1. Attitude merupakan status mental seseorang (Spencer, 1862).
2. Sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Osgood, dkk, 1928). 3. Sikap merupakan respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan (LanPierre, 1934). 4. Sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal ersaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Secord and Backman, 1964). 5. Menurut Trow, Sikap adalah suatu kesiapan mental atau emosionnal dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. 6. Allport, mengemukakan bahwa sikap adalah suatu kesiapan mental dan syaraf yang tersusun melalui penglam dan memberikanpengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu. Sikap tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tapi disusun dan dibentuk melalui pengalamn serta memberi pengaruh langsung pada respon seseorang. 7. Wayne Harlen, mengemukakan bahwa sikap merupakan kesiapan dan kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu objek atau situasi tertentu. 8. Azwar (2000 : 6) mengatakan bahwa sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue. Menurut Azwar contoh sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
Sikap ilmiah dalam pembelajaran Sains sering dikaitkan dengan sikap
terhadap Sains. Keduanya saling berhubungan dan keduanya mempengaruhi perbuatan. Pada tingkat sekolah dasar sikap ilmiah difokuskan pada ketekunan, keterbukaan, kesediaan mempertimbangkan bukti, dan kesediaan membedakan fakta dengan pendapat (Kartiasa, 1980). Penilaian hasil belajar Sains dianggap lengkap jika mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sikap merupakan tingkah laku yang bersifat umum yang menyebar tipis diseluruh hal yang dilakukan siswa. Tetapi sikap juga merupakan salah satu yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Sikap ilmiah dibedakan dari sekedar sikap terhadap Sains, karena sikap terhadap Sains hanya terfokus pada apakah siswa suka atau tidak suka terhadap pembelajaran Sains. Tentu saja sikap positif terhadap pembelajaran Sains akan memberikan kontribusi tinggi dalam pembentukan sikap ilmiah siswa tetapi masih ada faktor lain yang memberikan kontribusi yang cukup berarti.
1. Sikap Rasa Ingin Tahu (Curiousity)
Sikap ingin tahu sebagai bagian sikap ilmiah di sini maksudnya adalah suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya. Kata benar di sini artinya rasional atau masuk akal dan objektif atau sesuai dengan pernyataan A.T. Bawden (1957) dalam bukunya Man’s Physical Universe memberikan gambaran bahwa orang yang curious adalah orang yang selalu mencari kebenaran atas dasar sebab dan akibat. Ia sadar akan kekurangannya dan selalu mencari tahu dari mana pun sumber pengetahuan itu. Anak didik mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan bertanya. Bertanya kepada gurunya, temannya atau pada dirinya sendiri. Adalah tugas guru untuk memberikan kemudahan bagi anak untuk mendapatkan jawaban yang benar. Jawaban itu tidak harus dati guru tetapi mungkin dapat diperoleh anak itu sendiri baik atas inisiatif sendiri, maupun atas petunjuk dari gurunya. 2. Sikap Ingin Mendapatkan Sesuatu yang Baru (Originality) Sikap ini bertitik tolak dari kesadaran bahwa jawaban yang telah mereka peroleh dari rasa ingin tahu itu tidaklah bersifat mutlak atau final, tetapi masih bersifat sementara atau tentatif. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan berpikir maupun keterbatasan pengamatan pancaindera manusia untuk menetapkan suatu kebenaran. Jadi jawaban benar yang mereka peroleh itu sebatas pada suatu tembok ketidaktahuan. Orang memiliki sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru adalah orang yang ingin menguat tembok ketidaktahuannya itu untuk memperoleh sesuatu yang original meskipun ia tahu akan sampai ke tembok ketidaktahuan berikutnya. Sikap anak didik seperti itu dapat dipupuk dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-objek yang terdapat pada lingkungan sekolah. Data yang mereka peroleh akan dapat memberikan sesuatu yang baru baginya tentang objek yang diamatinya itu.
3. Sikap Kerja Sama (Cooperation)
Yang dimaksud dengan kerja sama di sini adalah kerja sama untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Seseorang yang bersikap cooperative ini menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak dan lebih sempurna dari yang ia miliki. Oleh karena itu untuk meningkatkan pengetahuannya ia merasa membutuhkan kerja sama dengan orang lain. Kerja sama ini dapat pula bersifat berkesinambungan. Kita dapat membayangkan betapa panjanganya kerja sama yang berkesinambungan sejak ditemukannya listrik sampai orang dapat membuat televisi. Anak didik memang perlu dipupuk sikapnya untuk dapat bekerja sama satu dengan yang lain. Kerja sama itu dapat berbentuk kerja kelompok, pengumpulan data maupun diskusi untuk menarik suatu kesimpulan hasil observasi.
4. Sikap Tidak Putus Asa (Perseverence)
Suatu usaha apapun, biasanya ada saja hambatannya. Seorang ilmuwan mungkin saja menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan biaya yang banyak namun belum juga memperoleh apa yang ia cari. Namun ia tidak putus asa karena ia tetap yakin bahwa kegagalan yang ia alami setidaknya memberi petunjuk yang berguna bagi ilmuwan lain untuk tidak mengambil jalan yang serupa. Adalah tugas guru untuk memberikan motivasi bagi anak didik yang mengalami kegagalan dalam upayanya menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak putus asa. SOAL 1. Jelaskan pengertian sikap menurut para ahli (min. 2)! 2. Jelaskan pengertian sikap ilmiah menurut salah seorang ahli! 3. Jelaskan pengertian corious menurut salah seorang ahli beserta contoh! 4. Bagaimana cara memupuk sikap originality pada anak didik? 5. Bagaimana bentuk kerja sama yang dapat diajarkan pada anak didik? 6. Jelaskan contoh sikap tidak putus asa dalam menggali Ilmu Pengetahuan Alam!
PEMBAHASAN
1. Sikap merupakan respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan
(LanPierre, 1934). Sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal ersaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Secord and Backman, 1964). 2. Sikap ilmiah dalam pembelajaran Sains sering dikaitkan dengan sikap terhadap Sains. Keduanya saling berhubungan dan keduanya mempengaruhi perbuatan. Pada tingkat sekolah dasar sikap ilmiah difokuskan pada ketekunan, keterbukaan, kesediaan mempertimbangkan bukti, dan kesediaan membedakan fakta dengan pendapat (Kartiasa, 1980). 3. Sikap ingin tahu sebagai bagian sikap ilmiah di sini maksudnya adalah suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya. Kata benar di sini artinya rasional atau masuk akal dan objektif atau sesuai dengan pernyataan A.T. Bawden (1957) dalam bukunya Man’s Physical Universe memberikan gambaran bahwa orang yang curious adalah orang yang selalu mencari kebenaran atas dasar sebab dan akibat. 4. Sikap anak didik dapat dipupuk dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-objek yang terdapat pada lingkungan sekolah. Data yang mereka peroleh akan dapat memberikan sesuatu yang baru baginya tentang objek yang diamatinya itu. 5. Kerja sama dapat berbentuk kerja kelompok, pengumpulan data maupun diskusi untuk menarik suatu kesimpulan hasil observasi. 6. Seorang ilmuwan mungkin saja menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan biaya yang banyak namun belum juga memperoleh apa yang ia cari. Namun ia tidak putus asa karena ia tetap yakin bahwa kegagalan yang ia alami setidaknya memberi petunjuk yang berguna bagi ilmuwan lain untuk tidak mengambil jalan yang serupa. Adalah tugas guru untuk memberikan motivasi bagi anak didik yang mengalami kegagalan dalam upayanya menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak putus asa. DAFTAR PUSTAKA
Heleni, Susda. 2014. Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Pekanbaru: Universitas