Modul Vektor PDF
Modul Vektor PDF
“ VEKTOR ”
1
Kata Pengantar
Modul pembelajaran ini dirancang untuk membimbing peserta didik SMA dalam memahami
kompetensi konsep eksponen melalui penerapan belajar tuntas.
Pada permulaan tahun 1975, penduduk dunia diperkirakan sebanyak 4 milyar, menjelang tahun
2000 penduduk dunia akan mencapai 6,6 milyar. Bagaimana orang dapat meramalkannya? Ternyata
pertumbuhan penduduk dapat dinyatakan sebagai fungsi dari waktu, yang dapat dimodelkan secara
metematika mengikuti aturan vektor
Vektor telah dikenal sejak SMP dan ketika dikelas 1 SMA materi awal yang dipelajari adalah materi
aljabar linear (vektor). Dalam pembahasan modul ini, akan dikaji lebih dalam tentang . Ekspresi Vektor,
Operasi Aijabar Vektor, Rumus Jarak, Perbandingan, Perkalian Skalar, Proyeksi, dan Perkalian Silang
Vektor, Pembagian dalam Bentuk Koordinat.
2
Daftar Isi
Halaman
Halaman Francis …………………………………………….................1
Kata Pengantar………………………………………………................ 2
Daftar Isi………………………………………………………................ 3
Peta kedudukan Modul..................................................................... 4
Glosarium......................................................................................... 6
Bab I Pendahuluan
A. Deskripsi................................................................................ 7
B. Prasyarat............................................................................... 7
C. Petunjuk Penggunaan Modul.................................................8
D. Tujuan Akhir.......................................................................... 9 - 11
E. Kompetensi............................................................................ 11 - 13
F. Cek Kemampuan................................................................... 13
Bab II Pembelajaran
A. Rencana Belajar Peserta Didik..............................................14 - 15
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1............................................................. 16 - 31
2. Kegiatan Belajar 2............................................................ 32 - 41
3. Kegiatan Belajar 3............................................................ 42 - 52
4. Kegiatan Belajar 4 ........................................................... 53 - 72
3
Pembagian dalam Bentuk Koordinat
Ekspresi Vektor
4
Memecahkan masalah dengan
Menggunakan Konsep Vektor
Aplikasi
Ekspresi Vektor
Matriks
5
Glosarium
Kesamaan Dua Vektor jika AB # CD dibaca : ruas garis AB sama (panjang) dan sejajar ruas garis
CD maka AB = CD .
Jika titik P adalah sebuah titik pada bidang datar, vektor OP = p disebut vektor posisi dari titik P.
Hasil kali bilangan real k dengan vektor a adalah suatu vektor yang panjangnya │k│ kali panjang
Jarak antara titik A(x1 + y1 + z1) dan B(x2 + y2 + z2) pada R3 sama dengan panjang vektor AB yaitu
│ AB │
6
Bab I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul vektor terdiri atas 4 bagian proses pembelajaran sesuai dengan subkompetensinya yaitu :
1. Ekspresi vektor, sebagai kegiatan belajar 1 akan membahas tentang : pengertian vektor,
kesamaan dua vektor, vektor nol, vekktor posisi, vektor satuan, vektor dalam ruang , vektor basis,
panjang suatu vektor.
2. Operasi aljabar vektor, sebagai kegiatan belajar 2 akan membahas tentang penjumlahan vektor,
pengurangan vektor, hasil kali bilangan dengan vektor.
3. Rumus jarak, perbandingan, perkalian skalar, proyeksi, dan perkalian silang vektor, sebagai
kegiatan belajar 3 akan membahas tentang rumus jarak, rumus pembagian.
4. Pembagian dalam bentuk koordinat, sebagai kegiatan belajar 4 akan membahas tentang hasil
kali skalar dua vektor, bentuk komponen perkalian skalar, besar sudut antara dua vektor, sifat –
sfaat perkalian skalar, proyeksi ortogonal suatu vektor pada vektor lain, perkalian silang dua
vektor.
B. PRASYARAT
Kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk mempelajari modul ini adalah :
Memahami bentuk dan ciri matriks
Memahami invers matrik
Terampil dalam operasi hitung bilangan real
7
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
b. Peranan Guru
1. membantu siswa dalam merencanakan proses belajar.
2. menegaskan kembali tentang tujuan akhir yang harus dicapai setelah mempelajari modul ini.
3. membantu peserta didik dalam menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
4. melaksanakan penilaian serta mencatat pencapaian kemajuan peserta didik
5. menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.
8
D. TUJUAN AKHIR
Standar Kompetensi : - Menggunakan konsep vektor dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
Kognitif : - Dapat memahami dan menentukan ekspresi vektor dalam pemecahan
masalah
- Dapat memahami dan menentukan operasi aljabar vektor dalam
pemecahan masalah.
- Dapat memahami dan menentukan rumus jarak, perbandingan, perkali-
an skalar, proyeksi, dan perkalian silang vektor dalam pemecahan
masalah.
- Dapat memahami dan menentukan pembagian dalam bentuk koordinat
dalam pemecahan masalah.
9
Afektif : - Siswa menunjukan sikap yang positif dalam kegiatan pembelajaran.
- Siswa menenjukan kesiapan belajar.
- Siswa selalu smemperhatikan pejelasan guru.
- Siswa dengan serius mengikuti semua kegiatan pembelajaran.
- Siswa selalu menanyakan apa yang belum di mengerti.
- Siswa dengan kritis menanyakan pertanyaan pada guru.
- Siswa merasa senang mengerjakan tugas.
- Siswa dengan tekun mengukuti proses belajar mengajar.
- Siswa dengan teliti mencermati penjelasan guru dalam mengerjakan
soal.
- Siswa selalu berusaha mencari solusi sebelum memperoleh
pemecahan.
- Siswa berusaha mau bertanya kepada teman yang tidak di mengerti.
- Siswa memberi diri mau bekerja sama dengan teman.
- Siswa dapat mencari soal yang sulit dan mampu memecahkanya.
- Siswa berinisiatif untuk membuat soal sendiri.
- Siswa selalu berusaha mencari buku sumber sesuai materi.
- Siswa selalu aktif mengikuti kegiatan mengenai
Psikomotor : - Menuliskan simbol matematika seperti akar, ruang dimensi dua dan tiga
- Menunjukan posisi badan yang baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Matematika
- Melakukan pekerjaan dalam menyelesaikan soal secara teliti
- Terbiasa menampilkan keterampilan gerakan fisik yang baik setiap belajar
matematika
10
E. KOMPETENSI : Menerapkan Ekspresi vektor
Sub Kriteria Lingkup Materi pokok Pembelajaran
kompeten kinerja belajar Kognitif Afektif Psikomotor
si
Mendeskri - Pengertian 1.Mengetahui 1. Memperlihatkan 1. Dapat
psikan vektor, dan kesiapan dalam menuliskan
ekspresi Kesamaan memahami mengikuti simbol-simbol
vektor dua vektor, pengertian pembelajaran (Notasi)
Vektor nol, ekspresi 2. memperhatikan khususnya dalam
Vektor vektor dengan baik materi vektor
posisi, 2.Menentukan setiap materi yang tepat
Vektor penyelesaian diberikan 2. Dapat
satuan, ekspresi 3. bertanya jika menggambar
Vektor vektor belum dimengerti ruang berdimensi
dalam dua dan tiga.
ruang ,
Vektor
basis,
Panjang
suatu vektor
11
psikan jarak, rumus jarak, Kritis Ketika menggambar
rumus Rumus perbandingan pembelajaran pembagian ruas
jarak, pembagian. , perkalian berlangsung garis AB dengan
perbandin skalar, apabila di dalam perbandingan m :
gan, proyeksi, dan Materi Yang n
perkalian perkalian disampaikan ada 2. Dapat
skalar, silang vektor yang keliru menggambar
proyeksi, 2. Menentukan 2. Mau bertanya pembagian ruas
dan penyelesaian kepada teman jika garis AB dalam
perkalian rumus jarak, ada yang belum bentuk vektor.
silang perbandingan dimengerti
vektor , perkalian
skalar,
proyeksi, dan
perkalian
silang vektor
Mendeskri - Hasil kali 1. Menentukan 1. Selalu berpikir 1
psikan skalar dua Pembagian kritis ketika
pembagia vektor, dalam Bentuk pembelajaran
n dalam bentuk Koordinat berlangsung
bentuk komponen apabila di dalam
vektor perkalian materi yang
skalar, disampaikan ada
besar sudut yang keliru
antara dua 2. Mau bertanya
vektor, sifat kepada guru jika
– sfaat tidak dimengerti.
perkalian
skalar,
proyeksi
ortogonal
suatu vektor
pada vektor
lain,
12
perkalian
silang dua
vektor.
