disusun tidak didasarkan oleh evidens, atau disusun dengan interpertasi yang
salah terhadap evidens dapat juga merugikan klien, diterapkannya standar kadang-
kadang mengabaikan kompleksitas pelayanan maupun variabilitas yang dimiliki oleh
klien, penilaian yang tidak adil terhadap mutu pelayanan dapat terjadi akibat
menggunakan standar yang tidak tepat, demikian juga dapat terjadi ketidakcocokan
standar yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga.
Dikenal adanya standar Minimum (Minimum standard), merupakan standar yang
tidak dapat ditawar, pencapaian kinerja pelayanan tidak boleh berada di bawah standar
tersebut, standar optimal (optimal standard) merupakan tingkat terbaik yang dapat
dicapai, dan standar yang dapat dicapai (achievable standard), tingkat kinerja yang
dapat dicapai oleh top quartile dari pelayanan (Muir Gray, 2001).
Proses penyusunan standar meliputi empat langkah utama, yaitu: menentukan
kebutuhan dan lingkup standar, menyusun standar, menerapkan standar, evaluasi dan
pembaharuan (updating) standar.

Latar belakang adanya Standar Pelayanan Minimum pelayanan publik dapat

2
ditinjau secara garis besar dari tiga sudut pandang, yaitu: peraturan perundangan,
pelayanan publik yang harus dapat memuaskan pelanggan (kepentingan
pelanggan), dan perubahan pengelolaan sumber daya pada organisasi
layanan masyarakat dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan
umum daerah, dan juga dapat digunakan sebagai sarana kajibanding antar
organisasi pelayanan publik yang sejenis.
Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Puskesmas menyangkut dua upaya yaitu
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP). SPM
pada UKM merupakan janji dari satuan kerja dalam menyediakan pelayanan wajib
kepada masyarakat yang dilayani. Sedangkan SPM pada UKP merupakan tolok ukur
layanan minimum yang seharusnya diberikan oleh Puskesmas yang menerapkan PPK
BLUD kepada Masyarakat.
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum yang telah disusun, Puskesmas wajib
menyusun langkah-langkah untuk mencapai Standar Pelayanan Minimum tersebut.
Pemerintah Daerah berdasarkan Standar Pelayanan Minimum yang ada wajib
mengupayakan sumber daya dan fasilitasi proses pelayanan satuan kerja agar Standar
Pelayanan Minimum yang dijanjikan dapat dipenuhi. Tergantung pada kondisi daerah,
dengan ditetapkannya Standar Pelayanan Minimum baik oleh daerah maupun pusat,
pemerintah pusat maupun provinsi wajib juga untuk menyediakan sumber daya dan
fasilitasi terhadap daerah-daerah yang kurang mampu untuk mencapai Standar
Pelayanan Minimum yang ditetapkan.
Dari sudut pandang peraturan perundangan, era reformasi menghendaki
diselenggarakannya pemerintahan yang amanah (good governance), yang antara lain
mensyaratkan akuntabilitas, transparan, penegakan hukum, keterbukaan, dan
profesional. Sejalan dengan reformasi dilakukan desentralisasi di Indonesia yang diawali
dengan adanya undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang otonomi daerah
(UU 32/2004, UU No 33/2004 dan Perpu No 3/2005, PP 8/2003 pengganti PP 84/2000),
PP 38/2007 dan PP 41/2007 yang menetapkan adanya pembagian kewenangan pusat
dan kewenangan wajib yang harus dilaksanakan di daerah. Untuk menjamin
akuntabilitas penyelenggaraan kewenangan wajib di daerah perlu disusun Standar
Pelayanan Minimum. Departemen Dalam Negeri telah menyusun petunjuk teknis
penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimum (Permendagri No 6/2007 dan
Permendagri No 79/2007) yang menjadi acuan bagi SKPD dalam menyusun Standar
Pelayanan Minimum.
Diktum keempat dari Instruksi Presiden No 5/2004 tentang percepatan
pemberantasan korupsi menyebutkan: meningkatkan kualitas pelayanan publik baik
dalam bentuk jasa ataupun perijinan melalui transparansi dan standardisasi pelayanan
yang meliputi persyaratan-persyaratan, target waktu penyelesaian, dan tarif biaya yang
harus dibayar oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan sesuai peraturan
perundangan dan menghapuskan pungutan-pungutan liar. Dalam Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No Kep/28/M.PAN/2004 tentang Petunjuk Teknis
Transparansi & Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik disebutkan perlu
adanya standar pelayanan publik: Setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib
menyusun standar pelayanan masing-masing sesuai dengan tugas kewenangannya dan
dipublikasikan kepada masyarakat sebagai jaminan kepastian bagi penerima pelayanan.
Disamping itu, sebagai salah satu syarat administratif PPK BLUD, Puskesmas
wajib menyusun Standar Pelayanan Minimum sebagaimana yang diamanatkan oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 23/2005 yang telah dibuah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74/2012 tentang Perubahan PP nomor 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Dari sudut pandang pelayanan, Pelanggan adalah fokus pelayanan publik. Dua
hal utama yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
adalah kepuasan dan adanya jaminan keamanan. Pelayanan kepada masyarakat
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan dan dijamin aman.
Kepuasan merupakan respon pelanggan terhadap dipenuhi kebutuhan dan harapannya,
merupakan penilaian pelanggan terhadap produk dan pelayanan, yang merupakan
cerminan tingkat kenikmatan yang didapatkan berkait dengan pemenuhan kebutuhan
dan harapan, termasuk di dalamnya tingkat pemenuhan yang kurang, atau tingkat

3
pemenuhan yang melebihi kebutuhan dan harapan.
Setiap pelanggan mempunyai standar pembanding untuk menilai kinerja
pelayanan yang ia terima. Hasil penilaian tersebut memberikan persepsi apakah
kebutuhan dan harapan dipenuhi atau tidak, yang akan menghasilkan kepuasan atau
ketidak puasan. Ungkapan dari rasa kepuasan atau ketidak puasan dapat berupa
tindakan untuk membeli kembali, memberikan pujian, mengajukan komplain, atau akan
menceritakan apa yang dialami kepada orang lain.
Kepuasan pelanggan terbentuk dari penilaian pelanggan terhadap mutu, kinerja
hasil (luaran klinis), dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang
diperoleh dari produk atau pelayanan yang diterima. Dengan demikian kepuasan terjadi
karena penilaian terhadap manfaat, kepuasan terhadap kenikmatan yang diperoleh, dan
kepuasan karena mendapat lebih dari yang dibutuhkan atau diharapkan.
Memperhatikan aspek kepuasan pelanggan, perlu adanya indikator penilaian yang
dapat digunakan untuk menilai mutu, kinerja hasil (luaran klinis), bahkan ukuran yang
mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diperoleh pelanggan terhadap jasa yang
mereka beli.
Disamping pelayanan yang berkualitas, pelayanan publik juga dituntut untuk
memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak terjadi sesuatu tindakan
yang membahayakan maupun mencederai pelanggan, oleh karena itu perlu disusun
sistem manajemen untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yang
meliputi: identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring
yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan monitoring yang
berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolok ukur) dan target (threshold) yang
harus dicapai atau dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan
menjamin keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi pelayanan.
Bagaimana penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat menjamin
kepuasan pelanggan dan keamanan pasien harus dapat ditunjukkan dengan fakta, oleh
karena itu pengukuran (indikator) dan target pencapaian untuk tiap indikator perlu
disusun, disepakati, dan ditetapkan sebagai acuan.
Dari sudut pandang perubahan pengelolaan sumber daya pada lembaga
pelayanan public, Peraturan Pemerintah No 74/2012 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 menyebutkan tiga jenis bidang-bidang
kegiatan pemerintahan yang layak menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD):
a) instansi yang memberikan layanan barang/jasa (termasuk Puskesmas dan perguruan
tinggi, lembaga litbang); b) instansi yang berfungsi mengelola kawasan (otorita,
kawasan ekonomi terpadu); dan c) instansi yang berfungsi mengelola dana-dana
khusus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
BLUD tersebut dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum, fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, serta penerapan
praktek bisnis yang sehat, dengan karakteristik: menghasilkan barang/jasa yang
seluruhnya/sebagian dijual kepada publik, tidak bertujuan mencari keuntungan (laba),
dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi, rencana
kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi induk,
pendapatan dan sumbangan dapat digunakan langsung, pegawai dapat terdiri dari PNS
dan Non-PNS, dan bukan sebagai subjek pajak (Pasal 1 butir 23 UU No 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara).
Dari sudut pandang bahwa SPM dapat digunakan sebagai sarana kaji banding,
perlu dilakukan pengukuran kinerja suatu organisasi pelayanan publik. Untuk menilai
apakah pelayanan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi pelayanan publik, maka
dapat dilakukan kaji banding antar beberapa organisasi penyedia pelayanan. SPM
merupakan spesifikasi teknis yang mengandung elemen jenis pelayanan, indikator, dan
standar yang harus dicapai untuk tiap indikator. Dengan menggunakan indikator-
indikator tersebut antar organisasi pelayanan publik dapat membandingkan bagaimana
kinerja tiap-tiap jenis pelayanan yang disediakan dibandingkan dengan organisasi lain.
Dengan melakukan pembandingan tersebut yang dilakukan secara periodik misalnya
tiap 3 bulan sekali yang disepakati oleh beberapa organisasi pelayanan publik sejenis,

