Sebelum membuat terrain kita harus membatasi area yang akan dibuat model terrainnya dengan
membuat closed polyline yang membatasi semua point yang ada.
2.1. Surface
Ikuti langkah-langkah berikut :
1-6. Diasumsikan bahwa pada gambar sudah ada data-data point.
7. BUAT polyline dengan mengetik PLINE kemudian pilih titik-titik terluar dari point yang ada, kemudian
untuk mengakhirinya ketik CLOSE.
8. Selanjutnya kita mulai membuat model terrain dengan cara, klik menu Terain>Terrain Model
Explorer…
9. Pada window Terrain Model Explorer klik kanan di bagian Terrain kemudian klik Create New Surface.
10. Akan terbentuk Surface1, selanjutnya kita akan membuat batasan-batasan pada surface tersebut, klik
tanda + di depan Surface1.
11. Klik kanan pada Point Groups, klik Add Point Group…
12. Pada window Add Point Group pilih Data Ukur, kemudian klik Ok.
13. Kemudian klik kanan pada Boundaries, klik Add Boundary Definition.
14. Pada Select polyline for boundary : klik pada gambar BOUNDARY.
15. Pada Boundary Name <Boundary0> : Tekan Enter.
16. Pada Boudnary Type (Show/Hide/Outer) <Outer> : Tekan Enter.
17. Pada Make breaklines along edge? (Yes/No) <Yes> : Tekan Enter 2x.
18. Kemudian klik kanan pada Surface1, klik Build…
19. Pada window Build Surface1, contreng pada Use point group data,
20. Contreng Apply boundaries. Klik Ok.
21. Kemudian klik Ok, sehingga tampak sbb :
2.2. Kontur
22. Selanjutnya kita akan membuat kontur dari surface yang sudah di buat tadi, caranya klik menu
Terrain>Contour Style Manager…
23. Pada window Contour Style Manager pilih Tab Contour Appearance,
24. Kemudian pilih Contour and Grips pada Contour Display.
25. Pilih Label and Grips pada Label Display.
26. Pilih Add Vertices pada Smoothing Options.
27. Set Bar pada nilai 10.
28. Kemudian pada window Contour Style Manager pilih Tab Text Style.
29. Pada bagian Text Properties pilih Standar pada Style.
30. Pilih ByLayer pada Color.
31. Pilih m pada Suffix.
32. Ketik 2 pada Height.
33. Ketik 0 pada Precision.
34. Kemudian klik Ok.
35. Selanjutnya klik menu Terrain>Create Contours…
36. Pada window Create Contour pilih Surface1 pada Surface.
37. Pada Elevation Range Ketik 20 pada from dan 47 pada to.
38. Pilih Both Minor and Major pada Intervals.
39. Ketik 1 pada Minor Interval dan pilih CONT-MNR pada layer.
40. Ketik 5 pada Major Interval dan pilih CONT-MJR pada layer.
41. Pilih Contour Objects pada Properties.
42. Pilih Standar pada Contour Style.
43. Klik Ok. Kemudian tekan Enter.
8. Zoom pada PI-1, dengan cara ketik “ZOOM” kemudian klik di kiri-atas sekitar PI-1 kemudian klik di
kanan-bawah sekitar PI-1. Direncanakan PI-1 berupa lengkung S-C-S dengan Radius (R) = 150m, dan
panjang lengkung (Ls) =40m.
9. Klik menu Lines/Curves>Create Spirals>Fit Tangent-Tangent…
10. Pada window Fit Spirals – Tangent to Tangent pilih Spiral-Curve-Spiral pada Description,
11. Kemudian klik Ok.
30. Selanjutnya kita akan setting format penulisan STA, sebagai contoh untuk STA 500 akan ditulis STA
0+500, untuk STA 1500.25 akan ditulis STA 1+500.250 dengan tiga angka dibelakang koma. Untuk itu klik
menu Alignments>Station Display Format…
31. Pada window Edit Station Format ketik “3” pada Decimal Precision.
32. Centang pada Drop decimal for event values.
33. Centang pada Use Station Format.
34. Atur sehingga Station Base Value bernilai 1000.
35. Klik Ok.
Sekarang kita akan menggambar untuk bagian perkerasan aspal (normal surface), Klik menu Cross
Sections>Draw Template.