F. CEK KEMAMPUAN
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah Anda telah memahami pengertian vektor ?
Jika Anda menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka
pelajarilah materi tersebut dalam modul ini. Apabila Anda menjawab
BAB II
“YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkanlah dengan mengerjakan
tugas, tes formatif dan evaluasi yang ada pada modul ini.
13
BAB II
PEMBELAJARAN
A. RANCANGAN BELAJAR SISWA
Sebagaimana telah diinformasikan dalam pendahuluan, bahwa modul ini hanya sebagian
dari sumber belajar yang dapat Anda pelajari untuk menguasai kompetensi menerapkan konsep
aljabar. Untuk mengembangkan kompetensi anda dalam Substansi Non Instruksional, Anda perlu
latihan. Aktivitas-aktivitas yang dirancang dalam modul ini selain mengembangkan kompetensi
matematika, juga mengembangkan kompetensi Substansi Non Instruksional. Untuk itu, maka
dalam menggunakan modul ini Anda harus melaksanakan tugas-tugas yang telah dirancang.
1. Buatlah rencana belajar Anda berdasarkan rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh
guru, untuk menguasai kompetensi Konsep vektor dengan menggunakan format sebagai
berikut.
N Kegiatan Pencapaian Alasan Paraf
o Tgl Jam Tempat Perubahan bila Siswa Guru
diperlukan
(..............................) (................................)
2. Rumuskan hasil belajar Anda sesuai standar bukti belajar yang telah ditetapkan.
a. Untuk penguasaan pengetahuan, Anda dapat membuat suatu ringkasan menurut
pengertian Anda sendiri terhadap konsep-konsep yang berkaitan dengan kompetensi yang
telah dipelajari. Selain ringkasan, Anda juga dapat melengkapinya dengan kliping terhadap
informasi-informasi yang relevan dengan kompetensi yang sedang Anda pelajari.
14
b. Tahapan pekerjaan Anda dapat dituliskan/digambarkan dalam diagram alir yang dilengkapi
dengan penjelasannya (siapa penanggung jawab setiap tahapan pekerjaan, siapa yang
terlibat, kapan direncanakan, kapan direalisasikan, dan hasilnya apa).
c. Produk hasil praktek dalam kegiatan ini dapat Anda kumpulkan berupa contoh benda
kerja, atau dalam bentuk visualisasinya (gambar, foto, dan lain-lain).
d. Setiap tahapan proses akan diakhiri dengan penilaian, lakukanlah diskusi dengan guru
pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, dan apabila ada hal-hal yang harus
diperbaiki/dilengkapi, maka Anda harus melaksanakan saran guru pembimbing Anda.
15
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : Ekspresi Vektor
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Dapat mengetahui pengertian vektor,
2. Dapat menentukan kesamaan dua vektor,
3. Dapat memahami vektor nol,
4. Dapat memahami vekktor posisi,
5. Dapat memahami vektor satuan,
6. Dapat memahami vektor ruang ,
7. Dapat memahami vektor basis.
8. Dapat menentukan suatu vektor.
.
b. Uraian Materi
EKSPRESI VEKTOR
1. Pengertian Vektor
Kita telah mengenal arti perpindahan, misalnya titik A kita pindahkan ke posisi yang lain
menjadi titik B. Pada perpindahan itu terkandung beberapa makna.
a. berapa jauh perpindahannya (jarak);
b. ke arah mana perpindahannya.
Perpindahan dari titik A ke titik B tersebut dapat digambarkan dengan suatu anak panah yang
berpangkal di A dan berujung di B. Panjang ruas garis AB menyatakan jauh perpindahannya,
sedangkan mata panah menyatakan arah perpindahan.
Anak panah yang menyatakan perpindahan itu disebut vektor. Jadi, vektor adalah besaran
yang mempunyai besar dan arah. Besaran seperti ini misalnya kecepatan, gaya, momen, dan
sebagainya.
A
Ganbar 5.1 perpindahan dari titik A ke titik B
16
Notasi Vektor
Suatu vektor secara geometri disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis
berarah menyatakan panjang (besar vektor), sedangkan arah panah menunjukkan arah vektor.
PQ dapat dituliskan dengan menggunakan lambang huruf kecil yang dicetak tebal atau
dengan huruf kecil yang dibubuhi tanda panah di atas huruf itu, misalnya a atau a atau diberi
topi,misalnya
Q
P a
Untuk vektor PQ dari gambar 5.2, titik P disebut titik pangkal (titik asal), sedangkan titik Q
disebut titik ujung (titik terminal).
ruas garis AB sama (panjang) dan sejajar ruas garis CD maka AB = CD . Dari pengertian ini
dapat disimpulkan bahwa sebuah vektor dapat digeser ke tempat lain dan tidak berubah
asalkan panjang dan arahnya sama dengan besar dan kedudukan vektor semula.
B
D
A
C
Gambar 5.3 Kesamaan dua vektor
Ingat !
17
b. Pandang dua buah vektor yang arahnya sama, tetapi panjangnya berlainan. Dalam hal ini,
salah satu vektor dapat dinyatakan dengan vektor yang lain. Perhatikan Gambar 5.4 AB =
1
2 CD . atau CD = AB
2
A D
C
Gambar 5.4 vektor dengan arah yang sama tapi besarnya beda.
c. Pada Gambar 5.5, tampak AB sama panjang dengan EF , tapi arahnya berlawanan. Dua
buah vektor disebut berlawanan apabila panjangnya sama, tetapi arahnya berlawanan. AB =
- EF atau EF = - AB
B
E
A
F
Gambar 5.5 Dua buah vektor yang berlawanan
d. Jika dua buah vektor yang arahnya berlawanan dan panjangnya tidak sama maka vektor yang
satu dapat dinyatakan dengan yang lain. Pada Gambar 5.6 tampak AB = - 3 EF atau EF =
1
AB
3
B
E
A F
Gambar 5.6 Dua vektor yang berlawanan dengan panjang yang berbeda
3. Vektor Nol
Suatu vektor disebut vektor not apabila panjangnya not. Arah dari vektor not tak tentu,
misalnya AA , BB , CC , dan semacamnya disebut vektor nol. Vektor not dilambangkan dengan O
18
4. Vektor Posisi
Jika titik P adalah sebuah titik pada bidang datar, vektor OP = p disebut vektor posisi dari titik
x
P. Jika koordinat titik P adalah (x1, y1) maka vektor posisi dari titik P adalah p = OP = 1
y1
Y
P (x1, y1)
p y1
O x1 X
Hal ini berarti vektro p mempunyai komponen arah mendatar x1 dan komponen arah
vertikalnya adalah y1.
Jika titik A di R3 dengan koordinat A adalah (x1, y1, z1) maka vektor pasisi titik A adalah
x1 x1
a = OA = y1 sebaliknya, jika a = y1 merupakan vektor posisi dari titik A, maka titik A
z z
1 1
berkoordinat (x1, y1, z1)
5. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya satu satuan.
19
Sehingga untuk vektor di R2 adalah
1 0
i = j =
0 1
Y
B (0,1)
j A (1,0)
O i X
Catatan :
20
6. Vektor dalam Ruang
a. Vektor di R2
Vektor dalam ruang berdimensi dua ditulis dengan R2 atau R2. Untuk menyajikan vektor di R2,
diperlukan susunan sumbu-sumbu koordinat. Untuk memudahkan perhitungan dipilih susunan
sumbu-sumbu yang saling tegak lurus, yaitu sumbu mendatar atau sumbu X dan sumbu vertikal
atau sumbu Y.
