Pada life form Acropora, dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
bentukan karang yang muncul. Pada masing-masing istilah akan disertai dengan singkatan
seperti CS, CMR, dan sebagainya. Singkatan tersebut berfungsi untuk memudahkan
identifikasi serta penulisan saat observasi lapang. Pembagian dari jenis Acropora adalah
sebagai berikut :
1. Branching (CB)
Karang berjenis ini memiliki cabang yang lebih panjang daripada diameter yang dia
miliki. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, karang bercabang pada jenis non-
Acropora hanya memiliki radial koralit saja, berbeda dengan karang Acropora yang memiliki
radial dan aksial koralit. Contoh dari spesies ini adalah Porites cylindrica.
2. Massive (CM)
Karang ini memiliki bentuk yang padat dan solid. Mereka memiliki ukuran yang
bervariasi. Beberapa diantaranya bahkan berbentuk menyerupai bongkahan batu. Spesies
Favia speciosa menjadi representasi yang baik dari jenis ini.
Karang otak atau Favia speciosa (googleimages.com)
3. Encrusting (CE)
Serupa tapi tak sama dengan saudaranya yang berkategori Acropora. Pada karang
berjenis encrusting non-Acropora ini tetap memiliki bentuk yang menyerupai kerak yang
tumbuh menyebar pada dasar substrat. Namun perbedaannya, karang kategori CE ini tidak
memiliki cabang. Salah satu contoh spesiesnya ialah Montipora nodosa.
5. Mushroom/fungia (CMR)
Sesuai dengan namanya, karang ini memiliki bentukan yang hampir serupa dengan
jamur. Umumnya karang ini berbentuk oval dan memiliki tonjolan yang beralur dari tepi
hingga pusat mulutnya. Contoh spesiesnya adalah Fungia danai.
Karang jamur atau Fungia danai (googleimages.com)
6. Sub-massive (CS)
Karang berkategori CS ini memiliki bentuk yang kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau
kolom yang kecil. Pocillopora eydouxi adalah satu diantara sekian banyak karang yang
masuk ke dalam bentukan sub-masif non-Acropora.
Demikian sedikit ilmu mengenai life form atau bentukan formasi karang. Semoga
apa yang saya sampaikan ini bisa menambah wawasan kita tentang terumbu karang dan
meningkatkan kesadaran serta rasa cinta kita terhadap lautan khususnya laut Indonesia.
Sumber :
Tim Penyusun. 2014. Buku Panduan Ekologi Laut Tropis. Malang : Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Labels: Zoologi
View comments
1.
Anonymous12 December 2014 at 06:54
wow
Reply
2.
Informasi tentang karang yang sangat bagus, semoga bisa bermanfaat untuk
semua orang.
kunjungi juga informasi terbaru laut Indonesia lainnya di www.ke-laut-
an.blogspot.com.
Terimakasih
Reply
Marine Science
Home
1.
Oct
marineFACTS!
Percayakah anda apabila beberapa spesies ubur-ubur memiliki sifat immortal atau
tidak bisa mati? Umumnya siklus hidup ubur-ubur terbagi menjadi dua fase, diawali
dengan fase polyp yang merupakan fase dimana dia menempel pada substrat serta
fase medusa yang lebih sering kita temui sebagai ubur-ubur. Namun, pada spesies
Turritopsis nutricula, mereka dapat berubah kembali menjadi fase polyp apabila
mereka mengalami stres!
Sumber :
http://www.treehugger.com/natural-sciences/14-fascinating-facts-about-
jellyfish.html
Labels: marineFACTS!
1
View comments
1.
Reply
2.
Oct
marineFACTS!
Predikat ikan paling beracun di dunia saat ini salah satunya dipegang oleh stone fish
(Synanceia horrida). Mereka memiliki barisan duri pada bagian belakang punggung
yang bisa memanjang apabila merasa terancam. Duri-duri tersebut mengandung
racun yang dapat menyebabkan kelumpuhan sementara, matinya jaringan organ,
hingga kematian.
Sumber :
http://thefisheriesblog.com/2013/11/18/top-5-most-poisonous-fish/
Labels: marineFACTS!
0
Add a comment
3.
Oct
marineFACTS!
