Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia di arahkan untuk mencapai

derajat kesehatan yang lebih tinggi dan pada pembangunan yang semakin pesat

ini bidang kesehatan di tuntut untuk lebih maju lagi. Fraktur atau patah tulang

merupakan salah satu insiden yang dapat terjadi bagi siapa saja baik pria, wanita,

orang tua dan anak- anak (Depkes RI,2007)

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7

juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang

mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki

prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar

46,2% dari insiden kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan suatu keadaan

dimana terjadi diintegritas tulang, penyebab terbanyak adalah insiden

kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga dapat berpengaruh

terhadap kejadian fraktur (Depkes RI, 2007).

Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak

dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah

menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi Dekade (zaman) Tulang dan

Persendian. Penyebab fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan lalu lintas ini, selain menyebabkan fraktur, menurut WHO, juga

1
menyebabkan kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar

korbannya adalah remaja atau dewasa muda (Depkes RI, 2008)

Dampak patologis yang timbul oleh karena terputusnya jaringan tulang

adalah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan proses lanjut dapat

menyebabkan infeksi yang sulit diatasi dan bahkan menimbulkan komplikasi

yang tidak di inginkan misalnya dapat terjadi osteomielitis ataupun kontraktur

yang menyebabkan cacat seumur hidupnya. Fraktur femur medial sinistra

(Terbuka) merupakan salah satu jenis fraktur yang lazim terjadi akibat trauma

tumpul maupun tarauma tajam, sementara proses penyembuhan yang

komprehensif sangat terganggu pada tindakan yang tepat dan benar secara sistem

perawatan adekuat. Secara umum fraktur dibagi menjadi dua, yaitu fraktur

tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup jika kulit diatas tulang yang fraktur

masih utuh, tetapi apabila kulit diatasnya tertembus maka disebut fraktur

terbuka. Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fraktur

transversal dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai

dengan penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fraktur kominutif diikuti

dengan kerusakan jaringan lunak yang lebih luas. Trauma tidak langsung

mengakibatkan fraktur terletak jauh dari titik trauma dan jaringan sekitar fraktur

tidak mengalami kerusakan berat. Pada olahragawan, penari dan tentara dapat

pula terjadi fraktur pada tibia, fibula atau metatarsal yang disebabkan oleh karena

trauma yang berulang. Selain trauma, adanya proses patologi pada tulang seperti.

tumor atau pada penyakit Paget dengan energi yang minimal saja akan

2
mengakibatkan fraktur. Sedang pada orang normal hal tersebut belum tentu

menimbulkan fraktur.

Asuhan keperawatan pada klien fraktur femur dilaksanakan melalui

pendekatan holistik keperawatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan di tuntut

untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada semua bidang tatanan

pelayanan keperawatan demikian juga terhadap klien dengan kasus orthopedic

(fraktur) . pendekatan keperawatan yang di lakukan harus bersifat holistik untuk

memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual. Hal ini yang membuat

penulis tertarik untuk mengambil judul asuhan keperawatan klien dengan Fraktur

Femur 1/3 Medial Sinistra (Terbuka) sebagai Karya Tulis Ilmiah.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan klien secara komprehensif pada

klien dengan fraktur femur 1/3 medial sinistra (Terbuka) pada klien An.SY,

dengan pendekatan biologis - psikologis – social dan spiritual.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah penulis

a. Dapat melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan

fraktur femur 1/3 medial sinistra (Terbuka) pada klien An.SY di ruangan

bedah wanita rumah sakit umum daerah jayapura.

3
b. Dapat menganalisa data serta menetapkan diagnosa keperawatan baik

aktual maupun potensial pada klien dengan fraktur femur 1/3 medial

sinistra (Terbuka) pada klien An.SY di ruangan bedah wanita rumah sakit

umum daerah jayapura.

c. Dapat merumuskan rencana keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan fraktur femur 1/3 medial sinistra (Terbuka) pada klien An.SY di

ruangan bedah wanita rumah sakit umum daerah jayapura.

d. Dapat mengimplementasikan rencana keperawatan klien dengan fraktur

femur 1/3 medial sinistra (Terbuka) pada klien An.SY di ruangan bedah

wanita rumah sakit umum daerah jayapura.

e. Dapat melakukan evaluasi hasil tindakan pelaksanaan asuhan keperawatan

pada klien dengan fraktur femur 1/3 medial sinistra (Terbuka) pada klien

An.SY di ruangan bedah wanita rumah sakit umum daerah jayapura.

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara

berkesinambungan pada klien dengan fraktur femur 1/3 medial sinistra

(Terbuka) pada klien An.SY di ruangan bedah wanita rumah sakit umum

daerah jayapura.

4
C. Metode Penulisan

Metode penulisan ini adalah metode deskriptif studi kasus tunggal

keperawatan tehnik pengumpulan data (Nursalam, 2001) adalah :

1. Wawancara / komunikasi

Ada dua teknik wawancara yang di lakukan :

a. Melakukan wawancara langsung dengan pasien dalam menggali informasi

yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.

b. Melakukan wawancara dengan orang terdekat seperti : orang tua,

suami/istri, anak, saudara dan teman.

2. Observasi

Dengan mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data

tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.

3. Studi dokumen

Penulisan menggunakan sumber–sumber dari buku serta data dari instansi

terkait yang dapat di gunakan sebagai sumber data yang akurat.

4. Pemeriksaan fisik.

Yaitu metode untuk mendapatkan data obyektif berfokus pada kemampuan

fungsional pasien yang terdiri dari :

a. Inspeksi yaitu : teknik melakukan observasi dengan indera penglihatan

sebagai suatu alat untuk menggumpulkan data berfokus pada ukuran

5
tubuh, warna, bentuk, posisi simetris dengan membandingkan hasil

normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan yang lainnya.

b. Palpasi yaitu : teknik menggunakan indera perabaan tangan dan jari – jari

untuk menggumpulkan data tentang suhu kulit (halus, kasar, turgor, bentuk

kelenjar vibrasi dan ukuran).

c. Perkusi yaitu : suatu teknik pemeriksaan dengan mengetuk untuk

membandingkan kiri dan kanan pada setiap permukaan tubuh bertujuan

untuk mengidentifikasikan lokasi, ukuran bentuk dan konsistensi jaringan.

d. Auskultasi yaitu : suatu teknik pemeriksaan dengan cara mendengarkan

suara–suara yang di hasilkan oleh tubuh dengan menggunakan alat

(stethoskope) dan alat penginderaan telinga.

5. Pemeriksaan diagnostik.

Yaitu pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap, kimia klinik dan Foto

rongsent.

D. Manfaaat Penulisan.

Semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis

sebagai pemahaman tentang proses asuhan keperawatan khususnya pada klien

An.SY dengan Fraktur Femur 1/3 Medial Sinistra(Terbuka), dan dapat dijadikan

bahan pertimbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagi

perkembangan mutu dan pelayanan keperawatan, bagi instansi pendidikan

Program D III Keperawatan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah

6
1. Bagi penulis.

a. Sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III

Keperawatan.

b. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan

asuhan keperawatan klien dengan Fraktur Femur 1/3 Medial Sinistra

(Terbuka).

c. Dapat menuangkan kreatifitas melalui penulisan dan dapat

membandingkan antara teori dengan kenyataan di lapangan yang di

hadapi.

2. Bagi institusi.

a. Lebih memicu institusi untuk lebih maju dan bersaing dalam hal mutu dan

kualitas pendidikan.

b. Meningkatkan kualitas wisudawan dan wisudawati sehingga mempunyai

nilai jual yang tinggi dan siap bersaing dengan alumnus–alumnus

perguruan tinggi yang lain.

c. Dapat menjalin hubungan kerjasama lintas program dengan instalasi

lainnya.

3. Bagi lahan praktek.

a. Bantuan tenaga professional dari sejawat yang dapat di gunakan untuk

membantu pelaksanaan kerja.

b. Mendapatkan hasil evaluasi sehingga dapat di gunakan sebagai cambuk

untuk lebih bersemangat dalam berkompetensi.

7
4. Bagi profesi.

a. Sebagai penambah gairah teman sejawat dalam menulis asuhan

keperawatan secara komprehensif yang ada.

b. Meningkatkan asuhan profesi kita sebagai perawat yang professional.

5. Bagi masyarakat.

a. Memajukan kesehatan masyarakat kita dalam hal kesehatannya secara

menyeluruh.

b. Mengajak masyarakat kekehidupan yang lebih baik.

c. Memperbaiki mutu kesehatan kita secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai