Anda di halaman 1dari 16

Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)

SIMULASI GENANGAN BANJIR MENGGUNAKAN DATA ASTER DEM


PADA ALUR SUNGAI CILEMER

FLOOD INUNDATION SIMULATION USING ASTER DEM DATA


IN CILEMER RIVER
Nuryanto Sasmito Slamet1) Sarwono2)
1,2,)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
Jl. Solo – Kartasura KM. 7 Solo 57162, Indonesia
E-mail: nss_f1@yahoo.com

Diterima: 16 Januari 2016; Direvisi: Januari 2016; Disetujui: 28 maret 2016

ABSTRAK
Sungai Cilemer merupakan sungai yang bermuara ke Teluk Lada, berlokasi di bagian pantai barat
Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Pengaruh pasang surut air laut dan debit banjir yang tinggi serta
pemukiman yang berada di bantaran sungai menyebabkan banjir menggenangi pemukiman warga setiap
tahunnya. Untuk mengetahui tinggi limpasan banjir yang terjadi serta luas genangan akibat banjir, maka
pemodelan numerik sungai serta pemodelan genangan banjir dilakukan. Metode yang digunakan adalah
dengan pemodelan numerik sungai dengan menggunakan data penampang melintang yang ada, selanjutnya
hasil pemodelan ini di integrasikan dengan Graphical Information System (GIS). Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui luas genangan yang terjadi. Data masukan untuk GIS berupa data Digital Elevation Model
(DEM) yang berasal dari Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer Digital
Elevation Model (ASTER DEM). Hasil pemodelan numerik menunjukkan kapasitas S. Cilemer hulu mencapai
210 m3/s, sedangkan pada segmen hilir hanya 100 m3/s. Hasil simulasi menunjukkan dengan limpasan
banjir di atas tanggul 0,96 m maka luas genangan banjir 2 tahunan sebesar 546 Ha. Ketinggian limpasan
banjir 1,1 m, luas genangan banjir 5 tahunan sebesar 592 Ha. Ketinggian limpasan banjir di atas tanggul
1,26 m membuat genangan banjir 10 tahunan seluas 682 Ha, sedangkan ketinggian limpasan banjir di atas
tanggul 2,56 m menjadi genangan seluas 912 Ha untuk debit banjir 25 tahunan. Pengaruh bangunan
pengendali banjir di dekat muara sudetan menyebabkan kenaikkan muka air sebesar 19 cm.
Kata kunci: Sungai, banjir, pemodelan numerik, genangan banjir, GIS

ABSTRACT
The Cilemer River is a river which flowing to Lada Bay in west coast of Pandeglang District, Banten Province.
The influence of the tide, the high flood discharges and settlements located at the flood plain has caused
flooding every year. In order to understand flood overtopping mechanism and inundation map, numerical
model simulation for flood and inundation area were conducted. The numerical model of the river were
conducted using cross sectional of the river, result of these simulations were further integrated with
Geographical Information System (GIS). The objective of this study is to obtain inundation map area. The
input for GIS is a Digital Elevation Model which is obtain from Advanced Spaceborne Thermal Emission and
Reflection Radiometer Digital Elevation Model (ASTER DEM). The simulation results shows the capacity of
Cilemer River upstream is 210 m 3/s while on the downstream segment was only 100 m3/s. Simulation shows
with overtopping of the dike of 0,96 m generate 546 Ha of inundation area for 2 year return period of flood
discharge. The overtopping of 1,1 m has generated 592 Ha of inundation area for 5 year return period of
flood discharge. With overtopping of 1,26 m of 10 year return period flood discharge has caused 682 Ha
inundation area, while 2,56 m overtopping has generated 912 Ha inundation area for 25 year return period
of flood discharge. Effect of flood control structure on the outlet of bypass has generated 19 cm increase of
water level.
Keywords: River, flood, numerical modeling, flood inundation area, GIS

61
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76

PENDAHULUAN 2 Desain drainase yang kurang bagus.


Banjir terjadi akibat dari terlampauinya desain Secara teknik, drainase dibedakan menjadi
kriterianya sehingga tidak mampu mengalirkan air drainase wilayah (perumahan) dan drainase jalan.
yang mengalir. Kapasitas yang dimaksud bisa Sungai Cilemer merupakan sungai yang bermuara
dalam m3/s maupun kala ulang "n" tahun. Sungai ke Teluk Lada yang berlokasi di bagian pantai barat
secara alami mempunyai mekanisme pengaliran Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dengan
air dengan terbentuknya bantaran sungai sebagai perbedaan pasang surut yang tinggi serta
tampungan ketika banjir terjadi. Di Indonesia keberadaan bangunan perumahan di sekitar muara
secara umum berasumsi debit air ketika mencapai sungai menyebabkan banjir musiman yang sering
bibir tanggul sungai, kapasitas alur penuh, terjadi. Hal ini diperparah dengan erosi permukaan
mempunyai kala ulang 1-3 tahunan. Dalam studi dan longsoran pada bagian hulu daerah aliran
yang lain disebutkan kapasitas alur penuh setara sungai yang mempunyai kontur curam
dengan 2,33 tahun (Dury, 1972 ). menyebabkan sedimentasi di S. Cilemer dan
Banjir sungai merupakan peningkatan debit air pendangkalan pada muara S. Cibungur.
yang terjadi di badan sungai. Jika debit air sungai
semakin meningkat dan badan sungai tidak mampu Debit aliran yang besar pada musim hujan dan
lagi menampung debit air, maka air sungai itu akan sedimentasi di bagian muara sungai menyebabkan
melimpah keluar badan sungai. Menurut Kodoatie hambatan aliran dan penggenangan pada alur ruas
dan Sugiyanto (2002), faktor penyebab terjadinya S. Cilemer dan S. Cibungur, hal ini menimbulkan
banjir dapat dikelompokkan dalam 2 kategori, masalah banjir yang terjadi setiap tahunnya pada
yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab musim hujan. Topografi S. Cilemer, lokasi Bendung
alamiah dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan Cilemer dan Sudetan dapat dilihat pada gambar 1.
manusia. Banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab Berdasarkan inventarisasi dampak bencana
alamiah diantaranya curah hujan, pengaruh alam banjir dan tanah longsor akibat musim hujan
fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, dan banjir setiap tahun yang terjadi di S. Cilemer,
kapasitas drainase yang tidak memadai dan banjir yang terjadi menggenangi daerah
pengaruh air pasang. Sedangkan banjir yang permukiman, persawahan atau perkebunan rakyat
disebabkan oleh tindakan manusia adalah yang ada di sepanjang alur sungai pada bagian hilir.
perubahan kondisi DAS, kawasan kumuh, sampah, Analisis permasalahan banjir S. Cilemer
kerusakan bangunan pengendali banjir dan dilaksanakan dengan melakukan pemodelan
perencanaan sistem pengendalian banjir tidak numerik sungai untuk mengetahui penyebab banjir
tepat. yang terjadi. Selain analisa muka air dengan model
Menurut Kodoatie dan Syarif (2006), numerik, analisis dilaksanakan dengan
perubahan tata guna lahan merupakan penyebab mensimulasikan genangan banjir pada ruas S.
utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya, Cilemer untuk memperkirakan pengaruh genangan
dimana perubahan tata guna lahan memberikan ke sekitar sungai.
kontribusi dominan kepada aliran permukaan Beberapa model numerik dikoneksikan dengan
(run-off). Hujan yang jatuh ke tanah, airnya akan
Geographical Information System (GIS) untuk
menjadi aliran permukaan di atas tanah dan
dapat mensimulasikan peta genangan banjir.
sebagian meresap ke dalam tanah tergantung Simulasi genangan banjir sangat dipengaruhi oleh
kondisi tanahnya. Suatu kawasan hutan bila diubah
akurasi dari representasi bantaran banjir dalam
menjadi pemukiman maka yang terjadi adalah data Digital Elevation Model (DEM) yang
bahwa hutan yang bisa menahan run-off cukup digunakan. Untuk mendapatkan hasil genangan
besar diganti menjadi pemukiman dengan
banjir secara akurat, maka diperlukan data DEM
resistensi run-off yang kecil akibatnya ada yang dapat menirukan kondisi lapangan dengan
peningkatan aliran permukaan tanah yang menuju
baik. Penggunaan data DEM dengan resolusi tinggi,
sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan
semacam Light Detection and Ranging (LIDAR),
debit sungai yang besar sehingga terjadilah banjir. mulai banyak digunakan untuk mensimulasikan
Banjir juga dapat disebabkan oleh hal sebagai
genangan banjir yang terjadi (Bates et al, 2003).
berikut: Namun demikian ketersediaan data semacam ini
1 Air laut pasang hanya mencakup area yang kecil serta memerlukan
Air laut pasang (rob) merupakan fenomena
biaya yang besar untuk mendapatkannya. Untuk
diurnal yang terjadi rutin setiap hari. Pada mengatasi hal ini maka penggunaan data DEM dari
daerah pesisir kenaikan air laut pasang ini
satelit dapat dipertimbangkan sebagai pengganti.
mengakibatkan banjir. Hal ini terjadi karena
keadaan kontur lahan sekitas pesisir yang
rendah berada di bawah muka air pasang
pada saat tertentu.

62
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)

KAJIAN PUSTAKA K = kapasitas pengaliran yang dihitung


2
Penggunaan data DEM dari satelit telah berdasarkan persamaan Manning = AR 3 …………(3)
berkembang dalam bidang hidrologi dan hidraulik n
untuk memenuhi ketersediaan data di berbagai R = A jari – jari hidraulik [m],
daerah yang belum terjangkau oleh ketersediaan P
data resolusi tinggi. Data Satelit, dalam hal ini P = keliling basah [ m ],
Advanced Spaceborne Thermal Emission and n = koefisien Manning [ m1/3/s ].
Reflection Radiometer Digital Elevation Model
(ASTER DEM), digunakan untuk mensimulasikan METODOLOGI
genangan banjir di S. Cilemer, data DEM hasil
ekstraksi dari ASTER DEM dapat dilihat pada a Analisis Model Numerik
gambar 2. ASTER DEM telah menunjukkan Analisis model numeric yang digunakan
performa yang bagus dalam mensimulasikan dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam 3
genangan banjir (Tarekegn et al, 2010). ASTER skenario analisis sebagai berikut:
DEM diketahui dapat merepresentasikan daerah
1 Skenario identifikasi sistem sungai dan sumber
yang datar dengan baik, namun memiliki tingkat
banjir: Pada skenario ini dilakukan analisis
kesalahan yang relatif tinggi di daerah yang
yang mewakili kondisi baik jika terjadi hujan
berbukit – bukit serta curam, karena pengaruh
yang tidak merata di seluruh DAS Cilemer dan
tumbuhan (Eckert et al, 2005; Fujisada et al, 2005).
jika terjadi hujan yang merata
Untuk membantu analisis banjir dan luas 2 Skenario analisis pengaruh sudetan: Analisis
genangan digunakan modul dari MIKE 11. Model untuk mengetahui mencoba mengetahui
yang sama digunakan pula dalam banjir, gerusan pengaruh sudetan yang ada dan rencana
dan sedimen oleh Slamet Lestari (2015) di Sungai penutupan sudetan terhadap mekanisme banjir
Batang Kuranji – Sumatera Barat. yang terjadi.
Pemodelan numerik dimaksudkan untuk
3 Skenario identifikasi Luas Genangan: Skenario
mengetahui beberapa parameter berikut:
ini dilakukan untuk identifikasi perkiraan luas
a) karakteristik sistem sungai dan respon sungai genangan banjir yang dapat terjadi untuk
terhadap skenario peningkatan fungsi sungai, masing-masing debit banjir periode ulang 2
b) ruas-ruas sungai yang mempunyai tahun , 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun, untuk
kecenderungan mengalami kerusakan dan kondisi eksisting Sungai.
menimbulkan kerugian pada masyarakat,
c) usulan bangunan yang akan diterapkan di b Simulasi Pemodelan Numerik
sungai (lokasi dan desain detail). Studi kapasitas S. Cilemer dilaksanakan dengan
Prinsip dasar pemodelan numerik dapat diuraikan mensimulasikan sungai berdasarkan data
sebagai berikut: penampang melintang, data debit dan muka air
Persamaan untuk bagian hidrodinamik adalah serta data bangunan air yang ada. Secara teknis
persamaan kontinuitas (Danish Hydraulic Institute, simulasi numerik dilakukan dengan
2008). mempertimbangkan beberapa variabel berikut:
Q h 1 Langkah waktu dan langkah jarak
b q Langkah jarak (panjang jarak) diambil dengan
x t …………………… (1) mempertimbangkan data penampang melintang
dimana: yang tersedia berdasar hasil pengukuran topografi
Q = debit sungai [ m3/s ] dari S. Cilemer. Pada umumnya langkah jarak
b = lebar sungai [m] diambil antara 50.0 m sampai 200.0 m. Langkah I
h = kedalaman air [m] waktu diambil dengan mempertimbangkan kriteria
x = langkah jarak [m] konvergen dan stabilitas numerik model. Hal ini
t = langkah waktu [s] dapat ditentukan dengan memperhatikan nilai
q = debit aliran lateral [m/s/m’]. bilangan Courant yang menggambarkan laju
Persamaan momentum: rambat gelombang perubahan pada permukaan air
2 dan pada dasar sungai.
Q   βQ  h
    gA  gAS f  0 2 Kondisi Batas
t x  A  x Kondisi batas yang diperlukan untuk
……………………(2)
dimana: melakukan pemodelan numerik dapat
A = luas penampang basah [ m2 ] dikategorikan dalam dua macam:
Β = koefisien Bousinesq [ - ] a) Kondisi batas luar dapat dibagi dalam
Sf = kemiringan energi [-] beberapa kemungkinan sebagai berikut:

63
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76

Hubungan antara debit-waktu serta berdasarkan pengumpulan data selama


hubungan antara ketinggian muka air-waktu kegiatan pengamatan muka air.
atau ketinggian muka air-debit (lengkung Kegiatan pengambilan material dasar sungai
debit) yang digabungkan dengan hubungan yang didata dari lapangan juga
antara debit-waktu pada bagian batas udik dipertimbangkan dan dibagan dalam model.
dan pada bagian batas hilir. Untuk Genangan banjir yang terjadi disimulasikan
menyelesaikan persamaan keseimbangan menggunakan data DEM dari ASTER DEM. ASTER
massa sedimen, pada batas udik juga harus DEM merupakan hasil kolaborasi National Space
ditentukan laju angkutan sedimen yang Agency, Amerika Serikat (NASA) dan Ministry of
masuk ke dalam sistem sebagai fungsi dari Economy, Trade and Industry (METI) Jepang. Data
waktu. ini dipublikasikan pada tahun 2009 sebagai versi
b) Kondisi batas dalam, dapat dinyatakan dalam pertama dan mengalami revisi kedua pada tahun
bentuk keberadaan bangunan air, jembatan, 2011. Dengan resolusi data 30 m dan mempunyai
percabangan atau penggabungan sungai. akurasi yang cukup baik pada daerah datar,
Kondisi batas yang digunakan dalam penggunaan data ASTER DEM sebagai data dasar
pemodelan adalah sebagai berikut : untuk pemodelan genangan banjir mengalami
Pada tahap kalibrasi model, hidrograf aliran peningkatan secara signifikan.
yang didapat pada penyelidikan lapangan
dapat diterapkan pada kondisi batas udik, HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan semua hasil pengamatan muka air Analisis kapasitas alur ini dilakukan untuk
dan data perubahan dasar sungai yang mendapatkan gambaran kemampuansungai secara
teramati dijadikan sebagai kriteria keseluruhan dalam mengalirkan debit air.
pembanding yang digunakan untuk Topografi sungai yang dimodelkan dalam model
mengevaluasi apakah modul dapat numerik berawal dari elevasi 34 m di hulu S.
mensimulasikan kondisi lapangan atau Cilemer hingga elevasi –4 m di muara sungai, serta
belum. Selanjutnya hidrograf tinggi muka air -2 m di muara sudetan. Panjang sungai yang
yang diperoleh berdasarkan penyelidikan dimodelkan mencapai 45 km. Dari hasil analisis
lapangan, diterapkan pada bagian batas hilir. didapatkan gambaran bahwa kapasitas sungai
Kemudian pada batas udik diterapkan bagian hulu lebih besar dari 210 m 3/s (> dari debit
hubungan antara laju angkutan sedimen Cilemer Hulu untuk debit banjir 25 tahunan).
dengan debit aliran sungai yang diperoleh Kapasitas alur segmen hulu S. Cilemer disajikan
pada Gambar 3.
Selat Sunda

Sudetan
S. Cilemer

Bendung Cilemer

Gambar 1 Topografi S. Cilemer, lokasi Bendung Cilemer dan Sudetan

64
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)

U
Elevasi
Tinggi B T

Rendah

Gambar 2 Data DEM hasil ekstraksi dari ASTER DEM

[meter] 2-1-1990 00:00:00


38.0

36.0

34.0

32.0

30.0 Tanggul kanan


28.0

26.0
Tanggul kiri
24.0

22.0

20.0

18.0
Muka air
16.0

14.0

12.0

10.0

8.0
Dasar sungai
6.0

4.0

2.0
Elevasi (m)

0.0

-2.0

-4.0

-6.0
CILEMER 1922 - 45194 SUDETAN 0 - 5270
-8.0
0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 35000.0 40000.0 45000.0
[m]
Profil aliran S. Cilemer

Gambar 3 Kapasitas alur segmen hulu S. Cilemer (> 210 m3/s)

Kondisi kemiringan Sungai Cilemer terbagi Cikadueun sampai muara. Potensi banjir Sungai
menjadi tiga segmen dengan kemiringan pada Cilemer berawal dari pertemuan sungai dengan
segmen 1, Km 0 hingga Km 18,5 mencapai 0,16 %. anak sungai serta perubahan kemiringan sungai
Segmen 2, pada bagian Km 18,5 hingga awal menjadi sangat landai. Sehingga secara teknis
pertemuan sungai dengan anak Sungai Cikaduen selain terjadi penumpukan debit banjir akibat
hanya sekitar 0,06 % dan pada segmen terakhir penambahan debit dari anak – anak sungai, terjadi
merupakan segmen dengan kemiringan 0,016 %. perlambatan kecepatan aliran akibat kemiringan
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa segmen dasar sungai yang landai. Segmen bagian hilir
sungai hulu relatif aman terhadap ancaman sungai dari pertemuan anak-anak sungai sampai
permasalahan banjir sampai dengan debit banjir muara kurang dari memiliki kapasitas alur 100
periode ulang 25 tahunan. Potensi banjir terlihat m3/s. Gambaran kapasitas alur sungai segmen hilir
mulai dari pertemuan dengan anak Sungai S. Cilemer pada Gambar 4.
65
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76

[meter] 18-8-2011 02:34:00


38.0

36.0

34.0

32.0

30.0 Tanggul kanan


28.0

26.0

24.0 Tanggul kiri


22.0

20.0 Muka air


18.0

16.0

14.0 Dasar sungai


12.0

Cikadueun

Surianeun
Cimoyan
10.0

Cikobut

Cisata
8.0
Elevasi (m)

6.0

4.0

2.0

0.0

-2.0

-4.0

-6.0
CILEMER 1922 - 45194 SUDETAN 0 - 5270
-8.0
0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 35000.0 40000.0 45000.0
[m]

3 Profil aliran S. Cilemer (m)


Gambar 4 Kapasitas alur segmen hilir S. Cilemer (< 100 m /s)

Skenario Identifikasi Sistem Sungai dan 4 Anak S. Cikobut (Q25th = 78,07 m3/s) hasilnya
Sumber Banjir tidak terdapat limpasan.
5 Anak S. Surianeun (Q25th = 68,18 m3/s)
Pada skenario ini dilakukan analisis yang hasilnya tidak terdapat limpasan.
mewakili kondisi baik jika terjadi hujan yang tidak 6 Anak S. Cisata (Q25th = 172,75 m3/s) hasilnya
merata di seluruh DAS Cilemer dan jika terjadi tidak ada limpasan.
hujan yang merata (terjadi bersamaan) di seluruh 7 S. Cilemer Hulu dan S. Cikadueun (Q25th =
DAS Cilemer. Identifikasi ini dilakukan hanya untuk 403,67 m3/s) hasilnya limpasan maksimum
debit banjir desain untuk periode ulang 25 setinggi 1,5 m.
tahunan. Gambaran analisis yang dilakukan pada 8 S. Cilemer Hulu dan S. Cikadueun (Q25th =
skenario ini dapat dilihat pada Tabel 1. 539,63 m3/s) hasilnya limpasan maksimum
Berdasarkan hasil analisis yang telah setinggi 2,0 m, terjadi pada 25.200m –
dilakukan apabila kondisi hujan tidak merata 40.000m (muara) dapat dilihat dari Gambar 6.
dimana jika puncak banjir hanya datang dari: 9 S. Cilemer Hulu, S. Cikadueun, Cimoyan, dan
Cikobut (Q25th = 617,7 m3/s) hasilnya
1 Hulu S. Cilemer (Q25th = 207,74 m3/s) dapat Limpasan Maksimal setinggi 2,5 m.
dikatakan bahwa untuk (puncak banjir tidak 10 S. Cilemer Hulu, S. Cikadueun, Cimoyan,
bersamaan pada masing-masing anak sungai), Cikobut dan Surianeun (Q25th = 685,88 m3/s)
potensi limpasan maksimum hanya 0,5 m, hasilnya Limpasan Maksimal setinggi 2,75 m.
(terjadi pada lokasi 30.000m – 40.000m dari Jika terjadi hujan secara merata (puncak
hulu Bendung Cilemer) dapat dilihat dari banjir terjadi bersamaan pada semua anak
Gambar 5. sungai), dengan debit 858,63 m3/s maka limpasan
2 Anak S. Cikadueun (Q25th = 195,93 m3/s) banjir di puncak tanggul yang terjadi bisa
hasilnya limpasan maksimal 0,5 m. mencapai 3 m di segmen hilir S. Cilemer, pada
jarak 25.000m - 40.000m (muara) (Gambar 7).
3 Anak S. Cimoyan (Q25th = 135,96 m3/s)
hasilnya tidak terdapat limpasan.

66
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)

Tabel 1 Analisis Identifikasi Sistem dan Sumber Banjir

Batas Udik Batas Hilir (Muka Air Laut)


Skenario
Debit Periode Ulang Sungai Asli Sudetan
Identifikasi Banjir Anak-Anak Sungai Q - 25 th
Cilemer Hulu 207.74 m3/s HWL HWL
3
Cikadeun 195.93 m /s HWL HWL
Cimoyan 135.96 m3/s HWL HWL
3
Cikobut 78.07 m /s HWL HWL
3
Sirianeun 68.18 m /s HWL HWL
Cisata 172.75 m3/s HWL HWL
3
Cilemer Hulu+ Cikadeun 403.67 m /s HWL HWL
3
Cilemer Hulu+ Cikadeun+ Cimoyan 539.63 m /s HWL HWL
Cilemer Hulu + Cikadeun+ Cimoyan + 617.7 m3/s HWL HWL
Cikobut
Cilemer Hulu + Cikadeun+ Cimoyan + 685.88 m3/s HWL HWL
Cikobut + Surianeun
Semua Anak sungai (Maksimum) 858.63 m3/s HWL HWL

[meter] 18-8-2011 04:54:00


38.0

36.0
Tanggul kanan
34.0

32.0

30.0
Tanggul kiri
28.0

26.0

24.0 Muka air


22.0

20.0

18.0

16.0

14.0

12.0
Dasar sungai Lokasi limpasan
Cikadueun

Surianeun
Cimoyan

10.0
Cikobut

Cisata

8.0
Elevasi (m)

6.0

4.0

2.0

0.0

-2.0

-4.0

-6.0
CILEMER 1922 - 45194 SUDETAN 0 - 5270
-8.0
0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 35000.0 40000.0 45000.0
Profil aliran S. Cilemer (m) [m]

Gambar 5 Limpasan banjir jika puncak banjir hanya dari S. Cilemer hulu (limpasan maksimal 0,5 m)

67
Elevasi (m)
Elevasi (m)

-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0

68
[meter]

-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0
40.0
42.0

0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0

[meter]
[meter]

159

0.0
311
431
612

0.0
701
0
1168
830
1339
999

0.0
1535 Elevasi (m)
1882
1922
2664
3098

4250

5807
6056
6127

5000.0

5000.0
5000.0
7664
8397
8713
8789
9456
10119
9876

11904

10000.0
12059

10000.0
12601
12750

10000.0

Dasar sungai
14434
14557
14759
14923
15073
15182

Dasar sungai
15376
15478

Tanggul kanan
15615
15863
16133

Tanggul kanan
16611

15000.0
17218

Tanggul kiri
17468

15000.0
17784
17940
18088
18182
18349
18457
18594
18750
18918

15000.0
19065

Tanggul kiri
19105
Tanggul kanan

19584
19651
19932
Dasar sungai

20600
20759
20977
21177
21305
21374
21691
21857

20000.0
22183
22717

20000.0

maksimal, limpasan maksimal 3 m


23387
23598
23827
Tanggul kiri

23950
24214 Cikadueun
20000.0

24594 Cikadueun
25034
25155
25272
25389
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76

25450
25561

CILEMER 0 - 45194
25673
25860

Muka air
26140
26293 Cikadueun

CILEMER 1922 - 45194


26777 Cimoyan

25000.0
27113
27247
27356
27548

Muka air
27642
27814
CILEMER 1922 - 45194

25000.0
28239
28455

3-1-1990 02:30:00
28666
Muka air

28920
29215
29493
18-8-2011 03:13:59
25000.0

29716
29928
30609
30720
Cimoyan
30832
31040 Cikobut
31186
18-8-2011 01:54:00

31355
31410
Cikobut
31629
31572
31854

30000.0
32217 Cimoyan
32531
32766 Cikobut
33122
33223
33325 Tajur

30000.0
33640
33810
33917
34020
34335
34440
34543 34776 Surianeun Surianeun
34888
34996
30000.0

35107
35367
35618
35721
35928
36032
36241
36346 Cisata Surianeun
36450
36556
36660 Cisata

35000.0
37011
37117
37223
37290
37396
37502
37714
37820 37610 Cisata
37928
38036
38142
38250
38359
38471
38583
38698
38804

35000.0
38908
39014

Profil aliran S. Cilemer


39120
39228
39336
39444
39551 39658
39771
39875
39978
40083
40188
40345
40452
35000.0

40558
40688
40798
40908
41019
41164
41272
41380
41486
41594
41702 Cilemer 3

Gambar 8 Limpasan kondisi eksisting debit 2 tahunan (limpasan tertinggi 0.96 m)


41807
41912

40000.0
42020
42128
42236
42344
42492
42700
42806
42912
43017
Lokasi genangan

43170
43387
43605 43658
43764
43870
43975

40000.0
44188

Profil aliran S. Cilemer (m)


44344
44456
44567
45194
44976 44764
40000.0

171
334
465
561
652
1019
771
1236
1397

45000.0
0
1577
1788
2084
Lokasi limpasan

2231
2453
2598
2738
2879
3030
3198
3392
45000.0
3900
Gambar 6 Limpasan banjir dari anak S. Cilemer hulu, Cikadueun, dan Cimoyan (maksimal 2 m)

4324
4558
4798

SUDETAN 0 - 5270
5270
45000.0

SUDETAN 0 - 5270

50000.0
[m]
[m]
SUDETAN 0 - 5270

Gambar 7 Limpasan banjir jika puncak banjir merata dari S. Cilemer dan semua anaknya kondisi
[m]
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)

Skenario Analisis Pengaruh Sudetan pengaruh sudetan kondisi eksisting (dibuka)