20. Pada starting point : klik di tengah layar.
21. Pada select point : ketik G.
22. Pada grade (%) : ketik -2.
23. Pada change in offset : ketik -3.5.
24. Pada grade (%) : ketik R.
25. Pada change in offset : ketik 0.
26. Pada change in elev : ketik -0.15.
27. Pada change in offset : ketik G.
28. Pada grade (%) : ketik 2.
29. Pada change in offset : ketik 3.5.
30. Pada grade (%) : ketik X.
31. Pada starting point : tekan enter untuk keluar.
Sekarang kita akan menggambar untuk bagian bahu (subassembly surface), Klik menu Cross
Sections>Draw Template.
32. Pada starting point : klik di ujung kiri-atas aspal.
33. Pada select point : ketik G.
34. Pada grade (%): ketik -4.
35. Pada change in offset : ketik -1.5.
36. Pada grade (%): ketik R.
37. Pada change in offset : ketik 0.
38. Pada change in elev : ketik -0.15.
39. Pada change in offset : ketik G.
40. Pada grade (%): ketik 4.
41. Pada change in offset : ketik 1.5.
42. Pada grade (%): ketik C.
43. Pada starting point : tekan Enter untuk keluar.
Sekarang kita akan menggambar untuk bagian agregat A (normal surface), Klik menu Cross
Sections>Draw Template.
44. Pada starting point : klik di ujung kanan-bawah aspal.
45. Pada grade (%) : ketik 2.
46. Pada change in offset : ketik -3.5.
47. Pada grade (%) : ketik R.
48. Pada ghange in offset : ketik 0.
49. Pada change in elev : ketik -0.20.
50. Pada change in offset : ketik G.
51. Pada grade (%) : ketik 2.
52. Pada change in offset : ketik 3.5.
53. Pada grade (%) : tekan Enter.
Sekarang kita akan menggambar untuk bagian agregat B (normal surface).
54. Pada starting point : klik di ujung kanan-bawah agregat A.
55. Pada grade (%) : ketik -2.
56. Pada change in offset : ketik -3.5.
57. Pada grade (%) : ketik R.
58. Pada ghange in offset : ketik 0.
59. Pada change in elev : ketik -0.30.
60. Pada change in offset : ketik G.
61. Pada grade (%) : ketik 2.
62. Pada change in offset : ketik 3.5.
63. Pada grade (%) : tekan Enter.
64. Pada starting point : tekan Enter untuk keluar.
92. Di gambar tampak bahwa bagian aspal saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type
[Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
93. Pada window Surface Material Name pilih AC, kemudian klik Ok.
94. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian bahu saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface
type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
95. Pada window Surface Material Name pilih Agregat B, kemudian klik Ok.
96. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian Agregat A saja yang bergaris putus-putus, maka pada
Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
97. Pada window Surface Material Name pilih Agregat A, kemudian klik Ok.
98. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian Agregat B saja yang bergaris putus-putus, maka pada
Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
99. Pada window Surface Material Name pilih Agregat B, kemudian klik Ok.
100. Pada pick connection point out : klik di ujung kiri atas aspal.
101. Pada Datum number <1> : tekan Enter.
102. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah aspal.
103. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah agregat B.
104. Pada pick datum points : klik di ujung kanan-bawah agregat B.
105. Pada pick datum points : tekan Enter.
106. Pada window Subassembly Attachments, di bagian Left ketik BAHU pada Fill Shoulder dan Cut
Shoulder.
107. Di bagian Right ketik BAHU pada Fill Shoulder dan Cut Shoulder, kemudian klik Ok.
108. Pada save template [Yes/No] ? : tekan Enter.
109. Pada template name : ketik bajuri-lembang.
110. Pada define another template [Yes/No] : ketik N.
Sekarang kita akan mendefinisikan superelevasi pada template tersebut sehingga bisa ikut berputar
mengikuti besarnya superelevasi pada tikungan.