Vektor di R2 ditandai dengan berapa jauh perpindahan ke kanan atau ke kiri dan berapa jauh
perpindahan ke atas atau ke bawah. Perpindahan ke kanan diberi tanda positif, ke kiri diberi
tanda negatif, perpindahan ke atas diberi tanda positif, dan ke bawah diberi tanda negatif.
Dengan demikian vektor pada R2 dinyatakan dalam dua komponen mendatar dan vertikal.
AB artinya perpindahan dari titik A ke titik B. Pada Gambar 5.11 terlihat titik A (1, 1) dan
1 4
dituliskan sebagai vektor kolom a = dan titik B (4, 3) dengan- vektor kolom b =
1 3
AB = b - a
4 1 3
= - =
3 1 2
Dengan cara yang sama kita dapatkan:
4
CD =
1
0
EF =
4
4
GH =
2
21
b. Vektor di R3
Vektor dalam ruang berdimensi tiga ditulis dengan R3 atau R3. R3 ditandai dengan tiga buah
sumbu yang saling berpotongan. Untuk memudahkan dalam perhitungan, dipilih tiga sumbu yang
berpotongan saling tegak lurus (ortogonal) yang dikenal dengan:
1) arah ke depan atau ke belakang disebut sumbu X;
2) arah ke kanan atau ke kiri disebut sumbu Y;
3) arah ke atas atau ke bawah disebut sumbu Z.
Seperti Gambar 5.12 (i). Kemudian sumbu koordinat seperti Gambar 5.12 (i) diputar ke
kanan diperoleh sumbu koordinat Gambar 5.12 (ii).
Z Z
Y
O
O X
X
Contoh :
ABCD.EFGH adalah sebuah balok dengan AB = 4; AD = 2; AE = 6, dan sisi-sisinya sejajar
dengan sumbu
koordinat dengan koordinat A (0, 1, 0), B (4, 1, 0), E(0, 1, 6), F (4, 1, 6), G (4, 3 6) H (0, 3, 6) dan
titik koordinat lainnya dapat ditentukan (perhatikan Gambar5.13).
0 0
Misalkan titik A (0, 1, 0) dituliskan sebagai a = 1 dan titik E (0, 1, 6) dituliskan sebagai e = 1
0 6
maka
AE = e - a
0 0 0
= 1 - 1 = 0
6 0 6
22
Z
7. Vektor Basis
a. Vektor Basis di R2
Diberikan titik P (x1, y1) seperti tampak pada Gambar 5.14. OP merupakan titik terminal/ujung
dari vektor posisi yang titik pangkalnya di pusat koordinat. Dari gambar tampak bahwa:
OP = OQ + QP
di mana OP = P
OQ = x1 i
QP = y1 j
sehingga dapat dituliskan :
P = x1 i + y1 j
23
Jadi, setiap vektor di R2 dapat disajikan sebagai kombinasi linear dari dua vektor
catatan
b. Vektor Basis di R3
Jika R (x1, y1, z1) adalah sembarang titik dan r adalah vektor posisi R, maka komponen-
x1 i (searah dengan OX )
y1 j (searah dengan OY )
z1 k (searah dengan OZ )
Z
vektor basis i , j , k
OR = OP + PR
OR = OQ + QP + PR , sehingga
24
OR = r = x1 i + y1 j + z1 k
r = x1 i + y1 j + z1 k
Jadi, setiap vektor F dalam ruang (di R3) dapat disajikan sebagai kombinasi linear dari tiga
Catatan :
Besar vektor P , apabila digambarkan akan membentuk ruas garis berarah dengan panjang
ruas garis yang mewakili besar vektor itu. Panjang vektor P ditulis dengan P .
a. Vektor di R2
x
Jika p adalah titik (x1, y1) maka OP = P = 1
y1
Y
P(x1, y1)
P
O Q X
2 2 2
P = x1 y 1
25
x 2
Jadi, jika P = 1 maka panjang vektor P adalah P =
2 2
x1 y1
y1
b. Vektor di R3
x1
Misalkan OR = r = y1 adalah vektor
z
1
OR
2
= x12 + y12 + Z12 (perhatikan Gambar 5.17)
2 2 2
r = X 1 Y1 Z1 ( karena OR = r )
x1
2 2 2
Jadi, r = y1 , panjang vektor r adalah r = X 1 Y1 Z1
z
1
1. Pengertian Vektor
Kita telah mengenal arti perpindahan, misalnya titik A kita pindahkan ke posisi yang lain
menjadi titik B. Pada perpindahan itu terkandung beberapa makna.
a. berapa jauh perpindahannya (jarak);
b. ke arah mana perpindahannya.
26
2. Kesamaan Dua Vektor
a. Dua buah vektor dikatakan sama apabila panjang dan arahnya sama. Jika AB # CD dibaca
c. Pada Gambar 5.5, tampak AB sama panjang dengan EF , tapi arahnya berlawanan.
d. Jika dua buah vektor yang arahnya berlawanan dan panjangnya tidak sama maka vektor
yang satu dapat dinyatakan dengan yang lain.
3. Vektor Nol
Suatu vektor disebut vektor not apabila panjangnya not. Arah dari vektor not tak tentu,
4. Vektor Posisi
Jika titik P adalah sebuah titik pada bidang datar, vektor OP = p disebut vektor posisi dari titik
P.
5. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya satu satuan.
7. Vektor Basis
a. Vektor Basis di R2
Diberikan titik P (x1, y1) seperti tampak pada Gambar 5.14. OP merupakan titik terminal/ujung
dari vektor posisi yang titik pangkalnya di pusat koordinat.
b. Vektor Basis di R3
Jika R (x1, y1, z1) adalah sembarang titik dan r adalah vektor posisi R, maka komponen-
y1 j (searah dengan OY )
z1 k (searah dengan OZ )
Besar vektor P , apabila digambarkan akan membentuk ruas garis berarah dengan
panjang ruas garis yang mewakili besar vektor itu. Panjang vektor P ditulis dengan P .
e. Tes Formatif
1. Nyatakan titik-titik berikut dengan vektor posisi dalam bentuk komponen vektor kolom!
a. A (2, 3) dan B (-1, 4) b. P (2, 1, 4) dan Q (3, 2, -5)
2 1
2. Nyatakan vektor-vektor a = 3 dan c = 0 sebagai kombinasi linear dari i , j , dan k
1 3
a. P
b. Q
c. PQ
28
f. Kunci Jawaban
2 3
2 1
1. a. a = ; b = b. p = 1 ; q = 2
3 4 4 5
2. a = 2 i + 3 j + k
c = -i + 3 k
1 3
3. p = 2 ; q = 1
2 2
a. P = 12 (2) 2 2 2 = 1 4 4 = 3
b. Q = 3 2 12 (2) 2 = 9 1 4 = 14
1 3 4
c. Untuk menghitung P Q , tentukan dulu p + q ; p + q = 2 + 1 = 1
2 2 0
PQ = 4 2 (1) 2 0 2 = 16 1 = 17
p i 2 J 2 K 1 2 2
d. vektor satuan dari p = = = i- j+ k
p 3 3 3 3
1. Diketahui : a = 3 i + 2 j + 4 k
b = i - j + 2k
c = i + 3k
Nyatakan hasil penjumlahan vektor-vektor berikut sebagai vektor kolom!
a. a + b
b. b + c
c. ( a + b ) + c
29
d. a + ( b + c )
a. OB e. AF
b. AC f. BD
c. FC g. AG
d. EB
2 4
3. Jika p = 4 dan q = 4
6 7
Tentukan: a. P c. P Q
4. Diketahui: a. 2 i - 3 j + 4 k c. 3 i + 2 j + 3 k
b. - i + 5 k
Carilah:
b.│ a + b + c │
30
5. Diketahui vektor a = 4 i + 4 j + 2 k dan b = 2 i + 3 j - 5 k
b. Carilah a b dan│ a + b │
h. Tingkat Penguasaan
Rumus :
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah Anda
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah Anda capai dan Anda dapat meneruskan
2. 60 – 80 % Anda masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih
3. < 60 % Anda belum belajar bersungguh-sungguh, Anda harus mengejar ketinggalan dan
31
2. Kegiatan Belajar 2 : Operasi Aljabar Vekto r
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Dapat menentukan penjumlahan vektor,
2. Dapat menetukan pengurangan vektor,
3. Dapat menentukan hasil kali bilangan dengan vektor
b. Uraian Materi
Diberikan dua vektor a dan vektor b . Vektor ketiga yaitu vektor c diperoleh dengan
menjumlahkan vektor a dan vektor b . Jadi, c = a + b . Vektor c dapat ditentukan dengan cara
segitiga dan cara jajar genjang.