Setelah mengetahui penyebab permasalahan dengan debit 2 tahunan tidak terjadi kenaikkan
banjir di S. Cilemer baik kondisi eksisteng maupun muka air, untuk muka air laut tertinggi limpasan
dengan adanya bendung, maka selanjutnya adalah tertinggi = 0,96 m, dapat dilihat dari Gambar 8.
mencoba mengetahui pengaruh sudetan yang ada Hasil simulasi yang dilakukan, analisis
dan rencana penutupan sudetan terhadap limpasan banjir di S. Cilemer pengaruh sudetan
mekanisme banjir yang terjadi. Pada analisis kondisi eksisting (dibuka) dengan debit 5 tahunan,
pengaruh sudetan ini dilakukan 2 kondisi di untuk muka air laut tertinggi menyebabkan
sudetan, yaitu kondisi eksisting (sudetan dibuka) kenaikkan muka air 7 cm dan limpasan tertingi
dan kondisi jika sudetan dimodifikasi dengan 1,10 m, dapat dilihat pada Gambar 9.
membangun bangunan pengendali banjir di Hasil simulasi yang dilakukan, analisis
sudetan (sudetan ditutup). Kedua kondisi tersebut limpasan banjir di S. Cilemer pengaruh sudetan
dikombinasikan dengan pengaruh elevasi muka air kondisi eksisting dengan debit 10 tahunan, untuk
laut (saat surut, saat normal, dan saat pasang muka air laut tertinggi menyebabkan kenaikkan
tertinggi) sebagai batas kondisi hilir model. Dari muka air 10 cm dan limpasan tertinggi 1,26 m,
hasil tersebut terlihat bahwa alternatif pembuatan dapat dilihat pada Gambar 10.
bendung pengatur debit yang akan menutup Hasil simulasi yang dilakukan, analisis
sudetan pada saat air pasang hanya dapat limpasan banjir di S. Cilemer pengaruh sudetan
membantu dalam penurunan muka air banjir kondisi eksisting dengan debit 25 tahunan, untuk
maksimum 19 cm. muka air laut tertinggi menyebabkan kenaikkan
muka air 19 cm dan limpasan tertinggi 2,56 m,
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan, dapat dilihat pada Gambar 11.
hasil analisis limpasan banjir di S. Cilemer
[meter] 2-1-1990 19:00:00
42.0

40.0
311
431
1168

Surianeun
159
830

Cilemer 3
999

Cimoyan
1339
612
701
1535

Cikobut
0

1922

38.0
1882

Tanggul kanan
2664

4250
3098

36.0
5807
6127
6056

Cikadueun

34.0
Cisata
Tajur

32.0

Tanggul kiri
7664

30.0

28.0
10119

26.0
9876
8397
8713
8789
9456

Muka air
24.0
15073
14557

22.0
11904

14759
14923
12750
12601
12059

14434
15182
15376
15615
15478
15863

20.0
16133

18.0
16611
17218
17468
17784
18182
18349
17940
18594
18088
18457

20977

16.0
21177
18750

21374
18918

21305
19065
19651
19584
19105
19932
20600

Dasar
14.0
21691
20759

21857

22717
22183

23827

12.0
24214
23598

25034
23950
23387

24594
25155

sungai
25272
25389
25450
25561
25673

10.0
25860

27814
26140
26293
26777

27642
27113
27356
28239
27247
27548

28920
28666

8.0
29493
29215
29716
29928

31040
28455

30609
31355
31410
30832
30720

31572

37610
31629
31186

32217
32531
32766

34776
34888
31854

38804

44567
33122
33325

43387

44764
33640

36241

37290
34335

35721
34996

39658

43764

6.0
43658
33917

38142
33223

35618

39120

43870
44456
33810

35928

37011

38698

40908
34020
34440

35367

36556

38036

42128

43975
35107

37223

38250

42806
36346
36450

37396
37502
38359

42236
36032

37117

39014

42020
37928
38583
39336

40558

41912

42912
43017
43170
34543

36660

37714
37820

42344

45194
40798
41019
41272
41380
41594
41702
38471

39444
39978
40345
40452
40688

41807
42492
42700

44344
39228
39771

41164
41486
38908
39551
39875

44188
40083
40188

43605

4.0
44976

1019
1236
1397
1577
2231
2453

3900
4324
4558
4798
5270
2738
3198
3392
1788
2598
2879
3030
2084
465
334
652
771
171
561

2.0
0
Elevasi

0.0
(m)

-2.0

-4.0

-6.0

-8.0 CILEMER 0 - 45194 SUDETAN 0 - 5270

0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 35000.0 40000.0 45000.0 50000.0
[m]

Profil aliran S. Cilemer (m)

Gambar 9 Limpasan kondisi eksisting debit 5 tahunan (limpasan tertinggi 1.1 m)


[meter] 2-1-1990 21:30:00
42.0

40.0
311
431
1168

Surianeun
159
830

Cilemer 3
999

Cimoyan
1339
612
701
1535

Cikobut
0

1922

38.0
1882
2664

4250
3098

36.0

Tanggul kanan
5807
6127
6056

Cikadueun

34.0
Cisata
Tajur

32.0
7664

30.0

28.0

Tanggul kiri
10119

26.0
9876
8397
8713
8789
9456

24.0
15073
14557

22.0
11904

14759
14923
12750
12601
12059

14434
15182
15376
15615
15478
15863

20.0
16133

18.0
Muka air
16611
17218
17468
17784
18182
18349
17940
18594
18088
18457

20977

16.0
21177
18750

21374
18918

21305
19065
19651
19584
19105
19932
20600

14.0
21691
20759

21857

22717
22183

23827

12.0
24214
23598

25034
23950
23387

24594
25155
25272
25389
25450
25561
25673

10.0
25860

27814
26140
26293
26777

27642

Dasar
27113
27356
28239
27247
27548

28920
28666

8.0
29493
29215
29716
29928

31040
28455

30609
31355
31410
30832
30720

31572

37610
31629
31186

32217
32531
32766

34776
34888
31854

38804

44567
33122
33325

43387

44764
33640

36241

37290
34335

35721
34996

39658

43764

6.0
43658
33917

38142
33223

35618

39120

43870
44456
33810

35928

37011

38698

40908
34020
34440

35367

36556

38036

42128

43975
35107

37223

38250

42806
36346
36450

37396
37502
38359

42236
36032

37117

39014

42020
37928
38583
39336

40558

41912

42912
43017
43170
34543

36660

37714
37820

42344

45194
40798
41019
41272
41380
41594
41702
38471

39444
39978
40345
40452
40688

41807
42492
42700

44344
39228
39771

41164
41486
38908
39551
39875

44188
40083
40188

43605

4.0
44976

1019
1236
1397
1577
2231
2453

3900
4324
4558
4798
5270
2738
3198
3392
1788
2598
2879
3030
2084
465
334
652
771
171
561

2.0
0

0.0
Elevasi

-2.0

-4.0

-6.0

-8.0 CILEMER 0 - 45194 SUDETAN 0 - 5270

0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0 30000.0 35000.0 40000.0 45000.0 50000.0

Profil aliran S. Cilemer [m]

Gambar 10 Limpasan kondisi eksisting debit 10 tahunan (limpasan tertinggi 1.26 m)

69
Elevasi (m)
Elevasi (m)

-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0
40.0
42.0

0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
[meter]

70
-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0
40.0
42.0

0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
159

[meter]
311
431
612

0.0
0
701
1168
830
999
1339 159
1535 311
431
1882
1922 612

0.0
701
0
1168
830
1339
999
1535

berikut:
2664 1882
1922
3098

2000.0
2664
3098
4250
4250

4000.0
5807
6056
6127 5807
6056
6127

5000.0

6000.0
7664 7664

Sudetan Ditutup
8397 8397
8713
8789 8713
8789

8000.0
9456 9456
10119 10119
9876
9876

11904

10000.0
12059

10000.0
11904
12059 12601
12750
12601
12750

Dasar sungai
14434
14557

12000.0
14759
14923
15073
15182

Dasar sungai
14434
14557 15376
15478
14759
14923 15615
15863
15073
15182 16133
15376