Sejatinya banyak sekali spesies ikan yang dikategorikan sebagai hewan endemik
Indonesia. Salah satunya adalah ikan Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni)
yang merupakan satwa endemik dari perairan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah.
Sumber :
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Ensiklopedia Populer Pulau-pulau Kecil
Nusantara : Banggai Sulawesi Tengah. Jakarta : Kompas.
Labels: marineFACTS!
Add a comment
4.
Oct
marineFACTS!
Bintang mengular, atau disebut juga brittle star, merupakan spesies echinodermata
yang tidak memiliki anus. Hewan ini hanya memiliki mulut di bagian perut yang juga
berfungsi sebagai saluran pembuangan mereka.
Sumber :
http://marinelife.about.com/od/invertebrates/p/Brittle-Stars-And-Basket-Stars-
Class-Ophiuroidea.htm
Labels: marineFACTS!
Add a comment
5.
Oct
marineFACTS!
Salah satu spesies udang mantis (mantis shrimp) yaitu jenis Gonodactylaceus
glabrous, memiliki nama panggilan "smasher" karena mereka mempunyai sepasang
tungkai yang berbentuk seperti tongkat pemukul. Udang ini bisa meninjukan tungkai
tersebut dengan kecepatan yang mencapai 50-83 km per jam!
Sumber :
https://student.societyforscience.org/article/shrimp-packs-punch
Labels: marineFACTS!
Add a comment
6.
Oct
3
Berkenalan dengan Beragam
Bentuk Karang
Secara umum, bentuk pertumbuhan karang (life form) dibagi menjadi dua,
yaitu Acropora dan non-Acropora. Perbedaan yang terdapat diantara keduanya
adalah pada Acropora memiliki struktur yang disebut aksial koralit dan radial koralit.
Aksial koralit adalah titik tumbuh yang terletak pada ujung cabang yang dimiliki oleh
karang. Warna aksial koralit akan cenderung lebih pucat daripada warna karang itu
sendiri. Sedangkan radial koralit merupakan titik tumbuh yang terletak pada sisi-sisi
karang.
Pada life form Acropora, dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan bentukan karang yang muncul. Pada masing-masing istilah akan disertai
dengan singkatan seperti CS, CMR, dan sebagainya. Singkatan tersebut berfungsi
untuk memudahkan identifikasi serta penulisan saat observasi lapang. Pembagian
dari jenis Acropora adalah sebagai berikut :
1. Branching (CB)
Karang berjenis ini memiliki cabang yang lebih panjang daripada diameter yang
dia miliki. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, karang bercabang pada
jenis non-Acropora hanya memiliki radial koralit saja, berbeda dengan karang
Acropora yang memiliki radial dan aksial koralit. Contoh dari spesies ini adalah
Porites cylindrica.
2. Massive (CM)
Karang ini memiliki bentuk yang padat dan solid. Mereka memiliki ukuran yang
bervariasi. Beberapa diantaranya bahkan berbentuk menyerupai bongkahan batu.
Spesies Favia speciosa menjadi representasi yang baik dari jenis ini.
Karang otak atau Favia speciosa (googleimages.com)
3. Encrusting (CE)
Serupa tapi tak sama dengan saudaranya yang berkategori Acropora. Pada
karang berjenis encrusting non-Acropora ini tetap memiliki bentuk yang menyerupai
kerak yang tumbuh menyebar pada dasar substrat. Namun perbedaannya, karang
kategori CE ini tidak memiliki cabang. Salah satu contoh spesiesnya ialah Montipora
nodosa.
5. Mushroom/fungia (CMR)
Sesuai dengan namanya, karang ini memiliki bentukan yang hampir serupa
dengan jamur. Umumnya karang ini berbentuk oval dan memiliki tonjolan yang
beralur dari tepi hingga pusat mulutnya. Contoh spesiesnya adalah Fungia danai.
Karang jamur atau Fungia danai (googleimages.com)
6. Sub-massive (CS)
Karang berkategori CS ini memiliki bentuk yang kokoh dengan tonjolan-tonjolan
atau kolom yang kecil. Pocillopora eydouxi adalah satu diantara sekian banyak
karang yang masuk ke dalam bentukan sub-masif non-Acropora.
Demikian sedikit ilmu mengenai life form atau bentukan formasi karang.