a. Cara Segitiga
Perhatikan Gambar 5.18
b b b
a a
(i) (ii)
Gambar 5.18 Penjumlahan vektor (i) cara segitiga (ii) cara jajar genjang
Jumlah vektor a dan vektor b yang merupakan vektor c dapat ditentukan dengan
memindahkan vektor b (tanpa mengubah panjang dan arahnya) sehingga titik pangkal vektor b
32
Vektor c diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal vektor a dengan titik ujung vektor
b yang telah dipindahkan. Penjumlahan vektor ini dikenal dengan cara segitiga Gambar 5.18(i).
vektor b berimpit dengan titik pangkal vektor a . lebih dapat dilakukan dengan
menggunakan aturan poligon
Vektor c yang dimaksud adalah vektor yang titik
seperti berikut.
pangkalnya di titik pangkal persekutuan vektor a dan
P4
vektor b , serta titik ujungnya adalah titik sudut keempat
c= a + b
PR = PQ + QR
33
Sifat - Sifat Penjumlahan pada Vektor
1) Komutatif
Perhatikan Gambar 5.20 (PQRS adalah jajar genjang)!
Misalkan PQ = a , SR = a S R
Misalkan PS = b , QR = b . b
PR = PQ + QR = a + b
PR = PS + SR = b + a P a Q
2) Asosiatif
Perhatikanlah Gambar 5.21!
SPQR adalah suatu limas segitiga
PQ = a , QR = b , RS = c
Maka: S
( a + b ) + c = ( PQ + QR ) + RS
= PR + SR c
= PS
a + ( b + c ) = PQ + ( QR + RS ) P a b R
= PQ + QS Q
Jadi, ( a + b ) + c = a + ( b + c )
Berarti penjumlahan pada vektor bersifat asosiatif.
Tugas
34
3) Mempunyai elemen identitas, yaitu vektor O (vektor nol) Sebab untuk semua vektor a berlaku
a + o= o+a= a
dengan - a . Apabila digambarkan dengan ruas garis berarah, Gambar 5. 22 Lawan dari
sebuah vektor
Sebab: a + (- a ) = (- a ) + a = o
2. Pengurangan Vektor
Diberikan 2 buah vektor, yaitu vektor a dan vektor b . Misalkan selisih vektor a dengan
vektor b adalah vektor c yang diperoleh dengan cara menjumlahkan vektor a dengan lawan
vektor b .
Jadi, c = a - b = a + (- b )
Secara geometris selisih (pengurangan) vektor a dengan vektor b dapat diperlihatkan pada
Gambar 5.23.
35
a - b = a + (- b )
= PQ + PS
= PT = RQ
Dari ∆ PQR terlihat bahwa :
PQ - PR = RQ
Hasil kali bilangan real k dengan vektor a adalah suatu vektor yang panjangnya │k│ kali
1 1 2
Jika a = , maka 2 a = 2 =
2 2 4
2 2 6
Jika b = 3 , maka 3 b = 3 3 = 9
4 4 12
p p kp
Secara umum, bila a = q maka k a = k q = kq
r r kr
1 k (- a ) = - (k a )= - k a
2 k (l a ) = (kl) a
3 (k + l) a = k a + l a
36
4 k( a + b ) = k a + k b
Diberikan dua vektor a dan vektor b . Vektor ketiga yaitu vektor c diperoleh dengan
3) Mempunyai elemen identitas, yaitu vektor O (vektor nol) Sebab untuk semua vektor a
berlaku a + o = o + a = a
4) Lawan suatu vekto
2. Pengurangan Vektor
Diberikan 2 buah vektor, yaitu vektor a dan vektor b . Misalkan selisih vektor a dengan
vektor b adalah vektor c yang diperoleh dengan cara menjumlahkan vektor a dengan
lawan vektor b .
Hasil kali bilangan real k dengan vektor a adalah suatu vektor yang panjangnya │k│
1. k (- a ) = - (k a )= - k a
2. k (l a ) = (kl) a
37
3. (k + l) a = k a + l a
4. k( a + b ) = k a + k b
Diskusikan soal-soal yang ada di LKS tentang operasi aljabar vektor untuk dipresentasikan..
e. Tes Formatif
a. AE b. EF c. AF
2. Diketahui A(1, 1), B(4, 2), dan C(10, 4) tunjukkan titik A, B, dan C segaris (kolinear) dan
carilah AB : BC
3. Diketahui titik-titik A(-2, 5, 4), B(2, -1, -2), dan C( p, q, l). Jika A, B, dan C segaris, carilah
nilai p dan q.
f. Kunci Jawaban
1. a. AE = AD + DE D E C
1 1
= v + u = u+ v
2 2
b. EF = EC + CF v F
1 1
= u- v A u B
2 2
AB = b - a
4 1 3
= - =
2 1 1
AC = c - a
10 1 9
= - =
4 1 3
2 2 4
3. AB = b - a = 1 - 5 = 6
2 4 6
p 2 p 2
BC = c - b = q - 1 = q 1
l 2 3
Karena A,B, dan C segaris maka:
AB = m ∙ BC
4 p 2
6 = m q 1 , diperoleh m = -2
6 3
4 = -2 (p - 2) -6 = -2(q + 1)
4 = -2p + 4 3=q+1
2p = 0 q=2
p =0
39
g. Lembar Kerja Siswa (LKS)
D C a. AC d. BE
b E b. AE e. ED
c. BD f. EB
A a B
2. Dari gambar soal nomor 1, nyatakan selisih-selisih vektor berikut sebagai ruas garis berarah
tunggal!
a. AE - AD c. BE - BC
b. AB - AC d. CD - CB
a. AB + BC + CD + DE
b. AD + DC + CE + EK
c. AD - AB + CB - CD
1 2 1
4. Diketahui a = 2 , b = 1 , dan c = 2
3 2 3
Hitunglah:
a. 2 a + b - c b. 3 a + 2 b + 4 c c. 4 a + 3 b - 2 c
5. Diketahui: a = 3 i + 4 j + 5 k
b = i + 3k
c = -2 i + 3 j - 4 k
Nyatakan sebagai vektor kolom!
a. a + b d. ( a + b ) + c
b. b + a e. a + ( b + c )
Rumus :
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah Anda
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah Anda capai dan Anda dapat meneruskan
2. 60 – 80 % Anda masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih
3. < 60 % Anda belum belajar bersungguh-sungguh, Anda harus mengejar ketinggalan dan
41
3. Kegiatan Belajar 3 : Rumus Jarak, Perbandingan, Perkalian Skalar, Proyeksi, dan
Perkalian Silang Vektor.
a. Tujuan Kegiatan Belajar 3:
Setelah selesai mempelajari uraian kegiatan ini, anda diharapkan dapat :
1. Mengetahui dan memahami rumus jarak
2. Mengetahui rumus pembagian.
b. Uraian Materi :
1. Rumus Jarak
x1
Diberikan titik A(x1 + y1 + z1) dengan vektor posisi a = y1 dan titik B(x2 + y2 + z2) dengan
z
1
x2
vektor posisi b = y 2
z
2
Jarak antara titik A dan titik B (perhatikan Gambar 5.25) adalah panjang vektor AB , yaitu
│ AB │
AB = b - a
x2 x1 x2 x1
= y2 - y1 = y 2 y1
z z z z
2 1 2 1
Z
Ingat
Jarak antara titik A(x1 + y1 +
z1) dan B(x2 + y2 + z2) pada R3
sama dengan panjang vektor
X
O
Gambar 5.26 Menentukan rumus jarak
│ AB │= x2 x1 2 y2 y1 2 z 2 z1 2
42
Contoh :
1. Diketahui titik A(5, 7, -5), B(4, 7, -3), dan C(2, 7, -4). Perlihatkan dengan rumus jarak bahwa
∆ABC siku-siku sama kaki!