4
maka tiap-tiap organisasi pelayanan publik dapat menilai kinerja organisasi
dibandingkan dengan organisasi sejenis yang lain.
Penyusunan SPM Puskesmas perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain:
a) identifikasi jenis jenis layanan pada UKP dan UKM; b) menetapkan indikator dan
standar yang harus dicapai; c) menetapkan profil masing-masing indicator; d)
menghitung pencapaian masing-masing indicator saat menyusun SPM; e)
merencanakan pencapaian standar dengan terlebih dahulu melakukan analisa gaps
antara standar yang ditetapkan dengan pencapaian masing-masing indicator saat
menyusun SPM; f) menyusun rencana program dan biaya yang diperlukan untuk
mencapai standar. Selanjutnya, rencana program dan biaya yang diperlukan untuk
mencapai standar dikoordinasikan dengan penyusun Rencana Strategis Bisnis agar
Rencana pencapaian SPM tersebut masuk dalam Rencana Strategis Bisnis.

B. Pengertian

Ada 2 (dua) pengertian SPM; yaitu SPM untuk UKP dan SPM untuk UKM.
1. SPM untuk UKP adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang
diberikan oleh BLU kepada masyarakat.
Standar pelayanan minimum bertujuan untuk memberikan batasan layanan
minimum yang seharusnya dipenuhi oleh pemerintah. Agar fungsi standar
pelayanan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka standar layanan BLU
semestinya memenuhi persyaratan SMART (Specific, Measurable, Attainable,
Reliable, and Timely), yaitu :
a. fokus pada jenis layanan;
b. dapat diukur;
c. dapat dicapai;
d. relevan dan dapat diandalkan; dan
e. tepat waktu.
2. SPM untuk UKM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal.
SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk menjamin
akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka
penyelenggaraan urusan wajib.

C. Cara Menyusun SPM Puskesmas BLUD

1. Buat format SPM untuk UKP dan SPM untuk UKM sebagaimana contoh pada
bagian D berikut
2. Identifikasi jenis layanan UKP dan jenis layanan UKM
3. Identifikasi indikator & standar untuk SPM UKP dan SPM UKM
4. Tetapkan Uraian/rincian/profil masing-masing indikator (contoh ada pada
bagian D berikut)
5. Hitung Pencapaian indikator SPM tahun sebelumnya (tahun saat menyusun SPM
– 1)
6. Tentukan gaps (kesenjangan) antara SPM dengan Pencapaian tersebut pada
angka 5
7. Analisis penyebab Gaps sebagaimana pada angka 6 meliputi Tenaga (jumlah &
kualifikasi), sarana (medis dan non medis) dan perangkat lunak (SPO, standar
akreditasi dsb) dengan mempedomani Standar Puskesmas. Gunakan kertas
kerja untuk membantu analisis gaps ini
8. Menetapkan program untuk menyelesaikan gaps (program Pencapaian SPM)
9. Menghitung kebutuhan biaya untuk menyelesaikan gaps pada angka 8 tsb.
selama 5 tahun ke depan
10. Memberi masukan kepada Pokja RSB tentang Program & kebutuhan biaya

Hubungan SPM dengan RSB dan Tata Kelola

5
SPM merupakan janji pengelola kepada stakeholders, khususnya kepada
masyarakat. Oleh karena itu, perlu diatur dalam dokumen Tata Kelola.
Agar SPM dapat dijamin pencapaiannya, diperlukan rencana penganggaran yang
cukup. Rencana penganggaran Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD, dituangkan
dalam Rencana Stratejik Bisnis. Untuk itu, Rencana pencapaian SPM harus masuk
dalam Rencana Stratejik Bisnis.
Realisasi pencapaian SPM wajib dipertanggungjawabkan melalui laporan tahunan.
Laporan pencapaian SPM meliputi 2 (dua) hal yaitu pencapaian berbasis indikator
dan standar yang telah ditetapkan, dan pencapaian rencana penganggarannya
melalui Laporan Kinerja BLUD.

D. Format SPM

Format SPM Puskesmas (UKP dan UKM dibuat tabel masing masing)

Contoh:

Rencana Pencapaian
Jenis Pencapaian Penanggung
No Indikator Standar tahun
pelayanan Tahun lalu jawab
I II III IV V
1. Balai Waktu 60 Menit 120 Menit 90 80 75 70 65
Pengobatan tunggu

Untuk tiap indikator yang ditetapkan perlu dirinci lebih lanjut dengan menggunakan
format di bawah ini:

Format profil tiap indikator:


Indikator

Dimensi mutu

Tujuan indikator

Definisi terminologi yang


digunakan

Frekuensi updating data


(pengumpulan data)

Periode dilakukan analisis

Numerator (pembilang)

Denominator (penyebut)

Nilai

Penanggung jawab

Sumber data numerator


dan denominator

Indikator diisi dengan nama indikator, dimensi mutu diisi dengan dimensi yang terkait
dengan indikator yang disusun, meliputi: akses, efektifitas, efisiensi, keamanan,
kesinambungan layanan, kompetensi teknis, kenyamanan, dan hubungan antar
manusia. Tujuan indikator diisi dengan indikator tersebut disusun untuk menunjukkan
kejadian/ ukuran apa. Jika ada pengertian yang perlu dijelaskan maka dimasukkan
dalam lajur definisi terminologi yang digunakan. Data untuk tiap indikator harus
dilakukan updating untuk tiap periode tertentu, maka pada kolom frekuensi updating
indikator diisi dengan kapan data secara periodik harus dikumpulkan. Hasil pengukuran
harus dianalisis, periode analisis diisikan pada lajur periode dilakukan analisis. Suatu

6
indikator mempunyai formula, pembilang dari indikator tersebut dituliskan pada lajur
numerator, dan penyebut (jika ada) dituliskan pada lajur denominator. Standar yang
harus dicapai dituliskan pada lajur nilai (threshold). Tiap indikator harus jelas siapa
yang bertanggung jawab unuk pengumpulan dan analisis yang dituliskan pada lajur
penanggung jawab. Tiap indikator harus jelas data diperoleh dari mana, sumber data
dituliskan pada lajur sumber data numerator dan denominator.

Analisa gaps antara standar dan pencapaian. Rencanakan pencapaian SPM beserta
biayanya gunakan format kertas kerja sebagai berikut:

JML JML JML


PERENCANAAN PENCAPAIAN SPM
INDIKATOR PROGRAM KEGIATAN PROGRAM PROGRAM PROGRAM
THN I THN II THN III THN IV THN V ALKES SDM SAR PRAS

Jumlah biaya Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

E. Format Peraturan Kepala Daerah tentang SPM

Contoh format Peraturan Kepala Daerah tentang Standar Pelayanan


Minimum untuk Puskesmas BLUD

PERATURAN BUPATI/ WALIKOTA .........


NOMOR : .....TAHUN .............

TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMUM
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ....... (isi nama Puskesmas)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

GUBERNUR1/BUPATI/WALIKOTA …………..,

Menimbang : a …………………………………………………………….. ;
b …………………………………………………………….. ;
c …………………………………………………………… .. ;
d bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana dimaksud huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota tentang Standar Pelayanan Minimum pada
Puskesmas ….. (isi nama Puskesmas) yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4286);
2. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4355);

1
Berlaku untuk DKI

7
3. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor …, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor …);
4. Undang-Undang tentang pembentukan daerah yang bersangkutan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ……. Tentang Puskesmas
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimum Rumah Sakit;
11. Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota nomor ………. Tentang …………..
12. Dst …………………………………………………………………………………..

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA ……..… TENTANG


STANDAR PELAYANAN MINIMUM PADA PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT …….(isi nama Puskesmas)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal …….
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. Dst…………………………………

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal …….

