Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

“MANEJEMEN ITIK PEDAGING”

NAMA : NURUL AHMAD RIDWAN DM

NIM : I11115507

KELAS : A (GANJIL

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSTITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017
BAB
. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan usaha peternakan unggas di Indonesia memberikan harapan


yang lebih baik bagi para peternak. Hal ini tercermin dari kontribusinya yang cukup
luas dalam memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan
terutama sekali dalam pemenuhan kebutuhan makanan bernilai gizi tinggi.
Itik dikenal juga dengan istilah bebek dalam (bahasa jawa). Itik berasal dari
Amerika Utara yang merupakan itik liar (anas mascha) atau mild malard. Dan yang
di pelihara hingga sekarang disebut aras demesticus (ternak itik). Jenis bibit unggul
yang diternakan khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik
mojosari, itik bali.
Salah satu usaha perunggasan yang cukup berkembang di Indonesia adalah
usaha ternak itik. Meskipun tidak sepopuler ternak ayam, itik mempunyai potensi
yang cukup besar sebagai penghasil telur dan daging. Jika dibandingkan dengan
ternak unggas yang lain, ternak itik mempunyai kelebihan diantaranya adalah
memiliki daya tahan terhadap penyakit. Oleh karena itu usaha ternak itik memiliki
resiko yang relatif lebih kecil, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan.
Keberadaan itik tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai nama sesuai
dengan lokasi tempat berkembangnya. Usaha peternakan itik telah banyak digeluti
oleh masyarakat dibeberapa daerah di Jawa Timur. Kabupaten Sumenep adalah salah
satu daerah yang sebagian besar masyarakatnya adalah peternak ayam dan itik.
Peternakan itik ini tidak memerlukan persyaratan khusus karenanya dapat
dilakukan oleh siapa saja. Namun, walaupun peternakan itik dapat dikembangkan
dimana saja, pengembanganya didaerah pertanian lebih mudah. Daerah pertanian
memiliki keungulan komparatif dari daerah lain karena memberi kemudahan dalam
memperoleh dedak dari pengilingan padi yang terdapat dilokasi tersebut. Dedak
merupakan bahan pakan utama pakan itik. Disamping itu daerah pertanian menjamin
tersedianya air bersih dalam jumlah yang cukup memadai untuk menunjang
pemeliharaan itik.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, permintaan masyarakat terhadap
komoditi ternak itik baik telur atau dagingnya terus mengalami peningkatan. Dapat
kita amati dilapangan, seperti rumah makan atau kedai yang menjual telur itik, teh
telur, warung bebek panggang, juga sebagai bahan adonan pembuat roti, obat/jamu,
dan lainnya. Permintaan ini hanya sebagian kecil yang terpenuhi akibat kurangnya
pengembangan usaha komoditi tersebut .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profit Komoditas Peternakan Itik Pedaging


Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan sub sector peternakan di
Indonesia adalah upaya untuk mencukupi kebutuhan pangan termasuk kebutuhan
akan protein hewani yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan kesadaran masyarakat untuk memperbaiki gizi khususnya protein
hewani. Kandungan gizi hasil ternak dan produk olahannya sampai saat ini diketahui
mempunyai nilai yang lebih baik dibandingkan dengan kandungan gizi asal
tumbuhan.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan peternakan untuk memenuhi
kebutuhan gizi maka pembangunan peternakan saat ini telah diarahkan pada
pengembangan peternakan yang lebih maju melalui pendekatan kewilayahan,
penggunaan teknologi tepat guna dan penerapan landasan baru yaitu efisiensi,
produktivitas dan berkelanjutan. Sub sektor peternakan dalam mewujudkan program
pembangunan peternakan secara operasional diawali dengan pembentukan atau
penataan kawasan melalui pendekatan sistem yang tidak dapat dipisahkan dari usaha
peternakan yaitu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Usaha
peternakan merupakan salah satu bagian usaha yang sangat baik untuk dikembangkan
dan hasil dari usaha peternakan juga sangat menguntungkan untuk dipasarkan.
Memiliki prospek usaha yang cukup potensial untuk dikembangkan maupun
untuk dipasarkan, baik usaha pokok maupun sebagai usaha sampingan, sehingga
sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat.
Usaha peternakan itik telah lama dikenal masyarakat. Model peternakan itik
kebanyakan menggunakan cara tradisional yang skala pemeliharaannya kecil dan
model pemberian pakan yang mengandalkan pakan alami. Saat ini berkembang bisnis
ternak itik untuk pemenuhan kebutuhan daging dan untuk kebutuhan telur yang sudah
ada sebelumnya. Seiring dengan semakin tumbuh warung makan serba bebek,
kebutuhan bebek pedaging tidak kalah banyak dengan bebek petelur. Selain itu
pemenuhan daging itik dari itik afkir saat ini sudah tidak mencukupi lagi. Prospek
dari usaha pemeliharaan itik petelurpun cukup baik mengingat konsumsi telur dari
tahun ke tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi intensif
maupun kearah intensif.

B. Manajemen Operasional Itik Pedaging


Pemeliharaan itik dilakukan secara intensif (dikurung atau dikandang) dengan
memperhatikan segala kebutuhan ternak itik tersebut seperti: makanan yang cukup
kualitas dan kuantitas, perkandangan yang memenuhi persyaratan, pemilihan bibit
yang baik serta pemeliharaan dan pencegahan penyakit yang lebih baik.
 Metode Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan adalah untuk menghasilkan telur dan penjualan itik afkir
jika tidak berproduksi lagi. Metode pemeliharaan dilakukan secara intensif dimana
itik dikandangkan dengan pemberian makan dan minum di kandang.

 Pakan
Pakan DOD umur 1 – 3 minggu ( 20 hari ) sebaiknya menggunakan pakan
pabrikan (concentrate). Yang sering digunakan oleh pakan ayam pedaging. Multi
vitamin dan antibiotik dan prebiotik (vitachick, trimechin dan SOC dari HCS ) harus
tersedia. Frekuensi pemberian pakan kalau bisa diusahakan lebih banyak dan teratur.
Keuntungan yang akan didapat adalah pertumbuhan yang cepat dan seragam, dan
kondisi makan harus fresh dan terkontrol.

Setelah umur 3 minggu (21 hari) pakan bisa diganti dengan komposisi 1
bagian konsentrat dan 2 bagian pakan buatan sendiri (dalam hal ini kami membuat
dengan sistem fermentasi Tehnologi Mikroba Metriks yaitu SOC dari PT HCS).
Kadar protein yang dibutuhkan antara 16 – 22 % dengan Energi Metabolisme sekitar
2900 – 3000 kkal/kg.

Kebutuhan pakan dan minum untuk 100 ekor :

Umur Jumlah Pakan Jumlah minum Keterangan


(Minggu) Kg/Hari Kg/Minggu Liter/hari
1 1,7 12 2 12
2 4,8 34 4 34
3 6,6 47 8 25 +12
4 9,1 64 16 20 +44
5 10 70 25 18+52
6 12 84 30 14 +60
Jumlah 12764

itik petelur sangat ditunjang dengan penyediaan makanan yang cukup setiap
harinya. Teknis dan pola pemberian pakan memegang peranan penting terhadap
pertumbuhan, perkembangan dan produksinya. Pakan diberikan 2x sehari, dengan
komposisi pakan sebagai berikut:
a. Dedak
b. Jagung
c. Kosentrat
d. Tepung ikan
e. Mineral, vitamin dan grit
Air minum tersedia sepanjang waktu dengan cara menempatkan pada tempat
yang sudah disediakan dalam kandang. Jumlah pakan yang diberikan adalah 150
kg/hari untuk 1000 ekor itik. Selain itu itik juga diberikan tambahan makanan berupa
sayur-sayuran.

 Jenis Itik yang Akan Dipelihara


Jenis itik yang akan dipelihara dalam usaha ini adalah itik petelur yang telah
berumur 6 bulan dan siap bertelur.
 Tata Letak Kandang
Kandang yang digunakan adalah kandang dengan konturksi semi permanen.
Atap kandang dibuat dari rumbia dan untuk menunjang kebersihan kandang perlu
peralatan sperti gerobak, cangkul sekop, tempat pakan, tempat minum.
1 : tempat bertelur dan berteduh
2 : tempat halaman/pekarangan siang hari
3 : tempat pakan
4 : tempat minum
5 : kolam pemandian itik
 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunak untuk kelancaran usaha pemeliharaan itik petelur
terdiri dari anggota kelompok yang serius untuk mengarap usaha pemeliharaan itik
petelur ini. Bagi anggota kelompok nantinya akan diberikan petunjuk-petunjuk teknis
sehingga usaha pemeliharaan dapat berjalan lancar.

 Manajemen Produksi
Beberapa hal penting yang sangat diperlukan untuk dilaksanakan dalam usaha
pemeliharaan itik petelur ini antara lain:
a. Pemeliharaan dan pengunaan bibit
Bibit yang akan dipelihara dipilih yang telah berumur 6 bulan
b. Pemberian pakan dan air minum

Itik juga diberikan makanan tambahan berupa sayur-sayuran. Jadi harga pakan
dalam campuran 1 kg jika ditambahkan sayur-sayuran adalah Rp 2.907;-. Air minum
tersedia sepanjang waktu dengan cara menempatkan pada tempat yang sudah
disediakan dalam kandang.

c. Pencegahan dan penangulangan penyakit


Sebelum dikandangkan, maka dilakukan tindakan proventif sebagai berikut:
1. Kandang harus disucikan terlebih dahulu
2. Kandang selalu bersih dan kering
3. Pemberian obat jika ada itik yang sakit
4. Alat-alat yang berbahaya harus dijauhkan

d. Operasional Produksi
Rencana pengembangan usaha pemeliharaan itik petelur dimulai pada umur 6
bulan / umur dewasa / masa awal produksi sampai itik berumur 30 bulan :
1. Itik dipelihara pada kandang sistem Ren atau semi intensive, dimana disiang hari itik
dilepaskan atau dikeluarkan kehalaman dan pada malam hari masuk kembali
kekandang tempat istirahat atau bertelur
2. Kandang dibagi atas 6 sekat atau kelompok yang dibatasi pagar anyaman bambu.
Masing – masing kelompok berjumlah + 83 ekor
3. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum
4. Pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam sehari
5. Pakan disusun dengan formulasi sendiri
6. Pengadukan pakan dilakukan 1 kali dalam seminggu

. Strategi Pemasaran Itik Pedaging


Banyak orang yang masih menyangsikan bisa menjual itik siap potongnya
kalau sudah waktunya panen. Hal itu memang tidak bisa dipungkiri keberadaannya,
oleh karenanya sebelum memulai beternak itik jantan potong informasi akan pasar
semestinya sudah diketahui dan dikuasai. Jangan terlebih dulu memproduksi suatu
barang sebelum memperoleh gambaran yang jelas tentang jalur pemasaran nantinya.
Maka tak heran kalau banyak sector produksi apa saja yang bergelimpangan alias
bangkrut karena tidak memikirkan sebelumnya masalah pemasaran barang yang akan
diproduksinya dan seyogyanya kejadian tersebut bisa menjadi pembelajaran untuk
kita.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memasarkan itik jantan siap potong,
diantaranya melakukan penetrasi dengan mendatangi langsung warung-warung
penyedia menu daging itik baik warung-warung pinggir jalan, rumah makan lesehan
(resto), restoran atau bahkan supermarket . Tawarkan kepada mereka bahwa anda bisa
mensuplai itik jantan siap potong secara kontinyu dan produk yang anda tawarkan
mempunyai spesifikasi dan keunggulan tertentu seperti : daging itik muda, lebih
gurih, berat seragam, daging lebih tebal dan keunggulan-keunggulan lainnya. Kalau
ternyata tidak mau menerima juga maka carilah pengepul itik yang bisa menampung
itik panenan anda, memang ada selisih harga kalau kita menjual itik kepada pengepul,
akan tetapi itu setidaknya bisa membantu penjualan itik kita untuk sementra waktu.
Rumah makan besar atau restoran biasanya mempunyai pengepul tetap yang
berfungi menjaga stabilitas ketersediaan barang. Untuk restoran semacam ini kita
memang tidak bisa masuk kecuali lewat pengepul tetap yang dipercaya oleh pihak
rumah makan atau restoran tersebut. Untuk mensiasatinya adalah dengan mencari
informasi di mana keberadaan pengepul tetap tersebut. Mintalah info kepada juru atau
tukang masak rumah makan tersebut karena biasanya mereka saling kenal. Kalau
masih tetap tutup mulut bolehlah anda menyempatkan waktu satu-dua hari untuk
menunggu (nyanggong) pengepul tetap datang ke rumah makan tersebut. Jangan
menganggap waktu menunggu adalah hal yang sia-sia, karena sekali anda mengetahui
informasi pengepul tersebut bisa jadi dia akan menjadi mitra anda selamanya.
Berdasarkan pengalaman, peternak itik jantan siap potong tidak susah dalam
memasarkan produknya, karena pengepul sendirilah yang akan datang ke kandang
mereka secara berkala. Para pengepul lebih senang kalau tersedia itik jantan siap
potong dalam jumlah besar di satu tempat (missal. 1000 ekor). Keberadaan pengepul
ini tentunya sangat membantu peternak karena peternak tidak perlu repot-repot
memasarkan atau mencari pasar untuk produknya. Bahkan kalau peternak bisa
menyediakan barang secara kontinyu yaitu itik jantan siap potong maka itu lebih baik.
Tapi jangan lupa untuk sesekali meluangkan waktu jalan-jalan ke pasar unggas untuk
mengetahui perkembangan informasi harga.
Membentuk suatu perkumpulan atau paguyuban peternak itik seperti KTTI
dan yang lainnya ada untungnya juga. Pembentukan KTTI atau lainnya akan bisa
menaikkan kredibilitas usaha yang kita jalani meskipun secara kelompok. Tidak
sedikit KTTI yang sudah terbentuk dengan mudah mendapatkan bantuan baik
permodalan atau masalah pemasaran. Akan tetapi perlu kiranya diwaspadai siapa
yang menjadi anggota KTTI tersebut, pilihlah anggota-anggota yang siap dan bisa
bekerja sama dengan mengedepankan sikap kejujuran. Insyaallah dengan berbekal
kejujuran, saling bekerjasana dan optimis yang tinggi, KTTI yang kita bentuk akan
bisa bersaing dan berkembang
Cara paling efektif untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang
adalah melakukan kontrak atau perjanjian kerjasama dengan pihak tertentu.
Perjanjian kerjasama biasanya menyangkut masalah harga dan jangka waktu
kerjasama. Hal ini akan menguntungkan bagi kedua belah pihak, dimana pihak
peternak akan merasa aman dan tidak perlu khawatir itiknya tidak laku terjual
sedangkan bagi pengepul sendiri merasa terbantu dengan ketersediaan itik dalam
jangka waktu tertentu.

E. Analisa Usaha Peternakan Itik Pedaging

Analisa Usaha Bebek Itik Jantan Sebagai Bebek Pedaging / Potong :


DI ASUMSIKAN USAHA SETIAP SATUAN : 100 EKOR.
BIAYA INVESTASI :
(DI ANSUMSIKAN KANDANG PEMELIHARAAN BERUPA BOX & LITTER
SUDAH ADA, LIHAT DI SERI TEKNIS BUDIDAYA)

 Biaya pembelian DOD JANTAN : @ Rp.4.000,- x 100e = Rp.400.000,-

 Biaya pembelian pakan : (1 sak BR1 = Rp.235.000,-) + (1 sak Konsentrat CP


144 = Rp.290.000,-) + (100 kg Cabie / Bekatul = Rp.230.000,-) =
Rp.755.000,-

 Biaya lampu, litter, Obat2an, TK dll = Rp.50.000,-

TOTAL BIAYA = Rp.1.205.000,-

 Asumsi panen (deflesi 5%) = 100 ekor x (-5%) = 95 ekor.

 Harga jual bebek umur 40 hari : Rp.15.000,- ~ Rp.16.000,- / ekor.

 Pendapatan panen : 95 ekor x Rp.15.000,- = Rp.1.425.000,-

 ~> (biaya pokok per ekor : 1.205.000,- / 95 ekor = Rp.12.685,-)

SEHINGGA : KEUNTUNGAN

 LABA BERSIH PER 100 EKOR = Rp.220.000,- ato Rp.2.300,- / ekor.


 ROI (RETURN ON INVESTMENT) = (Rp.220.000,- / Rp.1.205.000,-) x
100% = 18,25%.

(SUATU RETURN YANG SANGAT BAGUS SKALI HANYA DALAM WAKTU


: 40 HR)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditulis pada makalah ini adalah
1. Profit komoditas peternakan itik pedaging yaitu untuk mencukupi kebutuhan pangan
termasuk kebutuhan akan protein hewani yang semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat untuk memperbaiki gizi
khususnya protein hewani.
2. Manajemen operasional itik pedaging yaitu Pemeliharaan itik dilakukan secara
intensif (dikurung atau dikandang) dengan memperhatikan segala kebutuhan ternak
itik tersebut seperti: makanan yang cukup kualitas dan kuantitas, perkandangan yang
memenuhi persyaratan, pemilihan bibit yang baik serta pemeliharaan dan pencegahan
penyakit yang lebih baik.
3. Peluang pasar ( permintaan dan suplay ternak ) itik pedaging yaitu perkembangan
kuliner di tanah air saat ini dan akan datang yang semakin berkembang untuk
berlomba – lomba untuk menciptakan kuliner – kuliner baru agar restoran / warung
makan / depot mempunyai masakan khas sehingga dapat menarik pelanggan baru
sehingga Kondisi tersebut akan memunculkan titik balik dimana akan ditandai
dengan bertambahnnya permintaan akan daging bebek tersebut sehingga permintaan
akan daging bebek dimasa yang akan datang akan semakin banyak.

4. Strategi pemasaran itik pedaging yaitu melakukan penetrasi dengan mendatangi


langsung warung-warung penyedia menu daging itik baik warung-warung pinggir
jalan, rumah makan lesehan (resto), restoran atau bahkan supermarket.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Budidaya Ternak Itik http://www.ristek.go.id/. Diaskes tanggal 25 Februari


2011.
Hardianawati.2006. Strategi Analisis SWOT. http://tumoutou.net/mm_ku/sm/006/
hardianawati.Pdf. Diaskes tanggal 27 Februari 2011.
http://jokountoro.blogspot.com/2012/01/penyakit-entok.html
http//:www.depdiknas. go. Id/balitbang/publikasi/jurnal/no.026 analisis_swot _gatot.htm (24
Februari 2001).
Rasyaf. 1996. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rumawas, I. 1995. Sifat fisik dan Kualitas Telur. Fakultas Kedokteran Hewan, IPB
Bogor.
Simamora. 2001. Memenngkan Pasar dan Pemasaran Efektif dan Profitabel. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Sukirno, S. 1999. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Edisi Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
.

Anda mungkin juga menyukai