Jawab:
Untuk menyelesaikan contoh di atas dilakukan langkah-langkah berikut
1. Contoh di atas memberikan informasi tersusunnya bangun segitiga sikusiku sama kaki oleh
tiga buah titik, yaitu A (5, 7, -5), B (4, 7, -3), clan C (2, 7, -4).
2. Dari informasi tersebut, kita akan memperlihatkan dengan menggunakan rumus jarak bahwa
segitiga ABC yang disusun dari titik-titik A, B, dan C memang siku-siku sama kaki.
3. Sebuah segitiga dikatakan sama kaki jika ada dua sisinya yang sama panjang, Dan sebuah
segitiga dikatakan siku-siku jika salah satu sudutnya 90°, sehingga dalam segitiga tersebut
berlaku teorema pythagoras. Untuk menghitung panjang sisi-sisi segitiga yang akan
dibuktikan bahwa segitiga itu siku-siku sama kaki, maka digunakan rumus jarak sebagai
berikut.
r = x2 x1 2 y2 y1 2 z 2 z1 2
4. Dari persamaan rumus jarak yang terdapat di langkah 3 diperoleh sisi-sisi segitiga itu, yaitu
│ AB │= 4 52 7 7 2 3 52 = 1 0 4 = 5
│ AC │= 2 52 7 7 2 4 52 = 9 0 1 = 10
5. Dari hasil yang diperoleh di langkah (4), dengan menerapkan teorema pythagoras diperoleh
AB2 = 5 BC2 = 5 AC2 = 10
Jika dilihat panjang kedua sisi segitiga itu yaitu AB dan BC , maka segitiga itu adalah sama
kaki, dan jika kita amati dalam segitiga tersebut berlaku teorema pythagoras yang
menyatakan AB2 + BC2 = AC2. Jadi, segitiga ABC siku-siku di B dan sama kaki.
2. Buktikan bahwa titik-titik A(1, 3, -1), B (3, 5, 0), dan C(-1, 4, 1) adalah titik-titik sudut segitiga
siku-siku sama kaki.
Jawab:
Masalah ini dapat diselesaikan dengan langkah-langkah berikut.
1. Memahami masalah
Apa yang diketahui situasi ini, kita cari jarak dua titik dengan teorema pythagoras atau
dengan dot product.
43
2. Merencanakan penyelesaian
3. Melaksanakan perhitungan
1 1 2
AC = c - a = 4 - 3 = 1
1 1 2
A (1, 3, -1)
B(3, 5, 0) C(-1, 4, 1)
Gambar 5.27 Segitiga siku-siku sama kaki.
422
Cos A = =0
33
Jadi A = 90°
∆ ABC siku-siku di A.
44
2. Rumus Pembagian
Sebelum membahas tentang pembagian suatu ruas garis dengan menggunakan konsep
vektor, terlebih dulu dibahas pembagian pada ruas garis dengan perbandingan m : n.
a. Jika P membagi di dalam, AP dan PB mempunyai arah yang sama sehingga m dan n
mempunyai tanda yang sama.
b. Jika P membagi di luar, AP dan PB mempunyai arah yang berlawanan sehingga m dan n
berlawanan tanda
A P B A B P
(a) (b)
Gambar 5.28 (a) Titik P membagi garis AB di dalam garis (b) Titik P membagi garis AB di luar
garis
Contoh :
Perhatikan gambar berikut ini, dari gambar tersebut dapat ditulis perbandingan ruas garis,
sebagai berikut.
AP : PB = m : n m n
AP : AB = m : (m + n)
A P B
AP : PB = m : -n m
AP : AB = m: (m - n) n
A B P
AP : PB = 1 : 1
AP : AB = 1 : 2
A P B
45
AP : PB = 2 : 1
AP : AB = 2 : 3
A P B
AP : PB = 4 : -2 = 2 : -1
AP : AB = 4: 2 = 2 :1
A B P
Jika p adalah vektor posisi titik P yang membagi AB dengan perbandingan m : n, P antara
A dan B, maka
mb n a
p=
mn
O
Gambar 5.30 Pembagian ruas garis AB dengan Perk.dingan m : n
Bukti:
AP : PB = m : n
Untuk semua letak P : AB , di dalam maupun di luar berlaku:
AP : PB = m : n
n ( p - a ) = m (b - p )
n p - n a = mb - m p
m p + n p = mb + n a
(m + n) p = m b + n a
46
mb n a
p= (terbukti)
mn
O
Gambar 5.31 Pembagian ruas garis AB dalam bentuk vektor
Contoh:
1. Bila a , b , dan c adalah vektor-vektor posisi dari titik A, B, dan C dari ∆ABC. Titik D pada
Jawab: C
1 c 2 a 1
d= = ( c +2 a ) D E
1 2 3
3 c 1 b 1
e = = (3 c + b ) A B
3 1 4
Gambar 5.31 pembagi ruas garis AB dalam bentuk vektor
1 1
DE = e - d = (3 c + b ) - ( c +2 a )
4 3
=
3 3c b 4 c 2a
12
Catatan :
1
= (9 c +3 b - 4 c - 8 a )
12 - Dalam hal ini untuk pembagian di luar,
1 rumus" akan lebih mudah digunakan
= (-8 a + 3 b - 5 c )
12 bila angka numerik m dan n yang lebih
besar diambil positif (misalnya 3 : -2
lebih mudah daripada -3 : 2).
- Jika P di tengah-tengah AB, m : n =1 : 1
47
2. Carilah vektor letak titik P dan Q yang membagi AB di dalam dan di luar dengan perbandingan
5:3
Jawab:
Untuk P, m : n = 5: 3 Untuk Q, m : n = 5 : -3
mb n a mb n a
Maka p = Maka q =
mn mn
5b 3a 5b 3a
= =
53 53
1 1
= (5 b +3 a ) = (5 b -3 a )
8 2
x2
vektor posisi b = y 2
z
2
Jarak antara titik A dan titik B (perhatikan Gambar 5.25) adalah panjang vektor AB , yaitu
│ AB │
AB = b - a
x2 x1 x2 x1
= y2 - y1 = y 2 y1
z z z z
2 1 2 1
2. Rumus Pembagian
a. Pembagian Ruas Garis dalam Perbandingan m : n
Misalkan suatu titik P membagi ruas garis AB dalam perbandingan m: n sedemikian rupa
sehingga AP : PB = m : n.
b. Rumus Pembagian dalam Bentuk Vektor
Jika p adalah vektor posisi titik P yang membagi AB dengan perbandingan m : n, P antara
A dan B, maka
48
mb n a
p=
mn
e. Tes Formatif
1. Sebuah pesawat terbang tinggal landas dari bandaraAdi Sucipto menuju bandara
Soekarno-Hatta. Berapakah jarak yang ditempuh pesawat terbang tersebut bila pesawat
tersebut bergerak dari titik x (100, 60, 8) km menuju kota Jakarta sebelum mendarat yang
berposisi di titiky (300, 30, 18) km?
2. Hitung jarak antara titik-titik berikut!
a. O (0,0,0) dan P (4, 4, 2)
3. Tunjukkan bahwa P(3, 4, -1), Q(-9, -2, 3), dan R(9, 8, 11) adalah titik-titik sudut segitiga
sama kaki!
mb n a
4. Pergunakan rumus p = untuk menyatakan vektor-vektor posisi dari titik berikut
mn
dengan a dan b
f. Kunci Jawaban
1. Jarak yang di tempuh pesawat terbang yang tinggal landas menuju Jakarta di hitung
dengan rumus jarak:
r = x2 x1 2 y2 y1 2 z 2 z1 2
Posisi awal pesawat terbang adalah x (100, 60, 8) km dengan titik tujuannya adalah y
(300, 20, 8) km. Jadi jarak yang ditempuh pesawat tersebut adalah
= 41604
49
= 203,97 km
2. O = 0 P= 4
0 4
0 4
OP = 4 0
4 - 0
4 0
OP = 48
r = x2 x1 2 y 2 y1 2 z 2 z1 2
4. Dari persamaan rumus jarak yang terdapat di langkah 3 diperoleh sisi-sisi segitiga itu,
yaitu
5. Dari hasil yang diperoleh di langkah (4), dengan menerapkan teorema pythagoras
diperoleh
PQ2 = 14 PR2 = 14 QR2 = 22, 5
50
Jika dilihat panjang kedua sisi segitiga itu yaitu AB dan BC , maka segitiga itu adalah
sama kaki, dan jika kita amati dalam segitiga tersebut berlaku teorema pythagoras
yang menyatakan PQ 2 + PR 2 = QR 2. Jadi, segitiga ABC siku-siku di B dan sama kaki.
4. a. Untuk C, m : n = 3: 2 b. Untuk D, m : n = 3 : -2
mb n a mb n a
Maka p = Maka q =
mn mn
3b 2a 3b 2a
= =
3 2 3 2
1
= (3 b +2 a ) = (3 b -2 a )
5
Tunjukkan bahwa p + q + r = a + b + c
Tunjukkan bahwa AP + BQ + CR = O
51
h. Tingkat Penguasaan
Rumus :
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah Anda
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah Anda capai dan Anda dapat meneruskan
2. 60 – 80 % Anda masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih
3. < 60 % Anda belum belajar bersungguh-sungguh, Anda harus mengejar ketinggalan dan
52
4. Kegiatan Belajar 4 : Pembagian Dalam Bentuk Koordinat
a. Tujuan Kegiatan Belajar 4:
Setelah mempelajari uraian materi ini anda diharapkan dapat:
1) Dapat menentukan hasil kali skalar dua vektor,
2) Dapat memahami bentuk komponen perkalian skalar,
3) Dapat mengetahui besar sudut antara dua vektor,
4) Dapat menentukan sifat – sifat perkalian skalar,
5) Dapat memahami proyeksi ortogonal suatu vektor pada vektor lain,
6) Dapat menentukan perkalian silang dua vektor.
b. Uraian Materi :
Bukti :
Dari rumus pembagian dalam bentuk vektor, yaitu
x1
mb n a
p= ; di mana a = y1 adalah vektor posisi dari titik A (x1, y1, z1)
mn z
1
x2
b = y 2 adalah vektor posisi dari titik B(x2, y2, z2)
z
2
dapat diubah menjadi:
53
A (x1, y1, z1 P (xp, yp, zp) B(x2, y2, z2)
x2 x1
m y 2 n y1
xp
z z
yp = 2 1 m n
mn
z
p
xp mx2 nx1
1
yp = my 2 ny1 a p b
mn mz nz
z 2 1
p
Sehingga diperoleh , O
Gambar 5.35 titik Q membagi diluar
contoh :
Carilah koordinat titik P dan Q yang membagi garis yang menghubungkan A(1, 4, 6) dan B(1, 0,
2) di dalam dan di luar dengan perbandingan 3 : 1
Jawab:
(i) Titik P membagi di dalam A(1, 4, 6) P (xp, yp, zp) B(1, 0, 2)
3 1 1 1 3 1
xp = = =1 3 -1
3 1 4
3 0 1 4 04
yp = = =1 a p b
3 1 4
3 2 1 6 66
zp = = =3
3 1 4
Jadi, koordinat P (1, 1, 3) O
Gambar 5.34 Titik P membagi di dalam
54
(ii) Titik Q membagi di luar Q (xq, yq, zq) A(1, 4, 6) B(1, 0, 2)
3 1 1 1 2
xq = = =1 3 -1
1 3 2
3 0 1 4 4
yq = = = -2 q a b
1 3 2
3 2 (1) 6 0
zq = = =0 O
1 3 2
Jadi, koordinat Q (1, -2, 0)
Gambar 5.35 Titik Q membagi di luar
Hasil kali skalar dari vektor a dan b yang masing-masing bukan vektor nol dinyatakan dengan
a ∙ b (dibaca a dot b). Perkalian skalar dari vektor a dan b adalah suatu bilangan real yang
didefinisikan oleh:
a ∙ b = │ a ││ b │cos ө
a
1
2. Jika ө = л, maka a ∙ b = 0
2
55
1
3. Jika л < ө ≤ л , maka a ∙ b < 0
2
Catatan
1. Karena cos ө = cos (-ө), maka arah pengukuran ө dari a ke b atau dari b ke a
tidak menjadi soal.
2. Bila a ± b , maka a ∙ b = 0
3. Hasil kali skalar dua vektor bukanlah suatu vektor melainkan suatu bilangan
(skalar).
Z
Y
B(b1, b2, b3)
a
O X
Gambar 5.37 Bentuk komponen perkalian skalar
56
Dengan menggunakan aturan cosinus pada ∆ AOB, maka:
2 2 2
AB = OA + OB - 2 │ OA ││ OB │ cos ө
(b1 - a1)2 + (b2 – a2)2 + (b3 – a3)2 = (a12 + a22 + a32) + (b12 + b22 + b32) – 2 │ a ││ b │cos ө
-2 a1 b1 - 2 a2 b2 - 2 a3 b3 = – 2 │ a ││ b │cos ө
a1 b1 + a2 b2 + a3 b3 = │ a ││ b │cos ө
a1 b1 + a2 b2 + a3 b3 = a ∙ b atau a ∙ b = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3
a1 b1
Jika a = a 2 dan b = b2 maka ;
a b
3 3
a1 b1
a ∙ b = a 2 ∙ b2 = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3
a b
3 3
Contoh :
Jika A(1, 5, 8), B(-2, 1, 3), dan C(1, -6, 0), AB = u dan BC = v , hitunglah u ∙ v
Jawab:
2 1 3
u = AB = b - a = 1 - 5 = 4 s
3 8 5
1 2 3
v = BC = c - b = 6 - 1 = 7
0 3 3
3 3
u ∙ v = 4 ∙ 7 = -3(3) + (-4)(-7) + (-5)(-3)
5 3
= -9 + 28 + 15 = 34
57
3. Besar Sudut Antara Dua Vektor
Jika dua vektor a dan b bertemu pada satu titik, maka sudut antara dua vektor tersebut
adalah sudut yang dibentuk oleh kaki vektor a dan kaki vektor b . Sudut yang diambil adalah
sudut terkecil. Sudut
Dari rumus:
a ∙ b = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3
a ∙ b = │ a ││ b │cos ө
a b a1b1 a2 b2 a3b3
cos ө = =
2 2 2 2 2 2
ab a1 a2 a3 b1 b2 b3
Contoh:
1. Contoh di atas memberikan informasi adanya dua vektor berarah a dan b yang memiliki
satuan-satuan a = i + j + 2 k dan b = - 2 i + j + k
2. Kedua vektor di atas akan diolah untuk memperoleh besar sudut antara a dan b
3. Untuk memperoleh besar sudut a dan b , maka digunakan rumus perkalian skalar antara a
dan b , sehingga
a ∙ b = │ a ││ b │cos ө
a b
cos ө =
ab
58
4. Dari langkah (1) kita memperoleh vektor satuan-vektor satuan dari vektor a dan b , yaitu
1 2
a = 1 ; b = 1
2 1
5. Dari langkah (4) didapatkan:
1 2
a ∙ b = 1 ∙ 1 = -2 + 1 – 2 = -3
2 1
a b 3 3 1
cos ө = = =
ab 1 1 44 1 1 36 2
1
ө = arc cos
2
= 1200
a ∙ (b + c ) =a ∙ b + a ∙c
Bukti :
a1 b1
1. a ∙ b = a 2 ∙ b2
a b
3 3
= a1 b1 + a2 b2 + a3 b3
= b1 a1 + b2 a2 + b3 a3
= b ∙a
59
b1 c1 b1 c1
2. b + c = b2 + c2 = b2 c2
b c b c
3 3 3 3
a1 b1 c1
a ∙ ( b + c ) = a 2 ∙ b2 c2
a b c
3 3 3
= a1 (b1 +c1 ) + a2 (b2 +c2) + a3 (b3 +c3 )
= (a1 b1 + a2 b2 + a3 b3) + (a1 c1 + a2 c2 + a3 c3)
= a ∙b + a ∙ c
Contoh:
1
Jika │ a │= 4,│ b │= 6 dan besar sudut antara a dan b adalah л
4
Carilah:
a. a ∙ ( b + a ) b. b ∙ ( a + b )
Jawab:
a. a ∙ ( b + a ) = a ∙ b + a • a
1 2
= │ a ││ b │cos л + a
4
1
= 4x6x 2 + 42
2
= 12 2 + 16
60
= 16 + 12 2
b. b ∙ ( a + b ) = b ∙ a + b ∙ b
1
= │ b ││ a │cos л + │b │2
4
1
=6×4× 2 + 62
2
= 12 2 + 36
= 36 + 12 2
O C
Gambar 5.39 Proyeksi skalar ortogonal
OC c
pada Gambar 5.39 di mana cos = =
OA a
Dari rumus:
a ∙ b = │ a ││ b │cos
Diperolah :
61
a b
│ a │ cos = pada gambar
b
| c | = │ a │cos
a b
c=
b
Nilai proyeksi skalar ortogonal mungkin positif, nol, atau negatif, tergantung dan besamya sudut
.