Semoga apa yang saya sampaikan ini bisa menambah wawasan kita tentang
terumbu karang dan meningkatkan kesadaran serta rasa cinta kita terhadap lautan
khususnya laut Indonesia.
Sumber :
Tim Penyusun. 2014. Buku Panduan Ekologi Laut Tropis. Malang : Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Labels: Zoologi
2
View comments
1.
wow
Reply
2.
Reply
7.
Oct
marineFACTS!
Guntur. 2011. Ekologi Karang pada Terumbu Buatan. Bogor : Ghalia Indonesia.
Labels: marineFACTS!
View comments
8.
Oct
marineFACTS!
Karang api atau fire coral (Millepora sp.) memang memiliki bentuk dan warna yang
indah, tapi hati-hati! Bila kita terkena kontak dengannya, dapat menyebabkan kulit
mengelupas seperti terbakar api!
Sumber :
http://the-blues.me/fire-coral/
Labels: marineFACTS!
Add a comment
9.
Oct
Faktanya, 18% dari seluruh populasi terumbu karang yang tersebar di dunia
ternyata berada di Indonesia. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah
satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar pada ekosistem terumbu
karang yang dimiliki. Akan tetapi, kesadaran masyarakat untuk mengenal,
mempelajari dan merawat terumbu karang masih sangat kurang. Ini dibuktikan
dengan kondisi terumbu karang Indonesia yang mengalami penurunan dari 10%
menjadi 50% selama 50 tahun terakhir. Sedihnya lagi, saat ini hanya sekitar 5,23%
terumbu karang kita yang berada dalam kondisi sangat baik.
Karang adalah suatu biota kecil yang hidup pada suatu wadah kalsium karbonat
yang dinamakan polyp. Hewan ini hidup bersimbiosa dengan mikroalga yang disebut
zooxanthellae. Zooxanthellae merupakan alga bersel satu yang berasal dari jenis
Dinoflagellata. Karang akan menyediakan habitat untuk , sedangkan zooxanthellae
akan memberikan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan bagi karang.
Tentakel-tentakel yang keluar dari polip karang (googleimages.com)
zooxanthellae
Kerusakan yang terjadi pada terumbu karang tidak serta-merta terjadi begitu
saja. Tentu ada beragam faktor yang menyebabkan karang tersebut bisa rusak dan
bahkan mati. Secara umum, faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor
alam dan faktor manusia.
A. Faktor Alam
B. Faktor Manusia
1. Coastal Construction
Pembangunan daerah pesisir yang dilakukan tanpa mempertimbangkan kondisi
lingkungan dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup terumbu karang di
sekitarnya. Beberapa diantara dampak dari pembangunan pesisir secara
sembarangan adalah terjadinya sedimentasi, serta pencemaran air laut. Sedimentasi
yang terjadi dapat menyebabkan kurangnya nutrisi yang dibutuhkan karang untuk
hidup. Bahkan dalam beberapa kasus malah dapat menutupi karang atau
mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan. Selain itu, zat-zat
tercemar yang berasal dari pembuangan limbah industru dan rumah tangga dapat
menyebabkan munculnya materi-materi yang beracun bagi kerang. Bahkan,
pencemaran juga berhujung kepada peristiwa blooming algae yang mana populasi
alga di perairan sekitar terumbu karang justru akan melenyapkan koloni-koloni
karangnya.
2. Pencemaran Laut
Istilah ‘pencemaran laut’ disini bisa berarti kepada pencemaran dari pelabuhan,
tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas
kapal, serta kontak fisik secara langsung yang dilakukan oleh jangkar kapal. Selama
ini, banyak yang menyangka bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak akan
memberikan konsekuensi langsung pada karang, namun pada kenyataannya
dampak yang dibawa bersifat lokal dan berarti.
3. Overfishing
Sumber :
Guntur. 2011. Ekologi Karang pada Terumbu Buatan. Bogor : Ghalia Indonesia.
Posted 1st October 2014 by Rifqi Daffa
Labels: Zoologi
Add a comment
10.
Oct
marineFACTS!
Labels: marineFACTS!
Add a comment
Loading
Copyright by Rifqi Daffa, 2013. Dynamic Views theme. Theme images by konradlew.
Powered by Blogger.