Anda di halaman 1dari 8

DASAR DASAR PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

(DDPMIPA)

SIKAP ILMIAH DAN TUJUAN PEMBELAJARAN MIPA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 KELAS 1B PENTIKA :

INDAH ELNAFISA HAKIM

RESTU AYU GUSTIANINGRUM

RESTU PRABOWO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU
SIKAP ILMIAH

Definisi sikap menurut para ahli:

1. Attitude merupakan status mental seseorang (Spencer, 1862).


2. Sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Osgood, dkk, 1928).
3. Sikap merupakan respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan
(LanPierre, 1934).
4. Sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal ersaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan sekitarnya (Secord and Backman, 1964).
5. Menurut Trow, Sikap adalah suatu kesiapan mental atau emosionnal dalam
beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.
6. Allport, mengemukakan bahwa sikap adalah suatu kesiapan mental dan syaraf
yang tersusun melalui penglam dan memberikanpengaruh langsung kepada
respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan
objek itu. Sikap tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tapi disusun dan
dibentuk melalui pengalamn serta memberi pengaruh langsung pada respon
seseorang.
7. Wayne Harlen, mengemukakan bahwa sikap merupakan kesiapan dan
kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu objek atau
situasi tertentu.
8. Azwar (2000 : 6) mengatakan bahwa sikap adalah evaluasi umum yang dibuat
manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue. Menurut Azwar
contoh sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau
terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran harus
lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran dibanding sebelum
mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator
keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu
pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar
peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran
menjadi lebih positif.

Sikap ilmiah dalam pembelajaran Sains sering dikaitkan dengan sikap


terhadap Sains. Keduanya saling berhubungan dan keduanya mempengaruhi
perbuatan. Pada tingkat sekolah dasar sikap ilmiah difokuskan pada ketekunan,
keterbukaan, kesediaan mempertimbangkan bukti, dan kesediaan membedakan
fakta dengan pendapat (Kartiasa, 1980). Penilaian hasil belajar Sains dianggap
lengkap jika mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sikap merupakan
tingkah laku yang bersifat umum yang menyebar tipis diseluruh hal yang
dilakukan siswa. Tetapi sikap juga merupakan salah satu yang berpengaruh pada
hasil belajar siswa.
Sikap ilmiah dibedakan dari sekedar sikap terhadap Sains, karena sikap
terhadap Sains hanya terfokus pada apakah siswa suka atau tidak suka terhadap
pembelajaran Sains. Tentu saja sikap positif terhadap pembelajaran Sains akan
memberikan kontribusi tinggi dalam pembentukan sikap ilmiah siswa tetapi masih
ada faktor lain yang memberikan kontribusi yang cukup berarti.

1. Sikap Rasa Ingin Tahu (Curiousity)


Sikap ingin tahu sebagai bagian sikap ilmiah di sini maksudnya adalah suatu
sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang
diamatinya. Kata benar di sini artinya rasional atau masuk akal dan objektif atau
sesuai dengan pernyataan A.T. Bawden (1957) dalam bukunya Man’s Physical
Universe memberikan gambaran bahwa orang yang curious adalah orang yang
selalu mencari kebenaran atas dasar sebab dan akibat. Ia sadar akan
kekurangannya dan selalu mencari tahu dari mana pun sumber pengetahuan itu.
Anak didik mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan bertanya. Bertanya
kepada gurunya, temannya atau pada dirinya sendiri. Adalah tugas guru untuk
memberikan kemudahan bagi anak untuk mendapatkan jawaban yang benar.
Jawaban itu tidak harus dati guru tetapi mungkin dapat diperoleh anak itu sendiri
baik atas inisiatif sendiri, maupun atas petunjuk dari gurunya.
2. Sikap Ingin Mendapatkan Sesuatu yang Baru (Originality)
Sikap ini bertitik tolak dari kesadaran bahwa jawaban yang telah mereka
peroleh dari rasa ingin tahu itu tidaklah bersifat mutlak atau final, tetapi masih
bersifat sementara atau tentatif. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan
berpikir maupun keterbatasan pengamatan pancaindera manusia untuk
menetapkan suatu kebenaran. Jadi jawaban benar yang mereka peroleh itu sebatas
pada suatu tembok ketidaktahuan. Orang memiliki sikap ingin mendapatkan
sesuatu yang baru adalah orang yang ingin menguat tembok ketidaktahuannya itu
untuk memperoleh sesuatu yang original meskipun ia tahu akan sampai ke tembok
ketidaktahuan berikutnya. Sikap anak didik seperti itu dapat dipupuk dengan cara
mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-objek yang terdapat
pada lingkungan sekolah. Data yang mereka peroleh akan dapat memberikan
sesuatu yang baru baginya tentang objek yang diamatinya itu.