Jika:
1
1. 0 ≤ < л , maka | c | positif
2
1
2. = л, maka | c | = 0
2
1
3. л < ≤ л , maka | c | negatif
2
c
Vektor satuan dari c = atau c = | c | , karena vektor c searah dengan vektor maka vektor
c
satuan dari
b maka vektor satuan dari c adalah juga vektor satuan dari b sehingga
=
a b b
∙ =
a b
∙b
2
b b b
Contoh:
Diketahui a = 2 i - 3 j + 6 k dan b = 2 i + 2 j + k
62
Carilah:
Jawab:
2 2
a ∙ b = 3 ∙ 2 = 4 + (-6) + 6 = 4
6 1
b ∙ a = a ∙b = 4
│ a │= 2 2 (3) 2 6 2 = 4 9 36 = 7
│ b │= 2 2 2 2 12 = 4 4 1 = 3
a b 4
c= =
b 3
ba 4
| d|= =
a 7
c=
a bb = 4
(2 i + 2 j + k )
b
2
32
4
= 2i + 2 j + k
9
8 8 4
= i + j+ k
9 9 9
Perkalian silang vektor a dan b ditulis dengan a x b (dibaca a kros b) yang hasilnya adalah
merupakan sebuah vektor.
2. c b
Putar sekrup dari arah a ke b , maka sekrup akan bergerak ke arah c . Di mana c tegak lurus
Jadi a x b = c
Sebaliknya jika sekrup diputar dari arah b ke a , maka sekrup akan bergerak ke arah c negatif (-
c).
Jadi b x a = - c
c= a x b
Gambar 5.40 Arah putar sekrup
Catatan
a x b= c
Kita tinjau untuk b x a , karena b x a harus memenuhi aturan putaran sekrup sehingga arah
Bila arah dari a x b adalah c , arah dari b x a adalah d , dapat dikatakan bahwa: a x b = - ( b x
a)
64
c
d= bx a
Gambar 5.41 Perkalian silang dua vektor dengan arah berlawanan sumbu Y, b x a = d = - c
a x b = i j k
a1 a2 a3
b1, b2 b3
Ruas kanan dari persamaan di atas adalah determinan berderajat tiga yang harganya dapat
dicari dengan metode Sarrus sebagai berikut.
i j k i j
a1 a2 a3 a1 a2
b1, b2 b3 b1, b2
(-) (-) (-) (+) (+) (+)
= (a2 b3 i + a3 b1 j + a1 b2 k ) – (a2 b1 i + a3 b2 j + a1 b3 k ) S
Contoh:
Tugas
a ×b = i j k i j
3 -2 1 3 -2 3
2 1 3 2 1 Vektor-vektor a = 1 dan b =
2
= (-6 i + 2 j + 3 k ) - (- 4 k + i + 9 j )
2
= -6 i + 2 j + 3 k + 4 k - i - 9 j 4 saling tegak kurus. Carilah nilai
= -7 i - 7 j + 7 k
= - (7 i + 7 j - 7 k )
65
b× a = i j k i j
2 1 3 2 1
3 -2 1 3 -2
= ( i + 9 j - 4 k ) – (3 k - 6 i + 2 j )
= i + 9 j - 4k ) – 3k + 6i - 2
= 7i + 7 j - 7 k
a × b = - (b × a )
k ( a × b ) = (k a ) × b = a × (k b )
i ×i = 0 j× j = 0 k × k =0
i× j = k j× k = i k × i= j
66
c. Rangkuman kegiatan belajar 4:
1. Hasil Kali Skalar Dua Vektor
Hasil kali skalar dari vektor a dan b yang masing-masing bukan vektor nol dinyatakan
dengan a ∙ b (dibaca a dot b). Perkalian skalar dari vektor a dan b adalah suatu bilangan real
yang didefinisikan oleh:
a ∙ b = │ a ││ b │cos ө
Jika dua vektor a dan b bertemu pada satu titik, maka sudut antara dua vektor tersebut
adalah sudut yang dibentuk oleh kaki vektor a dan kaki vektor b . Sudut yang diambil adalah
sudut terkecil.
67
5. Proyeksi Ortogonal Suatu Vektor pada Vektor Lain
a. Proyeksi Skalar Ortogonal
Proyeksi skalar ortogonal biasanya disingkat dengan proyeksi skalar saja atau sering
dikatakan dengan panjang proyeksi vektor.
b. Proyeksi Vektor Ortogonal
c
Vektor satuan dari c = atau c = | c | , karena vektor c searah dengan vektor maka
c
b maka vektor satuan dari c adalah juga vektor satuan dari b sehingga
=
a b b
∙ =
a b
∙b
2
b b b
Perkalian silang vektor a dan b ditulis dengan a x b (dibaca a kros b) yang hasilnya
adalah merupakan sebuah vektor.
1. c a
2. c b
68
e. Tes Formatif
1. Jika P pada AB , carilah koordinat P, jika:
a. A(-2, -3), B(3, 7), dan AP : PB = 3 : 2
b. A(-3, -2, -1), B(0, -5, 2), dan AP : PB = 4:-3
2. Carilah a ∙ b jika :
a. a = 2 i + j + k dan b = 3 i + 2 j - k
b. a = 5 i + 4 j dan b = 2 i - 2 j + 4 k
3. Carilah besar sudut AOB jika O titik pangkal untuk masirig-masing soal berikut ini!
a. A(1, 0, 0) dan B(1, 1, 0)
1 1 0
4.. Jika a = 1 , b = 2 , dan c = 4 Carilah x bila a ∙ ( b + c ) = a . a
1 1 x
f. Kunci Jawaban
1. a. Titik P membagi di dalam
3 3 2 2 94
xp = = =1
3 2 5
3 7 2 3 21 6
yp = = =3
3 2 5
69
2 3
2. a. a = 1 b = 2
1 1
2 3
a . b = 1 . 2 = (2)(3) + (1)(2) + (1)(-1) = 7
1 1
5 2
b. a = 4 b = 2
0 4
5 2
a . b = 4 . 2 = (5)(2) + (4)(-2) + (0)(4) = 2
0 4
1. Contoh di atas memberikan informasi adanya dua vektor berarah a dan b yang
2. Kedua vektor di atas akan diolah untuk memperoleh besar sudut antara a dan b
3. Untuk memperoleh besar sudut a dan b , maka digunakan rumus perkalian skalar
a ∙ b = │ a ││ b │cos ө
a b
cos ө =
ab
4. Dari langkah (1) kita memperoleh vektor satuan-vektor satuan dari vektor a dan b ,
yaitu
1 1
a = 0 ; b = 1
0 0
5. Dari langkah (4) didapatkan:
1 1
a ∙ b = 0 ∙ 1 = 1
0 0
70
a b 1 1
cos ө = = =
ab 1 0 01 1 0 2
1
ө = arc cos
2
= 1200
1 1 0
4. a = 1 , b = 2 , dan c = 4 Carilah x bila a ∙ ( b + c ) = a . a
1 1 x
1 1 0 1 1
1 . 2 + 4 = 1 . 6
1 1 x 1 x
1. Diketahui a = i + j
b = 2i - 3 j + k
c = 4 j - 3k
Carilah :
a. a × b d. ( a × b ) + ( a × c )
b. b × a e. b × c
c. a × c f. a × ( b + c )
2. Carilah luas ∆ ABC yang titik-titik sudutnya A(2, -3, 1), B(1, -1, 2), dan C(-1, 2, 3)
4. Diketahui O(0, 0), A(4, 1), B(1, 4), dan C(6, 6). Hitung luas segi empat OABC.
71
5. Diketahui A(2, -1, 1), B(-1, 1, 1), dan C(x, y, z) agar vektor posisi dari C tegak lurus pada
vektor posisi dari titik A dan B, tentukan koordinat C
h. Tingkat Penguasaan
Rumus :
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah Anda
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah Anda capai dan Anda dapat meneruskan
2. 60 – 80 % Anda masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih
3. < 60 % Anda belum belajar bersungguh-sungguh, Anda harus mengejar ketinggalan dan
72
BAB III
EVALUASI
1. Diketahui titik A (3,-2) dan titik B (-1,5). Ruas garis berarah AB sebagai wakil vektor p dan ruas garis
berarah BA sabagai wakil vektor q . Tentukan vektor p dan vektor q dalam bentuk vektor kolom.
