Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING

PAPER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah


Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu: Dr. Anas Salahudin, M.Pd

Disusun oleh

Fitria Fatimatul Warda (1152070027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas paper tentang “Teknik-Teknik
Bimbingan dan Konseling” ini tepat pada waktunya. Salawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan
sahabatnya.
Paper ”Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling” ini penulis sampaikan
kepada dosen Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu tugas mata kuliah
tersebut. Dalam penulisan paper ini, penulis menemukan banyak sekali kesulitan,
namun penulis menyadari bahwa hal itu merupakan bagian dari proses
pembelajaran.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Anas Salaudin
yang telah memberikan bimbingan serta arahannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas paper ini. Tidak lupa kepada orangtua yang telah
memberikan banyak sekali dukungan, baik itu dukungan moril maupun materiil.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
penulisan paper yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Bandung, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

C. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Teknik Hubungan Antara Konselor dengan Klien ................................... 2

B. Masalah-Masalah Khusus Tentang Hubungan ......................................... 3

C. Ragam Teknik Bimbingan dan Konseling ............................................... 4

D. Data Klien yang Perlu di Ketahui Konselor ............................................. 9

E. Metode Mendapatkan Data Untuk Bimbingan dan Konseling............... 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial.salah satu kewajiban dari makhluk
sosial adalah saling membantu. Proses bimbingan merupakan suatu proses
pemberian bantuan yang diberikan individu dari seorang ahli. Pemberian
bantuan ini bertujuan untuk membantu seorang individu mengenali dirinya,
lingkungannya, serta untuk memecahkan masalah yang ada pada dirinya.
Dalam dunia konseling, komunikasi antara konselor dan klien haruslah
terjaga dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan teknik yang harus di kuasai
dan diterapkan oleh seorang konselor. Selain itu, teknik-teknik bimbingan dan
konseling ini digunakan supaya data yang diperlukan dalam proses bimbingan
dan konseling didapat secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari paper ini adalah :
1. Bagaimana teknik hubungan antara konselor dengan klien?
2. Apa saja masalah-masalah khusus tentang hubungan?
3. Apa saja ragam teknik bimbingan dan konseling?
4. Apa saja data klien yang perlu diketahui konselor?
5. Apa saja metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan data guna
keperluan bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah :
1. Untuk mengetahui teknik hubungan antara konselor dengan klien
2. Untuk mengetahui masalah-masalah khusus tentang hubungan
3. Untuk mengetahui ragam teknik bimbingan dan konseling
4. Untuk mengetahui data klien yang perlu diketahui konselor
5. Untuk mengetahui metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan data
guna keperluan bimbingan dan konseling

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik Hubungan Antara Konselor dengan Klien
Hubungan antara konselor dengan klien merupakan inti proses konseling
dan psikoterapai. Oleh karena itu para konselor hendaknya menguasai berbagai
teknik dalam menciptakan hubungan. Berikut ini merupakan 8 teknik untuk
menciptakan hubungan antara konselor dengan klien.
1. Teknik Rapport
“En rapport” mempunyai makna sebagai suatu kondisi saling memahami
dan mengenali tujuan bersama. Tujuan utama teknik raport adalah untuk
menjembatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan
bagi minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya.
2. Refleksi Perasaan
Refleksi perasaan merupakan suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam
bentuk kata-kata yang segar dan sikap yang esensial (perlu). Refleksi ini
merupakan teknik penengah yang bermanfaat untuk digunakan setelah
hubungan permulaan dibuat dan sebelum pemberian informasi dan tahap
interpretasi di mulai.
Manfaat refleksi adalah :
a) Membantu individu untuk merasa dipahami secara mendalam
b) Klien merasa bahwa perasaan menyebabkan tingkah laku
c) Memusatkan evaluasi pada klien
d) Memberi kekuatan untuk memilih
e) Memperjelas cara berfikir klien
f) Menguji kedalaman motif-motif klien.
3. Teknik-teknik Penerimaan
Teknik penerimaan merupakan cara bagaimana konselor melakukan
tindakan agar klien merasa diterima dalam proses konseling.
4. Teknik Menstrukturkan

2
Yang dimaksud dengan teknik structuring atau menstruktur adalah proses
penetapan batasan oleh konselor tentang hakikat, batas-batas dan tujuan
proses konseling pada umumnya, dan hubungan tertentu pada khususnya.
5. Diam sebagai suatu teknik
Dalam suatu proses konseling keadaan “diam” (tidak bersuara) dapat
merupakan suatu teknik hubungan konseling
Keadaan diam dari pihak konselor, mempunyai manfaat bagi proses
konseling, yaitu :
a. Mendorong klien untuk berbicara
b. Membantu klien untuk lebih memahami dirinya
c. Setelah diam, klien dapat mengakui ekspresi yang membawa klien
berpikir dan bangkit dengan tilikan yang mendalam
d. Mengurangi kecepatan interview.
6. Teknik-Teknik Memimpin
Penggunaan istilah memimpin dalam proses konseling mempunyai dua arti.
Pertama, menunjukkan keadaan dimana konselor berada di depan atau
disamping pikiran klien. Kedua, keadaan dimana konselor mengarahkan
pemikiran klien kepada penerimaan konselor.
7. Memberikan jaminan
Hakikat memberikan jaminan ini adalah semacam pemberian ganjaran di
masa yang akan datang. Metode ini dapat mencocokkan sistem kepercayaan
klien, dapa mengurangi rasa cemas, dan memperkuat pola-pola tingkah laku
baru.
8. Keterampilan mengakhiri
Keterampilan mengakhiri wawancara konseling merupakan teknik
hubungan dalam proses konseling.
(Hikmawati, 2011)
B. Masalah-Masalah Khusus Tentang Hubungan
Dalam proses konseling, terdapat tiga kondisi yang bisa membantu atau
menghambat proses konseling tergantung bagaimana hal itu dinyatakan dan
ditangani. Ketiga kondisi tersebut adalah :

3
1. Pemindahan (transference)
Istilah pemindahan (transference) dalam penggertian yang luas
menunjukkan pernyataan perasaan-perasan klien terhadap konselor atau
proyeksi yang tidak sadar dari sikap-sikap dan stereotipe sebelumnya.
Secara psikoanalisis pemindahan merupakan proses dimana sikap klien
sebelumnya dinyatakan kepada orang lain atau secara tidak sadar di
proyeksikan kepada orang lain.
2. Pemindahan balik
Pemindahan balik merupakan realisasi emosional dari proyeksi konselor
terhadap klien, baik yang disadari maupun tidak disadari. Timbulnya
pemindahan balik bersumber dari rangkaian informasi yang saling
berhubungan antara klien dengan konselor yang dapat dikelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu : (1) masalah pribadi yang tak terpecahkan; (2)
tekanan siuasi yang bertalian dengan masalah konselor; dan (3)komunikasi
perasaan klien dengan konselor.
3. Resistansi atau penolakan
Resistansi merupakan suatu karakeristik sistem pertahanan klien yang
berlawanan dengan tujuan konseling atau terapi rintangan ini merupakan
hasil dari sistem pertahanan luar, yang dilindumgi klien dari “ancaman
situasional”, atau sistem pertahanan dalam yang melindungi klien dari
dorongan tidak sadar dari sistem” (sistem inti) klien.
(Hikmawati, 2011)
C. Ragam Teknik Bimbingan dan Konseling
1. Teknik Bimbingan
Ada beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk
membantu perkembngan individu, diantaranya adalah :
a. Konseling
Konseling merupakan bantuan yang terapeutik yang diarahkan untuk
mengubah sikap dan perilaku individu. Konseling dilaksankan melalui
wawancara (konseling) langsung dengan individu. Konseling ditujukan
kepada individu yang normal, bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan,

4
melainkan hanya menglami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam
pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial. (Nurihsan, 2010)
b. Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan
oleh konselor ataupun pembimbing. (Nurihsan, 2010)
c. Belajar bernuansa bimbingan
Individu akan lebih behasil dalam belajar bimbingan waktu mengajar
yang dapat dilakukan oleh dosen berupa menjelaskan tujuan dan manfaat
perkuliahan, cara belajar, mata kulah yang diberikan, dorogan untuk
prestasi, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi individu,
penyelesaian tugas, merencanakan masa depan, memberikan fasilitas
belajar, memberi kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain.
(Nurihsan, 2010)
d. Teknik Kelompok
1) Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang
dilaksanakan dalam situasi keompok. Bimbingan kelompok dapat
berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas
masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan soaial.
(Nurihsan, 2010)
Istilah bimbingan kelompok mengacu kepada aktivitas-aktivitas
kelompok yang berfokus kepada penyediaan informasi atau
pengalaman lewat aktivitas kelompok yang terencana dan
terorganisasi. (Gibson & H. Mitchell, 2010)
Layanan bimbingan kelompok diharapkan tepat dalam memberikan
kontribusi terhadap peningkatan penyesuaian diri siswa, karena dalam
pelaksanaan bimbingan kelompok, anggota kelompok akan bersama-
sama menciptakan dinamika kelompok yang dapat dijadikan tempat
untuk mengembangkan penyesuaian diri. Disamping itu, anggota
kelompok mempunyai hak yang sama untuk melatih diri dalam
mengemukakan pendapatnya, membahas masalah penyesuaian diri

5
dengan tuntas, dapat saling tukar pengalaman dan informasi, dan
memberikan saran kepada anggota lain. (Subagyo, 2013)
Teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat
mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan
kemampuan bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya, dan
dilaksanakan dalam situasi kelompok. (Purwati, Sugiyono, & Tajri,
2012)
2) Konseling kelompok
Konseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam
situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta
diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembnagan dan
pertumbuhannya. Konseling kelompok bersifat pencegahan dalam arti,
individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan normal atau
berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi memiliki beberapa
kelemahan dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran
berkomunikasi dengan orang lain. (Nurihsan, 2010)
Istilah konseling kelompok mengacu kepada penyesuaian rutin atau
pengalaman perkembangan dalam lingkup kelompok. Konseling
kelompok difokuskan untuk membantu konseli mengatasi problem
mereka lewat penyesuaian diri dan perkembangan kepribadian hari ke
hari. (Gibson & H. Mitchell, 2010)
3) Terapi kelompok (Group Therapy)
Istilah terapi kelompok merujuk kepada penyediaan pengalaman-
pengalaman mendalam baik individu yang memerlukan bantuan bagi
penyesuaian diri, gangguan emosi, atau hambatan perkembangan yang
serius.
4) Kelompok-T (T-Groups)
Istilah kelompok-T adalah singkatan dari ‘kelompok-pelatihan’
(training group), mengacu pada kelompok yang aktivitasnya berasal
dari pengaplikasikan metode-metode pelatihan laboratorium. (Gibson
& H. Mitchell, 2010)

6
5) Kelompok-Kepekaan / Kehalusan Rasa (Sensitivity Groups)
Penitikberatan kelompok kepekaan adalah pemahaman diri (self-
insight), artinya fokus sentralnya bukanlah kelompok dan
progresivitasnya mealinkan pertumbuhan setiap anggotanya pribadi
lepas pribadi.
6) Kelompok pertemuan (Encounter Groups)
Istilah kelompok pertemuan adalah kelompok yang menitikberatkan
pertumbuhan pribadi lewat pengembangan dan penyempurnaan
hubungan-hubungan antar pribadi dengan mengalami proses
kelompok.
7) Kelompok tugas (Task Groups)
Istilah kelompok-tugas mengacu pada kelompok yang diorganisasikan
untuk memenuhi kebutuhan keorganisasian melalui pengerjaan gugus
tugas keorganisasian atau aktivitas-aktivitas sosial.
8) Kelompok Psikoedukasi
Istilah kelompok-psikoedukasi menitikberatkan pengembangan
keterampilan kognitif dan perilaku di kelompok-kelompok yang
distrukturkan sedemikian rupa untuk mengajarkan keterampilan dan
pengetahuan ini.
9) Kelompok Mini
Istilah ini mengacu pada kelompok konseling yang skalanya lebih
kecil ketimbang lazimnya, terdiri atas satu konselor dan maksimum
empat konselor.
10) Proses Kelompok dan Dinamika Kelompok
Merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
aktivitas suatu kelompok.
11) Kelompok dalam dan kelompok luar
12) Jaringan sosial
(Gibson & H. Mitchell, 2010)
2. Teknik Konseling

7
Teknik konseling dibedakan menjadi teknik konseling verbal dan teknik
konseling nonverbal
a. Teknik Konseling Verbal
Teknik konseling verbal adalah tanggapan-tanggapan verbal yang
diberikan konselor, yang merupakan perwujudan konkret dari maksud
pikiran, perasaan yang terbentuk dalam batin konselor untuk membantu
konseli pada saat tertentu. Ungkapan konselor kepada konseli akan
menggunakan sebuah teknik verbal atau lebih, tergantung pada
intensitas pertemuannya. Tanggapan verbal konselor akan dituangkan
dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan, kalimat tanya, atau
kombinasi dari pernyataan dan kalimat tanya. (Winkell, 1989)
Teknik-teknik konseling secara verbal adalah sebagai berikut :
 Ajakan untuk memulai (invitation talk)
 Penerimaan pengertian (acceptance/understanding)
 Perumusan pikiran-gagasan/refleksi pikiran (reflection of content)
 Perumusan perasaan/refleksi perasaan (reflection of feelings)
 Penjelasan pikiran-gagasan/refleksi pikiran (clarification of content)
 Penjelasan perasaan/klarifikasi perasaan (clarification of feelings)
 Permintaan untuk melanjutkan (general lead)
 Pengulangan satu dua kata (accent)
 Ringkasan/rangkuman (summary)
 Pertanyaan mengenai hal tertentu (PHT, questioning probing)
 Pemberian umpan balik (feedback)
 Pemberian informasi (information giving)
 Penyajian alternatif (forking responsse)
 Penyelidikan (investigation)
 Pemberian struktur (structuring)
 Interpretasi (interpretaton)
 Konfrontasi (confrontation)
 Diagnosis

8
 Dukungan/bombongan (reassurance/suppor)
 Usl/saran (suggestion/advice)
 Penolakan (criticism)
(Arintoko, 2011)
b. Teknik Konseling Nonverbal
Selain menggunakan teknik konseling verbal, konselor pun harus
mampu menggunakan teknik konseling nonverbal. Dengan menguasai
teknik konseling nonverbal, konseling dapat menangkap isyarat/pesan
konseli yang belum terungkapkan secara verbal. Penggunan teknik ini
harus memiliki kesesuaian antara apa yang diungkapkan oleh konselor
dengan perilaku yang tampak di hadapan konseli. Teknik nonverbal
diantaranya adalah anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, intonasi
suara, ekspresi muka, diam, gerakan tangan, gerakan bibir, pakaian, dan
jarak tempat duduk. (Arintoko, 2011)
D. Data Klien yang Perlu di Ketahui Konselor
Walaupun pada umumnya setiap klien yang mendatangi konselor hampir
dapat dipastikan datang dengan membawa masalah, namun konselor tetap
harus melakukan upaya untuk mengenali masalah yang dihadapi klien tersebut
dengan mengumpulkan data tentang klien tersebut sebagai dasar untuk
‘deteksi’ terhadap masalah yang dihadapi klien. Yang perlu dihadapi di sini
adalah kenyataan bahwa sering kali hal yang dianggap klien sebagai masalah,
sebenarnya bukanlah masalah. (Fathurrahman, 2002)
Menurut (Cormier, Sherilyn, & Hackcney) dalam (Fathurrahman, 2002)
untuk memastikan apa yang menjadi masalah sesungguhnya yang di alami
klien, maka konselor di anjurkan untuk melakukan pengecekan dengan
melakukan pengumpulan data klien yang menyangkut : a) data identifikasi
tentang diri klien; b) masalah-masalah yang muncul; c) kondisi setting
kehidupan klien sat ini; d) riwayat keluarga; e) riwayat kehidupan dari klien; f)
kesan/gambaran penampilan diri klien selama proses konseling berlangsung;
dan g) kesimpulan dan saran

9
E. Metode Mendapatkan Data Untuk Bimbingan dan Konseling
Mengingat pentingnya data bagi proses pelaksanaan bimbingan dan
konseling, maka diperlukan metode yang baik untuk mendapatkan data
tersebut. Metode-metode tersebut diantaranya adalah :
1. Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data yang diinginkan
dengan mengadakan pengamatan secara langsung. Dalam hal ini
pelaksanaan penyelidikkan dilakukan dengan panca indera secara aktif,
terutama penglihatan dan pendengaran. Penyelidik langsung mendatangi
sasaran-sasaran penyelidikan, melihat, mendengarkan, serta membuat
catatan untuk di analisis. (Salahudin, 2010)
Pauline V. Young (1975) dalam (Walgito, 2010) mengemukakan
pendapatnya sebgai berikut :
“Observation is a systematic and deliberate study through the eye of
spontanous occurrences at they acour. The purpose of observation is to
percive the nature and exent of significant interalated elements with
complex socal phenomena culture patterns or human conduct”.
Jadi observasi merupakan suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis
dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama mata) atas
kejdian-kejadian yang langsung dapat ditangkap pada waktu kejadian itu
berlangsung. agar observasi dapat berlangsung dengan baik, salah satu hal
yang harus dipenuhi ialah alat indra harus digunakan dengan sebaik-
baiknya.
2. Quiestionnaire
Questionnaire atau angket merupkan suatu daftar yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi
sasaran questionnaire tersebut. Pertanyaan dalam questionnaire bergantung
pada maksud serta tujuan yang ingin di capai (Salahudin, 2010).
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode untuk mendapatkan data dengan
mengadakan face to face relation. Berbeda dengan questionnire, wawancara

10
dilakukan secara lisan sedangkan questionnaire dilakukan secara tertulis
(Salahudin, 2010).
Dalam proses konseling, wawancara dapat digunakan sebagai aplikasi dari
metode komunikasi langsung, dimana konselor melakukan komunikasi
langsung (tatp muka) dengan klien. Metode ini disebut juga metode
individual.
Dalam aplikasinya, metode ini diterapkan dengan menggunkan bebrapa
teknik :
a) Percakapan pribadi, konselor melakukan dialog langsung tatap muka
dengan klien
b) Kunjungan ke rumah (home visit), monselor melakukan dialog dengan
klien yang dilaksanakan di rumah untuk mengamati keadaan rumah klien
dan lingkungannya
c) Kunjungan observasi kerja, konselor melakukan percakapan individual
sekaligus menhamati kerja klien di lingkungannya.
(Enjang, 2009)
4. Sosiometri
Sosiometri menunjukkan ukuran berteman. Jadi dengan sosiometri kita
dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman. Dengan
demikian besar sekali bantuan sosiometri untuk mendapatkan data anak-
anak, terutama hubungan dengan kontak sosialnya (Salahudin, 2010)
5. Tes
Tes merupakan suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan
dengan menggunakan soal-soal yang telah di pilih dengan seksama, yang
artinya dengan standar tertentu.
6. Studi Kasus
Studi kasus merupakan suatu metode penyelidikan untuk mempelajari
kejadian mengenai perseorangan. Dengan kata lain suatu metode untuk
menyelidiki riwayat hidup seseorang (Salahudin, 2010)

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan antara konselor dengan klien merupakan inti proses konseling
dan psikoterapai. Dalam proses konseling, terdapat tiga kondisi yang bisa
membantu atau menghambat proses konseling tergantung bagaimana hal itu
dinyatakan dan ditangani. Ketiga kondisi tersebut adalah pemindahan,
pemindahan balik, dan penolakan. Ragam teknik bimbingan dan konseling
sangat banyak dan beragam. Ragam teknik bimbingan dan konseling terdiri
dari ragam teknik bimbingan dan ragam teknik konseling.
Konselor harus melakukan upaya untuk mengenali masalah yang dihadapi
klien dengan mengumpulkan data tentang klien tersebut sebagai dasar untuk
‘deteksi’ terhadap masalah yang dihadapi klien. Terdapat beberapa metode
yang digunakan untuk mendapatkan data untuk bimbingan dan konseling,
diantaranya adalah observasi, questionnaire, wawancara, sosiometri, tes, dan
studi kasus.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arintoko. (2011). Wawancara Konseling di Sekolah. Yogyakarta: CV Andi


Offset.
Enjang. (2009). Komunikasi Konseling. Bandung: NUANSA.
Fathurrahman. (2002). Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan. Bandung:
Pustaka Adhigama.
Gibson, R., & H. Mitchell, M. (2010). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hikmawati, F. (2011). Bimbingan Konseling. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Nurihsan, A. J. (2010). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Belakang Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.
Purwati, S., Sugiyono, & Tajri, I. (2012). Model Bimbingan Kelompok dengan
Teknik Fun Game Untuk Mengurangi Kecemasan di Depan Kelas. Jurnal
Bimbingan Konseling, 82.
Salahudin, A. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia.
Subagyo, I. (2013). Bimbingan Kelompok dengan Teknik Outbound untuk
Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 112.
Walgito, B. (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier). Yogyakarta:
CV Andi Offset.
Winkell, W. (1989). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta:
Grasindo.

13

Anda mungkin juga menyukai