Prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan mengoksidasi semua zat
organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500–600ºC dan kemudian melakukan
porselin dioven selama 1 jam. Krus porselin adalah tempat atau wadah yang
digunakan dalam pengabuan, karena penggunaannya luas dan dapat mencapai berat
setelah itu dimasukkan eksikator. Lalu timbang krus sebagai berat a gram. Setelah itu
masukkan bahan sebanyak 3 gram kedalam krus dan catat sebagai berat b gram.
a. Pemanasan pada suhu 300ºC yang dilakukan dengan maksud untuk dapat
melindungi kandungan bahan yang bersifat volatile dan bahan berlemak hingga
b. Pemanasan pada suhu 800ºC yang dilakukan agar perubahan suhu pada bahan
maupun porselin tidak secara tiba-tiba agar tidak memecahkan krus yang mudah
pecah pada perubahan suhu yang tiba-tiba. Setelah pengabuan selesai maka
selama 1 hari. Sebelum dilakukan penimbangan, krus porselin dioven terlebih dahulu
dengan tujuan mengeringkan air yang mungkin terserap oleh abu selama didinginkan
dalam muffle dimana pada bagian atas muffle berlubang sehingga memungkinkan air
masuk, kemudian krus dimasukkan dalam eksikator yang telah dilengkapi zat
penyerap air berupa silica gel. Setelah itu dilakukan penimbangan dan catat sebagai
bera c gram. Beberapa kelemahan maupun kelebihan yang terdapat pada pengabuan
dengan cara lansung. Beberapa kelebihan dari cara langsung, antara lain :
a. Digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil
b. Digunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu yang
c. Tanpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan
1989).
Prinsip pengabuan cara tidak langsung yaitu memberikan reagen kimia tertentu
pada bahan sebelum dilakukan pengabuan. Senyawa yang biasa ditambahkan adalah
untuk pasir bebas dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen
Lalu timbang krus sebagai berat a gram. Setelah itu masukkan bahan sebanyak
3 gram kedalam krus dan catat sebagai berat b gram. Kemudian ditambahkan gliserol
alkohol 5 ml dan dimasukkan dalam tanur pengabuan sampai warna menjadi putih
keabu-abuan. Setelah terjadi pengabuan, abu yang terbentuk dibiarkan dalam muffle
selama 1 hari. Sebelum dilakukan penimbangan, krus porselin dioven terlebih dahulu
dengan tujuan mengeringkan air yang mungkin terserap oleh abu selama didinginkan
dalam muffle dimana pada bagian atas muffle berlubang sehingga memungkinkan air
masuk, kemudian krus dimasukkan dalam eksikator yang telah dilengkapi zat
penyerap air berupa silica gel. Setelah itu dilakukan penimbangan dan catat sebagai
berat c gram.
Suhu yang tinggi menyebabkan elemen abu yang bersifat volatile seperti Na, S, Cl, K
dan CaCO3. pengeringan pada metode ini bertujuan untuk mendapatkan berat
konstan. Sebelum sampel dimasukkan dalam krus, bagian dalam krus dilapisi silica
gel agar tidak terjadi pengikisan bagian dalam krus oleh zat asam yang terkandung
dalam sampel dan utnuk menyerap air yang kemungkinan ada pada kurs (Anonim
2010c).
Beberapa kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada pengabuan cara tidak
langsung sesuai dengan Anonim (2010c). Kelebihan dari cara tidak langsung, meliputi
http://muspirahdjalal.blogspot.co.id/2011/11/metode-analisa-kadar-abu.html