Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teks Cerita fabel

Secara etimologis, fabel berasal dari bahasa Latin fabulat cetak miring. Cerita fabel
merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berprilaku seperti manusia. Fabel disebut
juga cerita binatang. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata.
Cerita fabel seiring juga disebut cerita moral, karena pesan yang ada di dalam cerita fabel
berkaitan erat dengan moral.

Ketika membaca dan memahami isi fabel, kita diminta menangkap makna teks fabel
tersebut. Makna yang dimaksud meliputi pemahaman kata/istilah dan sebuah teks fabel.
Pemahaman kata/ istilah maksudnya mengetahui makna kata / istilah yang digunakan dalam
teks fabel. Pemahaman isi meliputi unsur-unsur intrinsik teks fabel. Unsur intrinsik meliputi
tema, tokoh dan penokohan, latar, alur/plot, dan amanat :

1. Tema, adalah gagasan/ide pokok cerita.


2. Tokoh, adalah pelaku dalam cerita.
3. Penokohan, adalah gambaran watak tokoh.
Penokohan dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Tokoh Antagonis ( jahat )
b. Tokoh Protagonis ( baik )
c. Tokoh Tritagonis ( sampingan )
4. Latar / setting, adalah tempat, suasana, dan waktu terjadinya cerita .
Ada 3 jenis latar, yaitu :
a. Latar tempat
b. Latar suasana
c. Latar waktu
5. Alur / plot, adalah rangkaian jalanya cerita
Alur dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Alur maju ( proges ), yaitu alur yang diawali dengan perkenalan.
b. Alur mundur ( flash back ), yaitu alur yang tidak dimulai dari tahap awal cerita.
c. Alur campuran ( maju mundur ), yaitu alur yang diawali klimaks, kemudian
melihat lagi masa lampau dan dilanjutkan sampai pada penyelesaian.
6. Amanat, adalah pesan moral yang disampaikan dari sebuah cerita fabel.

B. Struktur teks Cerita Fabel


Sebelum mengetahui amanat atau pesan moral dari cerita fabel, terlebih dahulu harus
mengenal struktur teks cerita Fabel. Struktur teks cerita fabel adalah sebagai berikut :
1. Orientasi, adalah tahap pengenalan tokoh, dan dimana terjadinya peristiwa.
2. Komplikasi, adalah tahup konflik muncul dan pelaku mulai bereaksi terhadap
konflik, kemudian konflik meningkat.
3. Resolusi, adalah tahap konflik terpecahkan dan menemukan penyelesaiannya.
4. Koda, adalah tahap perubahan pada tokoh.
Contoh teks fabel :

Anak Macan dan Anjing


Suatu hari, seekor anjing lucu berjalan-jalan di hutan. Pagi itu, hutan terlihat sangat
indah, sehingga anjing itu berjalan-jalan sepanjang pagi. Ketika siang mulai
menggeser pagi, anjing itu tersesat. ‘dimana aku” ? si anjing bingung. Di tengah
kebingungannya, ia mendengar suara anak macan yang minta tolong.
“Tolong !!!” teriak anak macan itu. Si anjing segera berlari menuju suara itu. Terlihat
seekor anak macan yang sedang kesakitan karena kakinya terjepit. Si anjing
menghampiri anak macan itu. “Wahai, anjing. Tolonglah aku. Tolong dorong kayu
ini ! “ pinta sang anak macan. “ Baiklah ! “ Sahut anjing sambil mendorong-dorong
kayu yang menimpa sang anak macan. Setelah berusaha keras, kayu itu akhirnya
menyingkir dari panggung sang anak macan. “ Terima kasih ! aku berjanji aku tidak
akan ceroboh lagi ! “ Sang anak macan berjanji pada si anjing.
“ Tolonglah tunjukkan jalan untuk keluar dari hutan ini “ cetus si anjing. “ kau lurus
saja dari sini, nanti langsung akan ketemu jalannnya ! “ Sang anak macan
menunjukkan jalan, “ Terima kasih ! “ balas si anjing. Akhirnya si anjing
menemukan jalan pulang.

C. Unsur Kebahasaan Teks Cerita Moral atau Fabel


1. Kata-kata sifat dalam fabel digunakan untuk mendeskripsikan pelaku, ciri fisik, atau
kepribadiaanya. Contoh kata sifat yang sering digunakan dalam fabel adalah kelinci
yang sombong.
2. Kata-kata keterangan ( latar ) dalam fabel sama seperti latar dalam cerita pendek atau
novel.
3. Kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat
dalam frasa atau kalimat. Dalam teks cerita fabel, kata kerja digunkan untuk
menunjukkan peristiwa-peristiwa yang dialaminya para pelaku. Contohnya, kelinci
suka mengejek hewan-hewan lain yang lemah.
4. Sudut pandang pengarang ( point of view ) adalah cara pengarang dalam
menceritakan moral melalui fabel.

D. Jenis-jenis Cerita Moral ? Fabel


Berdasarkan isi ceritanya, teks cerita moral atau fabel dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
cerita moral fantasi dan cerita moral fiksi ilmiah. Simaklagh penjelasan berikut.
1. Cerita Moral Fantasi
Cerita moral fantasi adalah cerita fiksi yang bersifat fantasi atau khayalan, namun
mengandung nilai moral kehidupan. Cerita fantasi umumnya bercerita tentang hal-hal
yang tidak masuk akal, misalnya sihir, makhluk-makhluk dongeng, dan makhuk
dunia lain.
2. Cerita Moral Fiksi Ilmiah
Cerita fiksi ilmiah adalah suatu bentuk cerita fiksi spekulatif yang terutama
membahas tentang pengaruh sains dan teknologi yang diimajinasikan terhadap
masyarakat dan para individual. Batasan dari genre ini tidak pernah diterangkan
dengan jelas, dan garis pembatas antara sugenrenya tidaklah tetap.

E. Menyusun Teks Cerita Moral / Fabel


Sebelum menyusun sebuah teks Fabel, perlu kamu ingat kembali struktur teksnya.
Strukturteks fabel meliputi orientasi, komplikasi, resolusi dan koda.
Adapun langkah-langkah dalam menyusun teks cerita moral / fabel sebagai berikut :
1. Menemukan bahan untuk menulis cerita dari berbagai sumber.
2. Mengembangkan garis besar kerangka / alur cerita moral / fabel.
3. Menulis pembuka cerita moral / fabel ( orientasi/perkenalan tokoh dan peristiwanya )
4. Menghidupkan tokoh dengan dialog.
5. Mengembangkan latar untuk menghidupkan cerita.
6. Menulis penyelesaiannnya.

F. Menelaah dan merevisi Teks Cerita Moral atau fabel


Salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan setelah menyusun sebuah teks adalah
menelaah teks. Menelaah adalah kegiatan mengkaji lebih dalam isi teks cerita
moral/fabel. Menelaah diawali dengan membaca dan memahami isi teks. Menelaah teks
cerita moral/fabel

Anda mungkin juga menyukai