(1) Standar Pelayanan Minimum dimaksudkan untuk memberi panduan kepada


pemerintah daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan dan pertanggungjawaban penyelengaraan Standar Pelayanan Minimum
pada Puskesmas...... (isi nama Puskesmas)
(2) Standar Pelayanan Minimum ini bertujuan untuk meningkatkan dan menjamin mutu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

BAB III
JENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR NILAI,
BATAS WAKTU PENCAPAIAN DAN
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Bagian Kesatu
Jenis Pelayanan
Pasal …….

8
(1) Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan
(promotif) serta upaya rujukan.

Bagian Kedua
Jenis Pelayanan, Indikator, Standar Nilai, dan Batas Waktu Pencapaian

Pasal …….
(1) Jenis pelayanan untuk Puskesmas, meliputi :
a. Upaya Kesehatan Perseorangan; meliputi :
a) ……………………………………..
b) ……………………………………….
c) ……………………………………
d) ……………………………………dst
b. Upaya Kesehatan Masyarakat; meliputi :
a) ……………………………………………..
b) ……………………………………………….
c) ………………………………………………
d) ………………………………………………
e) ……………………………………………..
f) ……………………………………….dst

(2) Indikator, standar nilai, batas waktu pencapaian pada setiap jenis pelayanan untuk
upaya kesehatan perseorangan pada Puskesmas ......(isi nama Puskesmas),
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ini.
(3) Indikator, standar nilai, Batas Waktu Pencapaian pada jenis pelayanan untuk upaya
kesehatan masyarakat pada Puskesmas ..... (isi nama Puskesmas), tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota ini.

BAB IV
PELAKSANAAN
Pasal …….
(1) Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) wajib melaksanakan pelayanan berdasarkan Standar Pelayanan
Minimum dalam Peraturan Bupati/Walikota ini.
(2) Pemimpin Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelayanan yang dipimpinnya sesuai Standar Pelayanan Minimum
yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati/Walikota ini.
(3) Penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum
dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) ………………………………………………………………………………………………………..

BAB V
PENERAPAN
Pasal …….
(1) Pemimpin Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD menyusun rencana kerja dan
anggaran, target, serta upaya dan pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan
tahunan Puskesmas yang dipimpinnya berdasarkan Standar Pelayanan Minimum.
(2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan
menggunakan format Rencana Bisnis dan Anggaran.
(3) Setiap pelaksanaan pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan yang menjadi
tugasnya, dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimum.
(4) ……………………………………………………………………………………………..

BAB VI

9
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal …….
(1) Pembinaan teknis Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD dilakukan oleh Kepala
SKPD yang membidangi urusan kesehatan.
(2) Pembinaan keuangan Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD dilakukan oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), berupa fasilitasi,
pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan
latihan atau bantuan teknis lainnya, antara lain:
a. perhitungan sumber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai Standar
Pelayanan Minimum;
b. penyusunan rencana pencapaian Standar Pelayanan Minimum dan penetapan
target tahunan pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
c. penilaian prestasi kerja pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
d. pelaporan prestasi kerja pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
e. penyusunan peraturan perundang-undangan untuk implementasi PPK-BLUD
pada Puskesmas yang bersangkutan;
f. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran;
g. Pelaksanaan anggaran;
h. Akuntansi dan pelaporan keuangan;

Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal …….

(1) Pengawasan dilakukan oleh SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi
pengawasan (misal: Inspektorat Daerah).
(2) Selain pengawasan yang dilakukan oleh SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan oleh
pengawas internal.
(3) Pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh
internal auditor yang berkedudukan langsung dibawah Pemimpin BLUD.

BAB ……
KETENTUAN PENUTUP
Pasal …….

Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ini berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati/Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.

Ditetapkan di ....................................
Pada tanggal. ………………….……………

Bupati/Walikota

……………………………………..
Diundangkan di ……………….
Pada tanggal. …...................
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN/KOTA …….

..............................................
NIP........................................

F. SPM UKP dan UKM Puskesmas

1. Indikator UKP (lampiran)

10
2. Indikator UKM (lampiran)

G. Profil Indikator SPM UKP Puskesmas

a. PELAYANAN RAWAT JALAN

1) Pemberi Pelayanan di Klinik Umum


Judul Pemberi Pelayanan di Klinik Umum
Dimensi Mutu Akses dan mutu
Tujuan Tersedianya Pelayanan klinik oleh tenaga medis yang kompeten di
Puskesmas
Definisi Operasional Pemberi pelayanan di klinik umum adalah pelayanan oleh dokter di klinik
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah hari buka klinik umum yang dilayani dokter dalam 1 bulan
Denominator Jumlah hari buka klinik umum di Puskesmas dalam 1 bulan yang sama
Sumber data Register rawat jalan
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

2) Pemberi Pelayanan di klinik Gigi


Judul Pemberi Pelayanan di Klinik Gigi
Dimensi Mutu Akses dan mutu
Tujuan Tersedianya Pelayanan klinik oleh tenaga medis yang kompeten di
Puskesmas
Definisi Operasional Pemberi pelayanan di klinik gigi adalah pelayanan oleh dokter gigi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah hari buka klinik gigi yang dilayani dokter gigi dalam 1 bulan
Denominator Jumlah hari buka klinik gigi di Puskesmas dalam 1 bulan yang sama
Sumber data Register rawat jalan
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
3) Pemberi Pelayanan di KIA
Judul Pemberi pelayanan di KIA
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan KIA oleh tenaga bidan yang kompeten/terlatih
Definisi Operasional Klinik KIA adalah klinik pelayanan Ibu, bayi dan Anak di Puskesmas yang
dilayani oleh bidan terlatih..
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hari buka klinik KIA yang dilayani oleh bidan terlatih
dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah hari kerja dalam satu bulan yang sama
Sumber data Register rawat jalan KIA
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

4) Jam Buka Pelayanan sesuai ketentuan


Judul Jam Buka Pelayanan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan poliklinik pada hari kerja di setiap Puskesmas
Definisi Operasional Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan poliklinik oleh
tenaga dokter Jam buka antara pukul 08.00 s.d. 12.00 setiap hari kerja
kecuali Jum’at pukul 08.00 – 11.00
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan

11
Numerator Jumlah hari pelayanan rawat jalan yang buka sesuai ketentuan dalam satu
bulan
Denominator Jumlah hari pelayanan rawat jalan dalam satu bulan
Sumber data Register rawat jalan
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

5) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik


Judul Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Jalan

Dimensi mutu efektivitas, kenyamanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat jalan

Definisi Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam medis pasien baru
operasional atau pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan
dokumen rekam medik mulai dari pasien mendaftar sampai rekam medis
disediakan/ditemukan oleh petugas.

Frekuensi tiap bulan


pengumpulan
data

Periode analisis tiap tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat jalan yang
diamati

Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N tidak kurang dari 50)

Sumber data hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat jalan untuk pasien baru /di
ruang rekam medis untuk pasien lama

Standar ≤ 10 menit

Penanggung Petugas rekam medis


jawab
6) Kepatuhan hand hygiene
Judul Kepatuhan Hand Hygiene
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tersedianya Pelayanan poliklinik Puskesmas yang mendukung keselamatan
pasien dan efektifitas pelayanan melalui cuci tangan
Definisi Operasional Kepatuhan hand hygiene adalah kepatuhan petugas poliklinik terhadap
ketentuan cuci tangan.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah petugas rawat jalan yang mematuhi ketentuan cuci tangan
Denominator Jumlah seluruh petugas rawat jalan
Sumber data Survey Petugas rawat jalan
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

7) Waktu tunggu di Rawat Jalan


Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan pada hari kerja di setiap Puskesmas
yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar
sampai dilayani oleh dokter.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
Sumber data Survey Pasien rawat jalan
Standar ≤60 menit

12
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

8) Penegakan Diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis


Judul Penegakan Diagnosis Tuberculosis Melalui Pemeriksaan
Mikroskopis
Dimensi Mutu Efektivitas, Kesinambungan layanan
Tujuan Kepastian penegakan diagnosis tubercuolsis
Definisi Operasional Penegakan diagnosis tuberculosis secara mikroskopis adalah dengan
ditemukannya mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan
mikroskopis
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien tersangka tuberculosis yang didiagnosis tuberculosis
ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis
Denominator Jumlah seluruh pasien tersangka tuberculosis
Sumber data Rekam medis pasien
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

