Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

Oleh :
Angga Agung Saputra
NIM SN171017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
Chronic Kidney Disease (CKD)

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan
sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan
glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal
kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan
fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana
kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan
keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia.

2. Etiologi
Diabetes dan hipertensi baru-baru ini telah menjadi etiologi tersering
terhadap proporsi GGK di US yakni sebesar 34% dan 21% . Sedangkan
glomerulonefritis menjadi yang ketiga dengan 17%. Infeksi nefritis tubulointerstitial
(pielonefritis kronik atau nefropati refluks) dan penyakit ginjal polikistik masing-
masing 3,4%. Penyebab yang tidak sering terjadi yakni uropati obstruktif , lupus
eritomatosus dan lainnya sebesar 21 %.. Penyebab gagal ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis di Indonesia tahun 2000 menunjukkan glomerulonefritis
menjadi etiologi dengan prosentase tertinggi dengan 46,39%, disusul dengan
diabetes melitus dengan 18,65%, obstruksi dan infeksi dengan 12,85%, hipertensi
dengan 8,46%, dan sebab lain dengan 13,65% (Sudoyo, 2012).

3. Manifestasi Klinis
Setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronis dipengaruhi oleh kondisi
uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda
dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia pasien dan
kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis adalah sebagai
berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem
renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema
periorbital, Friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia,
mual,muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai,
panas pada telapak kaki, perubahan perilaku
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler

4. Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami
beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD antara lain adalah :
1. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme, dan
masukan diit berlebih.
2. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoitin.
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan
kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
6. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
7. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
8. Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
9. Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.
5. Patofisiologi dan Pathway
6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama penatalaksanaan pasien GGK adalah untuk mempertahankan
fungsi ginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah
atau mengobati komplikasi. Terapi konservatif tidak dapat mengobati GGK namun
dapat memperlambat progres dari penyakit ini karena yang dibutuhkan adalah terapi
penggantian ginjal baik dengan dialisis atau transplantasi ginjal.
Lima sasaran dalam manajemen medis GGK meliputi :
1. Untuk memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol
proses penyakit melalui kontrol tekanan darah (diet, kontrol berat badan dan obat-
obatan) dan mengurangi intake protein (pembatasan protein, menjaga intake
protein sehari-hari dengan nilai biologik tinggi < 50 gr), dan katabolisme
(menyediakan kalori nonprotein yang adekuat untuk mencegah atau mengurangi
katabolisme)
2. Mengurangi manifestasi ekstra renal seperti pruritus , neurologik, perubahan
hematologi, penyakit kardiovaskuler;
3. Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet;
4. Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga
Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien sudah memerlukan dialisi tetap
atau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis juga
diiperlukan bila :
 Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
 Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
 Overload cairan (edema paru)
 Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran
 Efusi perikardial
 Sindrom uremia ( mual,muntah, anoreksia, neuropati) yang memburuk.

B. KONSEP PENYAKIT
1. Pengkajian
a. Riwayat
Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo
nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan
traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya
CKD.
b. Pola Gordon
a. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan Apakah klien tahu tentang
penyakitnya? Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa
sakit? Apa yang dilakukan jika rasa sakitnya timbul? Apakah pasien tahu
penyebab dari rasa sakitnya? Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika
terjadi rasa sakit?
b. Nutrisi metabolik Apakah klien merasa mual/muntah/sulit menelan?
Apakah klien mengalami anoreksia? Makan/minu: frekuensi, jenis, waktu,
volume, porsi?
c. Eliminasi Apakah buang air besar atau buang air kecil: teratur, frekuensi,
waktu, warna, konsistensi, keluhan nyeri, bau, sejak kapan?
d. Aktivitas dan latihan Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas
(penkes, sebagian, total)? Apakah ada keluhan saat beraktivitas (sesak,
batuk)?
e. Tidur dan istirahat Apakah tidur klien terganggu, penyebab? Berapa lama,
kualitas tidur (siang dan/malam) ? Kebiasaan sebelum tidur?
f. Kognitif dan persepsi sensori Sebelum sakit: Bagaimana menghindari rasa
sakit? Apakah mengalami nyeri (PQRST)? Apakah merasa pusing?
g. Persepsi dan konsep diri Bagaimana pandangan pasien dengan dirinya
terkait dengan penyakitnya? Bagaimana harapan klien terkait dengan
penyakitnya?
c. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran
pasien dari compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat
dan reguler.
c. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi,
atau terjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran
telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir
kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot
bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada
paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara
tambahan pada jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat
ulkus.
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan
tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat /
uremia, dan terjadi perikarditis.
d. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan
adanya massa kista, obtruksi pada saluran perkemihan bagianatas.
2. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel
jaringan untuk diagnosis histologis.
3. Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.
4. EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit
dan asam basa.
b. Foto Polos Abdomen
Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.
c. Pielografi Intravena
Menilai sistem pelviokalises dan ureter, beresiko terjadi penurunan faal
ginjal pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
d. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
pelviokalises, dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi
sistem pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
e. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler,
parenkhim) serta sisa fungsi ginjal
f. Pemeriksaan Radiologi Jantung
Mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis
g. Pemeriksaan radiologi Tulang
Mencari osteodistrofi (terutama pada falangks /jari) kalsifikasi metatastik
h. Pemeriksaan radiologi Paru
Mencari uremik lung yang disebabkan karena bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograde
Dilakukan bila dicurigai adanya obstruksi yang reversible
j. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia)
k. Biopsi Ginjal
Dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal kronis atau
perlu untuk mengetahui etiologinya.
l. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1) Laju endap darah
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada
(anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh pus /
nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor, warna
kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat).
Osmolalitas : Kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan
tubular, amrasio urine / ureum sering 1:1.
3) Ureum dan Kreatinin
Ureum:
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10
mg/dL diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5).
4) Hiponatremia
5) Hiperkalemia
6) Hipokalsemia dan hiperfosfatemia
7) Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
8) Gula darah tinggi
9) Hipertrigliserida
10) Asidosis metabolik

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urin dan retensi
cairan dan natrium.
2. Perubahan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
mual muntah.
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 dan nutrisi
ke jaringan sekunder.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan anemia, retensi produk
sampah dan prosedur dialysis.
6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveolus
sekunder terhadap adanya edema pulmoner.
7. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak seimbangan cairan
mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskuler sistemik,
gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung (ketidak seimbangan elektrolit).
3. Rencana Asuhan Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan & KH Kode NIC Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1. Kelebihan Tujuan: 4130 Fluid Management :
volume cairan Setelah dilakukan 1. Kaji status cairan ;
b.d penurunan asuhan keperawatan timbang berat
haluaran urin selama 3x24 jam badan,keseimbangan
dan retensi volume cairan masukan dan haluaran,
cairan dan seimbang. turgor kulit dan adanya
natrium. Kriteria Hasil: edema
NOC : Fluid 2. Batasi masukan cairan
Balance 3. Identifikasi sumber
 Terbebas dari 2100 potensial cairan
edema, efusi, 4. Jelaskan pada pasien
anasarka dan keluarga rasional
 Bunyi nafas pembatasan cairan
bersih,tidak 5. Kolaborasi pemberian
adanya dipsnea cairan sesuai terapi.
 Memilihara
tekanan vena Hemodialysis therapy
sentral, tekanan 1. Ambil sampel darah dan
kapiler paru, meninjau kimia darah
output jantung (misalnya BUN,
dan vital sign kreatinin, natrium,
normal. pottasium, tingkat
phospor) sebelum
perawatan untuk
mengevaluasi respon
thdp terapi.
2. Rekam tanda vital: berat
badan, denyut nadi,
pernapasan, dan tekanan
darah untuk
mengevaluasi respon
terhadap terapi.
3. Sesuaikan tekanan
filtrasi untuk
menghilangkan jumlah
yang tepat dari cairan
berlebih di tubuh klien.
4. Bekerja secara
kolaboratif dengan
pasien untuk
menyesuaikan panjang
dialisis, peraturan diet,
keterbatasan cairan dan
obat-obatan untuk
mengatur cairan dan
elektrolit pergeseran
antara pengobatan
2 Gangguan Setelah dilakukan 1100 Nutritional Management
nutrisi kurang asuhan keperawatan 1. Monitor adanya mual dan
dari kebutuhan selama 3x24 jam muntah
tubuh b.d nutrisi seimbang dan 2. Monitor adanya
anoreksia mual adekuat. kehilangan berat badan
muntah. Kriteria Hasil: dan perubahan status
NOC : Nutritional nutrisi.
Status 3. Monitor albumin, total
 Nafsu makan protein, hemoglobin, dan
meningkat hematocrit level yang
 Tidak terjadi menindikasikan status
penurunan BB nutrisi dan untuk
 Masukan nutrisi perencanaan treatment
adekuat selanjutnya.

