Anda di halaman 1dari 5

Potensial Aksi

Potensial aksi adalah perubahan singkat, cepat, dan besar (100 mV) pada potensial membran
manakala potensial sesungguhnya berbalik sehingga bagian dalam sel peka-rangsang sepintas
menjadi lebih positif ketimbang bagian luar. Sinyal tidak melemah atau hilang, tetapi
menetap dengan kekuatan penuh dari awal hingga akhir.

Umumnya, bagian membran peka-rangsang tempat potensial berjenjang dihasilkan sebagai


respons terhadap sebuah kejadian pemicu tidak mengalami potensial aksi. Namun, arus pasif
dari tempat potensial berjenjang mendepolarisasi bagian-bagian membran sekitarnya tempat
potensial aksi dapat tercipta. Depolarisasi dari potensial istirahat -70 mV berjalan lambat
hingga tercapai nilai kritis yang disebut potensial ambang, biasanya antara -50 dan -55 mV.
Pada potensial ambang, terjadi lonjakan depolarisasi. Rekaman potensial pada saat ini
memperlihatkan defleksi tajam ke atas begitu potensial dengan cepat berbalik sendiri
sedemikian rupa sehingga bagian dalam sel menjadi lebih positifketimbang bagian luar.
Potensial puncak umumnya bernilai +30 hingga +40 mV, bergantung pada sel peka-rangsang
bersangkutan. Sama cepatnya, membran mengalami repolarisasi, potensial membran turun
kembali ke potensial istirahat. Gaya-gaya yang menimbulkan repolarisasi membran sering
kali mendorong potensial terlalu jauh, menyebabkan hiperpolarisasi ikutan singkat, yakni saat
bagian dalam membran menjadi lebih negatif daripada normal (misalnya, -80 mV), sebelum
kembali ke potensial istirahat. Potensial aksi merupakan keseluruhan perubahan cepat
potensial dari ambang ke puncak, kemudian kembali ke keadaan istirahat. Tidak seperti
durasi potensial berjenjang yang bervariasi, durasi potensial aksi selalu sama di sebuah sel
peka-rangsang. Di sebuah neuron, potensial aksi berlangsung hanya selama 1 mdet (0,001
detik). Potensial aksi berlangsung lebih lama di otot, dengan durasi bergantung pada jenis
otot. Potensial aksi sering kali merujuk pada apa yang dinamakan spike, karena gambaran
rekamannya yang mirip duri. Alternatifnya, ketika terpicu untuk mengalami potensial aksi,
sebuah membran peka-rangsang dikatakan lepas muatan (fire). Karena itu, istilah potensial
aksi, spike, dan firing merujuk pada fenomena yang sama, yakni berbaliknya potensial
membran dengan cepat. Jika depolarisasi awal akibat sebuah kejadian pemicu tidak mencapai
potensial ambang, tidak tercipta potensial aksi. Dengan demikian, ambang adalah titik kritis
tuntas-atau-gagal (all-or-none), apakah membran terdepolarisasi hingga ke ambang dan
potensial aksi tercipta atau ambang tidak tercapai dalam respons terhadap peristiwa
depolarisasi dan tidak ada potensial aksi yang tercipta.

