Anda di halaman 1dari 38

I.

IDENTIFIKASI MASALAH

Di dalam suatu masalah ada dua pengaruh/penyebab munculnya


permasalahan yaitu:
A. Masalah Internal
Yang timbulnya dari dalam diri individu tersebut.

B. Masalah Eksternal
Yang timbulnya dari luar diri individu tersebut.

Didalam merumuskan suatu masalah (formulasi masalah) dibuat


kesimpulan “Apa yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut ?”
Yaitu:
a. Kurangnya keterampilan yang dimiliki pencaker (internal)
b. Terbatasnya lowongan pekerjaan (eksternal)
c. Tekanan orang tua yang memaksakan anak untuk memilih jenis
pekerjaan tertentu (eksternal)
d. Persepsi sosial budaya mengenai jenis pekerjaan tertentu (eksternal)
e. Kurangnya informasi mengenai pekerjaan dan dunia kerja
(internal/eksternal)
f. Kurangnya pemahaman terhadap potensi diri (internal)
g. Pekerjaan tidak sesuai dengan potensi dan bakatnya (eksternal)
h. Kesulitan ekonomi sehingga menghambat pemilihan karir (eksternal)
i. Kurangnya pemahaman dunia kerja pada masa sekolah
(internal/eksternal)
j. Kurangnya keterampilan untuk memilih pekerjaan yang tepat (internal)
k. Pola karir yang masih belum jelas (eksternal)

Sehingga bisa disimpulkan bahwa:


a). Masalah eksternal lebih besar dari masalah internal
b). Masalah internal lebih mempengaruhi diri dibandingkan
dengan masalah eksternal.
c). Perlu mengetahui masalah pribadi untuk mengatasi masalah
internal.
II. Definisi Karir

Menurut Arthur, Hall dan Lawrence (dalam seligman, 1994) Karir adalah
Rangkaian perkembangan pengalaman kerja seseorang selama hidupnya.
Terbentuknya karir seseorang dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor,
antara lain psikologis, sosiologis, pendidikan, fisik, ekonomi dan
kesempatan.
Karir memiliki banyak fungsi baik bagi seseorang maupun masyarakat di
sekitarnya. Super dalam seligman (1994) mengatakan bahwa karir dapat
memenuhi 3 (tiga) kebutuhan utama seseorang, yaitu :
1. Kebutuhan akan hubungan manusia (pengakuan, kemandirian, dan
sebagainya).
2. Kebutuhan akan aktivitas (kreativitas, penggunaan keterampilan,
dan sebagainya)
3. Kebutuhan Mata pencaharian (gaji, bonus, dan sebagainya).
Selain itu karir juga dapat memenuhi kebutuhan akan identitas, seperti
kepercayaan diri, aktualisasi diri, dan lain-lain.

Perkembangan karir

Perkembangan karir merupakan proses seumur hidup dan terdiri dari


beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Pertumbuhan (usia 0-14 tahun)
Anak mulai membentuk konsep dunia kerja sejak usia yang masih dini
dan belum masuk sekolah. Mereka mengamati kegiatan orang tuanya,
dan pekerjaan orang-orang yang berada disekitar dirinya. Dimulai dari
sekedar rasa ingin tahu mengenai hal-hal yang dikerjakan oleh orang-
orang sekitarnya. Pada usia 4-10 tahun anak mulai menunjukkan minat
terhadap berbagai pekerjaan dan berangan-angan menjadi seperti
seseorang yang diinginkannya. Pada usia yang lebih tua yaitu 11-14 tahun
minat anak umunnya sudah terbentuk. Ia sudah mulai memilih pekerjaan
yang mendekati minatnya. Ia tidak lagi mempertanyakan hal apa yang
aku suka? Tapi hal apa yang dapat dilakukan dengan baik? Mereka juga
mulai mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
dikaitkan dengan karir yang diinginkannya.
b. Tahap Eksplorasi ( usia 15 – 24 tahun)
Pada masa ini, perkembangan karir sudah bersifat internal. Remaja yang
beranjak dewasa mulai dapat melihat bidang pekerjaan yang sesuai
dengan pilihan pribadinya. Pada usia 18-21 tahun mereka mengalami
masa transisi, meninggalkan dunia sekolah menengah atas menuju
pekerjaan atau pendidikan yang lebih tinggi. Mereka mulai mempersempit
pilihan karir dan mengarahkan tingkah laku agar dapat bekerja pada
bidang tertentu, diantaranya dengan memilih bidang studi tertentu di
bangku kuliah. Pada usia 22-24 tahun mereka menyelesaikan masa
sekolah dan menekuni dunia kerja yang dipilihnya. Saat ini komitmen
mereka pada pekerjaan masing sangat rendah sehingga mudah berhenti
apabila mereka tidak cocok.

c. Tahap Penetapan (usia 25 – 44 tahun)


Pada tahap ini seseorang disebut dewasa muda, dan mulai stabil dengan
mulai membangun posisinya ditempat kerja dan berusaha menampilkan
prestasi kerja yang memuaskan. Hubungan yang baik dengan rekan kerja
juga terbentuk, dan selanjutnya seiring dengan peningkatan level
tanggung jawab, mereka mulai memikirkan jenjang karirnya dalam
pekerjaan.

d. Tahap Pemeliharaan (45 – 65 tahun)


Tahap ini dijalani pada saat seseorang memutuskan untuk tetap bertahan
pada pekerjaan yang sudah dijalani pada tahap-tahap sebelumnya.
Sebelum memasuki tahap ini seseorang biasanya bertanya kepada dirinya
dan meminta saran kepada teman dan keluarganya mengenai pekerjaan
yang sedang ditekuninya. Bila ia bertahan, ia selalu berusaha untuk
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya serta menemukan
inovasi/tantangan baru dalam menjalankan rutinitasnya. Sebaliknya jika ia
memutuskan untuk pindah kerja, maka ia harus mengulang tahap
eksplorasi dan tahap penetapan.
e. Tahap Penurunan (diatas 65 tahun)
Setelah berada pada tahap pemeliharaan yang panjang, seseorang
mengalami penurunan energi dan minat pada pekerjaannya. Pada
akhirnya ia mengurangi pekerjaannya dan menyerahkannya kepada yang
lebih muda, serta mempersiapkan masa pensiun.
Pengelompokan usia diatas merupakan perkiraan dan bukan sesuatu
yang mutlak. Meskipun begitu, melompati suatu tahapan dalam siklus
normal dapat menghambat tahap selanjutnya. Dengan perkataan lain,
keberhasilan seseorang pada satu tahap tergantung pada keberhasilan
tahap sebelumnya. Seseorang yang gagal dalam tahap eksplorasi,
sebagai contoh akan memilih pekerjaan yang kurang sesuai dengan
dirinya.

Perencanaan Karir

Perencanaan karir diartikan sebagai tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah
pekerjaan yang telah dipilih melalui pertimbangan yang matang. Adapun
manfaat dari tujuan karir adalah:
1. Membantu individu untuk tetap fokus dalam membuat keputusan
mengenai apa yang akan dilakukannya untuk hidup
2. Sebagai petunjuk atau pedoman individu dalam menjalankan
aktivitas kehidupannya agar tidak sering berpindah pekerjaan.

Setiap tujuan menimbulkan satu pengharapan, demikian pula dengan tujuan


karir. Adanya pengharapan akan membantu seseorang agar tetap
bersemangat meraih tujuannya, tidak mudah bosan dan menyerah, dan dapat
mendatangkan kepuasan saat tujuan tersebut tercapai.