111. Klik menu Cross Sections>Templates>Edit Template…
112. Pada window Template Librarian klik bajuri-lembang, kemudian klik Ok.
113. Pada Pick insertion point : klik di daerah yang kosong.
114. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : ketik SR.
115. Pada Connect/Datum/Redraw/Super/Topsurf/Transition/eXit : ketik S.
116. Pada outer left superelevation point : klik ujung kiri-atas aspal.
117. Pada inner superelevation reference point : klik ujung tengah-atas aspal.
118. Pada outter rollover point : klik di ujung kiri-atas bahu.
119. Pada outer right superelevation point : klik ujung kanan-atas aspal.
120. Pada inner superelevation reference point : klik ujung tengah-atas aspal.
121. Pada outter rollover point : klik di ujung kanan-atas bahu.
122. Pada Connect/Datum/Redraw/Super/Topsurf/Transition/eXit : ketik X.
123. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : ketik SA.
124. Pada save template [Yes/No] ? : tekan Enter.
125. Pada template name : tekan Enter.
126. Pada Template exists. Overwrite [Yes/No] ? : tekan Enter.
127. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : tekan Enter.
V. Superelevasi
Pada latihan ini direncanakan tikungan horisontal dengan data sbb :
- PI-1 (S-C-S) : V = 40km/jam, e = 6.0 %, Ls = 35 m, Lc = 51.76 m.
- PI-2 (FC) : V = 40km/jam, e = 2.0 %, Ls’ = 35 m, Lc = 114.4 m.
Parameter-parameter tersebut akan kita masukkan dalam perhitungan sehingga nantinya didapat
gambar cross-section beserta superelevasinya.
162. Klik menu Cross Sections>Design Control>Superelevation Parameters…
163. Pada window Superelevation Control contreng pada Superelevation calculations dan Crown removal
by runout distance.
164. Kemudian klik Edit Data…
165. Pada window Superelevation curve edit pilih A pada Method.
166. Ketik 0.06 pada E value, pilih Right pada Direction.
167. Ketik 8.75, 26.25 dan 100 pada Runout, Runoff dan %runoff untuk Transition in maupun Transition
out.
168. Kemudian klik Next.
169. Pada window Superelevation curve edit pilih A pada Method.
170. Ketik 0.02 pada E value, pilih Right pada Direction.
171. Ketik 17.50, 5.833 dan 100 pada Runout, Runoff dan %runoff untuk Transition in maupun Transition
out.
172. Kemudian klik Ok.
173. Pada window Superelevation Control klik Save.
174. Kemudian klik Ok.
175. Pada window Superelevation Section Sampling contreng pada Sample these stations.
176. Klik Select…
177. Pada window select surface pilih surface1.
178. Kemudian klik Ok 3x untuk kembali ke gambar.
1. Buat File Baru, Beri Nama “Plan-Profil-Sheet.dwg”, Buat Project Baru beri nama “Sheet Standar”, isi
Description dengan “Latihan Membuat Sheet Standar”
2. Pada window Load Settings klik Next, pada Window Unit pilih Meter, Degrees, North Azimuths, pada
bagian Display Precision masing-masing isi dengan ”3”, kemudian klik Next. Pada window Scale isi
Drawing Scale Horizontal dengan 1:1000, Vertical dengan 1:100, Sheet Size dengan 594x841, klik Next.
Pada window zone untuk Categories pilih Indonesia, pada Available Coordinat System pilih Indonesia,
Java West;West of 108 deg East, Djakarta datum, klik Next. Pada window Orientation klik Next. Pada
window Text Style klik Next. Pada window Border pilih None kemudian klik Next. Pada window Save
Settings isi Profile Name dengan “Sheet Standar”, klik Save kemudian klik Finish.