 Menghabiskan 4. Monitor intake nutrisi dan

porsi makan kalori klien.


 Hasil lab normal 5. Berikan makanan sedikit
(albumin, kalium) tapi sering
6. Berikan perawatan mulut
sering
7. Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian diet
sesuai terapi
3 Perubahan Setelah dilakukan 3350 Respiratory Monitoring
pola napas asuhan keperawatan 1. Monitor rata – rata,
berhubungan selama 1x24 jam kedalaman, irama dan
dengan pola nafas adekuat. usaha respirasi
hiperventilasi Kriteria Hasil: 2. Catat pergerakan
paru NOC : Respiratory dada,amati kesimetrisan,
Status penggunaan otot
 Peningkatan tambahan, retraksi otot
ventilasi dan supraclavicular dan
oksigenasi yang 3320 intercostal
adekuat 3. Monitor pola nafas :
 Bebas dari tanda bradipena, takipenia,
tanda distress kussmaul, hiperventilasi,
pernafasan cheyne stokes
 Suara nafas yang 4. Auskultasi suara nafas,
bersih, tidak ada catat area penurunan /
sianosis dan tidak adanya ventilasi dan
dyspneu (mampu suara tambahan
mengeluarkan Oxygen Therapy
sputum, mampu 1. Auskultasi bunyi nafas,
bernafas dengan catat adanya crakles
mudah, tidak ada 2. Ajarkan pasien nafas
pursed lips) dalam

 Tanda tanda vital 3. Atur posisi senyaman

dalam rentang mungkin

normal 4. Batasi untuk beraktivitas


5. Kolaborasi pemberian
oksigen
4 Gangguan Setelah dilakukan 4066 Circulatory Care
perfusi asuhan keperawatan 1. Lakukan penilaian secara
jaringan selama 3x24 jam komprehensif fungsi
berhubungan perfusi jaringan sirkulasi periper. (cek
dengan adekuat. nadi priper,oedema,
penurunan Kriteria Hasil: kapiler refil, temperatur
suplai O2 dan NOC: Circulation ekstremitas).
nutrisi ke Status 2. Kaji nyeri
jaringan  Membran 3. Inspeksi kulit dan Palpasi
sekunder. mukosa merah anggota badan
muda 4. Atur posisi pasien,
 Conjunctiva ekstremitas bawah lebih
tidak anemis rendah untuk
 Akral hangat memperbaiki sirkulasi.

 TTV dalam batas 5. Monitor status cairan

normal. intake dan output

 Tidak ada edema 6. Evaluasi nadi, oedema


7. Berikan therapi
antikoagulan.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dotcherman, Joanne M. Nursing Intervention
Classification (NIC). USA: Mosby Elsevier. 2008.

Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC. 2012.

Johnson, M. Etal. Nursing Outcome Classification (NOC). USA: Mosby Elsevier. 2008.

Nahas, Meguid El & Adeera Levin. Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press. 2010

Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2012

Anda mungkin juga menyukai