Dengan adanya perencanaan karir, seseorang terbantu untuk


memaksimalkan potensi dan kepuasan dalam bekerja. Hal tersebut juga
dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan bahwa ia lah yang memiliki
kekuatan untuk memutuskan dan melakukan apa yang diinginkannya untuk
encapai tujuan. Disamping itu, perencanaan karir dapat membantu dalam
membuat pertimbangan dan memperkirakan langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Langkah-langkah dalam perencanaan dan pemilihan karir

A. 1. Pemahaman Diri
Pemahaman diri terkait dengan pengetahuan seseorang mengenal
kekuatan-kekuatan yang dimilikinya (bakat, kemampuan, dan minat),
keterbatasan-keterbatasan dirinya, nilai-nilai yang dianut, ambisi, dan
sebagainya. Dengan memahami dirinya diharapkan seseorang dapat
mencari dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Adapun
faktor personal yang berperan dalam perencanaan dan pemilihan
karir adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan
Kemampuan merupakan hal atau apa yang seseorang dapat
dilakukan pada saat ini atau potensial dapat dilakukannya di masa
yang akan datang. Kemampuan mencakup, diantaranya
intelegensi. Intelegensi berkaitan dengam kemampuan
seseorang dalam membuat satu keputusan. Seseorang yang
cerdas biasanya lebih mungkin memilih pekerjaah yang sesuai
dengan kemampuan dan minat yang dimilikinya. Pada orang
yang kurang cerdas, akan lebih sulit baginya dalam memilih
pekerjaan yang realistis yang sesuai dengan dirinya sendiri.
Selain itu, intelegensi juga dapat menentukan sejauhmana
seseorang dapat menguasai satu pekerjaan dan meraih
keberhasilan. Meskipun begitu, Intelegensi, (dalam hal ini IQ),
bukan merupakan jaminan akan diraihnya suatu kesusesan dalam
bekerja. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kegagalan
dan kesuksesan seseorang dalam pekerjaannya, seperti bakat,
minat, kepribadian dan sebagainya.

b. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi atau ciri yang dianggap sebagai tanda
dari kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan khusus tertentu. Dengan demikian, bakat dapat
menjadi bekal yang memungkinkan seseorang untuk memasuki
bidang pekerjaan tertentu. Berbagai contoh bakat adalah
kemahiran bahasa (kemampuan verbal), penalaran numerik
(kemampuan berhitung), pengamatan ruang, kemampuan seni,
ketangkasan fisik, dan lain sebagainya.

c. Minat
Minat diartikan sebagai kecenderungan yang menetap pada
seseorang untuk merasa tertarik pada satu bidang tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan bidang tersebut. Minat dapat menentukan
bidang ilmu dan pekerjaan yang akan dipilih serta berpengaruh
terhadap kesuksesan yang diraihnya. Seseorang yang berminat
dengan angka bisa mendorongnya untuk memilih jurusan
matematika dan bekerja sebagai akuntan, misalnya. Selain itu
seorang pegawai yang memang berminat dengan pekerjaan
mengetik sebagai sekretaris akan lebih bersemangat menjalankan
tugas sehari-hari.

d. Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang menjadi pedoman dan pegangan
seseorang dalam hidupnya. Oleh karena itu, nilai memegang
peranan penting dalam keseluruhan tingkah laku seseorang dan
mempengaruhi cita-cita dan bidang pekejaan yang akan dipilih
dan ditekuninya. Seseorang yang menganggap kegiatan
menolong orang lain memiliki nilai yang tinggi dan berharga, bisa
saja bercita-cita ingin menjadi sukarelawan di daerah bencana
atau menjadi perawat. Sedangkan seseorang yang menganggap
kepastian status dan jaminan hidup masa tua sebagai salah satu
yang penting, kemudian berharap menjadi pegawai negeri.

e. Kepribadian
Pemahaman yang tepat mengenai kepribadian, seperti
kebutuhan, sifat dapat membantu seseorang menemukan hal
yang diinginkan dan perlu dikembangkan agar dapat meraih
keinginannya. Seseorang yang mengenali dirinya memiliki sifat
periang, senang berbicara dan gemar bertemu dengan orang lain,
dapat mengarahkan dirinya pada bidang pekerjaan yang sesuai
dengan sifat-sifatnya tersebut, seperti sebagai tenaga penjual
(sales), tenaga hubungan masyarakat dan sebagainya. Bila
pekerjaan sesuai dengan sifat dan kebutuhan pribadi seseorang,
maka diharapkan ia akan merasa lebih puas, bahagia dan
tertantang untuk mencapai yang terbaik dalam pekerjaannya.
Sebaliknya, jika pekerjaan yang dipilihnya kurang atau tidak
sesuai dengan kepribadiannya, biasanya ia menjadi tidak puas,
kurang bahagia dan ingin berganti pekerjaan.

2. Pengetahuan mengenai pekerjaan (vokasional)


Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai keadaan dan kebutuhan
diri sendiri (memahami diri) seseorang perlu mengetahui bidang
pekerjaan yang tesedia agar dapat memilih pekerjaan yang sesuai.
Informasi yang perlu diketahui mengenai pekerjaan, diantaranya
persyaratan untuk memperoleh sebuah pekerjaan, deskripsi pekerjaan,
keuntungan dan kerugian pekerjaan, kompensasi (gaji, bonus dll)
dserta kemungkinan-kemungkinan yang dapat diperoleh (promosi,
peningkatan karir, dsb). Informasi yang kurang mengenai bidang
pekerjaan bisa membuat seseorang membuat pilihan yang kurang
sesuai. Sebaliknya, bila terlalu banyak informasi tanpa disertai
bimbingan yang tepat dapat membuat seseorang bingung dan
menunda dalam membuat keputusan karir.
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang mengenai pekerjaan (vokasional) adalah:

a. Keluarga
Harapan dan pandangan orang tua, saudara kandung maupun
keluarga lainnya mengenai pendidikan dapat mempengaruhi
pemilihan seseorang. Hal ini dikarenakan sejak kecil ia terbiasa
melihat dan mendengar tentang pekerjaan orang tuanya. Tidak
sedikit orang yang akhirnya mengikuti jejak karir orang tuanya.
Pengaruh keluarga bisa berarti positif dan negatif. Remaja dengan
orang tua yang memiliki standar status karir yang baik, biasanya
akan berusaha mencari status karir yang tinggi. Namun orang tua
yang memaksakan kehendaknya dan memberikan tekanan yang
berlebihan pada akhirnya akan dipilih anak, hanya akan
mendatangkan perasaan kurang puas dan tidak berbahagia pada
anak.

b. Teman sebaya
Teman sebaya dapat memiliki pengaruh terhadap perkembangan
karir seseorang. Sama halnya dengan pengaruh keluarga terhadap
remaja, teman sebaya, yang memiliki standar status karir yang baik
juga dapat mempengaruhi remaja untuk berusaha mencari status
karir yang lebih tinggi pula, meskipun dia berasal dari kalangan
berpenghasilan atau berpendidikan rendah.

c. Sekolah
Sekolah merupakan pijakan awal dimana seseorang pertama kali
berkenalan dengan dunia kerja. Sekolah memberikan kesempatan
kepada seseorang untuk mengembangkan diri melalui
pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan dan kelak
dibutuhkan saat bekerja. Melalui pelajaran seperti bimbingan karir,
siswa diperkenalkan dengan berbagai lapangan pekerjaan dan
informasi pendidikan tinggi yang terkait dengan pekerjaan yang
diinginkan.

d. Gender
Perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi pemilihan karir
seseorang, dan hal ini biasanya karena pengaruh pengalaman
sosialisasi dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sejak kecil
secara tidak langsung anak-anak diajarkan mengenai pekerjaan
yang dianggap maskulin dan feminin. Anak perempuan diarahkan
kepada pekerjaan feminin seperti perawat, guru taman kanak-
kanak, sedangkan anak laki-laki diarahkan pada pekerjaan seperti
teknisi, pengemudi. Oleh karena itu masyarakat akan memandang
kurang wajar bila laki-laki bercita-cita menjadi perawat, atau
perempuan ingin bekerja sebagai montir. Apabila hal ini terjadi
maka dapat membuat orang tersebut merasa kurang dihargai dan
berbeda dibandingkan dengan yang lainnya.

Laki-laki dan perempuan sebenarnya memiliki motivasi berprestasi


yang setara dalam pekerjaan dan memiliki kesempatan yang sama
untuk mencapai puncak karir. Namun peran sebagai istri dan ibu
sering kali membuat kebanyakan perempuan pada akhirnya tidak
memikirkan karir yang akan dicapai secara serius. Berbeda halnya
dengan laki-laki yang biasanya akan memilih suatu pekerjaan yang
tetap dan benar-benar mempersiapkan diri untuk mencapai
pekerjaan tersebut.

e. Kemewahan dan gengsi


Banyak remaja yang memilih pekerjaan hanya berdasarkan
kemewahan dan gengsi yang mereka lihat, yang biasanya dari
pakaian yang dikenakan oleh para pekerja. Pegawai yang
mengenakan pakaian resmi dan bagus dianggap lebih bergengsi
daripada pegawai yang tidak mengenakan pakaian seperti itu.
Selain itu remaja biasanya terpaku pada jabatan yang
menggunakan istilah asing, tanpa mengetahui secara jelas tentang
deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan.

3. Menghubungkan pemahaman diri dengan pengetahuan mengenai


pekerjaan untuk membuat keputusan karir.