3. Sikap Kerja Sama (Cooperation)


Yang dimaksud dengan kerja sama di sini adalah kerja sama untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Seseorang yang bersikap
cooperative ini menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin
lebih banyak dan lebih sempurna dari yang ia miliki. Oleh karena itu untuk
meningkatkan pengetahuannya ia merasa membutuhkan kerja sama dengan orang
lain. Kerja sama ini dapat pula bersifat berkesinambungan. Kita dapat
membayangkan betapa panjanganya kerja sama yang berkesinambungan sejak
ditemukannya listrik sampai orang dapat membuat televisi. Anak didik memang
perlu dipupuk sikapnya untuk dapat bekerja sama satu dengan yang lain. Kerja
sama itu dapat berbentuk kerja kelompok, pengumpulan data maupun diskusi
untuk menarik suatu kesimpulan hasil observasi.

4. Sikap Tidak Putus Asa (Perseverence)


Suatu usaha apapun, biasanya ada saja hambatannya. Seorang ilmuwan
mungkin saja menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan biaya yang banyak
namun belum juga memperoleh apa yang ia cari. Namun ia tidak putus asa karena
ia tetap yakin bahwa kegagalan yang ia alami setidaknya memberi petunjuk yang
berguna bagi ilmuwan lain untuk tidak mengambil jalan yang serupa. Adalah
tugas guru untuk memberikan motivasi bagi anak didik yang mengalami
kegagalan dalam upayanya menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak putus asa.
SOAL
1. Jelaskan pengertian sikap menurut para ahli (min. 2)!
2. Jelaskan pengertian sikap ilmiah menurut salah seorang ahli!
3. Jelaskan pengertian corious menurut salah seorang ahli beserta contoh!
4. Bagaimana cara memupuk sikap originality pada anak didik?
5. Bagaimana bentuk kerja sama yang dapat diajarkan pada anak didik?
6. Jelaskan contoh sikap tidak putus asa dalam menggali Ilmu Pengetahuan
Alam!

PEMBAHASAN

1. Sikap merupakan respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan


(LanPierre, 1934).
Sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal ersaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan sekitarnya (Secord and Backman, 1964).
2. Sikap ilmiah dalam pembelajaran Sains sering dikaitkan dengan sikap
terhadap Sains. Keduanya saling berhubungan dan keduanya
mempengaruhi perbuatan. Pada tingkat sekolah dasar sikap ilmiah
difokuskan pada ketekunan, keterbukaan, kesediaan mempertimbangkan
bukti, dan kesediaan membedakan fakta dengan pendapat (Kartiasa, 1980).
3. Sikap ingin tahu sebagai bagian sikap ilmiah di sini maksudnya adalah
suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek
yang diamatinya. Kata benar di sini artinya rasional atau masuk akal dan
objektif atau sesuai dengan pernyataan A.T. Bawden (1957) dalam
bukunya Man’s Physical Universe memberikan gambaran bahwa orang
yang curious adalah orang yang selalu mencari kebenaran atas dasar sebab
dan akibat.
4. Sikap anak didik dapat dipupuk dengan cara mengajaknya melakukan
pengamatan langsung pada objek-objek yang terdapat pada lingkungan
sekolah. Data yang mereka peroleh akan dapat memberikan sesuatu yang
baru baginya tentang objek yang diamatinya itu.
5. Kerja sama dapat berbentuk kerja kelompok, pengumpulan data maupun
diskusi untuk menarik suatu kesimpulan hasil observasi.
6. Seorang ilmuwan mungkin saja menghabiskan waktu bertahun-tahun
dengan biaya yang banyak namun belum juga memperoleh apa yang ia cari.
Namun ia tidak putus asa karena ia tetap yakin bahwa kegagalan yang ia
alami setidaknya memberi petunjuk yang berguna bagi ilmuwan lain untuk
tidak mengambil jalan yang serupa. Adalah tugas guru untuk memberikan
motivasi bagi anak didik yang mengalami kegagalan dalam upayanya
menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak putus asa.
DAFTAR PUSTAKA

Heleni, Susda. 2014. Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Pekanbaru: Universitas


Riau

http://file.upi.edu/Direktori.pdf

Anda mungkin juga menyukai