9) Pasien Rawat Jalan TB yang ditangani dengan strategi DOTS


Judul Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan
Strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi, efektifitas
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien tuberkulosis dengan
strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberculosis dengan strategi DOTS adalah
pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis
nasional. Penegakaan diagnosis dan follow up pengobatan pasien
tuberculosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis,
pengeobatan harus menggunakan paduan obat anti tuberculosis yang
sesuai dengan standar penanggulangan tuberculosis nasional, dan semua
pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai
dengan penanggulangan tuberculosis nasional
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan
strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di
Puskesmas dalam waktu tiga bulan
Sumber data Register rawat jalan
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

10) Peresepan Obat sesuai dengan Formularium Nasional


Judul Peresepan Obat Sesuai Formularium Nasional
Dimensi Mutu Efisiensi
Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Definisi Operasional Formularium adalah daftar obat-obatan yang digunakan di Puskesmas
dengan mengacu pada Formularium Nasional
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sampel yang sesuai dengan
formularium dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel dalam satu bulan
(minimal 50 sampel)
Sumber data Kamar obat
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

13
11) Pencatatan dan Pelaporan TB di Puskesmas
Judul Pencatatan dan Pelaporan Tuberculosis di Puskesmas
Dimensi Mutu Efektivitas
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di Puskesmas
Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan TB adalah pencatatan dan pelaporan semua
pasien TB yang berobat rawat jalan di Puskesmas
Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan dilaporkan
Denominator Jumlah seluruh kasus TB rawat jalan di Puskesmas
Sumber data Rekam Medik
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

12) Kepuasan Pasien di Rawat Jalan


Judul Kepuasan Pelanggan Pada Rawat Jalan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu memberikan
kepuasan pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh dokter, perawat, petugas loket dan fasilitas
Puskesmas
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang di
survey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di survey (minimal n=50)
Sumber data Survey
Standar ≥90 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

b. PELAYANAN GAWAT DARURAT

1) Kemampuan Menangani Life Saving.

Indikator Kemampuan menangani life saving


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam memberikan pelayanan
gawat darurat pada bayi, anak, orang dewasa dan ibu melahirkan
Definisi Operasional Life saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan
Circulation, Airway dan Breath
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah alat yang dimiliki di UGD dalam rangka penyelamatan jiwa
Denominator Jumlah alat yang seharusnya dimiliki dalam rangka penyelamatan jiwa
sesuai dengan standar alat Puskesmas
Sumber data Daftar inventaris alat di UGD
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

2) Pemberi Pelayanan Kegawatdaruratan Yang Bersertifikat


Indikator Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga yang kompeten dalam
bidang kegawatdaruratan
Definisi Operasional Tenaga kompeten adalah tenaga pemberi pelayanan gawat darurat yang
sudah memiliki sertifikat pelatihan ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS yang

14
masih berlaku

Frekuensi Setiap tiga bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS yang masih
berlaku. Dokter internship diakui telah bersertifikat kegawatdaruratan
karena baru lulus UKDI
Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat daruratan
Sumber data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Tata Usaha Puskesmas
pengumpul data

3) Jam Buka Pelayanan Gawat Darurat


Indikator Jam buka pelayanan Gawat Darurat
Dimensi Mutu Keterjangkauan
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam di setiap Puskesmas
Definisi Operasional Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap memberikan pelayanan
selama 24 jam penuh
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah hari buka IGD 24 jam dalam sebulan
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber data Laporan Bulanan
Standar 24 Jam
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

4) Waktu Tanggap Pelayanan Dokter Di Gawat Darurat


Indikator Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional Waktu tanggap adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien datang di IGD
sampai mendapat pelayanan dokter
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan semua pasien
yang di sampling secara acak sampai dilayani dokter
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n=50)
Sumber data Sample
Standar ≤ 5 menit
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

5) Tidak Adanya Keharusan Membayar Uang Muka


Judul Tidak Adanya Keharusan Untuk Membayar Uang Muka
Dimensi Mutu Akses dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan mampu segera
memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat
Definisi Operasional Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak Puskesmas
sebagai jaminan terhadap pertolongan medis yang akan diberikan
Frekuensi Tiga bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar uang muka
Denominator Jumlah Seluruh pasien yang datang di Gawat Darurat
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

15
6) Kepuasan Pelanggan Pada Gawat Darurat
Judul Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu memberikan
kepuasan pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh dokter, perawat, petugas loket dan fasilitas
pelayanan Gawat Darurat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat Darurat yang di
survey
Denominator Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survey ( minimal n=50)
Sumber data Survey
Standar ≥ 70 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

c. Pelayanan Gizi
1) Pemberi Pelayanan Gizi
Judul Pemberi Pelayanan Gizi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan Puskesmas dalam menyediakan pelayanan gizi
Definisi Operasional Pemberi pelayanan gizi adalah tenaga terlatih gizi yang mempunyai
kompetensi sesuai yang dipersyaratkan dalam standar pelayanan gizi di
Puskesmas
Frekuensi Tiga bulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah dan jenis tenaga terlatih gizi yang memberi pelayanan gizi
Denominator 1
Sumber data Kepegawaian
Standar Sesuai dengan standar pelayanan gizi Puskesmas
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

2) Ketersediaan Pelayanan Konsultasi Gizi


Judul Ketersediaan Pelayanan Konsultasi Gizi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan Puskesmas untuk memberikan pelayanan konsultasi gizi
Definisi Operasional Ketersediaan pelayanan Konsultasi gizi adalah konsultasi gizi yang harus
tersedia untuk pelayanan gizi bagi Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Bayi & Balita
Frekuensi Tiga bulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita yang mendapatkan
pelayanan konsultasi gizi dalam satu bulan
Denominator Jumlah ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita yang datang ke
Puskesmas dalam bulan yang sama
Sumber data Catatan Rawat Jalan
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

3) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan gizi
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan gizi

16
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

d. Pelayanan Persalinan
1) Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan normal adalah dokter umum (asuhan
operasional persalinan normal) dan bidan terlatih
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah dokter dan bidan yang memenuhi kualifikasi menolong persalinan
Denominator Jumlah seluruh dokter dan bidan yang memberikan pertolongan
persalinan normal
Sumber data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Tata Usaha

2) Adanya Tim PONED


Judul Adanya Tim PONED
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Tim PONED yang mampu menangani dan merujuk :
hipertensi dalam kehamilan; tindakan persalinan dengan distorsi bahu;
perdarahan post partum; infeksi nifas; BBLR dan hipotermia; asfiksia
pada bayi; gangguan nafas pad bayi; kejang pada bayi baru lahir; infeksi
bayi bru lahir; persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan obstetri
neonatal dasar antara lain kewaspadaan universal standar
Definisi Tim PONED adalah Tim Pelayanan Obstetri neonatal Emergensi Dasar
operasional yang bertujuan untuk menghindari rujukan lebih dari 2 jam dan untuk
memutus mata rantai rujukan itu sendiri
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Tersedianya tim PONED terlatih
Denominator 1
Sumber data Tata Usaha
Standar Tersedia
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

3) Penggunaan APD saat Bertugas


Judul Penggunaan APD saat melaksanakan tugas
Dimensi mutu Keselamatan pasien dan petugas
Tujuan Terlindungnya pasien dan petugas dari penularan penyakit infeksi maupun
bahan berbahaya
Definisi Alat Pelindung Diri adalah alat standar yang digunakan untuk melindungi
operasional tubuh tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit
di Puskesmas, seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala,
sepatu boots, dan gaun.
Frekuensi Tiap 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah karyawan yang tertib menggunakan APD sebagaimana
dipersyaratkan saat menolong persalinan
Denominator Seluruh karyawan yang diamati
Sumber data Survey observasi
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit fungsional

17
4) Pelayanan Kontrasepsi oleh dokter umum atau bidan terlatih
Judul Pelayanan kontrasepsi oleh dokter umum atau bidan terlatih
Dimensi mutu Kompetensi tehnis, keselamatan
Tujuan Tergambarnya profesionalisme dalam pelayanan kontrasepsi
Definisi Pelayanan Kontrasepsi adalah pelayanan oleh dokter umum atau bidan
operasional yang terlatih.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi yang ditangani oleh tenaga yang
kompeten dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi dalam satu bulan
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

5) Kepatuhan terhadap hand hygiene


Judul Kepatuhan Hand Hygiene
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan Puskesmas yang mendukung
keselamatan pasien melalui cuci tangan
Definisi Operasional Kepatuhan hand hygiene adalah kepatuhan petugas penolong persalinan
terhadap ketentuan cuci tangan.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah petugas penolong persalinan yang mematuhi ketentuan cuci
tangan
Denominator Jumlah seluruh petugas penolong persalinan
Sumber data Survey Petugas penolong persalinan
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

6) Kematian ibu karena persalinan


Judul Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan Puskesmas terhadap pelayanan kasus
persalinan
Definisi Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena pendarahan
operasional Pendarahan adalah pendarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua
skala persalinan dan nifas.
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan
Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan
Sumber data Rekam medis Puskesmas
Standar 0%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

7) Kepuasan Pasien
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan persalinan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan persalinan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %

18
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

e. PELAYANAN RAWAT INAP


1) Pemberi Pelayanan Di Rawat Inap
Judul Pemberi Pelayanan Di Rawat Inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten
Definisi Operasional Pemberi Pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat yang
kompeten (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan di ruang
rawat inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat inap
Sumber data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Tata Usaha
pengumpul data

2) Tempat Tidur Dengan Pengaman


Judul Tempat tidur dengan pengaman
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh dari tempat tidur
Definisi Operasional Pengaman adalah peralatan yang dipasang pada tempat tidur pasien agar
tidak jatuh dari tempat tidur
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap yang mempunyai pengaman
Denominator Jumlah seluruh tempat tidur di ruang rawat inap yang ada di Puskesmas
Sumber data Catatan ruang Rawat Inap
Standar .100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

3) Kamar Mandi Dengan Pengaman


Judul Kamar Mandi Dengan Pengaman
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh di dalam kamar mandi
Definisi Operasional Pengaman adalah pegangan tangan yang dipasang di kamar mandi untuk
membantu pasien agar tidak jatuh di dalam kamar mandi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap yang mempunyai pengaman
Denominator Jumlah seluruh kamar mandi yang ada di ruang rawat inap yang ada di
Puskesmas
Sumber data Catatan ruang Rawat Inap
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

4) Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap


Judul Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk menjamin
kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang mengkoordinasikan
kegiatan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai

19
penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber data Rekam medic
\Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

5) Jam Visite Dokter


Judul Jam Visite Dokter
Dimensi Mutu akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tegambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu
pemberian pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter adalah kunjungan dokter setiap hari kerja sesuai dengan
ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi tanggungjawabnya,
yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah visite dokter antara jam 08.00 sampai dengan 14.00 yang disurvei
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter yang disurvei
Sumber data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

6) Kepatuhan hand hygiene


Judul Kepatuhan Hand Hygiene
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan Puskesmas yang mendukung
keselamatan pasien melalui cuci tangan
Definisi Operasional Kepatuhan hand hygiene adalah kepatuhan petugas rawat inap terhadap
ketentuan cuci tangan.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah petugas rawat inap yang mematuhi ketentuan cuci tangan
Denominator Jumlah seluruh petugas rawat inap
Sumber data Survey Petugas rawat inap
Standar 100%
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

7) Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh


Judul Tidak Adanya Kejadian Pasien Jatuh
Dimensi mutu keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Definisi Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama di rawat
operasional baik akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb.
Frekuensi tiap bulan
pengumpulan
data
Periode analisis tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah
pasien yang jatuh
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber data rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
jawab

8) Waktu Penyediaan Rekam Medik


Judul Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Inap

Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan, efisiensi

20
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medis rawat inap

Definisi Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen rekam medis pasien lama
operasional yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen rekam
medik pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien diputuskan untuk rawat
inap oleh dokter sampai rekam medik rawat inap tersedia di bangsal pasien

Frekuensi tiap bulan


pengumpulan
data

Periode analisis tiap tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati

Denominator Total penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati

Sumber data hasil survey

Standar ≤ 15 menit

Penanggung Petugas rekam medis


jawab

9) Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai


pelayanan
Judul Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 24 Jam Setelah Selesai
Pelayanan
Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi
rekam medic
Definisi Rekam medik yang lengkap adalah, rekam medik yang telah diisi lengkap
operasional oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan
atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi
identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak
lanjut, dan resume.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan yang diisi lengkap
Denominator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan
Sumber data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Petugas rekam medik

10) Ketersediaan Linen


Judul Ketersediaan Linen
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam mencukupi kebutuhan linen
Definisi Ketersediaan Linen adalah tersedianya linen yang terdiri dari sprei, sarung
operasional bantal, selimut, sticklaken dan perlak dalam jumlah cukup
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah linen yang tersedia
Denominator Jumlah seluruh tempat tidur yang ada di Puskesmas
Sumber data Inventaris linen
Standar 2,5 – 3 set untuk tiap tempat tidur
Penanggung jawab Penanggungjawab laundry

11) Ketepatan waktu penyediaan Linen


Judul Ketepatan Waktu Penyediaan Linen Untuk Ruang Rawat Inap
Dan Ruang Pelayanan
Dimensi mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan linen
operasional sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan

21
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Julah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat waktu
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Penanggungjawab laundry

12) Kepuasan Pelanggan Rawat Inap


Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rawat inap oleh dokter, perawat, petugas administrasi dan kondisi
ruangan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survei
Standar ≥90 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

f. PELAYANAN KEFARMASIAN
1) Pemberi Pelayanan Farmasi
Judul Pemberi Pelayanan Farmasi
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan Puskesmas dalam memberikan pelayanan farmasi
Definisi Operasional Pemberi pelayanan obat adalah Apoteker yang mempunyai kompetensi
sesuai dengan standar Puskesmas
Frekuensi Tiga bulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah dan jenis tenaga yang ada di ruang/kamar obat sesuai standar
Puskesmas
Denominator Jumlah dan jenis seluruh tenaga yang ada di ruang/kamar obat
Sumber data Kamar obat
Standar Sesuai dengan ketentuan pelayanan obat di Puskesmas
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

2) Ketersediaan Formularium
Judul Ketersediaan formularium
Dimensi mutu Efisiensi
Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Definisi Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di Puskesmas sesuai
operasional dengan formularium Nasional
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Dokumen Formularium
Denominator 1
Sumber data Survei
Standar Tersedia dan updated paling lama 3 tahun
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

3) Waktu tunggu pelayanan obat jadi


Judul Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi
Dimensi mutu efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan obat
Definisi Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu mulai pasien
operasional menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi

22
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien yang disurvey
dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut
Sumber data Survey
Standar ≤30 menit
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

4) Waktu tunggu pelayanan obat racikan


Judul Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan
Dimensi mutu efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan obat
Definisi Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu mulai
operasional pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan pasien yang
disurvey dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut
Sumber data Survey
Standar ≤60 menit
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

5) Tidak adanya kejadian salah pemberian obat


Judul Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Dimensi mutu Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian obat
Definisi Kesalahan pemberian obat meliputi :
operasional 1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien instalasi obat yang disurvey dikurangi jumlah pasien
yang mengalami kesalahan pemberian obat
Denominator Jumlah seluruh pasien instalasi obat yang disurvey
Sumber data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

6) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan obat
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan obat
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

g. PELAYANAN LABORATORIUM

1) Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Laboratorium Sederhana

23
Judul Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Laboratorium sederhana
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan Puskesmas untuk memberikan pelayanan
laboratorium sederhana
Definisi Operasional Fasilitas dan peralatan laboratorium sederhana adalah ruang, mesin, dan
peralatan yang harus tersedia untuk pelayanan laboratorium sederhana
baik cito maupun elektif sesuai standar pelayanan Puskesmas
Frekuensi Tiga bulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin dan peralatan pelayanan laboratorium
yang dimiliki Puskesmas
Denominator Jenis dan jumlah fasilitas, mesin dan peralatan pelayanan laboratorium
yang seharusnya dimiliki Puskesms
Sumber data Inventaris Laboratorium
Standar Sesuai dengan standar Puskesmas
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data

2) Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium


Judul Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium
Dimensi mutu efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan
operasional laboratorium sederhana. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium untuk
pemeriksaan laboratoium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil
sample sampai dengan menerima hasil
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium pasien yang
disurvey dalam satu bulan
Denominator jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvey dalam bulan
tersebut
Sumber data Survey
Standar ≤ 120 menit
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

3) Tidak Adanya Kejadian Tertukar Spesimen Pemeriksaan


Laboratorium
Judul Tidak Adanya Kejadian Tertukar Spesimen Pemeriksaan
Dimensi mutu keselamatan pasien
Tujuan tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan pengelolaan specimen
laboratorium
Definisi operasional Kejadian tertukar specimen pemeriksaan laboratorium adalah tertukarnya
specimen milik orang yang satu dengan orang lain
Frekuensi 1 bulan dan sentinel event
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan dan sentinel event
Numerator jumlah seluruh specimen laboratorium yang diperiksa dikurangi jumlah
specimen yang tertukar
Denominator jumlah seluruh spesimen laboratorium yang diperiksa
Sumber data rekam medis, Laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

4) Kemampuan Memeriksa HIV-AIDS


Judul Kemampuan Memeriksa HIV-AIDS
Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan laboratorium Puskesmas dalam memeriksa
HIV-AIDS
Definisi Pemeriksaan laboratorium HIV/AIDS adalah pemeriksaan skrining HIV
operasional kepada pasien yang diduga mengidap HIV/AIDS
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan

24
Numerator Ketersediaan peralatan untuk pemeriksaan Rapid Tes
Denominator 1
Sumber data Catatan di laboratorium
Standar Tersedia
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

5) Kemampuan Memeriksa Mikroskopis Tuberculosis Paru


Judul Kemampuan Memeriksa Mikroskopis Tuberculosis Paru
Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan laboratorium Puskesmas dalam memeriksa
mikroskopis tuberkulosis paru
Definisi Pemeriksaan mikroskopis tuberculosis paru adalah pemeriksaan
operasional mikroskopis untuk mendeteksi adanya mycobacterium tuberculosis pada
sediaan dahak pasien
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Ketersediaan tenaga terlatih, peralatan dan reagen untuk pemeriksaan
tuberculosis
Denominator Sesuai dengan standar Puskesmas
Sumber data Catatan di laboratorium
Standar Tersedia
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

6) Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan


Laboratorium
Judul Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium
Definisi Kesalahan administrasi dalam pelayanan laboratorium meliputi kesalahan
operasional identifikasi, kesalahan registrasi, kesalahan pelabelan sampel, dan
kesalahan penyerahan hasil laboratorium
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang diperiksa tanpa kesalahan administrasi dalam satu
bulan
Denominator jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan tersebut
Sumber data Catatan di Laboratorium
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

7) Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal


Judul Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Eksternal

Dimensi mutu Keselamatan, efektivitas, efisiensi


Tujuan Tergambarnya kualitas pemeriksaan laboratorium
Definisi Baku mutu eksternal adalah pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium
operasional oleh pihak yang kompeten di luar Puskesmas
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah parameter diperiksa yang sesuai standar
Denominator jumlah seluruh parameter yang diperiksa
Sumber data Hasil pemeriksaan baku mutu eksternal
Standar 100 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

8) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan laboratorium
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
operasional pelayanan laboratorium

25
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

H. Profil Indikator SPM UKM Puskesmas


a. Pelayanan Promosi Kesehatan
1. Penyuluhan Kelompok
Judul Penyuluhan Kelompok
Dimensi mutu Efektifitas, Hubungan antar manusia
Tujuan Penyuluhan kelompok bertujuan memberikan edukasi terkait masalah
kesehatan
Definisi Penyuluhan Kelompok adalah penyuluhan selama 60 menit di sekolah
operasional pendidikan dasar dan/atau pada kelompok masyarakat
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 Bulan
Numerator Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kelompok di sekolah pendidikan dasar
dan/atau kelompok masyarakat selama 60 menit dalam satu bulan
Denominator 1
Sumber data Buku catatan penyuluhan
Standar Sebulan sekali
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

2. Pengelola Promosi Kesehatan


Judul Pengelola Promosi Kesehatan
Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi
Tujuan Tersedianya penanggung jawab kegiatan penyuluhan
Definisi Pengelola promosi kesehatan adalah tenaga kesehatan yang ditunjuk oleh
operasional kepala Puskesmas yang bertanggungjawab atas terlaksananya penyuluhan
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Adanya petugas yang ditunjuk sebagai penanggungjawab penyuluhan
dengan Keputusan Kepala Puskesmas
Denominator 1
Sumber data Kepegawaian
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

3. Promosi untuk Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan


Judul Promosi untuk Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Dimensi mutu Efektifitas, Hubungan antar Manusia
Tujuan Tergambarnya Penggerakan kelompok masyarakat untuk membudayakan
PHBS
Definisi Promosi untuk Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan adalah
operasional kegiatan untuk menggerakkan kelompok masyarakat selama 120 menit
dalam rangka membudayakan PHBS sesuai dengan kondisi daerah masing-
masing
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah promosi untuk pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan @
120 menit
Denominator 1
Sumber data Buku catatan
Standar Sebulan sekali
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

26
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
1. Inspeksi Sanitasi di Sekolah Pendidikan Dasar
Judul Inspeksi Sanitasi di Sekolah Pendidikan Dasar
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Tergambarnya kondisi sanitasi di sekolah pendidikan dasar
Definisi Inspeksi Sanitasi di Sekolah Pendidikan dasar adalah ispeksi untuk menilai
operasional system sanitasi sekolah yang meliputi : system air bersih, system
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah serta
penyaluran air hujan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kegiatan inspeksi sanitasi di sekolah pendidikan dasar dalam satu
bulan
Denominator 1
Sumber data Buku catatan
Standar Sebulan sekali
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

2. Inspeksi Sanitasi di Tempat Tempat Umum dan Tempat Pembuatan


Makanan dan Minuman
Judul Inspeksi Sanitasi di Tempat Tempat Umum dan Tempat
Pembuatan Makanan dan minuman
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Tergambarnya kondisi sanitasi di Tempat Tempat Umum (TTU) dan
Tempat Pembuatan Makanan & Minuman (TPMM)
Definisi Inspeksi Sanitasi di TTU dan TPMM adalah ispeksi untuk menilai system
operasional sanitasi TTU dan TPMM yang meliputi : system air bersih, system
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah serta
penyaluran air hujan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kegiatan inspeksi sanitasi di TTU dan TPMM dalam satu bulan
Denominator 1
Sumber data Buku catatan
Standar Sebulan sekali
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

c. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Kesehatan Anak


1. Paket Pelayanan ibu hamil di Puskesmas dan jaringannya
Judul Paket Pelayanan Ibu Hail di Puskesmas dan jaringannya
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan layanan
Tujuan Tergambarnya pelayanan lengkap kepada ibu hamil di Puskesmas dan
jaringannya
Definisi Paket pelayanan lengkap pelayanan ibu hamil di Puskesmas dan
operasional jaringannya adalah pelayanan kepada ibu hamil sesuai dengan program
Kesehatan Ibu & Anak
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah ibu hamil yang mendapatkan paket pelayanan lengkap sesuai
dengan program KIA di Puskesmas dan jaringannya selama periode
kehamilan
Denominator Jumlah ibu hamil yang datang ke Puskesmas dan jaringannya selama
periode kehamilannya
Sumber data Catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

2. Ibu hamil yang ditemukan kelainan atau gizi buruk dirujuk


Judul Ibu hamil yang ditemukan kelainan atau gizi buruk dirujuk
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Tergambarnya

27
Definisi Ibu hamil yang ditemukan kelainan atau gizi buruk dirujuk adalah Ibu
operasional hamil yang mengalami kelainan atau gizi buruk yang ditemukan di
Puskesmas dan jaringannya yang dirujuk ke RS
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah ibu hamil yang ditemukan kelainan atau gizi buruk yang ditemukan
di Puskesmas dan jaringannya yang dirujuk ke RS
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang ditemukan kelainan atau gizi buruk di
Puskesmas dan jaringannya
Sumber data Catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

3. Paket Pertolongan Persalinan di Puskesmas dan jaringannya


Judul Paket Pertolongan Persalinan di Puskesmas dan jaringannya
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Tergambarnya pelayanan persalinan lengkap di Puskesmas dan
Jaringannya
Definisi Paket pertolongan persalinan di Puskesmas dan jaringannya adalah
operasional pelayanan lengkap terhadap proses persalinan sesuai dengan standar
pelayanan KIA
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah ibu melahirkan yang mendapat pertolongan lengkap sesuai dengan
standar pelayanan KIA di Puskesmas dan jaringannya
Denominator Jumlah seluruh ibu yang melahirkan di Puskesmas dan jaringannya
Sumber data Catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

4. Paket Pelayanan kesehatan bayi baru lahir di Puskesmas dan


jaringannya
Judul Paket Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir di Puskesmas dan
jaringannya
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Tergambarnya pelayanan lengkap terhadap bayi baru lahir di Puskesmas
dan Jaringannya
Definisi Paket pelayanan kesehatan bayi baru lahir di Puskesmas dan jaringannya
operasional adalah pelayanan lengkap terhadap bayi baru lahir sesuai dengan standar
pelayanan KIA
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pertolongan lengkap sesuai dengan
standar pelayanan KIA di Puskesmas dan jaringannya
Denominator Jumlah seluruh bayi lahir di Puskesmas dan jaringannya
Sumber data Catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