Langkah terakhir dalam perencanaan karir adalah menyesuaikan


antara kemampuan, keahlian, kelemahan, bakat, minat yang dimiliki
dengan informasi mengenai berbagai bidang pekerjaan. Berdasarkan
penyesuaian tersebut seseorang diharapkan membuat keputusan
mengenai pilihan karir yang akan diambilnya. Dalam rangka membantu
agar komitmen terhadap keputusan tersebut dapat bertahan sampai
mencapai karir yang diinginkan, maka seseorang perlu membuat
penetapan tujuan.
Penetapan tujuan adalah memutuskan apa (pengetahuan / keahlian /
keterampilan tertentu) yang ingin dicapai dan bergerak secara
bertahap menuju pencapaian tujuan. Penetapan tujuan dapat
memperbaiki kinerja seseorang karena mengarahkan perhatiannya
pada tugas yang sedang dihadapinya, menggerakan usaha,
meningkatkan ketahanan kerja, dan meningkatkan perkembangan
strategi baru apabila strategi sebelumnya tidak berhasil.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat penetapan tujuan


salah satunya dengan menggunakan metode SMART, yaitu, Specific,
Measureable, Attainable, Realistic, dan Time-phased.

a. Specific, yaitu tujuan atau keinginan yang dicapai


dinyatakan dengan jelas dan dapat dipahami.
b. Measurable, yaitu kemajuan dalam mencapai tujuan
dapat diamati dan diukur.
c. Attainable, yaitu tujuan yang ditetapkan suatu yang
mungkin dicapai.
d. Realistic, yaitu sesuai dengan sumber daya yang
dimiliki.
e. Time phased, yaitu dapat dicapai dalam jangka
waktu tertentu.

Kecerdasan Majemuk

Howard Gardner mengemukakan berbagai cara yang berbeda untuk


menampilakn kemampuan intelektual seseorang. Ia menyakini bahwa
kecerdasan bukanlah merupakan satu aspek tunggal, dan bahwa setiap
orang memilki sedikitnya 8 tipe kecerdasan pada berbagai bidang. Namun
tidak setiap orang mampu menunjukan kemampuannya pada semua bidang,
biasanya beberapa tipe kecerdasan lebih berkembang daripada yang lain. Hal
ini berkaitan dengan jenis stimulasi dan kesempatan untuk mengembangkan
semua kemampuan tersebut yang ia peroleh dari keluarga dan lingkungannya
sepanjang kehidupannya. Kedelapan kecerdasan tersebut disebut
kecerdasan majemuk, dan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kecerdasan Visual/Keruangan
Adalah kemampuan untuk mempersepsi secara visual. Seseorang dengan
kecerdasan ini cenderung berpikir dalam gambar dan membentuk
gambaran (imej) mental mengenai suatu hal dalam pikirannya untuk
mempertahankan informasi yang telah diperolehnya. Mereka senang
memperhatikan peta, grafik, gambar, video dan film di bioskop.

Keterampilan yang dimiliki


Menyusun puzzle, membaca, menulis, mengerta grafik dan tabel, melukis,
menggambar, memahami arah, membuat sketsa, menciptakan
perumpamaan dalam bentuk gambar, mendesaian objek praktis, dsb.

Bidang kerja yang dapat ditekuni


Pematung, pemandu tur, arsitek, desainer interior, teknisi mekanik

2. Kecerdasan Verbal/Bahasa
Adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa, baik untuk
mengutarakan diri sendiri maupun mengerti pembicaraan orang lain.
Seseorang dengan kecerdasan ini memilk kemampuan auditori
(mendengar) yang baik dan pada umumnya adalah pembicara yang
mumpuni. Ia berpikir dengan kata, daripada dengan gambar.

Ketrerampilan yang dimiliki


Mendengarkan secara aktif, berbicara, menulis,membacakan cerita,
mengajar, melemparkan humor, menngingat informasi, menyakinkan
orang lain, memahami kata-kata, menganalisa penggunaan bahasa..

Bidang kerja yang dapat ditekuni


Jurnalis, penulis, guru/dosen, pengacara, ahli politik, penterjemah, penyair

3. Kecerdasan Bodily/Kinestik
Adalah kemampuan untuk menggunakan semua atau sebagaian anggota
gerak tubuh dengan mengontrol pergerakan tubuh sambl mengerjakan
suatu hal dengan terampil. Seseorang dengan kemampuan ini
mengekspresikan dirinya melalui gerakan, memiliki keseimbangan tubuh
dan koordinasi tangan-mata yang baik.

Keterampilan yang dimiliki


Koordinasi fisik, olahraga, menari, menggunakan bahasa tubuh, membuat
kerajinan tangan, mengutarakan emosi melalui tubuh,

Bidang kerja yang dapat ditekuni


Atlit, guru olah raga, artis, petugas pemadam kebakaran, penari

4. Kecerdasan Musik/Ritmis
Adalah kemampuan untuk menghasilkan dan menghargai suatu karya
musik. Seseorang dengan kemampuan ini berpikir dengan suara. Ia
segera bereaksi terhadap musik, dengan memberikan penghargaan atau
mengkritisi apa yang didengarnya. Kebanyakan mereka amat sensitif
dengan suara yang berasal dari lingkungan sekitar seperti bel, hentakan
jemari, dsb.

Ketrampilan yang dimiliki


Menyanyi, bersiul, memainkan alat musik, mengingat melodi, memahami
struktur dan ritme musik.

Bidang kerja yang dapat ditekuni


Musisi, disc jokey, penyanyi, komposer (penata lagu)

5. Kecerdasan Natural

Adalah kemampuan untuk melakukan pembedaan terhadap makhluk


hidup (tumbuhan, hewan) dan kepekaan untuk mengenali karalteristik
alam (alam, susunan batu cadas, dsb)

Ketrampilan yang dimiliki


Melakukan kategorisasi terhadap hewan dan tanaman, mengoleksi benda-
benda alam, menjalankan kegiatan dialam bebas

Bidang kerja yang dapat ditekuni


Pemburu, petani, ahli biologi, koki pengumpul, ahli kehutanan
6. Kecerdasan Intrapersonal
Adalah kemampuan untuk refleksi diri dan menyadari keadaan diri sendiri.
Seseorang dengan kemampuan ini berusaha untuk memahami perasaan,
impian, kelebihan , kekurangan, dan hubungannya dengan orang lain.

Keterampilan yang dimiliki


Mengenali diri sendiri (kelebihan, kekurangan, harapan, perasaan),
menyadari perannyadalam berhubungan dengan orang lain.

Bidang kerja yang ditekuni


Peneliti, Filsuf.

7. Kecerdasan Interpersonal
Adalah kemampuan untuk berhubungan dan memahami orang lain.
Seseorang dengan kemampuan ini berusaha memandang suatu
permasalahan dari sudut pandang orang lain agar memahami pikiran dan
perasaan orang tersebut. Ia memiliki kepekaan untuk merasakan
perasaan, keinginan, dan motivasi serta mampu menjaga keharmonisan
dan mendorong kerjasama diantara sekelompok orang. Ia menggunakan
bahasa lisan dan bahasa tubuh yang efektif untuk membuka saluran
komunikasi dengan orang lain.

Keterampilan yang dimiliki


Melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain, berempati,
mendengarkan aktif, memahami perasaan dan keinginan orang lain,
membangun kepercayaan dan situasi nyaman, menjalin hubungan positif
dan kerjasama dengan orang lain.

Bidang kerja yang dapat ditekuni


Konselor, tenaga penjualan, politisi, pebisnis.
8. Kecerdasan Logika/Matematika
Adalah kemampuan untuk menggunakan penalaran, logika dan angka.
Seseorang dengan kemampuan ini membuat hubungan antara potongan-
potongan informasi secara logis dalam pola angka-angka. Ia selalu
menunjukan rasa ingin tahu terhadap dunia disekitar dirinya, mengajukan
banyak hal/ide dan senang melakukan percobaan-percobaan untuk
memenuhi rasa ingin tahunya.

Keterampilan yang dimiliki


Kemampuan pemecahan masalah (problem solving), melakukan klasifikasi
dan kategorisasi informasi, bekerja dengan konsep-konsep abstrak untuk
menggambarkan hubungan antara berbagai hal, mempertanyakan dan
menelaah kejadian alam, melakukan perhitungan matematika yang rumit,
mengerti bentuk-bentuk geometris.

Bidang kerja yang dapat ditekuni


Ilmuwan, insinyur, pemogram komputer, penelit, akuntan, ahli matematika.

GAMBARAN EMPAT TIPE KEPRIBADIAN

Menurut Carl Jung setiap orang memiliki tipe kepribadian tertentu yang
mempengaruhinya dalam berpikir, merasa dan berinteraksi dengan
lingkungan sehari-hari. Bersama dengan K.C Briggs dan Isabel Briggs-Myers
yang kemudian mengembangkan teori yang telah dirintis Jung tersebut, maka
disusunlah empat tipe kepribadian. Berdasarkan kombinasi keempat tipe
kepribadian tersebut maka diperoleh 16 (enam belas) tipe kepribadian
beserta apikasi praktisnya, diantaranya dalam bidang bimbingan
karir/pekerjaan.

 Extraversion  Intraversion

Extraversion dan introversion mengacu pada ‘dua dunia’ dimana


seseorang hidup yaitu dunia ‘didalam’ diri seseorang, dan dunia ‘diluar’ diri
seseorang. Seseorang yang lebih banyak berhubungan dengan dunia
diluar dirinya disebut extrovert, dan seseorang yang sibuk bergulat dengan
duni ‘di dalam’ dirinya disebut introvert
Seseorang yang extrovert biasanya ditandai sebagai senang bergaul dan
berbicara dengan orang lain, dan melakukan kegiatan yang melibatkannya
dengan banyak orang. Sedangkan orang yang introvert, cenderung
melakukan banyak hal sendirian, menyadari perasaan dan pikirannya
sendiri serta banyak berpikir sebelum berkata dan berbuat.
 Sensing  Intuition

Sensing dan Intuition mengacu pada seseorang memperoleh informasi


sebagai dasar membuat suatu keputusan. Seseorang yang sensing
memperoleh dan menyerap informasi melalui 5 (lima) indranya, dan
informasi yang diperoleh biasanya berupa data konkrit. Sedangkan orang
yang intuition lebih memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain dari
informasi yang dikumpulkannya.

Seseorang yang sensing menyerap informasi saat ia mencicipi makanan,


memperhatikan lampu lalu lintas berubah warna, menghapal pidato dan
mengikuti tahap-tahap langkah suatu rencana. Orang yang intuition
ditandai dengan melihat sesuatu dari sisi makro, berusaha memahami arti
yang tersirat dari perkataan dan perbuatan seseorang, memikirkan
dampak dari perbuatannya dimasa depan, serta menemukan cara-cara
baru dalam melakukan suatu hal.

 Thinking  Feeling

Manusia membuat suatu keputusan berdasarkan dua kriteria yang amat


berbeda, yaitu thinking (pikiran) dan feeling (perasaan). Orang thinking
membuat suatu keputusan berdasarkan pemikiran rasional, logis, sesuai
dengan cara-cara/aturan yang diyakini kebenarannya oleh banyak pihak.
Sedangkan orang feeling mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan individual dan subyektif, sesuai dengan apa yang dianggap
benar oleh sistem nilai yang dipegangnya.Kebanyakan keputusan dibuat
berdasarkan kedua kriteria tersebut, dan hal ini selain lebih mudah, juga
mendatangkan perasaan bahagia. Namun, saat dihadapkan pada
keputusan yang sulit, kriteria yang dominan (thinking atau feeling) akan
mengarahkannya.

Orang thinking membeli barang yang memang ia butuhkan, bukan


diinginkan. Ia juga melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang ada,
terlepas orang lain suka atau tidak. Selai itu ia juga menyusun pedoman
bagi pelaksanaan suatu tugas. Disisi lain, orang feeling membeli sesuatu
karena ia menyukainya. Ia juga memilih diam dari pada mengatakan hal
yang bisa membuat orang lain khawatir.

 Judging  Perceiving

Judging dan perceiving mengacu pada sikap seseorang terhadap


dunia sekitar dan bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari.
Orang yang judging menginginkan segala sesuatu rapih, teratur, dan
jelas. Sementara itu fleksibilitas (keterbukaan) dan spontanitas menjadi
hal yang penting bagi orang perceiving. Perbedaan antar judging dan
perceiving merupakan hal yang amat jelas dibandingkan dengan 3
(tiga) pasang kepribadian lainnya. Dibutuhkan upaya yang keras dari
orang judging untuk menerima orang perceiving dan sebaliknya.
Namun bila keduanya saling menerima mereka dapat bekerja sama
dengan baik.

Gambaran 16 (enam belas) Tipe Kepribadian

ISTJ (Perseverance)
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai serius dan tenang serta
memiliki ketertarikan yang besar akan kehidupan yang aman dan damai. Ia
membutuhkan lingkungan kerja yang terstruktrur dan teratur, tidak terlalu
menyukai suatu perubahan. Dalam bekerja, ia menetapkan standard yang
tinggi untuk diri orang lain, tekun, memanfaatkan data yang kongkrit dan
potensial sebagai pemimpin.
Seseorang dengan ISTJ akan berhasil dalam bidang yang
mendukungnya untuk menggunakan keterampilan organisasi dan
konsentrasinya yang menonjol untuk menciptakan suatu hal yang teratur dan
terorganisir. Bidang karir yang cocok adalah: akunta, polisi, hakim,
pengacara, dokter, dokter gigi, pemrogram komputer, ahli komputer.

ISTP
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai tenang, agak menutup diri,
mandiri, dan tidak memiliki keinginan macam-macam. Ia menunjukkan
kesetiaan kepada teman-temannya dan nilai yang dianutnya, namun tidak
terlalu peduli dengan peraturan dan hukum. Kemampuannya menonjol dalam
memecahkan persoalan praktis, memiliki ketertarikan yang besar tentang
bagaimana dan mengapa suatu benda/mesin bekerja. Ia juga terampil dalam
bidang mekanik/keteknikan. Selain itu minat dan bakatnya dibidang olah raga
juga besar.
Sehubungan dengan karakteristik yang dimilikinya seseorang dengan tipe
ISTP diperkirakan akan cocok bekerja sebagai: polisi, ahli forensik,
pemrogram komputer, ahli komputer, insinyur, tukang kayu, mekanik, pilot,
supir, atlit. Enterpreneur.

ISFJ
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai memiliki kepekaan
memahami perasaan orang lain, berjiwa sosial, dan tidak nyaman berada
dalam situasi konflik dan konfrontasi. Ia memiliki ingatan yang baik mengenai
ditel penting dari sesuatu, ulet, dan senang belajar langsung mencoba.
Pengamatanya terhadap lingkungan dan keruangan menonjol, dan
keteraturan menjadi hal yang penting baginya. Ia lebih menyukai hal-hal yang
praktis dari pada teoritis dan menutup abstrak. Seseorang dengan Tipe ISFJ
diramalkan akan berhasil dalam bidang kerja: disain interior, perawat,
konselor, penjaga toko, tenaga administrasi dan pengasuh anak.

ISFP
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai tenang, serius, sensitif dan
baik hati. Ia tidak memiliki ketertarikan untuk mengontrol dan memimpin
orang lain. serta menghindari timbulnya konflik dengan orang lain. Ia juga
kurang menyukai rutinitas dan membutuhkan kebebasan untuk mengerjakan
sesuatu dengan cara dan waktu yang diatur sendiri. Fleksibel dan terbuka
terhadap perubahan dan hal-hal baru. Kepekaan emosinya yang menonjol
mendukung kreativitas dan kesukaanya akan seni. Ia pun beroritentasi pada
kehidupan masa kini.
Seseorang dengan tipe ISFP diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja sebagai artis, musisi, komposer, disainer, pengasuh anak, pekerja
sosial, konsuler, guru, psikolog, pawang hewan, dokter anak dan penjaga
hutan.

INFJ
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai idealis, amat teguh
memegang prinsip-prinsip yang dia yakini. Oleh karena itu, pekerjaan yang
sejakan dengan prinsipnya merupakan hal utama baginya. Ia kreatif, tapi
sekaligus memiliki intuisi yang baik dan amat memperhatikan perasaan orang
lain. Posisi pemimpin lebih cocok, namun tidak menutup kemungkinan untuk
dipimpin sepanjang prinsip-prinsip yang dipegangnya tetap terpelihara.
Ketekunannya dalam bekerja memungkinkan tugas diselesaikannya sampai
tuntas.
Seseorang dengan tipe INFJ diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja sebagai religious work, guru, dokter umum, dotker gigi, psikolog,
psikiater, konselor, pekerja sosial, musisi, artis, fotografer, pengasuh anak.

INFP
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai individu yang sensitif dan
memiliki minat yang besar terhadap kemanusiaan serta selalu berusaha
memahami dan menolong orang Bakatnya dalam bidang tulis-menulis
tampak menonjol, disertai kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan
yang dapat terjadi. Ia lebih suka bekerja sendiri dan mengembangkan ide-ide
unik yang dimilikinya sehingga seringkali agak sulit untuk bekerja dalam
kelompok. Namun, loyalitas dan tanggung jawabnya terhadap tugas tidak
diragukan lagi.
Seseorang dengan tipe INFP diramalkan akan berhasil dalam bidanvg
kerja sebagai penulis, konselor, pekerja sosial, guru, psikolog, psikiater,
musisi, religious worker.

INTJ
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai memiliki kemampuan analisa
yang baik sehingga dapat menjabarkan teori menjadi serangkaian rencana
kerja. Pemikirannya jauh ke depan. Sebagai pekerja ia menilai penting
pengetahuan, keampuan dan hal-hal yang terorganisir dengan baik.
Cenderung tampil sebagai pemimpin, namun tidak keberatan untuk dipimpin
sepanjang ia mempercayai orang yang memimpinnya.
Seseorang dengan tipe INTJ diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja sebagai ilmuwan, insinyur, guru, dokter, dokter gigi, pemimpin militer,
pengacara, hakim, pemogram komputer, ahli komputer.