3 2 1
2. Diketahui vektor a = , vektor b = , c =
1 4 3
a) Tentukan apakah a + b = b + a
b) Periksalah apakah a + b = b + a
c) Tentukan ( a + b ) + c = a + ( b + c )
d) Periksalah apakah ( a + b ) + c = a + ( b + c )
4 9 4
3. Diketahui vektor p = , vektor q = , dan vektor r =
2 6 8
1 1 1
Tentukan p , q , dan r !
2 3 4
4. Diketahui titik A (1, 7) dan titik B (4, 1). Titik C adalah sebuah titik pada garis hubung AB sehingga
1
AC = AB
3
a. c
b. a b
4
6. Misalkan diketahui vektor a = , tentukan vektor satuan dari vektor a
3
73
3 2
7. Diketahuhi vektor a = 2 dan vektor b = 3
1 4
a) Tentukan a + b dan b + a
b) Periksalah apakah a + b = b + a
8. Vektor posisi titik A dan titik B berturut – turut adalah a dan b . Titik C dan titik D pada ruas garis AB
sehungga AC : CB = 1 : 3 dan AD : DC = 3 : -1
a) Tentukan vektor posisi titik C
b) Tentukan vektor posisi titik D
9. Diketahui ruas garis PQ dengan koordinat titik P(2, 3, -1) dan koordinat titik Q (7, -2, 9). Titik R
membagi ruas garis PQ dengan perbandingan 1 : 4. tentukan koordinat titik R.
10. Panjang vektor a dan panjang vektor b masing – masing adalah 4 satuan dan 5 satuan. Besar
74
SISTEM PENILAIAN
75
Kunci Jawaban Evaluasi
1. A (3,-2) xa = 3, ya = -2 dan B (-1,5) xb = -1, yb = 5
xb x a 1 3 4
p = AB = = =
yb y a 5 2 7
x a xb 3 1 4
q = BA = = =
y a yb 2 5 7
4 4
Jadi, vektor p = AB = dan vektor q = BA =
7 7
3 2 3 2 5
2. a). a + b = + = =
1 4 1 4 3
2 3 2 3 5
b + a = + = =
4 1 4 1 3
76
d). Dengan menggunakan hasil – hasil perhitungan pada bagian c), diperoleh :
4
a + ( b + c ) =
6
4
( a + b ) + c = jadi, ( a + b ) + c = a + ( b + c )
6
Meskipun bukan merupakan bukti, tetapi hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa penjumlahan
vektor dalam bidang bersifat asosiatif.
1
4
1 1 4 2 = 2
3. p = =
2 2 2 1 2 1
2
1
9
1 1 9 3 3
q = = =
3 3 6 1 2
6
3
1
4
1 1 4 4 1
r = = =
4 4 8 1 2
8
4
1
4. a). Koordinat titik A (1, 7), maka OA = a =
7
4
Koordinat titik B (4, 1), maka OB = b =
1
4 1 4 1 3
AB = b - a = - = =
1 7 1 7 6
3
Jadi, ruas garis berarah AB =
6
1 1 3 1
b). AC = AB = =
3 3 6 2
1
jadi, ruas garis berarah AC =
2
x
c). Misalkan koordinat titik C adalah (x,y), maka OC = c =
y
77
x 1 x 1
AC = c - a = - =
y 7 y 7
Dengan menggunakan hasil perhitungan b), diperoleh hubungan ;
x 1 1
=
y 7 2
Berdasarkan hubungan vektor di atas, diperolah :
x – 1 = 1, menghasilkan x = 2
y – 7 = -2, menghasilkan y = 5
jadi, koordinat titik C adalah (2,5)
2 1 3
b). a + b = + =
3 1 4
a= (4) 2 (3) 2 = 25 = 5
4
a 1 4 5
Vektor satuan dari a adalah e = = =
a 5 3 3
5
4
4 5
Jadi, vektor satuan dari a = adalah e =
3 3
5
3 2 5
7. a). a + b = 2 + 3 = 1
1 4 3
78
2 3 5
b + a = 3 + 2 = 1
4 1 3
b). Dengan menggunakan hasil – hasil perhitungan pada bagian a), diperoleh :
5
a + b = 1
3
5
b + a = 1 jadi, a + b = b + a
3
Meskipun bukan merupakan bukti, tetapi hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa
penjumlahan vektor dala ruang bersifat komutatif.
mb na
c =
mn
1b 3a
c =
1 3
1 1
c = ( b + 3 a ) = (3 a + b )
4 4
1
Jadi, vektor posisi titik C adalah = c = (3 a + b )
4
b). Titik D pada ruas garis AB sehingga AD : DB = 3 : -1 atau m = 3 dan n = -1
mb na
d=
mn
3b 1a
d =
3 1
1
d = (3 b - a )
2
1
Jadi, vektor posisi titik D adalah = d = (3 b - a )
2
79
9. Titik R membagi ruas garis PQ dengan P(2, 3, -1) Q(7, -2, 9)
perbandingan 1 : 4 atau PR : RQ = 1 : 4
sebagaimana diperlihatkan pada gambar di R
samping.
Misalkan koordinat titk R(x, y, z), maka berdasarkan rumus perbandingan koordinat titik –titik di
ruang dengan m = 1 dan n = 4, diperoleh :
17 42
x= = 3
1 4
1 2 43
y = = 2
1 4
19 4 1
z = = 1
1 4
Jadi, koordinat titik R adalah (3. 2, 1)
10. Berdasarkan definisi, hasil kali skalar antara vektor a dengan vektor b ditentukan oleh :
a . b = a b cos
Jadi, hasil kali skalar antara vektor a dengan vektor b adalah a . b =10
80
BAB IV
PENUTUP
Sebagai tindak lanjut seluruh kegiatan belajar dalam Modul Eksponen ini adalah :
1. Jika hasil evaluasi terhadap penguasaan kompetensi mencapai 75 % atau lebih, maka siswa
dapat melanjutkan ke modul berikutnya.
2. Siswa dapat melanjutkan ke modul berikutnya setelah memperoleh rekomendasi dari guru mata
pelajaran matematika.
3. Peserta didik yang masih belum mencapai penguasaan kompetensi 75 %, maka siswa harus
mengulang secara keseluruhan atau bagian-bagian tahap kegiatan belajar yang belum dikuasai
dengan baik.
4. Kemungkinan diberikannya pembelajaran remedial bagi yang memperoleh nilai yang lebih kecil
dari 6, terutama terhadap siswa yang memperoleh nilai terendah.
5. Pengayaan serta akselerasi bagi siswa yang berprestasi juga dimungkinkan sesuai dengan
ketersediaan waktu
81
Daftar Pustaka
Sunardi, H. Dkk 2005.” MATEMATIKA Untuk SMA Kelas XII Program Studi Ilmu Alam.
Jakarta : Bumi Akasara.
Wirodikromo, S. 2006. “ Matematika Untuk SMA Kelas XII Program Studi Ilmu Alam.
Penerbit : Erlangga
82