Tanggul kanan
15478
15615 16611
15863

14000.0
15000.0
16133 17218
17468
Tanggul kanan

16611 17784
17940
18088
18182
17218 18349
18457
17468 18594
18750
18918

Tanggul kiri
17784 19065
19105

16000.0
17940
18088
18182
18349 19584
19651
18457
18594 19932
18750
18918
19065
19105 20600
20759
20977
Tanggul kiri

19584
19651 21177
21305
21374

18000.0
19932 21691
21857

20000.0
20600 22183
20759
20977 22717
21177
21305
21374
21691 23387
23598
21857

20000.0
23827
23950
22183 24214 Cikadueun
22717 24594
25034
25155
23387 25272
25389
25450
25561
CILEMER 0 - 45194

23598 25673

CILEMER 0 - 41702
23827 25860

22000.0
Muka air
23950 26140
26293

Skenario Analisis Pengaruh pada saat

hasil analisis limpasan banjir di S. Cilemer


Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan,

pengaruh pada saat sudetan ditutup adalah sebagai


24214 Cikadueun
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76

24594 26777 Cimoyan


25000.0

27113
27247
25034
25155 27356
27548
25272
25389
25450 27642
27814
25561
25673
25860 28239

24000.0
28455
3-1-1990 00:30:00

26140
26293 28666
28920
29215

2-1-1990 12:30:00
26777 29493
Muka air

27113 Cimoyan 29716


29928
27247
27356
27548
27642
27814 30609

26000.0
30720
30832 Cikobut
28239 31040
31186
28455
28666 31355
31410
28920 31629
31572
31854
30000.0

29215 32217
29493 32531
29716 32766

28000.0
29928 33122
33223
33325 Tajur
30609 33640
33810
30720
30832 Cikobut 33917
34020
31040
31186 34335
31355
31410 34440
34543
31629
31572 34776
34888
34996 Surianeun
31854 35107

30000.0
35367
32217 35618
35721
32531 35928
36032
32766 36241
36346

Gambar 15
36450
36556

Gambar 13,
Gambar 12,
33122
33223
33325 Tajur 36660 Cisata
35000.0

33640 37011
37117
37223
33810 37290
37396

32000.0
33917
34020 37502
37714 37610
34335 37820
37928
38036
34440
34543 38142
38250
34776 38359
38471
38583
34888
34996 Surianeun 38698
38804
35107 38908

Gambar 14, dan


35367 39014
39120
35618 39228
39336
39444
35721 39551 39658
39771

34000.0
35928
36032 39875
39978
36241 40083
40188
36346
36450 40345
40452
36556
36660 40558
40688
Cisata 40798
40908
37011 41019

Gambar 12 Limpasan sudetan ditutup debit 2 tahunan (limpasan tertinggi 0.96 m)


37117
37223 41164
41272
41380
37290
37396
37502 41486
41594
37714 37610 41702
41807
41912 Cilemer 3
37820
40000.0

42020

36000.0
37928
38036
38142 42128
42236
42344
38250
38359 42492
38471
38583 42700
42806
42912
38698
38908 38804 43017
43170
39014
39120 43387
39228
39336 43605 43658
43764
39444
39551 43870
43975
39658
39771 44188

38000.0
39875
39978
40083 44344
44456
44567
40188
40345 4519444764
40452
40558 44976
40688
40798
40908
41019
41164
41272
41380
41702
41486 171
Profil aliran S. Cilemer (m)

41594 334
465
561
652
1019

40000.0
771
1236
1397
45000.0

0
1577
171 1788

Profil aliran S. Cilemer (m)


334
465 2084
2231
561
652
1019 2453
771
1236 2598
2738
0
1397 2879
3030
1577
1788 3198

42000.0
3392
2084
2231
2453 3900
2598
2738 4324
2879
3030 4558
3198 4798
3392
SUDETAN 0 - 5270

5270

44000.0
3900
4324
4558
50000.0

4798

SUDETAN 0 - 5270
5270
[m]

46000.0
Gambar 11 Hasil Analisis Limpasan Kondisi Eksisting Debit 25 Tahunan (Limpasan Tertinggi 2.56 m)

[m]
48000.0

1 debit 2 tahunan limpasan tertinggi 0,96 m,

4 debit 25 Tahunan limpasan tertinggi 2.74 m


3 debit 10 tahunan limpasan tertinggi 1.36 m,
2 debit 5 tahunan limpasan tertinggi 1.17 m ,
Elevasi (m) Elevasi (m)

-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0
40.0
42.0

0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0
40.0
42.0

0.0
2.0
4.0
6.0
8.0

[meter]
Elevasi (m)

[meter]

-8.0
-6.0
-4.0
-2.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
24.0
26.0
28.0
30.0
32.0
34.0
36.0
38.0
40.0
42.0

0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
159
311

[meter]
612431 159

0.0
0
701
1168
830 311
431
612

0.0
999
1339 0
701
1168
830
1535 159 999
1339
1882
1922 311
431 1535
612

0.0
0
701
1168
830 1882
1922
2664 999
1339
1535
3098 1882
1922 2664

2000.0
3098

2000.0
2664
4250 3098

2000.0
4250
4250

4000.0
4000.0
5807
6056
6127 5807

4000.0
6056
6127
5807
6056
6127

6000.0
7664

6000.0
7664

6000.0
8397
8713
8789 7664 8397
8713
8789

8000.0
9456 8397
8713

8000.0
10119
9876 8789 9456
10119
9876

8000.0
9456
10119
9876

Dasar sungai

10000.0
11904
12059

10000.0
11904
12059
12601
12750

10000.0
11904
12059 12601
12750
12601
12750

12000.0
Tanggul kanan
12000.0
14434
14557

12000.0
14759
14923 14434

Tanggul kanan
15073 14557
Tanggul kanan

15182 14434 14759


14923
15376
15478 14557 15073

Dasar sungai
15615 14759
14923 15182
15376
15863 15478

14000.0
15073
15182 15615
16133 15376 15863

14000.0
15478
15615
Dasar sungai
16611 15863 16133

14000.0
16133 16611
17218 16611
17468

Tanggul kiri
17784 17218
17468

16000.0
Tanggul kiri

17940
18088
18182 17218
17468 17784

16000.0
18349
18457 17940
18088
18594 17784 18182

16000.0
18750
18918 17940
18088
18182 18349
18457
19065
19105 18349 18594
18750
18457

Tanggul kiri
18594 18918
19065
19584
19651 18750
18918 19105
19065
19105

18000.0
19932 19584
19651
19584

18000.0
19651 19932
20600

18000.0
20759 19932
20977 20600
20759
21177
21305
21374 20600 20977
20759 21177
21691 20977 21305
21374
21857 21177

20000.0
21305

Muka air
22183 21374 21691
21691 21857

20000.0
21857

20000.0
22717 22183
22183
22717
23387 22717
23598

CILEMER 0 - 41702
Muka air

23827 23387

22000.0
23950 23387 23598
CILEMER 0 - 41702
24214 23598

CILEMER 0 - 41702
Cikadueun 23827 22000.0
23827
23950

22000.0
24594 23950 24214
24214 Cikadueun Cikadueun
25034
25155 24594 24594
25272
25389
25450 25034
25561
25673 25034
25155 25155
25272
25860 25272 25389
25450

24000.0
26140 25389
25450
25561 25561
25673
26293 25673 25860
24000.0

25860

24000.0
26140

2-1-1990 03:00:00
26777 26140
26293 26293
Cimoyan
2-1-1990 11:00:00

27113

2-1-1990 10:30:00
27247
27356 26777 26777
27548
27642 27113 Cimoyan 27113 Cimoyan
27814 27247 27247
27356

Muka air

26000.0
27356
27548 27548
28239 27642 27642
27814
26000.0

27814

26000.0
28455
28666 28239
28920 28239 28455
28455
28666 28666
29215 28920 28920
29493 29215
29716 29215

28000.0
29928 29493 29493
29716 29716
28000.0

29928

28000.0
29928
30609
30720
30832
31040 Cikobut
31186 30609
30720 30609
30720
31355
31410 30832
31040 Cikobut 30832
31040 Cikobut
31629
31572 31186 31186
31854 31355
31410 31355
31410

30000.0
32217 31629
31572 31629
31572
31854

30000.0
31854
30000.0

32531 32217 32217


32766 32531 32531
33122
33223
33325 Tajur 32766 32766
33640 33122
33223
33325 Tajur 33122
33223
33810 33325 Tajur

32000.0
33917
34020 33640
33810 33640
33810

32000.0
34335 33917
32000.0

34440
34543 34020 33917
34020
34776
34888 Surianeun 34335
34440 34335
34996 34543 34440
34543
35107 34776
34888 Surianeun 34776
35367 34996
35107 34888
34996 Surianeun
35618
35721 35367 35107
35367

34000.0
35928
36032 35618
35721 35618
36241 35721

34000.0
36346 35928
36032
34000.0

36450
36556 36241 35928
36032
36660 Cisata 36346
36450 36241
36346
37011 36556
36660 36450
36556
37117
37223 Cisata 36660 Cisata
37290
37396
37502 37011
37117 37011
37714 37610 37223
37290
37396 37117
37223
37820 37502 37290
37396
Gambar 13 Limpasan sudetan ditutup debit 5 tahunan (limpasan tertinggi 1.17 m)

36000.0
37610

Gambar 15 Limpasan sudetan ditutup debit 25 tahunan (limpasan tertinggi 2.74 m)


37928

Gambar 14 Limpasan sudetan ditutup debit 10 tahunan (limpasan tertinggi 1.36 m)


38036
38142 37714
37820 37502 37610

36000.0
38250
38359 37928
38036 37714
37820
36000.0

38471
38583 38142
38250 37928
38036
38698
38804 38359
38471 38142
38250
38908
39014 38583
38698 38359
38471
39120
39228 38908 38804
39014 38583
38698
39336
39444 39120
39228 38908 38804
39014
3955139658 39336
39444 39120
39228
39771 3955139658 39336

38000.0
39875
39978
40083 39771 39444
39551

38000.0
40188 39875
39978
40083 39658
39771
40345
38000.0

40452
40558 40188
40345 39875
39978
40083
40688
40798 40452
40558 40188
40345
40908
41019 40688
40798 40452
40558
41164
41272 40908
41019 40688
41380
41702
41486 41164
41272 40798
40908
41594 41380
41702
41486 41019
41164
41594 41272
41380
41702

40000.0
41486

40000.0
41594
40000.0

171
334 171

Profil aliran S. Cilemer (m)


465
561
652 334
465
1019
771 561
652
1019 171
334
1236
0
1397 771
1236 465
561
1577 0
1397 652
1019
771
Profil aliran S. Cilemer (m)

Profil aliran S. Cilemer (m)


1788 1577 1236

42000.0
1788 01397

42000.0
2084
2231 2084 1577
1788
42000.0

2453 2231
2598
2738 2453
2598 2084
2231
2879
3030 2738
2879 2453
3198 3030 2598
2738
3392 3198
3392 2879
3030
3198

44000.0
3900 3392

44000.0
3900
4324
44000.0

4558 4324 3900


4798 4558
4798 4324
4558

SUDETAN 0 - 5270
SUDETAN 0 - 5270
5270 5270 4798
SUDETAN 0 - 5270

5270

46000.0
46000.0
46000.0

[m]
[m]

48000.0
48000.0
[m]

71
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)

48000.0
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76

Skenario Identifikasi Luas Genangan. tempat pertemuan sungai utama dengan anak –
Dalam skenario ini juga dilakukan identifikasi anak sungai di hilirnya. Pada bagian dekat dengan
perkiraan luas genangan banjir yang dapat terjadi muara pengaruh pasang surut air laut
untuk masing-masing debit banjir periode ulang 2 menyebabkan genangan menyebar searah garis
tahun sampai dengan 25 tahun, untuk kondisi pantai yang ada. Untuk memudahkan dalam
eksisting Sungai, (sudetan berfungsi seperti memahami genangan yang terjadi, maka peta
kondisi saat ini). Dari hasil analisis didapatkan genangan hasil simulasi Mike 11 GIS (Danish
bahwa rentang genangan yang terjadi jika antara Hydraulic Institute, 2008) di tampilkan dalam peta
debit banjir periode ulang 2 tahun adalah 546 Ha, Google Earth (debit banjir periode ulang 2 tahun
kala ulang 5 tahun adalah 592 Ha, kala ulang 10 adalah 546 Ha (Gambar 16) , kala ulang 5 tahun
tahun adalah 682 Ha dan untuk debit banjir adalah 592 Ha (Gambar 17), kala ulang 10 tahun
periode ulang 25 tahunan mencapai 912.4 Ha. adalah 682 Ha (Gambar 18)dan untuk debit banjir
Daerah genangan yang terjadi berada pada rentang periode ulang 25 tahunan mencapai 912.4 Ha
± 500 m dari tanggul sungai kearah kanan dan kiri. (Gambar 19).
Genangan yang ada berada pada segmen hilir

Gambar 16 Daerah genangan untuk debit banjir 2 tahunan, luas genangan 546 ha

72
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)

Gambar 17 Daerah genangan untuk debit banjir 5 tahunan, luas genangan 592.7 ha

Gambar 18 Daerah genangan untuk debit banjir 10 tahunan, luas genangan 682 ha

73
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76

Gambar 19 Daerah Genangan untuk Debit Banjir 25 Tahunan, Luas Genangan 912.4 Ha

Tabel 2 Resume Hasil Analisis Banjir dan Genangan

Batas Udik Batas Hilir ( Muka Air Limpasan diatas Panjang Luas
Laut) tanggul Limpasan Genangan
No Skenario
Debit Periode S.Asli Sudetan Tertinggi (m) (m) (ha)
Ulang
1 Kondisi HWL HWL 0,996
Eksisting Q- 2th 0 0 0,985 4.000 dan 546
10.000
LWL LWL 0,965
HWL HWL 1,100
Q- 5th 0 0 1,062 5.000 dan 592,7
10.000
LWL LWL 1,044
HWL HWL 1,260
Q- 10th 0 0 1,158 8.000 dan 682
12.000
LWL LWL 1,143
HWL HWL 2,774
Q- 25th 0 0 2,744 8.000 dan 912,4
20.000
LWL LWL 2,735