5. Paket Pelayanan kesehatan balita di Puskesmas dan jaringannya


Judul Paket Pelayanan Kesehatan Balita di Puskesmas dan jaringannya
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Tergambarnya pelayanan lengkap terhadap balita lahir di Puskesmas dan
Jaringannya
Definisi Paket pelayanan kesehatan balita di Puskesmas dan jaringannya adalah
operasional pelayanan lengkap terhadap balita sesuai dengan standar pelayanan KIA
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah balita yang mendapat pertolongan lengkap sesuai dengan standar
pelayanan KIA di Puskesmas dan jaringannya
Denominator Jumlah seluruh balita yang datang di Puskesmas dan jaringannya
Sumber data Catatan KIA
Standar 100%

28
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

6. Skrining kesehatan siswa sekolah Pendidikan Dasar


Judul Skrining Kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya status kesehatan siswa sekolah di pendidikan dasar
Definisi Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar adalah skrining yang
operasional dilakukan kepada murid baru masuk di sekolah dasar/sederajad dan baru
masuk di sekolah menengah pertama sesuai program UKS
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah siswa baru masuk di sekolah dasar/sederajad dan jumlah siawa
baru masuk di sekolah menengah pertama/sederajad yang diperiksa
Denominator Jumlah seluruh siswa baru masuk di sekolah dasar/sederajad dan siswa
baru masuk di sekolah menengah pertama/sederajad
Sumber data Buku catatan UKS
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

7. Skrining kesehatan pada penduduk remaja (15-18 thn) di


Puskesmas dan jaringannya
Judul Skrining kesehatan pada penduduk remaja (15-18 thn) di
Puskesmas dan jaringannya
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya status kesehatan penduduk remaja yang datang ke
Puskesmas dan jaringannya
Definisi Skrining kesehatan penduduk remaja adalah skrining yang dilakukan
operasional kepada penduduk remaja yang datang ke Puskesmas dan jaringannya
sesuai dengan program kesehatan remaja
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penduduk remaja yang datang ke Puskesmas dan jaringannya
yang dilakukan skrining
Denominator Jumlah seluruh penduduk remaja yang datang ke Puskesmas dan
jaringannnya
Sumber data Buku catatan
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

8. Skrining kesehatan pada penduduk dewasa (19-59 Thn) di


Puskesmas dan jaringannya (termasuk WUS dan PUS)
Judul Skrining kesehatanpada penduduk dewasa (19-59 thn) di
Puskesmas dan jaringannya (termasuk WUS dan PUS)
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya status kesehatan penduduk dewasa yang datang ke
Puskesmas dan jaringannya
Definisi Skrining kesehatan penduduk dewasa adalah skrining yang dilakukan
operasional kepada penduduk dewasa yang datang ke Puskesmas dan jaringannya
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penduduk dewasa yang datang ke Puskesmas dan jaringannya
yang dilakukan skrining
Denominator Jumlah seluruh penduduk dewasa yang datang ke Puskesmas dan
jaringannnya
Sumber data Buku catatan
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

9. Skrining kesehatan pada Penduduk Lansia (usia 60 thn ke atas) di


Puskesmas dan jaringannya
Judul Skrining kesehatan pada penduduk lansia (usia 60 th keatas) di
Puskesmas dan jaringannya
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas

29
Tujuan Tergambarnya status kesehatan penduduk lansia yang datang ke
Puskesmas dan jaringannya
Definisi Skrining kesehatan penduduk lansia adalah skrining yang dilakukan
operasional kepada penduduk lansia yang datang ke Puskesmas dan jaringannya
sesuai dengan program kesehatan Lansia
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penduduk lansia yang datang ke Puskesmas dan jaringannya yang
dilakukan skrining
Denominator Jumlah seluruh penduduk lansia yang datang ke Puskesmas dan
jaringannnya
Sumber data Buku catatan
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

d. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


1. Pemeriksaan terduga Tuberkulosis (TB) di Puskesmas dan
jaringannya
Judul Pemeriksaan terduga TB di Puskesmas dan jaringannya
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Kepastian penegakan diagnosis tubercuolsis
Definisi Pemeriksaan terduga tuberculosis adalah dengan ditemukannya
operasional mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan mikroskopis
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien tersangka tuberculosis yang didiagnosis tuberculosis
ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis
Denominator Jumlah seluruh pasien tersangka tuberculosis
Sumber data Rekam medis pasien
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

2. Pemeriksaan Terduga HIV dan AIDS di Puskesmas dan jaringannya


Judul Pemeriksaan Terduga HIV dan AIDS di Puskesmas dan
jaringannya
Dimensi mutu Efektifitas, keamanan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam memeriksa pasien terduga
HIV dan AIDS
Definisi Pemeriksaan terduaga HIV dan AIDS di Puskesmas dan jaringannya
operasional adalah pemeriksaan melalui rapid tes terhadap pasien terduga HIV dan
AIDS yang datang ke Puskesmas dan jaringannya
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien terduga HIV dan AIDS yang datang ke Puskesmas dan
jaringannya yang diperiksa dengan rapid tes
Denominator Jumlah seluruh pasien terduga HIV dan AIDS yang datang ke Puskesmas
dan jaringannya
Sumber data Rekam medis pasien
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

3. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons dalam Waktu Kurang dari 24


Jam
Judul Sistem kewaspadaan dini dan respons dalam waktu kurang dari
24 jam
Dimensi mutu Efisiensi, keamanan, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kesiapan Puskesmas dan jaringannya dalam merespons
terhadap penyakit penyakit yang wajib dilaporkan sesuai dengan
peraturan perundangan
Definisi System kewaspadaan dini dan respons dalam waktu kurang dari 24 jam
operasional adalah kecepatan puskesmas dan jaringannya dalam mendeteksi penyakit
yang wajib dilaporkan berdasarkan peraturan perundangan dan melakukan
langkah cepat untuk tindakan surveilans epidemiologi

30
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kasus yang dilaporkan yang menurut peraturan perundangan wajib
dilaporkan dan ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi
Denominator Jumlah seluruh kasus yang seharusnya dilaporkan menurut peraturn
perundangan
Sumber data Buku catatan
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

e. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat


1. Adanya Perencanaan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Judul Adanya perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat
Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi
Tujuan Tergmbarnya kesiapan Puskesmas dalam melaksanakan program
keperawatan kesehatan masyarkat
Definisi Perencanaan Keperawatan Kesehatan Masyarakat adalah perencanaan
operasional yang disusun oleh Puskesmas dalam program keperawatan Masyarakat
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Adanya perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat
Denominator 1
Sumber data Buku perencanaan
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

2. Ibu hamil dengan risiko tinggi


Judul Ibu Hamil dengan risiko tinggi
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam merawat ibu dengan risiko
tinggi
Definisi Ibu hamil dengan risiko tinggi adalah kunjungan rumah pada ibu hamil
operasional dengan kelainan yang ditemukan di Puskesmas dan jaringannya
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 2 bulan
Numerator Jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi yang ditemukan di Puskesmas dan
jaringannya yang dilakukan home visit
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil dengan risiko tinggi yang ditemukan di
Puskesmas dan jaringannya
Sumber data Buku catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

3. Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


Judul Bayi dengan BBLR
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam merawat bayi dengan berat
badan rendah
Definisi Bayi dengan berat badan lahir rendah adalah kunjungan rumah pada bayi
operasional dengan BBLR yang datang ke Puskesmas dan jaringannya
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 2 bulan
Numerator Jumlah bayi BBLR yang ditemukan di Puskesmas dan jaringannya yang
dikunjungi
Denominator Jumlah seluruh bayi dengan BBLR yang ditemukan di Puskesmas dan
jaringannya
Sumber data Buku catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

4. Balita dengan Gangguan Gizi


Judul Balita dengan gangguan gizi

31
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam merawat balita dengan
gangguan gizi
Definisi Balita dengan gangguan gizi adalah kunjungan rumah pada balita dengan
operasional gangguan gizi yang ditemukan di Puskesmas dan jaringannya
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 2 bulan
Numerator Jumlah balita dengan gangguan gizi yang dikunjungi
Denominator Jumlah seluruh balita dengan gangguan gizi yang datang ke Puskesmas
dan jaringannya
Sumber data Buku catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

