INVERSIO UTERI
Disusun Oleh:
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT. Tuhan Seru Sekalian Alam.
Kepada-Nya saya memohon dan kepada-Nya kami meminta pertolongan dan Alhamdulillah atas
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“INVERSIO UTERI” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan bayak terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada Ibu Djauharoh, SST selaku dosen mata kuliah pathologi persalinan yang telah
membimbing dan menuntun kami dengan penuh kesabaran, ketabahan dan seikhlsan, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, namun skami sudah berupaya untuk menampilkan yang terbaik.
Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan pembuatan
makalah.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya, AMIN……..!!!!!!!!!!
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
• Inversio Uteri adalah keadaan dimana fundus uteri masuk ke dalam kavum uteri, dapat
secara mendadak atau terjadi perlahan. (Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan,Prof.dr.Ida Bagus M,SpOG)
• Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk ke dalam kavum uteri. (Obstetri Fisiologi & Obstetri Patologi,dr. Delfi Lutan
Sp.OG)
• Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus uteri ) memasuki
kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri, bahkan
ke dalam vagina atau keluar vagina dengan dinding endometriumnya sebelah luar.(Ilmu
Kandungan,Sarwono Prawiroharjo)
• Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana badan rahim berbalik, menonjol melalui
serviks (leher rahim) ke dalam atau ke luar vagina. (Obstetri Patologi ,UNPAD
• Inversio uteri merupakan keadaan dimana bagian atas uterus memasuki kavum uteri,
sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri. Peristiwa ini jarang
sekali ditemukan, terjadi tiba-tiba dalam kala III/ segera setelah plasenta
keluar.(Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Sarwono Prawiroharjo)
• Presentasi
2. KLASIFIKASI
Inversio uteri dibagi atas :
1. Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruang rongga
rahim.
2. Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3. Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina.
(Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan,Prof.dr.Ida Bagus
M,SpOG)
3. PATOFISIOLOGI
Uterus dikatakan mengalami inversi jika bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan
plasenta. Reposisi sebaiknya segera dilakukan. Dengan berjalannya waktu, lingkaran konstriksi
sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus akan terisi darah. Dengan adanya
persalinan yang sulit, menyebabkan kelemahan pada ligamentum-ligamentum, fasia endopelvik,
otot-otot dan fasia dasar panggul karena peningkatan tekanan intra abdominaldan faktor usia.
Karena serviks terletak diluar vagina akan menggeser celana dalam dan menjadi ulkus dekubiltus
(borok). Dapat menjadi SISTOKEL karena kendornya fasia dinding depan vagina (mis : trauma
obstetrik) sehingga kandung kemih terdorong ke belakang dan dinding depan vagian terdorong
kebelakang. Dapat terjadi URETROKEL, karena uretra ikut dalam penurunan tersebut. Dapat
terjadi REKTOKEL, karena kelemahan fasia di dinding belakang vagina, oleh karena trauma
obstetri atau lainnya, sehingga rektum turun ke depan dan menyebabkan dinding vagina atas
belakang menonjol ke depan. Dapat terjadi ENTEROKEL, karena suatu hemia dari kavum
dauglasi yang isinya usus halus atau sigmoid dan dinding vagina atas belakang menonjol ke
depan. Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel disebut prolaps vagina. Prolaps uteri
sering diikuti prolaps vagina, tetapi prolaps vagina dapat berdiri sendiri.
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem. Inversio Uteri
terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem berupa terbaliknya terus sehingga
bagian dalam fundus uteri keluar melalui servik dan berada diluar seluruhnya ke dalam kavum
uteri. Oleh karena servik mendapatkan pasokan darah yang sangat banyak maka inversio uteri
yang total dapat menyebabkan renjatan vasovagal dan memicu terjadinya perdarahan pasca
persalinan yang masif akibat atonia uteri yang menyertainya. Inversio Uteri dapat terjadi pada
kasus pertolongan persalinan kala III aktif. khususnya bila dilakukan tarikan talipusat terkendali
pada saat masih belum ada kontraksi uterus dan keadaan ini termasuk klasifikasi tindakan
iatrogenic.
Gambar 2. Akibat traksi talipusat dengan plasenta yang berimplantasi dibagian fundus uteri dan
dilakukan dengan tenaga berlebihan dan diluar kontraksi uterus akan menyebabkan inversio
uteri
4. ETIOLOGI
Faktor yang memudahkan terjadinya inversion uteri adalah:
• Lemah
• Tipis dindingnya.
Berbagai faktor etiologi telah dikaitkan dengan inversi uterus, walaupun mungkin tidak ada
penyebab yang jelas. Di identifikasi faktor etiologi meliputi:
Tali pusat yang pendek
Traksi yang berlebihan pada tali pusat
Tekanan pada fundus yang berlebihan
Sisa plasenta dan abnormal perlekatan plasenta (inkreta, perkreta, akreta)
Menarik terlalu keras pada tali pusar untuk mempercepat pelepasan plasenta, terutama jika plasenta
melekat pada fundus.