74
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)

Resume Analisis Banjir dan Genangan. anak sungai. Selain hal itu kemiringan dasar sungai
yang sangat landai menyebabkan kecepatan aliran
Banjir yang terjadi menyebabkan limpasan menjadi kecil. Keunggulan menggunakan data
sepanjang 4 km hingga 20 km dengan ketinggian ASTER DEM dalam mensimulasikan genangan
limpasan berbeda – beda sesuai dengan lokasi yang banjir, diketahui dapat merepresentasikan daerah
ada. Ketinggian limpasan mencapai hampir 3 m yang datar dengan baik, namun kelemahannya
pada lokasi yang berbatasan langsung dengan memiliki tingkat kesalahan yang relatif tinggi
tanggul sungai yang ada. Topografi S. Cilemer yang untuk daerah yang berbukit – bukit serta curam.
datar pada bagian hilir di daerah pertemuan sungai
dengan anak – anak sungai menyebabkan
genangan yang terjadi menyebar merata ke kanan DAFTAR PUSTAKA
kiri dari tanggul sungai yang ada. Rincian panjang
Bates, P. D., Marks, K. J and Horritt, M. S. “Optimal
lintasan banjir yang terjadi menunjukkan limpasan
use of high-resolution topographic data in
yang terjadi di S. Cilemer dan sudetan. Sudetan
yang ada sepanjang 5,7 km dengan elevasi dasar flood inundation models.” Hydrological
sungai pada ujung sudetan -1,9 m hingga -2,3 m. Processes, Vol. 17 (3), (February 28), pp. 537-
Keberadaan bangunan pengendali banjir di dekat 557, 2003.
muara sudetan S. Cilemer ke laut menyebabkan doi:10.1002/hyp.1113.http://doi.wiley.com/10.1002/
kenaikan muka air yang tidak signifikan terhadap hyp.1113.
banjir yang terjadi. Fungsi utama dari bangunan Chow, V. T. : Open Channel Hydraulics. MacGraw-Hill,
pengendali banjir ini adalah untuk menahan intrusi New York, 1985.
air laut yang mungkin terjadi ketika pasang terjadi.
Elevasi dasar bangunan pengendali banjir Castro, J. M., Bankfull, Discharge Recurrence Intervals
direncanakan selevel dengan dasar sungai yang and Regional Hydraulic Geometry
ada di ruas sudetan sungai. Berdasarkan simulasi Relationships : Patterns in The Pasific
numerik yang dilakukan terlihat pengaruh Northwest, USA 1. Journal of the American
bangunan terhadap kenaikan muka air hanya 19 Water Resources Associatio, Vol 37, pp. 1249 –
cm. Hasil resume analisis banjir dan genangan 1262, 2001
dapat dilihat pada Tabel 2. Danish Hydraulic Institute, (2008). Mike 11 A
Modelling System for Rivers and Chanels User
Guide
KESIMPULAN
Dury, G. H., Principles of underfit streams.
Kapasitas alur eksisting S. Cilemer saat ini Professional Paper 452-A, USGS.
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu untuk segmen hulu
(dari Bendung Cilemer sampai pertemuan dengan Dury, G. H. 1972, Principles of underfit streams.
anak-anak sungai) mempunyai kapasitas 210 m 3/s, Professional Paper 452-A, USGS.
sedangkan segmen hilir (dari pertemuan anak- Eckert, S., Kellenberger, T., Itten, K., 2005. Accuracy
anak sungai sampai muara mempunyai kapasitas < assessment of automatically derived digital
100 m3/s. Kemiringan dasar sungai di bagian hulu elevation models from aster data in
S. Cilemer sebesar 0,16 %, sedangkan pada bagian mountainous terrain. Inter- national J. Remote
hilir hanya 0,016 %. Potensi permasalahan banjir Sensing, Vol. 26 (9), pp. 1943–1957, 2005.
(sampai dengan debit banjir 25 tahunan) ada di
Fujisada, H., Bailey, G. B., Kelly, G. G., Hara, S., and
segmen hilir yang terletak setelah pertemuan
Abrams, M. J. : ASTER DEM performance. IEEE
dengan anak sungai hingga ke arah muara.
Transactions on Geoscience and Remote
Rencana pembuatan bendung pengatur debit Sensing, Vol. 43 (12), pp. 2707-2714, 2005
hanya mempengaruhi tinggi maksimum limpasan
banjir sebesar 19 cm untuk debit banjir periode doi:10.1109/TGRS.2005.847924.
ulang 25 tahunan. Kenaikkan ini tidak signifikan http://ieeexplore.ieee.org/lpdocs/epic03/wrap
dalam mempengaruhi banjir yang terjadi, karena per.htm?arnumber=1542341.
tinggi jagaan untuk tanggul sungai yang ada Horritt, M.S., and Bates, P.D. : Evaluation of 1D and
sebesar 1 m. Luas genangan banjir berkisar antara 2D numerical models for predicting river flood
546 ha untuk debit banjir 2 tahunan dan 912.4 ha inundation. J. Hydrology, Vol. 268, pp. 87-99,
untuk debit banjir 25 tahunan. Penambahan debit 2002.
dari anak – anak sungai menyebabkan kenaikkan Kodoatie, Robert J. dan Sugiyanto, 2002. BANJIR –
limpasan banjir menjadi 3 m.
Beberapa Penyebab & Metode
Penyebab banjir pada S. Cilemer adalah Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan.
perbedaan kapasitas sungai pada bagian hulu dan Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
hilir serta penambahan debit banjir dari anak –
75
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76

Lestari, Slamet. 2015. Tambahan Bangunan Tarekegn, T. H., Haile, A. T., Rientjes, T., Reggiani, P.,
Pengendalian Dasar Sungai Untuk Menjaga and Alkema, D. 2010. Assessment of an ASTER-
Stabilitas Dasar Sungai Batang Kuranji generated DEM for 2D hydrodynamic flood
Sumatera Barat. Jurnal Sumber Daya Air Vol. modeling. International Journal of Applied
11 No. 2 November 2015. Hal 193-202. Earth Observation and Geoinformation, Vol. 12
Nash, J.E., and Sutcliffe, J.V. 1970. River flow (6) (December), pp. 457-465, 2010.
forecasting through conceptual models: Part 1. doi:10.1016/j.jag.2010.05.007.
A discussion of principles. J. Hydrology., Vol. http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S03
10(3), pp 282-290, 1970. 03243410000620.
Maidment, D. 1996. GIS and hydrological modelling:
an assessment of progress. In: Third UCAPAN TERIMAKASIH
International Conference on GIS and Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
Environmental Modelling, Santa Fe, NM, 20–25 pihak terutama Balai Pengelolaan Sumber Daya Air
January, 1996.
Propinsi Banten, yang telah membantu sampai
selesainya tulisan ini.

76

Anda mungkin juga menyukai