3. Di sini kita akan mulai membuat Sheet Standar, untuk itu pindahkan dari Model Space ke Paper
Space dengan meng-klik Tab Layout1 di bagian bawah kiri. Buat Layer BORDER, LEGEND, VIEWPORT,
FRAME, GRID.
Buat garis batas Rectangle Polyline ukuran 400x280 dengan layer BORDER. Di sini mungkin akan terlihat
bahwa ukuran kertas lebih kecil dari pada ukuran BORDER, untuk itu kita perlu mengatur ukuran kertas.
4. Klik File>Page Setup Manager, klik New, ketik “A3” di New Page Setup Name, klik Ok. Atur
Printer/Plotter, Pilih Paper Size dengan A3, Plot Area dengan Extents, ketik Plot Scale 1 mm : 1 units, Plot
offset Centang Center the plot, Set Plot Style table ke monocrome.stb, Set Drawing Orientation ke
Landscape. Klik Ok.
Pada Window Page Setup Manager Pilih A3, klik Set Current kemudian klik Close. Sekarang ukuran
BORDER sudah muat dalam kertas ukuran A3.
5. Selanjutnya kita akan membuat direktori database style. Klik menu Sheet Manager>Setting. Pada
Window Setting, di sebelah kanan Style Database Path klik Set. Kemudian pada Path ketik
“SHEET_STANDAR\”, klik Ok.
Pada window Setting, Layers Label Frames ketik “FRAME”, pada Sheet Options Layout Page Setup Name
pilih A3. Kemudian pastikan terdapat tanda √ di depan Use Fixed Profile Stations, Draw MS Match Lines,
Draw Grid on Label Draw, dan Adjust Grid View.
6. Langkah berikutnya kita akan membuat Legenda untuk Keterangan Gambar, Skala Gambar, Nama
Proyek dan sebagainya. Buatlah Rectangle Polyline ukuran 75x270 dengan layer LEGEND, simpan di
sebelah kanan gambar dengan jarak 5 mm dari BORDER.
7. Selanjutnya kita akan membuat Viewport-Plan dengan layer VIEWPORT. Klik menu Sheet
Manager>Sheet Styles>Create Viewport. Gambar viewport dengan ukuran 310x120. Tempatkan viewport
di bagian kiri atas dengan jarak 5 mm dari BORDER.
8. Sekarang kita akan mengeset kategori viewport ini untuk plan. Klik menu Sheet Manager>Sheet
Styles>Set Viewport Category. Pilih gambar viewport tadi kemudian pada Window Edit View Data pilih
Plan untuk Category dan isikan 1.00 pada View Scale. Klik Ok.
9. Berikutnya kita akan membuat frame dengan layer FRAME untuk Viewport-Plan di atas. Klik menu
Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Karena kita akan membuat Frame baru maka tekan
Enter.
Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, kemudian klik Pick Origin/Size <<. Klik bagian
kiri bawah Viewport-Plan untuk Pick Lower Left (Origin) Point, kemudian klik bagian kanan atas Viewport-
Plan untuk Pick Upper Right (Origin) Point.
Pada window Edit Frame Data, Pilih Plan pada Type dan View pada Category, klik Ok.
10. Langkah berikutnya kita akan membuat Viewport-Profil dengan layer VIEWPORT. Klik menu Sheet
Manager>Sheet Styles>Create Viewport. Gambar viewport dengan ukuran 280x130. Tempatkan
Viewport-Profil ini di bawah sehingga midpoint sisi atasnya berhimpit dengan midpoint sisi bawah
Viewport-Plan.
11. Sekarang kita akan mengeset kategori viewport ini untuk Profil. Klik menu Sheet Manager>Sheet
Styles>Set Viewport Category. Pilih gambar Viewport-Profil tadi kemudian pada Window Edit View Data
pilih Profile untuk Category dan isikan 1.00 pada View Scale, klik Ok.
12. Berikutnya kita akan membuat frame untuk Viewport-Profil di atas. Klik menu Sheet Manager>Sheet
Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter untuk membuat Frame baru.
Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, kemudian klik Pick Origin/Size <<. Klik bagian
kiri bawah Viewport-Profil untuk Pick Lower Left (Origin) Point, kemudian klik bagian kanan atas
Viewport-Profil untuk Pick Upper Right (Origin) Point. Pilih Profile pada Type, dan View pada Category.
Sekarang kita akan membuat grid untuk frame tersebut. Klik Grid, klik Add pada window Edit Attached
Grid, ketik “Grid Profil” pada Style Name, klik Edit. Pada window Edit Grid Style pilih Vertical pada Line
Direction, ketik “5” pada Spacing, ketik “GRID“ pada layer, klik Add’. Kemudian pilih Horizontal pada Line
Direction, ketik “5” pada Spacing, ketik “GRID“ pada layer, klik Add, klik Ok 4x.
13. Selanjutnya kita akan membuat Frame Label untuk elevasi profil yang akan diletakan di sebelah kiri
dan kanan Viewport-Profil. Sekarang kita buat Frame untuk sebelah Kanan. Klik menu Sheet
Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter untuk membuat Frame baru.
Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, kemudian klik Pick Origin/Size <<. Klik bagian
kanan bawah Viewport-Profil untuk Pick Lower Left (Origin) Point, kemudian klik bagian kanan bawah
Viewport-Plan untuk Pick Upper Right (Origin) Point. Pilih Profile pada Type dan Label pada Category.
Sekarang kita akan menentukan Text-nya. Klik Text di bagian Attached Labels. Klik Add pada window Edit
Attached Text Label, Ketik “Profile Elevasi” pada window Select Style di bagian Style Name, klik Edit. Pada
window Text Label Properties pilih 5mm untuk Text Style, Middle Center untuk Justify, ketik “2.25” untuk
Height, ketik “0” untuk Rotation Angle, ketik “FRAME” untuk Layer.
Untuk menentukan format text-nya klik Edit. Pada window Edit Text Format pilih Profile untuk Code
Category, pilih Elevation untuk Codes, kemudian klik Add Code to Text Format. Untuk format angkanya
klik Numeric Format, pada window Edit Numeric Format isikan “0” pada bagian Decimal Precision, klik
Ok 4x hingga muncul window Edit Attached Text Label. Pilih Profile Elevasi pada Currently Attached, pilih
Profile|Elevation pada Design Data Point, pilih Incremental pada Label Location, pilih Frame Middle pada
Frame Justification, ketik “2” pada Label Increment, klik Ok 2x.
Selesai sudah kita membuat frame label elevasi profil untuk sebelah kanan. Untuk frame sebelah kiri kita
tinggal meng-copy frame yang baru saja dibuat.
14. Selanjutnya kita akan membuat Frame Label untuk elevasi rencana yang akan diletakan di bagian
bawah Viewport-Profil. Klik menu Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter untuk
membuat Frame baru.
Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, ketik “280” pada Width, ketik “7.5” pada
Height, Pilih Profile pada Type dan Label pada Category. Klik Text di bagian Attached Labels. Klik Add
pada window Edit Attached Text Label, Ketik “Elevasi Rencana” pada window Select Style di bagian Style
Name, klik Edit. Pada window Text Label Properties pilih 5mm untuk Text Style, Middle Center untuk
Justify, ketik “1.25” untuk Height, ketik “90” untuk Rotation Angle, ketik “FRAME” untuk Layer.
Untuk menentukan format text-nya klik Edit. Pada window Edit Text Format pilih FG Center Line untuk
Code Category, pilih Elevation untuk Codes, kemudian klik Add Code to Text Format. Klik Numeric
Format, pada window Edit Numeric Format isikan “3” pada bagian Decimal Precision, klik Ok 4x hingga
muncul window Edit Attached Text Label. Pilih Elevasi Rencana pada Currently Attached, pilih FG Center
Line|Elevation pada Design Data Point, pilih Incremental pada Label Location, pilih Frame Middle pada
Frame Justification, ketik “50” pada Label Increment, ketik “1” pada Label Offset Horizontal, klik Ok.