5. Drop out atas paket pelayanan


Judul Drop out atas paket pelayanan
Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi
Tujuan Tergambarnya upaya pelayanan lengkap oleh Puskesmas dan jaringannya
Definisi Drop out atas paket pelayanan adalah kunjungan rumah atas drop out
operasional paket pelayanan lengkap ibu hamil, bayi, balita yang berkunjung ke
Puskesmas
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 2 bulan
Numerator Jumlah ibu hamil, bayi dan balita yang drop out dari paket pelayanan
lengkap yang dilakukan kunjungan rumah
Denominator Jumlah ibu hamil, bayi dan balita yang drop out dari paket pelayanan
lengkap
Sumber data Catatan KIA
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

6. Penyakit menular khronis


Judul Penyakit menular khronis
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kegiatan surveilans epidemiologi di Puskesmas dan
jaringannya
Definisi Penyakit menular khronis adalah penyakit menular khronis yang ditemukan
operasional di Puskesmas dan jaringannya yang dilakukan kunjungan rumah
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 2 bulan
Numerator Jumlah pasien dengan penyakit menular khronis yang ditemukan di
Puskesmas dan jaringannya yang dilakukan kunjungan rumah
Denominator Jumlah seluruh pasien dengan penyakit menular khronis yang ditemukan
di Puskesmas dan jaringannya
Sumber data Buku catatan
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

7. Desa/Kelurahan dengan masalah kesehatan


Judul Desa/kelurahan dengan masalah kesehatan
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kegiatan surveilans epidemiologi di Puskesmas dan
jaringannya
Definisi Desa/kelurahan dengan masalah kesehatan adalah desa/kelurahan yang
operasional ditemukan masalah kesehatan yang dikunjungi dalam rangka kegiatan
surveilans epidemiologi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 2 bulan
Numerator Jumlah desa/kelurahan dengan masalah kesehatan yang dilakukan
surveilans epidemiologi
Denominator Jumlah seluruh desa/kelurahan dengan masalah kesehatan
Sumber data Buku catatan
Standar 100%

32
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

f. Manajemen Puskesmas
1. Adanya Tim Manajemen Puskesmas
Judul Adanya Tim Manajemen Puskesms
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kesiapan Puskesmas dalam manajemen
Definisi Adanya Tim Manajemen Puskesmas adalah dibentuknya Tim manajemen
operasional Puskesmas
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Adanya tim manajemen Puskesmas
Denominator 1
Sumber data Kepegawaian
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

2. Terlaksananya Minilokakarya
Judul Terlaksananya Minilokakarya
Dimensi mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya Kesepakatan seluruh jajaran Puskesmas dalam
menjalankan program program Puskesmas
Definisi Terlaksananya minilokakarya adalah terwujudnya P1, P2 dan P3 di
operasional Puskesmas
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Terlaksananya minilokakarya
Denominator 1
Sumber data Dokumen
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

3. Adanya Pertemuan berkala


Judul Adanya pertemuan berkala
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan
Tujuan Tergambarnya siklus manajemen di Puskesmas
Definisi Adanya prtemuan berkala adalah pertemuan bulanan di Puskesmas yang
operasional membahas masalah masalah kesehatan masyarakat
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pertemuan dalam sebulan untuk membahas program program
Puskesmas
Denominator 1
Sumber data Buku catatan
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

4. Tindak lanjut hasil pertemuan


Judul Tindak lanjut hasil pertemuan
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan
Tujuan Tergambarnya kesinambungan program/kegiatan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi
Definisi Tindak lanjut hasil pertemuan adalah kegiatan menindaklanjuti keputusan
operasional pertemuan berkala untuk menyelesaikan berbagai masalah sampai tuntas
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Adanya tindak lanjut hasil pertemuan
Denominator 1
Sumber data Buku catatan
Standar Ditindaklanjuti
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

33
5. Staf mendapatkan pelatihan minimal 20 jam/thn
Judul Staf mendapatkan pelatihan minimal 20 jam/tahun
Dimensi mutu kompetensi teknis
Tujuan Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhadap kualitas sumber daya
manusia
Definisi Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi karyawan yang
operasional dilakukan baik di Puskesmas ataupun di luar Puskesmas yang bukan
merupakan pendidikan formal. Minimal per karyawan 20 jam per tahun
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis Enam bulan
Numerator Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun
Denominator Jumlah seluruh karyawan Puskesmas
Sumber data Tata Usaha
Standar ≥60 %
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

6. Kecepatan pelaporan Kejadian luar biasa


Judul Kecepatan pelaporan Kejadian Luar Biasa
Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kesigapan Puskesmas dalam menghadapi Kejadian Luar
biasa
Definisi Kecepatan pelaporan kejadian luar biasa adalah kecepatan laporan atas
operasional kejadian luar biasa di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu kurang dari
24 jam
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah laporan kurang dari 24 jam atas kejadian luar biasa
Denominator Jumlah seluruh kejadian luar biasa
Sumber data Buku catatan lapora
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

7. Ketersediaan Mobil Puskesmas Keliling


Judul Ketersedian mobil Puskesmas Keliling
Dimensi mutu Keterjangkauan
Tujuan Tersedianya mobil/perahu Puskesmas Keliling di Puskesmas
Definisi Mobil/perahu Puskesmas keliling adalah mobil/perahu untuk kegiatan
operasional diluar gedung Puskesmas.
Frekuensi Setiap tiga bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan sekali
Numerator ketersediaan mobil/perahu Puskesmas Keliling
Denominator 1
Sumber data Laporan Bulanan
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

8. Ketersediaan mobil ambulans


Judul Ketersediaan mobil ambulans
Dimensi mutu Keterjangkauan
Tujuan Tersedianya Pelayanan ambulans 24 Jam di Puskesmas
Definisi Mobil ambulans adalah mobil pengangkut untuk orang sakit.
operasional
Frekuensi Setiap tiga bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan sekali
Numerator ketersediaan mobil ambulans
Denominator 1
Sumber data Laporan Bulanan
Standar Ada
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

34
9. Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah Puskesmas
: padat, cair
Judul Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengolah limbah Puskesmas
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan Puskesmas untuk Pengelolaan Limbah
Puskesmas
Definisi Fasilitas dan peralatan Pengelolaan Limbah Puskesmas adalah ruang,
operasional mesin, perlengkapan, dan peralatan yang harus tersedia untuk
pengelolaan limbah Puskesmas
Frekuensi Tiga bulan sekali
pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan sekali
Numerator Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah yang dimiliki
Puskesmas
Denominator Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah yang
seharusnya dimiliki Puskesmas
Sumber data Inventaris Pengelolaan Limbah Puskesmas
Standar Sesuai dengan standar Puskesmas
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

10. Pengelolaan Limbah cair


Judul Pengelolaan Limbah Cair
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Terkelolanya limbah cair sehingga tidak mencemari lingkungan
Definisi Limbah Cair adalah limbah cair yang dihasilkan dalam kegiatan
operasional pelayanan Puskesmas baik pelayanan klinis maupun penunjang dan yang
berasal dari berbagai alat sanitair di Puskesmas
Frekuensi Tiap seminggu sekali
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan sekali
Numerator Proses pengelolaan limbah cair sesuai peraturan perundangan
Denominator 1
Sumber data Observasi tiap seminggu sekali
Standar Sesuai dengan standar Puskesmas
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

11. Pengelolaan Limbah padat


Judul Pengelolaan Limbah Padat
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Terkelolanya limbah padat sehingga tidak mencemari lingkungan
Definisi Limbah Padat yang dihasilkan dalam kegiatan pelayanan Puskesmas baik
operasional pelayanan klinis maupun penunjang maupun yang dihasilkan dari
pengunjung Puskesmas
Frekuensi Tiap minggu sekali
pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan sekali
Numerator Proses pengelolaan limbah padat sesuai dengan peraturan perundangan
Denominator 1
Sumber data Observasi tiap seminggu sekali
Standar Sesuai dengan standar Puskesmas
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

12. Baku Mutu Limbah


Judul Baku Mutu Limbah Cair
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhadap keamanan limbah cair
Puskesmas
Definisi Baku Mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang dianggap aman
operasional bagi kesehatan, yang merupakan ambang batas yang ditolelir dan diukur
dengan indikator :
BOD (Biological Oxygen Demand) : 30 mg/liter
COD (Chemical Oxygen Demand) : 80 mg/liter
TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/liter
PH : 6-9, ammonia < 0.1 mg/l, phasphat < 2 mg/l
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data

35
Periode analisis 3 bulan
Numerator Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair Puskesmas yang sesuai
dengan baku mutu
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair
Sumber data hasil pemeriksaan
Standar 100 %
Penanggung jawab Penanggungjawab UKM

36

Anda mungkin juga menyukai