Endometritis kronis
Kelahiran setelah sebelumnya operasi caesar
Cepat atau tenaga His yang panjang
Sebelumnya rahim inversi
Obat tertentu seperti magnesium sulfat (sebagai relaksan otot selama persalinan)
Unicornuate rahim
Kelainan bawaan atau kelemahan rahim.
4. GEJALA KLINIS
Gejala-gejala inversio uteri pada permulaan tidak selalu jelas yang dijumpai pada kala III
persalinan atau post partum. Akan tetapi, apabila kelainan itu sejak awalnya timbul dengan cepat
maka :
• rasa nyeri yang hebat dan dapat menimbulkan syok. Rasa nyeri yang hebat tersebut
disebabkan karena fundus uteri menarik adneksa serta ligamentum infundibulopelvikum
dan ligamentum rotundum kanan dan kiri ke dalam terowongan inversio sehingga terjadi
tarikan yang kuat pada peritoneum parietal.
• Perdarahan yang banyak akibat dari plasenta yang masih melekat pada uterus, hal ini
dapat juga berakibat syok .
• bila masih inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke
dalam
• bila sudah komplit, di atas simfisis teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak;
atau kavum uteri sudah tidak ada (terbalik) .
6. DIAGNOSA
Penegakan diagnosis sangat penting dan mungkin menyelamatkan nyawa ibu. Diagnosis
tidak sukar dibuat jika mengetahui kemungkinan terjadinya inversio uteri. Pada penderita dengan
syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau
setelah persalinan selesai, pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak di atas
serviks uteri atau dalam vagina, sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat.
Diagnose juga bisa ditegakkan apabila pemeriksa menemukan beberapa tanda inversi uterus
yang mencakup:
Uterus menonjol dari vagina.
Fundus tidak tampaknya berada dalam posisi yang tepat ketika dokter palpasi (meraba) perut
ibu.
Adanya perdarahan yang tidak normal dan perdarahannya banyak bergumpal.
Tekanan darah ibu menurun (hipotensi).
Ibu menunjukkan tanda-tanda syok (kehilangan darah) dan kesakitan
Di vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa plasenta yang masih melekat.
Bila baru terjadi maka, maka prognosis cukup baik akan tetapi bila kejadian cukup lama maka
jepitan serviks yang mengecil akan membuat uterus mengalami iskemia, nekrosis, dan infeksi.
Pemeriksaan penunjang (seperti USG atau MRI) dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk
memperkuat diagnosis.
7. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan : hati-hati dalam memimpin persalinan, jangan terlalu mendorong
rahim atau melakukan perasat Crede berulang-ulang dan hati-hatilah dalam
menarik tali pusat serta melakukan pengeluaran plasenta dengan tajam.
2. Bila telah terjadi maka terapinya :
90% kasus inversio uteri disertai dengan perdarahan yang masif dan “life-threatening”.
• Bila terjadi syok atau perdarahan, gejala ini diatasi dulu dengan infus intravena cairan elektrolit
dan tranfusi darah.
• Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya renjatan vasovagal dan perdarahan maka harus
segera dilakukan tindakan reposisi secepat mungkin.
• Segera lakukan tindakan resusitasi.
• Bila plasenta masih melekat, jangan dilepas oleh karena tindakan ini akan memicu perdarahan
hebat .
• Lakukan tindakan resusitasi dengan cara : Tangan seluruhnya dimasukkan ke vagina sedang jari
tengah dimasukkan ke dalam cavum uteri melalui serviks uteri yang mungkin sudah mulai
menciut, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan tapi terus menerus kearah atas agak
kedepan sampai korpus uteri melewati serviks dan inversion.
• Salah satu tehnik reposisi lain yaitu dengan menempatkan jari tangan pada fornix posterior,
dorong uterus kembali kedalam vagina, dorong fundus kearah umbilikus dan memungkinkan
ligamentum uterus menarik uterus kembali ke posisi semula . Rangkaian tindakan ini dapat
dilihat pada gambar 1 diatas.
• Sebagai tehnik alternatif : dengan menggunakan 3 – 4 jari yang diletakkan pada bagian tengah
fundus dilakukan dorongan kearah umbilikus sampai uterus kembali keposisi normal.
• Setelah reposisi berhasil, tangan dalam harus tetap didalam dan menekan fundus uteri. Berikan
oksitosin atau Suntikkan intravena 0,2 mg ergomitrin kemudian dan jika dianggap masih perlu,
dilakukan tamponade uterovaginal dan setelah terjadi kontraksi, tangan dalam boleh dikeluarkan
perlahan agar inversio uteri tidak berulang.
• Bila reposisi per vaginam gagal, maka dilakukan reposisi melalui laparotomi.
8. KOMPLIKASI
Komplikasi meliputi endomyometritis , kerusakan usus atau pelengkap rahim.
9. PROGNOSIS
Prognosis inversi uteri di pengaruhi oleh kecepatan penanganan, makin lambat keadaan ini di
ketahui dan di obati makin buruk prognosanya dan jika dikelola dengan benar maka akan
membawa prognosa yang baik pula.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA