DOKUMENTASI KEPERAWATAN
TA 2017-2018
Mata kuliah Dokumentasi Keperawatan merupakan salah satu mata kuliah yang
bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam penulisan laporan asuhan
keperawatan kepada pasien kelolaan dengan jenis asuhan yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan, sehingga laporan yang dibuat serupa dengan yang dipakai oleh
tenaga perawat yang berada di lingkungan lahan praktik.
Untuk membekali mahasiswa agar dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan
keterampilan dalam pembelajaran pembuatan laporan dokumentasi keperawatan
maka ruang lingkup materi yang akan dibahas pada mata kuliah ini meliputi:
Dokumentasi, Proses pembuatan dokumentasi dan pelaporan, Sistem Informasi
Kesehatan, Penjelasan penggunaan NNN, Model Dokumentasi Keperawatan beserta
keuntungan dan kerugian dan Etik Legal dalam pendokumentasian.
Setelah mempelajari seluruh materi yang disajikan dalam mata kuliah ini, diharapkan
mahasiswa akan dapat menerapkan konsep dan teori dokumentasi keperawatan
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan kasus yang terjadi
pasien kelolaan.
Modul mata kuliah ini memberikan pembelajaran mengenai teori dan konsep
pembuatan laporan dokumentasi keperawatan dalam proses pemberian asuhan
keperawatan. Berbagai model diberikan sebagai tambahan wawasan mahasiswa
untuk dapat mengaplikasikan konsep dalam pembuatan laporan saat mengelola
pasien sesuai dengan kondisi.
Kompetensi Modul
Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, menguraikan
dan menerapkan teori dan konsep pembuatan dokumentasi keperawatan agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berlandaskan pada pengetahuan dan
keterampilan yang telah diberikan selama perkuliahan.
Lesson outcome :
Setelah mengikuti pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa D.III Keperawatan
semester III, maka :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan pentingnya pelaporan dokumentasi
keperawatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan unsur pembuatan dokumentasi keperawatan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan dari NNN
4. Mahasiswa mampu menjelaskan penentuan diagnosa, intervensi dan hasil
luaran
5. Mahasiswa mampu menjelaskan model dokumentasi keperawatan SOR
6. Mahasiswa mampu menjelaskan model dokumentasi keperawatan POR
7. Mahasiswa mampu menjelaskan model dokumentasi keperawatan CBE
8. Mahasiswa mampu menjelaskan model dokumentasi keperawatan PIE
9. Mahasiswa mampu menjelaskan model dokumentasi keperawatan POS
10. Mahasiswa mampu menjelaskan model dokumentasi keperawatan CORE
11. Mahasiswa mampu menjelaskan etik dan legal pendokumentasian
KONSEP DASAR
DOKUMENTASI PENGGUNAAN NNN
KEPERAWATAN
LAPORAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
1. Konsep Dokumentasi
2. Proses Pendokumentasian dan Pelaporan
3. Sistem Informasi Kesehatan
4. NANDA, NIC dan NOC
5. Model Asuhan Keperawatan SOR
6. Model Asuhan Keperawatan POR
7. Model Asuhan Keperawatan CBE
8. Model Asuhan Keperawatan PIE
9. Model Asuhan Keperawatan POS
10. Model Asuhan Keperawatan CORE
11. Legal dan Etik Pendokumentasian
DOKUMENTASI
A. DEFINSI
Dokumentasi adalah sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter
dan Perry, 2002)
Dokumentasi keperawatan adalah suatu dokumen atau catatan yang berisi data
tentang keadaan pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitannya akan
tetapi juga dilihat dari jenis, kualitas dan kuantitas dari layanan yang telah
diberikan perawat dalam memenuhi kebutuhan (Ali, 2010)
C. PRINSIP DOKUMENTASI
Dokumentasi bagian integral dari pemberian asuhan, konsisten, berdasarkan
format, dilakukan oleh yang melakukan tindakan, segera, dibuat secara kronologis,
singkatan baku, waktu, pelaksanaan jelas, inisial dan paraf serta catatan akurat dan
bersifat rahasia. Berikut merupakan prinsip dari pendokumentasian, yaitu:
1. Hukum
Standar dokumentasi memuat aturan atau ketentuan tentang pelaksanaan
pendokumentasian. Kualitas kebenaran standar pendokumentasian akan
mudah dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai perlindungan
atas gugatan karena sudah memiliki standar hukum.
2. Kualitas pelayanan
Dokumentasian data klien yang lengkap dan akurat akan memberikan
kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien
seperti melihat data-data pasien tentang kemajuan atau perkembangan dari
pasien secara objektif dan mendekteksi kecenderungan yang mungkin terjadi.
Hal tersebut akan membantu meningkatkan kualitas (mutu) pelayanan
keperawatan.
4. Keuangan
Dokumentasi dapat bernilai keuangan semua asuhan keperawatan yang
belum,sedang dan telah diberikan didokumentasikan dengan lengkap dan
dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya
keperawatan bagi klien
5. Pendidilkan
Dokumentasi memiliki nilai pendidikan, karena isi dari dokumentasi
menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi peserta didik
atau profesi keperawatan
6. Penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian, data yang terdapat di
dalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
objek rsiet dan pengembangan profesi keperawatan.
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan
fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Hal ini
selain bermanfaat bagi peningkatan mutu kualitas pelayanan juga bagi
individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.
F. MACAM-MACAM PENCATATAN
Indriono (2011) menerangkan dalam pendokumentasian ada 3 teknik, yaitu :
teknik naratif, teknik flow sheet, dan teknik checklist. Teknik tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Naratif
Bentuk naratif adalah merupakan pencatatan tradisonal dan dapat bertahan
paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu
catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering
dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber atau asal
dokumentasi dapat di peroleh dari siapa saja, atau dari petugas kesehatan
yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap narasumber
memberikan hasil observasinya, menggambarkan aktifitas dan evaluasinya
yang unik. Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian /
kronologisnya.
Keuntungan pendokumentasian catatan naratif :
a. Pencatatan secara kronologis memudahkan penafsiran secara berurutan
dari kejadian dari asuhan / tindakan yang dilakukan.
b. Memberi kebebasan kepada perawat untuk mencatat menurut gaya yang
disukainya. 30
c. Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian
perubahan, intervensi, reaksi pasien dan outcomes.
Kelemahan pendokumentasian catatan naratif :
a. Cenderung untuk menjadi kumpulan data yang terputus-putus, tumpang
tindih dan sebenarnya catatannya kurang berarti.
3. Checklist
Checklist adalah suatu format yang sudah dibuat dengan pertimbangan-
pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan
perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal
mengisi item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan mencentang. Jika
harus mengisi angka itupun sangat ringkas pada data vital sign.
1. Pengkajian
Format pengkajian keperawatan berisikan pengkajian awal perawat terhadap
klien yang baru masuk ke ruangan. Pengkajian dibuat berdasarkan wawancara
langsung klien dan keluarga serta pemeriksaan fisik head to toe.
Format pengkajian diisi dalam bentuk narasi dan atau check list. Pengkajian
memberikan data dasar dalam menyusun rencana asuhan. Format diiisi
dengan data mentah bukan hasil analisa atau kesimpulan.
2. Perencanaan
Perencanaan dibuat oleh ketua tim berdasarkan hasil analisa data pasien.
Format yang diisi dalam bentuk kolom. Rencana keperawatan yang dibuat
mengacu pada standar rencana keperawatan dan memuat diagnosa
keperawatan, tujuan, kriteria evaluasi, dan intervensi keperawatan
4. Catatan Perkembangan
Format catatan perkembangan keperawatan berisikan informasi tentang
catatan perkembangan kondisi kesehatan klien setiap hari berdasakan
rencana keperawatan yang telah dibuat. Formatnya dalam Bentuk SOAP dan
berisi narasi. Secara narasi, penulisan diawali dengan diagnosa keperawatan,
dilengkapi dengan pernyataan subyektif dan obyektif, serta perencanaan lebih
lanjut.
Kemajuan dunia keperawatan pada saat ini telah memicu para perawat di dalam dan
luar negeri untuk mencoba memahami berbagai model asuhan keperawatan untuk
bisa digunakan dalam setting klinik. Dalam prakteknya, perawat menggunakan
proses keperawatan ketika melakukan asuhan perawatan pada pasien. Pada
umumnya muncul kesimpangsiuran pemahaman mengenai perbedaan atau kaitan
antara proses perawatan, NANDA-I, NIC dan NOC. Makalah ini akan mencoba
menjelaskan kepada pembaca sekalian mengenai proses keperawatan yang kemudian
dikaitkan dengan NANDA-I, NIC dan NOC.
2. Nursing diagnosis
Adalah merupakan kesimpulan dari status kesehatan pasien dan
merupakan produk dari aktifitas‘diagnosis’.
3. Diagnostic label
Merupakan daftar standar penulisan nursing diagnosis. Umumnya perawat
menggunakan NANDA-I sebagai diagnostic label, tetapi ada juga diagnostic
label yang dibuat oleh Gordon, atau ICNP®. (Wilkinson, 2007)
1. Strengths
2. wellness diagnoses
3. actual, potential, and possible nursing diagnoses
4. collaborative problems
5. medical problems
1. Label adalah kata atau frase yang menggambarkan kesehatan klien. Label
bisa digunakan sebagai PROBLEM/masalah atau ETIOLOGI/penyebab
2. Definition: mengekspresikan dengan tepat dan jelas mengenai kealamiahan
diagnosa dan membedakan label dengan yang lain
3. Defining characteristic (Batasan karakteristik): Adalah tanda (data
subyektif dan obyektif) yang mengindikasikan adanya label diagnosa. Untuk
diagnosa actual batasan karakteristik adalah tanda dan gejala. Tidak semua
batasan karakteristik perlu ada untuk bisa menggunakan label sebagai
diagnosa
4. Relate or Risk factors adalah semua kondisi, situasi yang berkaitan dengan
masalah misalnya hal yang mempengaruhi, menyebabkan, bisa berasal dari
biologi, psikologi, social, developmental, treatment dll.
Cara memilih label diagnosa adalah dengan mencocokkan gejala dan tanda yang
didapatkan dari pengkajian dengan definisi dan batasan karakteristik yang ada
dalam NANDA-I. Untuk mempermudah pencocokan data pengkajian dengan
P = Problem
E = Etiology
c. “Secondary to” or 2 0
Etiologi bisa dibagi dalam dua statemen dengan menggunakan dengan
kata “Secondary to” or 2 0 antara statemen satu dengan yang yang lainnya.
Kata setelah secondary to biasanya merupakan patofisiologi atau proses
penyakit. Contoh penulisan diagnosa keperawatan dengan menggunakan
d. Unknown etiology
Perawat membuat diagnosa pada saat terdapat batasan karakteristik
tetapi perawat mungkin belum tahu apa penyebab atau factor yang
berkontribusi terhadap timbulnya masalah. Contoh penulisan diagnosa
dengan menggunakan format “unknown etiology”: Noncompliance
(medication regimen) r/t unknown etiology. Apabila masih merasa perlu
data lagi untuk memastikan, maka menggunakan frase “possible related to”
Contoh penulisan diagnosa: Noncompliance (medication regiment)
possibly r/t unresolved anger about diagnosis
e. Kompleks etiologi
Apabila anda menemukan bahwa etiologi dari masalah terlalu banyak atau
kompleks maka anda bisa menuliskan etiologi dengan ‘complex factors’.
Diagnosa keperawatan yang biasanya mempunyai etiologi yang komplek
yaitu: Contoh statement diagnosa: Chronic Low Self-esteem r/t complex
factors
a. Disuse syndrome
Contoh penulisan NOC: Aggression self control 140110 Identify when angry (5:
consistently demonstrated). Penulisan secara tradisional kontrol diri terhadap
agresi, ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi kapan saat marah
(ditunjukkan secara konsisten)
a. Basic physiological
b. Complex physiological
c. Behavior
d. Safety
e. Family
f. Health system
g. Community
a. Label
b. Definisi
c. Aktifitas
MODEL DOKUMENTASI
A. DEFINISI
Suatu model pendokumentasian sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada sumber informasi. Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang
atau sumber yang mengelola pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap
anggota tim kesehatan membuat catatan sendiri dari hasil observasi. Kemudian,
semua hasil dokumentasi dikumpulkan jadi satu. Sehingga masing-masing
anggota tim kesehatan melaksanakan kegiatan sendiri tanpa tergantung anggota
tim kesehatan yang lain. Misalnya, kumpulan dokumentasi yang bersumber dari
dokter, perawat, perawat, fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain. Dokter menggunakan
lembar untuk mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan
penyakit. Perawat menggunakan catatan keperawatan, begitu pula disiplin lain
mempunyai catatan masing-masing.
B. KOMPONEN CATATAN
1. Lembar penerimaan berisi biodata
2. Lembar order dokter
3. Lembar riwayat medik atau penyakit
4. catatan perawat
5. catatan dan laporan khusus
2. Kerugian
MODEL DOKUMENTASI
A. DEFINISI
Model ini memusatkan data tentang klien dan didokumentasikan dan disusun
menurut masalah klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua
data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga
kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada klien.