KANAL Na+ DAN K+ BERPINTU-LISTRIK

Kanal membran berpintu listrik tersusun atas protein yang memiliki banyak gugus bermuatan.
Medan listrik (potensial) yang mengelilingi kanal ini dapat menganggu struktur kanal
manakala bagian-bagian bermuatan pada protein kanal tertarik atau tertolak secara kelistrikan
oleh muatan yang ada di cairan sekitar membran. Tidak seperti kebanyakan protein membran,
yang tetap stabil meskipun terjadi fluktuasi potensial membran, protein kanal berpintu-listrik
sangat peka terhadap perubahan listrik. Gangguan kecil sekalipun pada bentuk kanal, imbas
perubahan potensial, dapat menyebabkan kanal bersangkutan berubah bentuk (konformasi).
Lagi-lagi, hal ini merupakan sebuah contoh bagaimana perubahan kecil pada struktur dapat
berpengaruh besar pada fungsi. Kanal Na+ berpintu-listrik memiliki dua pintu: pintu aktivasi
dan pintu inaktivasi (Gambar 4-5). Pintu aktivasi menjaga bagian dalam kanal dengan
membuka dan menutup layaknya pintu geser. Pintu inaktivasi tersusun atas rangkaian asam
amino menyerupai bola dan rantai di celah kanal yang menghadap CIS. Pintu ini membuka
ketika bola tergantung bebas di ujung rantai dan menutup saat bola terikat ke celah sehingga
menghalangi celah tersebut. Kedua pintu harus membuka agar Na+ dapat melewati kanal,
sementara menutupnya salah satu pintu menyebabkan ion ini tidak dapat lewat. Kanal Na+
berpintu-listrik ini terdapat dalam tiga konformasi berbeda: (1) tertutup, tetapi dapat
membuka (pintu aktivasi tertutup, pintu inaktivasi terbuka; Gambar 4-5a); (2) terbuka, atau
aktif (kedua pintu terbuka; Gambar 4-5b); dan (3) tertutup dan tidak dapat membuka, atau
inaktif (pintu aktivasi terbuka, pintu inaktivasi tertutup, Gambar 4-5c). Kanal ini bergerak
melalui beragam konformasi ini, yang terjadi akibat perubahan listrik yang berlangsung
selama potensial aksi, sebagaimana akan dipaparkan sebentar lagi. Ketika potensial aksi
selesai dan membran telah berbalik ke potensial istirahatnya, kanal kembali ke konformasi
"tertutup, tetapi dapat membuka". Kanal K+ berpintu-listrik lebih sederhana. Kanal ini hanya
memiliki satu pintu aktivasi, yang dapat menutup (Gambar 4-5d) atau membuka (Gambar 4-
5e).

PERUBAHAN PERMEABILITAS DAN PERPINDAHAN ION SELAMA


POTENSIAL AKSI

1. Potensial istirahat, seluruh kanal berpintu-listrik tertutup.


2. Pada ambang, pintu aktivasi Na+ membuka dan pNa+ naik.
3. Na+ memasuki sel, menyebabkan lonjakan depolarisasi hingga +30 mV, yang
mencetuskan fase naik potensial aksi.
4. Pada puncak potensial aksi, pintu inaktivasi Na+ menutup dan pNa+ turun, mengakhiri
perpindahan Na+ memasuki set. Pada saat bersamaan, pintu aktivasi K+ membuka dan
naik.
5. K+ meninggalkan sel, menyebabkan repoiarisasi ke potensial istirahat, yang
mencetuskan fase turun potensial aksi.
6. Saat kembali ke potensial istirahat, pintu aktivasi Na+ menutup dan pintu inaktivasi
membuka, memulihkan kanal untuk memberi kesempatan merespons kejadian pemicu
depolarisasi lainnya.
7. Perpindahan K+ lebih lanjut ke luar sel melalui kanal K+ yang masih terbuka
menyebabkan hiperpolarisasi membran, yang mencetuskan hiperpolarisasi ikutan.
8. Pintu aktivasi menutup, dan membran kembali ke potensial islirahat.

POTENSIAL AKSI MENJALAR DARI AKSON HILLOCK KE TERMINAL AKSON

Sebuah neuron umumnya terdiri atas tiga bagian dasar-badan sel, dendrit, dan akson-
meskipun strukturnya bervariasi, bergantung pada lokasi dan fungsi neuron. Nukleus dan
organel terdapat di badan sel, tempat munculnya banyak juluran yang dikenal sebagai dendrit,
biasanya mencuat mirip antena guna meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
menerima sinyal dari neuron lain. Cuatan mirip duri atau mirip tombol, disebut dendritic
spines, sering kali muncul dari dendrit, makin menambah luas permukaan yang tersedia untuk
penerimaan sinyal. Sebagian neuron memiliki hingga 400.000 dendrit, yang membawa sinyal
menuju badan sel. Di sebagian besar neuron, membran plasma dendrit dan badan sel
mengandung reseptor protein yang mengikat zat kimia perantara dari neuron lain. Karena itu,
dendrit dan badan sel merupakan zona masukan neuron karena komponen-komponen ini
menerima dan mengintegrasikan sinyal yang datang. Di sinilah tempat potensial berjenjang
dihasilkan sebagai respons terhadap kejadian pemicu, dalam hal ini, zat kimia perantara yang
datang.

Akson, atau serat saraf, adalah juluran tubular tunggal panjang yang menghantarkan potensial
aksi menjauhi badan sel dan berakhir di sel lain. Panjang akson bervariasi, dari kurang dari
satu milimeter di neuron yang berkommunikasi hanya dengan sel-sel tetangga hingga\lebih
dari satu meter di neuron yang berkomunikasi dengan bagianbagian sistem saraf yang jauh
atau dengan organ perifer.
Bagian pertama akson bersama bagian badan sel tempat keluarnya akson secara kolektif
dikenal sebagai axon hillock atau segmen awal. Axon hillock merupakan zona pemicu neuron
karena di sinilah tempat potensial aksi tercetus, atau dimulai, oleh potensial berjenjang jika
kekuatannya memadai. Potensial aksi kemudian dihantarkan di sepanjang akson dari axon
hillock ke bagian ujung yang biasanya bercabang-cabang di terminal akson. Terminal ini
melepaskan zat kimia perantara yang memengaruhi sekaligus banyak sel lain yang
berhubungan erat dengan akson ini. Karena itu, secara fungsional, akson adalah zona
penghantar neuron, dan terminal akson membentuk zona output-nya.

Potensial aksi hanya dapat tercetus di bagian-bagian membran yang memiliki banyak kanal
Na+ berpintu-listrik yang dapat membuka saat terpicu oleh sebuah kejadian pendepolarisasi.
Biasanya, bagian-bagian sel peka-rangsang tempat terjadinya potensial berjenjang tidak
mengalami potensial aksi karena hanya sedikit kanal Na+ berpintu-listrik di sini. Karena itu,
tempat-tempat khusus untuk potensial berjenjang tidak mengalami potensial aksi, meskipun
dapat mengalami depolarisasi bermakna. Namun, sebelum lenyap, potensial berjenjang dapat
memicu potensial aksi di bagian-bagian membran di dekatnya dengan membawa bagian yang
lebih peka ini ke ambang melalui arus lokal yang menyebar dari tempat potensial berjenjang.
Sebagai contoh, di neuron pada umumnya, potensial berjenjang dihasilkan di dendrit dan
badan sel sebagai respons atas sinyal kimiawi yang datang. Fika potensial berjenjang cukup
kuat ketika telah menyebar ke axon hillock, dapat mencetuskan potensial aksi di zona pemicu
ini. Axon hillock memiliki ambang terendah di neuron karena kepadatan kanal Na+ berpintu-
listrik di bagian ini jauh lebih tinggi ketimbang bagian lain di neuron. Oleh sebab itu, axon
hillock jauh lebih responsif daripada dendrit atau bagian lain di badan sel terhadap perubahan
potensial dan merupakan bagian yang pertama kali mencapai ambang rangsang (pada
potensial yang sama, dendrit dan badan sel masih jauh di bawah ambang rangsangnya, yang
jauh lebih tinggi). Jadi, potensial aksi bermula dari axon hillock, kemudian menjalar ke ujung
akson.

Sumber : Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem (Lauralee Sherwood Edisi 8)

Anda mungkin juga menyukai