Sekarang kita akan membuat garis tegak lurus untuk frame tersebut. Klik Grid, klik Add pada window Edit
Attached Grid, ketik “Garis Tegak” pada Style Name, klik Edit. Pada window Edit Grid Style pilih Vertical
pada Line Direction, ketik “50” pada Spacing, ketik “FRAME“ pada layer, klik Add, klik Ok 4x.
Selesai sudah kita membuat frame label elevasi rencana. Letakan frame tersebut di bagian bawah
Viewport-Profil.
15. Selanjutnya kita akan membuat Frame Label untuk elevasi eksisting yang akan diletakan di bagian
bawah frame elevasi rencana. Klik menu Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter
untuk membuat Frame baru.
Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, ketik “280” pada Width, ketik “7.5” pada
Height, Pilih Profile pada Type dan Label pada Category. Klik Text di bagian Attached Labels. Klik Add
pada window Edit Attached Text Label, Ketik “Elevasi Eksisting” pada window Select Style di bagian Style
Name, klik Edit. Pada window Text Label Properties pilih 5mm untuk Text Style, Middle Center untuk
Justify, ketik “1.25” untuk Height, ketik “90” untuk Rotation Angle, ketik “FRAME” untuk Layer.
Untuk menentukan format text-nya klik Edit. Pada window Edit Text Format pilih EG Center untuk Code
Category, pilih Elevation untuk Codes, kemudian klik Add Code to Text Format. Klik Numeric Format,
pada window Edit Numeric Format isikan “3” pada bagian Decimal Precision, klik Ok 4x hingga muncul
window Edit Attached Text Label. Pilih Elevasi Eksisting pada Currently Attached, pilih EG Center|
Elevation pada Design Data Point, pilih Incremental pada Label Location, pilih Frame Middle pada Frame
Justification, ketik “50” pada Label Increment, ketik “-1” pada Label Offset Horizontal, klik Ok.
Sekarang kita akan membuat gridline tegak lurus untuk frame tersebut. Klik Grid, klik Add pada window
Edit Attached Grid, klik Garis Tegak pada Style List, klik Ok 3x.
Selesai sudah kita membuat frame label elevasi eksiting. Letakan frame tersebut di bagian bawah frame
elevasi rencana.
16. Selanjutnya kita akan membuat Frame Label untuk stasion (STA) yang akan diletakan di bagian
bawah frame elevasi eksisting. Klik menu Sheet Manager>Sheet Style>Create/Edit Frame. Tekan Enter
untuk membuat Frame baru.
Pada window Edit Frame Data, ketik “FRAME” pada Layer, ketik “280” pada Width, ketik “5” pada Height,
Pilih Profile pada Type dan Label pada Category. Klik Text di bagian Attached Labels. Klik Add pada
window Edit Attached Text Label, Ketik “Stasioning” pada window Select Style di bagian Style Name, klik
Edit. Pada window Text Label Properties pilih 5mm untuk Text Style, Middle Center untuk Justify, ketik
“2” untuk Height, ketik “0” untuk Rotation Angle, ketik “FRAME” untuk Layer.
Untuk menentukan format text-nya klik Edit. Pada window Edit Text Format pilih Alignment untuk Code
Category, pilih Station untuk Codes, kemudian klik Add Code to Text Format. Klik Numeric Format, pada
window Edit Numeric Format isikan “0” pada bagian Decimal Precision, beri tanda √ di depan Use Station
Format klik Ok 4x hingga muncul window Edit Attached Text Label. Pilih Stasioning pada Currently
Attached, pilih Alignment|Station pada Design Data Point, pilih Incremental pada Label Location, pilih
Frame Middle pada Frame Justification, ketik “50” pada Label Increment, klik Ok 2x.
Selesai sudah kita membuat frame label stasion. Letakan frame tersebut di bagian bawah frame elevasi
eksisting.
17. Selanjutnya save gambar sheet tersebut agar bisa digunakan. Klik Sheet Manager>Sheet Style>Save
Sheet Style. Ketik “sheet-plan-profil-dinx”. Klik Ok.