B. KOMPONEN
1. Data dasar
2. Daftar Masalah
3. Daftar Rencana awal Asuhan Keperawatan
4. Catatan perkembangan
B. KOMPONEN
CBE mengintegrasikan tiga komponen kunci yaitu:
C. FORMAT CBE
1. Data dasar (riwayat dan pemriksaan fisik)
2. Intervensi flow sheet
3. Grafik record
4. Catatan bimbingan pasien
5. Catatan pasien pulang
6. Format catatan perawatan (menggunakan format SOAPIER)
7. Daftar diagnosa
8. Diagnosa dengan standar rencana tindakan perawatan dasar
B. PENGGUNAAN PIE
Format PIE tepat digunakan untuk system pemberian asuhan keperawatan primer.
Pada keadaan klien yang akut, perawat dapat melaksanakan dan
mendokumentasikan pengkajian ketika pertama kali klien masuk dan pengkajian
system tubuh yang di beri tanda PIE setiap hari. Setelah itu perawat associate (PA)
akan melaksanakan intervensi sesuai yang telah direncanakan, karena PIE
didasarkan pada proses keperawatan, maka akan membantu memfasilitasi
perbedaan antara pembelajaran di kelas dan di keadaan nyata pada tatanan
praktik pendokumentasian yang sesungguhnya.
Dokumentasi PIE tidak memasukkan pengkajian di dalamnya, tetapi kegiatan ini di
tulis terpisah (flow sheet). Ini mencegah terjadinya duplikasi informasi atau
tindakan. Masalah klien pada catatan PIE dapat di beri nomor sesuai dengan
masalah klien. Masalah yang telah teratasi dihilangkan dari dokumentasi harian
dan masalah yang berkelanjutan di dokumentasikan setiap hari.
P : masalah yang dihadapi klien dan ditulis dalam bentuk diagnose keperawatan
(tidak efektif bersihan jalan nafas b/d penumpukan secret).
I : intervensi yang harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah.
Berikan posisi semi fowler.
Lakukan postural drainase dan fisioterapi dada.
Lakukan isap slym.
C. KEUNTUNGAN
1. Memungkinkan penggunaan proses keperawatan
2. Rencana intervansi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3. Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan secara kontinyu karena
secara jelas mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan.
4. Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan
mudah digambarkan.
5. Dapat diadaptasi sebagai pendokumentasian yang otomatis.
D. KERUGIAN
1. Tidak dapat digunakan sebagai pendokumentasian semua disiplin ilmu.
2. Pembatasan rencana intervensi tidak aplikatif untuk beberapa situasi
perawatan.
B. KEUNTUNGAN
1. Model dokumentasi Process-Oriented-System ini lebih luas dan lebih positif.
2. Sifatnya fleksibel
3. Catatan rancana asuhan keperawatan model dokumentasi process-oriented-
system ini memudahkan data untuk dikenali.
4. Waktu pendokumentasian lebih singkat.
5. Mudah dipergunakan dan dimengerti.
C. KERUGIAN
Dapat membingungkan, khususnya antara intervensi yang belum dan sudah
dilakukan.
C. KEUNTUNGAN
1. Memfasilitsi dokumentasi untuk seluruh komponen proses keperawatan.
2. Format DAE membentuk suatu pemecahan masalah.
3. DAE mengembangkan dokumentasi yang lebih efisien.
Judul Seminar :
Nama Kelompok :
SKOR
No ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4
1. Laporan
a. Sistematika penulisan
b. Tata bahasa
c. Kualitas materi
2. Presentasi
a. Manajemen waktu
b. Penggunaan bahasa
c. Penguasaan materi
d. Sistematika penjelasan
3. Proses Diskusi
a. Respon terhadap
pertanyaan
b. Kerjasama antar anggota
c. Sistematika penyampaian
jawaban
d. Kemampuan
mengidentifikasi
pertanyaan
Total Nilai= Jumlah Skor/11
Keterangan:
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik
Judul Presentasi :
Nama Mahasiswa/ Kelompok :
NIM :
SKOR
No ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4
1. Penguasaan materi
2. Penyampaian materi
a. Kontak Mata
b. Penggunaan bahasa
c. Sistematika penjelasan
3. Referensi
a. Aktualisasi referensi
b. Kerjasama antar anggota
4. Media visualisasi
a. Komunikatif
b. Kesesuaian media
Total Nilai= Jumlah Skor/8
Keterangan:
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik
Judul Roleplay :
Nama Kelompok :
SKOR
No ASPEK PENILAIAN 1 2 3 4
1. Perencanaan
2. Penampilan
a. Kesesuaian topik
b. Kerjasama antar anggota
c. Kesesuaian tumbang anak
d. Manajemen waktu
3. Laporan
Total Nilai= Jumlah Skor/6
Keterangan:
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik