3.2 Dan 3.3 Studi Kelayakan Sosial Dan Lingkungan
3.2 Dan 3.3 Studi Kelayakan Sosial Dan Lingkungan
Menurut Depkes, studi kelayakan adalah hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari segala
aspek yang akan mendasari pendirian/pengembangan suatu rumah sakit, terkait dengan
penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru dilakukan maupun
lanjutan dari yang sudah ada.
Menurut Permenkes, studi kelayakan adalah gambaran kegiatan perencanaan rumah sakit secara
fisik dan nonfisik yang terdiri atas:
1) kajian kebutuhan pelayanan Rumah Sakit yang meliputi:
a. kajian demografi yang mempertimbangkan luas wilayah dan kepadatan penduduk
serta karakteristik penduduk yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan status
perkawinan;
b. kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan, tingkat
pendidikan, angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata
bruto;
c. kajian morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan sekurang-kurangnya
sepuluh penyakit utama, angka kematian (GDR, NDR), dan angka persalinan;
d. kajian kebijakan dan regulasi, yang mempertimbangkan kebijakan dan regulasi
pengembangan wilayah pembangunan sektor nonkesehatan, kesehatan, dan
perumah sakitan.
e. kajian aspek internal Rumah Sakit merupakan rancangan sistem-sistem yang akan
dilaksanakan atau dioperasionalkan, yang terdiri dari sistem manajemen
organisasi termasuk sistem manajemen unit-unit pelayanan, system unggulan
pelayanan, ariff teknologi peralatan, sistem tarif, serta rencana kinerja dan
keuangan.
2) kajian kebutuhan lahan, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, dan peralatan sesuai
kriteria klasifikasi Rumah Sakit yang akan didirikan yang meliputi:
a. Lahan dan bangunan Rumah Sakit harus dalam satu kesatuan lokasi yang saling
berhubungan dengan ukuran, luas dan bentuk lahan serta bangunan/ruang
mengikuti ketentuan tata ruang daerah setempat yang berlaku
b. Persyaratan lokasi meliputi :
i. Tidak berada di lokasi area berbahaya (di tepi lereng, dekat kaki gunung
yang rawan terhadap longsor, dekat anak sungai atau badan air yang dpt
mengikis pondasi, dekat dengan jalur patahan aktif/gempa, rawan tsunami,
rawan banjir, berada dalam zona topan/badai, dan lainlain).
ii. Harus tersedia infrastruktur aksesibilitas untuk jalur transportasi.
iii. Ketersediaan utilitas publik mencukupi seperti air bersih, jaringan air
kotor, listrik, jalur komunikasi/telepon.
iv. Ketersediaan lahan parkir.
v. Tidak berada di bawah pengaruh SUTT dan SUTET.
c. rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain;
i. jumlah, spesialisasi, dan kualifikasi sumber daya manusia; dan
ii. jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan mulai dari peralatan sederhana
hingga peralatan canggih.
Studi kelayakan untuk RS Mitra Soetta dilaksanakan sesuai pedoman yang sudah tertera pada
peraturan menteri kesehatan tersebut. Analisa studi kelayakan terbagi menjadi 2 yakni kelayakan
lingkungan (kebutuhan lahan) dan kelayakan sosial (kebutuhan pelayanan).
Lahan ini berbatasan dengan permukiman penduduk (di bagian utara), Industri PT Atri
Distribusindo (di bagian timur), Jalan Utama Soekarno Hatta (di bagian selatan), dan
Industri PT DLS Bandung (di bagian barat).
2. Rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain terbagi 2 yakni dalam
aspek sumber daya manusia dan aspek peralatan-peralatan yang digunakan. Sumber daya
manusia dapat diperoleh melalui proses rekruitmen pegawai, untuk tenaga medis dapat
ditentukan kualiifikasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Sementara itu, peralatan-
peralatan yang digunakan bergantung pada kelas rumah sakit. Dalam hal ini, RS Mitra
Soetta direncanakan dibangun sebagai Rumah Sakit Umum Kelas A. Daftar perlatan
kesehatan yang diutuhkan dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
3. Persyaratan lokasi
Haiiii
Wkwk
Kenapaah
Balikin aja beet gapapaaa kan ntar dikomputernya ada tanda kalo udh balikinn