INTP
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai pemikir kreatif dan biasanya
amat cerdas. Ia amat tertarik bekerja dengan teori ide-ide yang kemudian
dijabarkannya menjadi langkah kerja yang jelas. Pengetahuan, kemampuan
dan logika amat penting baginya. Senang bekerja sendirian, membatasi diri
dalam pergaulan sosial, dan kadang tampak ‘eksentrik’. Ia tidak berminat
untuk mengarahkan atau memimpin orang dan sebaliknya.
Seseorang dengan tipe INTP diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja sebagai peneliti (fisika, kimia), fotografer, ahli matematika, profesor,
pemogram komputer, ahli animasi, ahli komoputer, penulis di bidang teknik,
insinyur, pengacara, hakim, ahli forensik, ahli taman dan kehutanan.

ESTP
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai bersahabat dan mudah
bergaul. Ia berorientasi pada masa kini dan di sini, gesit, tidak menyukai hal-
hal teoritis tanpa kemungkinan aplikasinya, serta cepat dan berani mengambil
resiko atas tindakannya. Perhatiannya terpusat pada hasil yang segera
diperolehnya sehingga tidak sabaran dengan proses yang panjang dan
memakan waktu.
Seseorang dengan tipe ESTP diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja yang memungkinkannya beriteraksi dengan banyak orang, diantaranya
sebagai tenaga penjuualan, tenaga pemasaran, polisi, paramedic, computer
technical suppor, entrepeneurs.
ESTJ
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai jujur dan cenderung bicara
apa adanya. Ia memiliki visi yang jelas tentang hal yang dikerjakannya, serta
kurang toleran terhadap kegagalan. Sebagai pekerja ia setia dan bekerja
kerja memenuhi tanggung jawabnya. Ia kurang tertarik dengtan hal-hal
teoritis kecuali bila dapat diterapkan. Ia pun senang menjadi penanggung
jawab atas berlangsungnya suatu kegiatan.
Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, seseorang dengan tipe
ESTJ dapat menangani berbagai jenis bidang kerja, diantaranya pemimpin
militer, polisi, hakim, tenaga keuangan, guru, tenaga penjualan.

ESFP
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai individu yang berorientasi
pada orang, dan hal-hal yang berhubungan dengan seni dan keindahan. Ia
senang menghibur dan melayani orang, dan menjadi pusat perhatian.
Kemampuan praktis dan pemikiran rasionalnya berkembang dengan baik,
namun kurang menyukai hal-hal yang berbau teoritis. Kebutuhannya akan
pengalaman baru tampak menonjol.
Seseorang dengan tipe ESFP diramalkan akan berhasil dalam bidang
keja sebagai artis, tenaga penjualan, konselor, pekerja sosial, pengasuh
anak, perancang pakaian, disainer interior, konsultan, fotografer.

ESFJ
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai baik hati, populer, penuh
kehati-hatian, dan menjunjung tinggi tradisi, Ia memiliki perasaan yang kuat
akan tanggung jawab dan tugasnya. Kepeduliannya yang besar utnuk
membantu orang lain seringkali membuatnya mengutamakan kepentingan
orang lain diatas kepentingannya sendiri. Oleh karena itu ia membutuhkan
penghargaan dari orang lain agar ia merasa berharga sebagai individu.
Selain itu, kemampuan keruangannya berkembang dengan baik.
Seseorang dengan tipe ini diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja: Psikolog, fotografer, tenaga penjual, aktor, guru, konsultan pendidikan.

ENFP
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai cerdas, kompeten, dan
kreatif. Ia juga pandai bergaul dan berjiwa sosial, namun cenderung menolak
untuk dikontrol oleh orang lain. Di sisi lain ia membutuhkan dukungan dan
pengakuan dari orang-orang di sekitarnya. Kemampuan komunikasi dan
bahasanya tampak menonjol. Selain itu, sikapya fleksibel dan biasanya
mudah menangkap konsep dan teori baru, namun kurang menyukai hal-hal
yang mendetil.
Seseorang dengan ENFP diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja sebagai konsultan, psikolog, aktor, guru, konselor, diplomat, politisi,
penulis, reporter, pemogram komputer, ahli komputer, peneliti, insinyur,
enterpreneur.

ENFJ
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai hangat dan sensitif. Ia
menaruh perhatian yang besar pada perasaan dan pikiran orang-orang di
sekitarnya serta menunjukkan kepedulian untuk membantu mereka. Ia
kurang suka sendirian, membutuhkan dukungan lingkungan dan menyukai
hal-hal baru. Ia melihat suatu persoalan dari sudut pandang kemanusiaan,
dan memiliki kemampuan organisasi yang amat baik.
Seseorang dengan tipe ENFJ diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja sebagai fasilitator, konsultan, psikolog, pekerja sosial, konselor, guru,
tenaga penjualan, events coordinator, politisi, diplomat, penulis.
ENTP
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai kreatif, penuh ide dan
mampu berpikir cepat serta memiliki kemampuan yang baik di banyak bidang.
Ia senang berbicara dan berdebat, asertif dan senang menjalin hubungan
sosial baru. Kemampuannya tampak menonjol dalam memahami konsep dan
terbuka terhadap ide dan tugas baru, namun menghindari hal-hal yang rutin.
Seseorang dengan tipe ENTP diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja yang memerikannya kesempatan luas untu menuangkan ide-ide
kreatifnya dalam menjalankan tugas dan memecahkan suatu persoalan. Ia
dapat memilih profesi sebagai pengacara, psikolog, entrepeneurs, fotografer,
konsultan, insinyur, peneliti, aktor, tenaga penjualan, tenaga pemasaran, ahli
komputer.

ENTJ
Tipe kepribadian ini digambarkan sebagai percaya diri, cerdas,
memiliki pengetahuan yang luas dan mampu mengatasi permasalahan
organisasional. Ia menilai tinggi pengetahuan dan kemampuan, dan kurang
toleran terhadap ketidakteraturan atau kegagalan. Potensinya besar sebagai
pemimpin dan memiliki kemampuan bicara/komunikasi yang juga menonjol.
Seseorang dengan tipe ENTJ diramalkan akan berhasil dalam bidang
kerja sebagai pemimpin organisasi/perusahaan, entrepeneur, konsultan
komputer, pengacara, hakim ahli bisnis, profesor.

Macam-macam Minat

Menurut J.L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan antara


kepribadian dan minat pekerjaan, ada 6 (enam) jenis atau orientasi
kepribadian pada manusia. Seseorang mungkin memiliki beberapa orientasi,
namun tetap menunjukkan kecenderungan yang kuat kearah orientasi
tertentu.

1. Tipe realistis
Menyukai pekerjaan yang bersifat konkret yang melibatkan kegiatan
yang sistematis, dan tidak banyak membutuhkan keterampilan
komunikasi atau hubungan dengan orang lain, seperti mengoperasikan
mesin atau peralatan. Pekerjaan ini biasanya membutuhkan fisik yang
kuat. Seseorang dengan tipe ini cocok berkarir di bidang seperti
perburuhan, pertanian, konstruksi, keterampilan menjahit, memotong
rambut, dsb.

2. Tipe intelektual/investigative
Menyukai hal-hal teoritis dan konseptual, cenderung sebagai pemikir
daripada pelaku dari suatu kegiatan, dan biasanya menghindari
hubungan sosial yang akrab. Seseorang dengan tipe ini cocok bekerja
sebagai peneliti, ilmuwan, dan ahli matematika.

3. Tipe Sosial
Menyukai kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan
keterampilan berhubungan dengan orang lain. Seseorang dengan tipe
ini biasanya senang membantu atau bekerjasama dengan orang lain,
cocok bekerja sebagai guru, konselor, pekerja sosial, pemandu tur,
pelayan toko.

4. Tipe konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, dan mengolah
data dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai bagi orang dengan
tipe ini adalah sekretaris, teller, filing, akuntan, pustakawan.

5. Tipe usaha / enterprising


Cenderung mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik yang
digunakannya untuk mengatur dan mengarahkan orang serta
mempromosikan produk (barang dan jasa). Seseorang dengan tipe ini
cocok sebagai sales, politikus, manajer, pengacara, agensi iklan.

6. Tipe artistic
Cenderung menyukai tugas-tugas yang memungkinkan ia untuk
mengekspresikan diri, dan tidak menyukai struktur atau aturan.
Seseorang dengan tipe ini cocok berkarir sebagai musisi, seniman,
penari, penulis.

SIFAT PRESTATIF

Ketika seorang memasuki dunia kerja memahami arti berprestasi


menjadi bagian penting dari keberhasilan kerja seseorang. Motif prestasi
adalah faktor dari dalam individu yang mengarahkan tingkah laku seseorang
untuk mencapai sesuatu prestasi tertentu. Jadi prestasi adalah sebuah usaha
untuk mencapai kualitas yang makin lama makin baik atau usaha untuk
meningkatkan hasil dan prestasinya. Prestasi dapat berbentuk nilai ulangan
atau raport, penghasilan, kenaikan pangkat, promosi jabatan, keuntungan
yang meningkat, target penjualan tercapai dsb. Orang dengan motif
berprestasi yang tinggi tidak terlampau menghiraukan prestasi orang lain,
tetapi ia mengacu apada keberhasilan yang melibatkan patokan atau acuan
kreteria yang pasti.Orang lain dianggapnya sebagai suatu instrumen atau alat
untuk membantu usahanya mencapai tujuan atau prestasi tertentu. Motif
prestasi ini sangat erat kaitannya dengan pekerjaan.

Mc Clelland meneliti kaitan antara motif prestasi mahasiswa dengan tingkah


laku pemilihan karir. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa dengan
motif prestasi tinggi, 66% diantaranya memilih pekerjaan sebagai
wiraswastaan, setelah selesai kuliah. 34% memilih pekerjan di bidang lain.
Sementara mahasiswa dengan motif prestasi rendah, hanya 10% diantaranya
yang memilih menjadi wiraswasta, sedangkan 90% lainnya memilih pekerjaan
non-wiraswasta. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa mahasiswa
dengan motif berprestasi yang tinggi melihat prestasi sebagai pencapaian
usaha secara swakarsa karena biasanya seorang wiraswastawan harus
memulai segala sesuatu dari nol dalam merintis usahanya sehingga
dibutuhkan motif berprestasi yang tinggi sebagai wujud dari kerja dan usaha
yang dilakukannya untuk mencapai keberhasilan dalam usahanya.
Selanjutnya, Mc Clelland meneliti kaitan motif prestasi dengan karakteristik
wiraswasta dan mencoba mengukur motif prestasi dari beberapa profesi
seperti pengusaha, guru,pengacara, pekerja bank, dokter dll. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa wirausahawan pada umumnya memiliki
motif berprestasi yang lebih tinggi daripada profesi-profesi lain. Meskipun
demikian tidak berarti bahwa semua orang yang memiliki motif berprestasi
tinggi harus menjadi wirausahawan. Setiap orang yang ingin sukses dalam
karirnya perlu memiliki motif berprestasi yang tinggi agar dapat mencapai
hasil kerja yang maksimal sehingga ia dapat meningkatkan karirnya pada
jenjang-jenjang yang tinggi atau posisi yang lebih baik. Tanpa motif
berprestasi seseorang akan sulit mencapai karir yang memuaskan karena
pada akhirnya kualitas pribadi akan menjadi tolak ukur penilaian apakah
seseorang mampu menunjukan prestasi atau hasil kerja yang memuaskan
atau tidak.

Berdasarkan penelitiannya, Mc Clelland menyimpulkan bahwa seseorang


yang mempunyai motif berprestasi yang tinggi secara nyata akan
menampilkan beberapa perilaku berikut:
1. Memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang tinggi. Bertanggung jawab
dalam memecahkan masalah, dengan menetapkan tujuan dan
mencapai tujuan dengan usahanya sendiri
2. Cenderung mengambil resiko dengan taraf sedang, yaitu resiko yang
sesuai dengan level kemampuannya.
3. Mencari umpan balik untuk mengetahui hasil dari proses penyelesaian
tugas dan keputusan yang diambilnya.

Mc Clelland pun menemukan keterkaitan antara motif berprestasi dengan


tingkat perkembangan ekonomi suatu negara. Penelitiannya menunjukan
bahwa tingkat perkembangan ekonomi suatu negara sejalan dengan tingkat
motivasi berprestasi penduduknya. Disinilah dapat dilihat bahwa kemajuan
suatu negara tidak terlepas dari motif berprestasi penduduknya, semakin
keras penduduknya bekerja dan berusaha semakin maju negara tersebut
disegala aspek kehidupan tetapi terutama di sektor ekonomi. Dengan
demikian sifat prestatif merupakan sifat yang penting dalam perkembangan
karir seseorang.

Sukardi merumuskan sifat prestatif sebagai sifat tidak pernah puas dengan
hasil yang dicapai sekarang, sehingga cenderung berusaha mencapai
prestasi lebih baik dari pada sebelumnya. Timmons mengungkapkan salah
satu karakteristik perilaku berprestasi adalah keberanian menghadapi
kegagalan, dimana kegagalan dianggap sebagai umpan balik untuk
meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.

Dengan demikian sifat prestatif dapat digambarkan sebagai sifat pribadi yang
dalam berbagai situasi selalu berusaha bekerja secara optimal. Ia tidak
pernah puas dengan hasil yang dicapai sekarang, selalu mengevaluasi hasil
kerjanya dalam rangka membuat target kerja selanjutnya. Karena ia senang
mengamil resiko moderat, target kerja yang baru biasanya lebih baik atau
lebih tinggi dari sebelumnya, namun tetap bersifat realistis, berdasarkan
umpan balik atau evaluasi keberhasilan dan kegagalan sebelumnya. Baginya
yang penting adalah tahapan dan proses pencapaian prestasi itu sendiri,
sedangkan kegagalan atau keberhasilan pencapaian dianggap sebagai
umpan balik. Seorang yang menginginkan keberhasilan dalam karirnya akan
selalu memanfaatkan umpan balik, menyukai tantangan dan berupaya agar
hasil kerja yang dicapai lebih baik dari prestasi sebelumnya.

SIFAT KEMANDIRIAN

Sukardi merumuskan sifat kemandirian sebagai sifat bertanggung


jawab atas tindakan maupun konsekuensi tindakannya. McClelland
mengungkapkan salah satu perilaku yang menunjukkan motif prestasi adalah
rasa tanggung jawab pribadi yang tinggi, yaitu tidak menggantungkan diri
pada orang lain untuk memecahkan masalah pribadi.
Tions mengungkapkan karakteristik prilaku karyawan / pengusaha antara lain
adalah keberanian untuk mengambil tanggung jawab pribadi atas segala
perbuatannya, dimana kegagalan dan keberhasilan diyakini sebagai tanggung
jawab pribadi bukan tanggung jawab lingkungan atau orang lain. Sifat
kemandirian ini serupa dengan karakteristik swa-daya yang diungkapkan
Swasono, yang menyatakan bahwa segala penampilan tingkah laku
pengusaha atau karyawan dalam daur kehidupannya merupakan upaya
pribadi. Vesper menggambarkan kemandirian sebagai penentuan arah
perbuatan.
Dengan demikian, sifat kemandirian dapat digambarkan sebagai sifat
pengusaha atau karyawan pada umumnya yang dalam berbagai situasi selalu
berusaha memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Ia merasa bertanggung
jawab atas kehidupan pribadi, atau atas keberhasilan dan kegagalan dari
tindakannya. Ia lebih memilih bergantungan pada dirinya sendiri
dibandingkan pada orang lain. Ketergantungan pada orang lain merupakan
sesuatu yang bertentangan dengan kata hatinya. Meskipun demikian ia
dapat saja bekerja dalam kelompok selama mendapat kebebasan bertindak
dan mengambil keputusan. Artinya ia lebih senang memegang kendali dalam
kerja kelompok, menentukan tujuan kelompok, serta memilih alternatif
tindakan dalam pencapaian tujuan. Ia mementingkan otonomi dalam
bertindak, pengambilan keputusan, dan dalam pemilihan berbagai kegiatan
untuk mencapai tujuan. Ia lebih senang bekerja sendiri, memilih cara kerja
yang sesuai dengan dirinya.

SIFAT SWA-KENDALI

Sukardi merumuskan sifat swa-kendali sebagai sifat mengendalikan


diri sedemikian rupa sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukannya
mengarah ke pencapaian tujuan. McClellan menggambarkan salah satu
perilaku yang menunjukkan keinginan berprestasi adalah berusaha mencapai
tujuan pribadi yang telah ditetapkan.
Timmons menggambarkan karakteristik tingkah laku berprestasi dan berwira
usaha antara lain adalah keyakinan bahwa dirinya dapat mengendalikan
tingkah laku dan berkonsentrasi untuk mencapai tujuan. Salah satu sifat yang
penting disini adalah tidak percaya adanya keberuntungan atau nasib atau
kekuatan-kekuatan diluar dirinya yang secara langsung mempengaruhi
keputusan-keputusannya.
Swasono mengungkapkan rumusan serupa, yaitu sifat mengendalikan diri,
mengkonsentrasikan perbuatan untuk mengarah pada pencapaian tujuan
dalam berusaha.
Vesper mengungkapkan bahwa pengusaha / pekerja mampu mengendalikan
tingkah laku dalam mencapai tujuan, serta menghindari tingkah laku-tingkah
laku yang dianggap tidak berguna karena tidak berkaitan langsung dengan
perncapaian tujuan.
Dengan demikian sifat swa-kendali dapat digambarkan sebagai sifat
pengusaha/pekerja yang dalam berbagai situasi selalu mengontrol diri atau
mengkonsentrasikan segala perbuatannya untuk menacapai tujuan usaha
atau pekerjaan. Ia mengarahkan tindakannya untuk mencapai tujuan dan
menghindari tingkah laku-tingkah laku yang dianggap tidak berguna karena
tidak berkaitan dengan pencapaian tujuan. Ia menjabarkan peluang usaha
kedalam perencanaan kongkrit untuk mewujudkannya. Ia memutuskan kapan
perlu mengambil resiko, kapan harus bekerja lebih keras, kapan berhenti
untuk minta bantuan orang lain dan kapan harus mengubah strategi dalam
bekerja bila menghadapi hambatan. Ia juga memutuskan kapan harus
mengalah, bernegoisasi, memutuskan sepihak secara tegas ataupun kapan ia
perlu membina relasi baru dengan pihak lain. Segala keputusannya mengacu
pada pencapaian tujuan.

SIFAT INSTRUMENTAL

Sukardi merumuskan sifat instrumental sebagai sifat memandang


segala sesuatu yang ada di lingkungan (termasuk keberadaan orang lain )
sebagai instrumen atau alat untuk mencapai tujuannya. Gambaran ini serupa
dengan gambaran Mc Clelland mengenai salah satu ciri motif prestasi tinggi.
Timmons mengungkapkan bahwa pengusaha atau karyawan menyadari
dirinya bukanlah sempurna, sehingga bila perlu ia akan mencari dan
memanfaatkan bantuan orang lain, walaupun keputusan akhir ada
ditangannya.
Crossley menyatakan bahwa pengusaha atau karyawan selalu menunjukan
kepekaan dan tanggap terhadap sesuatu yang terjadi pasar, kondisi ekonomi
pada umumnya dan perkembangan teknologi.
Brockous juga mengungkapkan bahwa pengusaha atau karyawan memiliki
ketajaman terhadap peluang berusaha yang ada dilingkungannya.

Dengan demikian, sifat instrumental dapat digambarkan sebagai sifat


pengusaha/karyawan dalam berbagai situasi untuk selalu memanfaatkan
segala sesuatu yang ada di lingkungan, untuk membantu tujuan pribadi
dalam berusaha atau bekerja. Ia peka dan tanggap terhadap lingkungan,
khususnya melihat, mengenali dan mengidentifikasi peluang usaha yang
muncul di lingkungan. Ia selalu mencari segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki kinerjanya. Hubungan interpersonal,
kehadiran tokoh masyarakat atau pakar dalam bidang tertentu selalu
dimanfaatkan untuk membantu menacapai tujuan dalam berusaha. Dengan
kata lain segala sesuatu yang ada di lingkungan dipandang dan digunakan
sebagai alat atau instrument untuk mencapai tujuan pribadi.

PENETAPAN TUJUAN

Tujuan merupakan pedoman bagi individu dalam bertindak. Makin jelas


tujuannya semakin terarah tindakan, makin kabur tujuan makin tidak terarah
tindakan, sehingga banyak energi yang terbuang percuma. Oleh karena itu
tujuan seyogyanya ditetapkan dengan bijaksana.

Tujuan yang bijak adalah tujuan yang memiliki ciri utama yaitu:

1. Spesifik, tidak terlalu umum.


Semakin spesifik dan jelas tujuannya makin mudah dibuat rencana
tindakan untuk pencapaiannya.

2. Measurable, harus bisa diukur


Dengan demikian tindakan dan kemajuan-kemajuan ke arah tujuan
tersebut dapat dimonitor.
3. Attainable, dapat dicapai.
Tujuan yang bijak adalah tujuan yang menantang dan membangkitkan
motivasi. Tujuan yang membangkitkan motivasi adalah tujuan yang
mengandung akan berhasil sekaligus kemungkinan gagal dalam
mencapainya. Dengan demikian tujuan tersebut mengandung resiko
sedang dan tidak terlalu tinggi, tidak pula terlalu rendah.

4. Relevant
Tujuan hendaknya bermakna bagi individu secara pribadi. Bila tujuan
tidak cukup bermakna bagi individu maka individu tidak akan memberikan
usaha maksimal dalam mencapainya.

5. Time Constraints
Hendaknya tujuan mengandung batas waktu yang memaksa individu
untuk mefokuskan dan mengatur waktunya. Dalam hal ini perlu
diperhatikan bahwa waktu yang ditetapkan cukup memberi peluang bagi
individu untuk melakukan kegiatannya secara optimal.

Untuk dapat menetapkan tujuan dengan bijak perlu diingat beberapa hal
antara lain:
a. Belajarlah dari pengalaman. Dengan menggunakan umpan
balik pengalaman yang lampau kita akan dapat mengira-ngira
kemampuan kita sehingga dapat ditetapkan tujuan yang cukup
menantang dan dapat dicapai. Individu yang tidak belajar dari
pengalamannya seringlah menetapkan tujuan yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah.
b. Tanggung jawab pribadi juga membantu individu untuk benar-
benar mengenali kemampuannya. Kecenderungan mencari kambing
hitam justru akan menyulitkan pemahaman akan kekuatan dan
kelemahan diri sehingga sulit menetapkan tujuan yang memotivasi.
Untuk tugas-tugas yang lebih kompleks seringkali pekerjaan akan lebih
efiesien dan efektif bila dilaksanakan dalam kelompok. Dalam kerja
kelompok ini tujuan kelompok akan lebih lancar apabila setiap anggota
kelompok benar-benar memahami tujuan kelompok, serta tujuan
anggota kelompoknya selaras dengan tujuan kelompok.
Dalam usaha pencapaian tujuan kelompok, kekuatan dan kelemahan
anggota-anggota harus dikenali terlebih dahulu, sehingga perencanaan
tindakan dapat dibuat sedemikian rupa sehingga setiap anggota
kelompok dapat memberikan sumbangan yang optimal sesuai dengan
kemampuannya masing-masing dalam pencapaian tujuan kelompok
tersebut.

SMART

SMART adalah kepanjangan dari Spesifik, Measurable, Attainable, Realistic,


Time bound. Target yang spesifik berarti target jelas. Terperinci, menunjuk
pada suatu hal dan bukan hal lain. Target yang measurable berarti target
dapat diukur atau memiliki indikator keberhasilan yang dapat dijadikan
sebagai petunjuk apakah suatu target sudah terpenuhi atau belum. Target
yang Attainable berarti target yang menyertakan rencana kerja atau langkah-
langkah kerja yang perlu dilakukan sehingga target tersebut menjadi mungkin
tercapai. Target yang realistis berarti target yang ditetapkan sesuai dengan
kemampuan, tidak terlalu mudah ataupun terlalu sukar diwujudkan.
Sementara target yang Time bound berarti target yang menyertakan batas
waktu untuk mencapainya.

Berikut ini adalah contoh target yang “SMART”. Misalnya:


Si “A” ingin membeli hadiah ulang tahun untuk sahabatnya. Agar target
menjadi ‘SMART’ maka target dirumuskan menjadi: Membelikan jam tangan
“Swiss Army” (dengan harga maksimum Rp.400.000,-). Selain spesifik, target
ini juga sudah dapat diukur karena memiliki 2 indikator keberhasilan yang
saling berkaitan yaitu merek yang jelas dan harga maksimum yang juga jelas.
Agar tercapai A harus membuat rencana, misalnya menyisihkan uang
jajannya Rp. 5.000,- setiap hari selama 80 hari. Jika dirumuskan ke dalam
sebuah pernyataan contoh target yang SMART adalah ingin membeli jam
tangan SWISS ARMY dengan harga maksimum Rp.400.000,-, 80 hari lagi
dari hari ini, yaitu dengan menyisihkan Rp.5000,- dari uang jajan setiap hari
selama 80 hari berturut-turut.

BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI WAWANCARA

Wawancara merupakan metode yang umum digunakan dalam seleksi


kerja untuk setiap level pekerjaan. Disatu sisi wawancara memiliki nilai
subjektivitas yang tinggi dipandang dari sisi pewancara dan kadang
merupakan prediktor yang tidak terlalu akurat. Namun metode ini juga
merupakan cara yang disukai dan paling sering digunakan.
Wawancara mempunyai arti pertukaran ide, diskusi tentang 2 orang
ketimbang interogasi. Adalah tidak lazim pada wawancara dilakukan
pembicaraan yang rileks dan informal. Secara khusus wawancara berisi
dialog-dialog antara pewawancara dengan calon pegawai yang merupakan
pertanyaan-pertanyaan pewawancara kepada calon. Dapat dikatakan ini
merupakan interogasi yang sopan dan etiket tersendiri.
Dalam wawancara yang ideal, calon berbicara dengan porsi waktu
60% sedang pewawancara 40%. Pada pewawancara yang buruk mereka
justru lebih banyak berbicara dan kurang melakukan pertanyaan yang benar.
Kalau Anda menemui pewawancara Anda berbicara lebih dari 80%, Anda
pasti akan bertanya-tanya dia tidak akan dapat membuat keputusan tentang
Anda dengan benar. Sebaliknya pewawancara yang berpengalaman akan
membuat suasana wawancara nyaman, membuat Anda enak dalam
mengemukan pendapat Anda dan berbicara tentang aplikasi lamaran yang
telah Anda buat.

Ada beberapa macam wawancara yang dilakukan oleh bagian SDM atau
atasan yaitu:
1. Wawancara tatap muka empat mata, pewawancara memberikan
pertanyaan kepada setiap kandidat satu persatu yang biasanya
berlangsung 20 menit sampai 1 jam tergantung pada level dan
kompleksitas pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Wawancara panel, biasa dilakukan dibidang pendidikan,
pemerintahan daerah, atau pekerjaan layanan teknik. Kandidat
diwawancarai secara panel terdiri dari 3 atau 4 orang kandidat yang
biasanya merepresentasikan minat dan bidang yang bervariasi, masing-
masing sesuai dengan bidangnya.

Untuk pekerjaan-pekerjaan level senior dari trainee manager keatas,


biasanya akan ada beberapa tingkatan wawancara. Tingkat pertama
biasanya dilakukan oleh Assessment Center dan kemudian meningkat
ke hal-hal yang teknis pekerjaan, semakin keatas semakin spesifik
menjurus kearah bidang materi yang dimiliki oleh kandidat.
Bagi Kandidat sendiri, memang sulit untuk memprediksikan materi apa
yang akan ditanyakan, namum paling tidak pemahaman formalitas
tentang wawancara perlu diketahui yaitu:

1. Kuncinya adalah kepekaan.


Usahakan untuk berusaha dan waspada akan apa yang akan terjadi
di sekitar Anda sehingga Anda dapat merespon dengan tepat apa
yang ditanyakan. Kesuksesan wawancara tergantung pada sejauh
mana kesiapan pribadi kandidat untuk menghadapinya.
2. Membuat diri berada dalam kerangka berpikir yang tepat merupakan
hal yang penting dalam wawancara. Dalam hal ini kandidat harus
sebisa mungkin memahami apa yang diinginkan oleh pewawancara.

Jenis-jenis pertanyaan yang membutuhkan jawaban:

Secara umum form aplikasi dan kurikulum vite kandidat merupakan


bahan yang digunakan dalam wawancara. Pertanyaan-pertanyaan akan
terkonsentrasi pada hal-hal berikut:
1. Asalan atau motivasi dari aplikasi. Pewawancara akan berusaha
mendekati motivasi dan tingkat minat kita terhadap perusahaan
maupun pekerjaan yang dilamar.
2. Your educational qualification. Persiapkan dan hati-hati untuk
berbicara tentang keberhasilan dan kegagalan yang dicapai,
bidang-bidang yang paling berhasil dilakukan dalam kolaborasi
dengan orang lain. Pewawancara akan membuat penilaian tentang
sikap kandidat terhadap pendidikan sebaik tentang prestasi kerja
yang pernah dicapai.
3. Your previous work experience. Ini merupakan area kunci dari
diskusi setiap wawancara pekerjaan. Pewawancara akan menanyai
kandidat setiap aspek dari pengalaman kerja kandidat: alasan
meninggalkan pekerjaan sebelumnya, karakteristik pekerjaan
selanjutnya, tingkat tanggung jawab, sikap kepemimpinan dan
manajemen. Mereka juga akan menanyakan pertanyaan-
pertanyaan tentang kendala dalam pekerjaan sebelumnya dan ingin
mengklarifikasi alasan untuk mengubah pekerjaan atau karir. Pada
umumnya mereka akan berusaha untuk mendekati tingkat
komitmen dan kejuruan dan bentuk-bentuk relasi kerja dan
berusaha untuk menghubungkannya dengan kepribadian kandidat
dari aspek ini.

4. Your interest. Pertanyaan akan seputar bagaimana mengisi waktu


luang diluar pekerjaan seperti hobi atau minat. Pewawancara akan
mengharapkan kandidat berbicara secara intelegentif tentang minat
dan berharap dapat memperoleh gambaran tentang kepribadian
Anda dari aspek ini.

5. Your capacity to perform the job in question. Hal ini akan


merupakan pertanyaan dilihat dari sudut pandang pemikiran
pewawancara, sehingga perlu dipersiapkan pertanyaan-pertanyaan
yang berusaha menggali potensi kandidat sebagai pegawai.
Pewawancara akan meminta kandidat untuk menempatkan diri
pada situasi hipotetis, misalnya bagaimana reaksi anda
kalau…………, merupakan cara yang biasa untuk mendekati
pertanyaan seperti ini.

Ada fokus perhatian diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan yang


memiliki agenda tersembunyi yang jarang didiskusikan namun ada
dalam pikiran pewawancara, yaitu:

a. Motivasi, pada umumnya perusahaan akan lebih


mencari karyawan yang pekerja keras dari pada budak kerja
dan mereka dapat melihatnya dari antusiasme dan motivasi
kandidat. Komitmen terhadap pekerjaan merupakan perhatian
utama dari pewawancara.

b. Perencanaan diri dan intensitas, perekrutan staf


adalah usaha yang menghabiskan uang seperti dalam media
iklan, agen keuangan, dan staf waktu. Rekruter menginginkan
kepastian bahwa kandidat:
 Akan mengambil pekerjaan yang ditawarkan.
 Akan bertahan lama untuk memperoleh cukup imbalan dari
pelatihan-pelatihan yang diikuti.

c. Berapa besar gaji yang diinginkan dalam


pekerjaan, pewawancara akan melihat sejauh mana kandidat
menghargai kemampuannya dan sejauh mana perusahaan
akan menghargai kandidat dalam kompetisi kerja ini.

d. Kemampuan kandidat dalam beradaptasi terhadap


organisasi dan pekerjaan. Organisasi khususnya yang besar
memiliki gaya dan kultur tersendiri, sehingga mereka akan
mempunyai norma dan aturan yang berbeda satu sama lainnya.
Pewawancara akan lebih memilih seseorang yang lebih mudah
beradaptasi dibandingkan dengan orang yang sulit beradaptasi
dalam organisasi.

Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam wawancara:

Selain aspek penampilan dan pakaian beberapa hal dibawah ini merupakan
apa yang boleh da tidak boleh dilakukan selama berlangsungnya wawancara:

1. Harus rileks dan tidak terlalu banyak gerakan atau bicara. Buatlah tubuh
kita tenang dan nyaman sehingga dapat merespon dengan baik.
2. Memberikan jawaban yang lengkap dan menarik.
3. Bersikap positip
4. Tunjukkan bahwa Anda mendengar apa yang dibicarakan.
5. Tidak berbelit-belit.
6. Jangan terburu-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diberikan.
7. Apabila jawaban salah klarifikasikan yang sebenarnya.
8. Apabila diminta opini Anda janganlah fanatik dan dogmatik tapi buatlah
balance/ seimbang.
9. Apabila diberikan waktu bertanya janganlah bertanya soal gaji atau
pekerjaan atau prospek kandidat dalam wawancara ini, lebih baik
ditanyakan tentang aktivitas organisasi, aturan-aturan, produk atau
performance perusahaan. Hal ini akan menunjukkan minat dan motivasi
anda terhadap perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Acer - Sambutan (1677882)
    Acer - Sambutan (1677882)
    Dokumen3 halaman
    Acer - Sambutan (1677882)
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat
  • SMARTCITY
    SMARTCITY
    Dokumen6 halaman
    SMARTCITY
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat
  • Acer - (4321419)
    Acer - (4321419)
    Dokumen12 halaman
    Acer - (4321419)
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat
  • Acer - (4313227)
    Acer - (4313227)
    Dokumen9 halaman
    Acer - (4313227)
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat
  • Lampiran
    Lampiran
    Dokumen4 halaman
    Lampiran
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat
  • 3dell - 1 (1669239)
    3dell - 1 (1669239)
    Dokumen37 halaman
    3dell - 1 (1669239)
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat
  • 3dell - 1 (1669239)
    3dell - 1 (1669239)
    Dokumen37 halaman
    3dell - 1 (1669239)
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat
  • File Mirza
    File Mirza
    Dokumen15 halaman
    File Mirza
    Diy Eka Kuntariani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    De Profesor Gemal Pramana
    Belum ada peringkat