7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
[Al Fatihah:7]
Setelah Allah swt mengajarkan kepada hamba-Nya untuk memohon agar selalu
dibimbing-Nya menuju jalan yang lurus dan benar, pada ayat ini Allah
menerangkan apa jalan yang lurus itu. Sebelum Al-Qur'an diturunkan, Allah
telah menurunkan kitab-kitab suci-Nya yang lain, dan sebelum Nabi
Muhammad diutus, Allah telah mengutus rasul-rasul, karena sebelum umat
yang sekarang ini telah banyak umat terdahulu.
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, dan kita diajari
agar memohon kepada-Nya, agar diberi-Nya taufik dan bimbingan sebagaimana
Dia telah memberi taufik dan membimbing mereka. Artinya sebagaimana
mereka telah berbahagia dalam aqa'id, dalam menjalankan hukum-hukum dan
peraturan-peraturan agama, serta telah mempunyai akhlak dan budi pekerti yang
mulia, maka demikian pula kita hendaknya. Dengan perkataan lain, Allah
menyuruh kita agar mengambil contoh dan teladan kepada mereka yang
terdahulu.
Timbul pertanyaan: mengapa Allah menyuruh kita mengikuti jalan mereka yang
terdahulu itu, padahal dalam agama kita ada pelajaran-pelajaran, hukum dan
petunjuk-petunjuk yang tak ada pada mereka. Jawabnya: sebetulnya agama
Allah itu adalah satu. Kendatipun ada perbedaannya, tetapi perbedaan itu pada
YUSWANIYAH|#Y2P_INH|#MDAA|1 of 2
7:الفاتحة
Di dalam sejarah banyak ditemukan orang yang dimurkai Allah, sejak di dunia
mereka telah diazab Allah, sebagai balasan yang setimpal bagi keingkaran dan
sifat angkara murka mereka. Umpamanya kaum 'ad dan samud yang telah
dibinasakan oleh Allah. Sampai sekarang masih ada bekas-bekas peninggalan
mereka di Jazirah (semenanjung) Arab. Begitu juga Fir'aun dan kaumnya yang
telah dibinasakan Allah di Laut Merah. Mumi Fir'aun sampai sekarang masih
tersimpan di museum di Mesir.
Orang-orang yang sesat ialah mereka yang tidak betul kepercayaannya, atau
tidak betul pekerjaan dan amal ibadahnya serta rusak budi pekertinya. Bila
akidah seseorang tidak betul, atau pekerjaan dan amal ibadahnya salah, dan
akhlaknya telah rusak, akan celakalah dia, dan kalau suatu bangsa berada pada
situasi seperti itu akan jatuhlah bangsa itu.
Maka dengan ayat ini Allah mengajari hamba-Nya untuk memohon kepada-Nya
agar terjauh dari kemurkaan-Nya, dan terhindar dari kesesatan. Di dalamnya
juga tersimpul perintah Allah agar manusia mengambil pelajaran dari sejarah
bangsa-bangsa yang terdahulu. Alangkah banyaknya dalam sejarah kejadian-
kejadian yang dapat dijadikan iktibar dan pelajaran. Di dalam Al-Qur'an banyak
ayat yang berkenaan dengan kisah umat dan bangsa-bangsa yang dahulu.
Memang tak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya kepada jiwa manusia
daripada contoh-contoh orang dan perbandingan-perbandingan yang terdapat
dalam kisah-kisah dan sejarah.
YUSWANIYAH|#Y2P_INH|#MDAA|2 of 2