Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan merupakan suatu proses yang holistik dari proses-proses biologis,
kognitif, dan psikososial. Ini berarti bahwa perkembangan itu berlangsung secara
terintegrasi dalam segenap aspek yang ada dalam diri induvidu (manusia). Dengan kata
lain, setiap aspek perkembangan itu tidak berkembang secara sendiri-sendiri dengan tidak
ada kaitan satu sama lain baik dari segi aspek fisik,kognitif maupun psikososialnya.
Masa sekolah dasar adalah masa dimana anak memulai babak baru dalam
kehidupannya. Pada masa sekolah dasar anak juga akan mengalami perkembangan baik
dari segi fisik, kognitif maupun psikososialnya. Sebagai calon guru yang baik kita
diwajibkan untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan pada anak, agar kita dapat
menerapkan pembelajaran yang efektif sesuai dengan tahap perkembangan anak. Untuk itu
kita perlu mempelajari aspek-aspek perkembangan anak terutama usia sekolah dasar (SD)
dan implikasi dari aspek-aspek tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan aspek-aspek perkembangan anak usia SekolahDasar?
2. Bagaimana Perkembangan fisik anak usia Sekolah Dasar ?
3. Bagaimana perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar ?
4. Bagaimana perkembangan Psikososial anak usia Sekolah Dasar ?
5. Bagaimana implikasi dari aspek-aspek perkembangan anak usia Sekolah Dasar bagi
pendidikan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan anak usia Sekolah Dasar dan aspek-aspek
yang mempengaruhinya.
2. Untuk mengetahui perkembangan fisik anak usia Sekolah Dasar.
3. Untuk mengetahui perkembangan koknitifanak usia Sekolah Dasar.
4. Untuk mengetahui perkembangan psikososial anak usia Sekolah Dasar.
5. Untuk mengetahui penerapan dari aspek-aspek perkembangan dalam pendidikan usia
Sekolah Dasar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar (SD)


Perkembangan biasanya hanya di identikkan dengan perkembangan yang meliputi
fisik saja seperti bertambah tinggi, bertambahnya berat badan dll. Padahal sebenarnya
pengertian perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi –fungsi jasmaniah dan
rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan,
pematangan dan belajar.
Masa anak-anak adalah masa yang dimulai setelah anak melewati masa bayi yaitu
sekitar umur 2 tahun sampai anak matang secara seksual, yakni kira-kira usia 13 tahun.
Selama periode ini banyak perubahan yang terjadi pada anak baik dari segi fisik maupun
psikologisnya. Menurut Hurlock, perkembangan masa anak-anak dibagi menjadi dua, yaitu
perkembangan masa anak-anak awal dan perkembangan masa pertengahan dan akhir anak-
anak. Perkembangan masa anak-anak awal berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahhun
dan perkembangan masa pertengahan dan akhir anak – anak dari usia 6 tahun sampai saat
anak matang secara seksual yaitu kira-kira pada umur 13 tahun. Usia rata-rata anak
Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesaipada umur 12 tahun, jika
mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak,berarti anak usia sekolah berada
dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan masa
kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Secara umum perkembangan anak usia sekolah dasar dapat dikelompokkan dalam tiga
aspek perkembangan yaitu:
a. Perkembangan aspek fisik (pertumbuhan biologis) meliputi perubahan-perubahan
dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, system syaraf,organ-organ indrawi,
pertambahan tinggi , berat dll.) dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu
dalam menggunakan tubuhnya (perkembangan motorik dan pengembangan seksual),
serta perubahan dalam kemampuan fisik.

2
b. Perkembangan aspek koknitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik
yang berkaitan denagan pengertian (pengetahuan) yaitu semua proses psikologis yang
berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
c. Perkembangan aspek psikososial adalah proses perubahan kemampuan peserta didik
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan social yang lebih luas.
2.2 Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah Dasar
Masa anak usia Sekolah Dasar (SD), pertumbuhan yang terjadi padanya
merupakan pertumbuhan yang lambat dan konsisten. Masa ini merupakan periode tenang
sebelum terjadi pertumbuhan yang yang cepat pada masa remaja. Diantara aspek-aspek
penting dari pertumbuhan fisik dan proporsinya dalam masa perkembangan tersebut adalah
sistem yang berhubungan dengan rangka tubuh dan otot serta perkembangan motorik.
1. Sistem yang Berhubungan dengan Rangka Tubuh dan Otot
Selama masa sekolah dasar, anak mengalami pertumbuhan rata-rata 5-8cm
pertahunnya, dan pada usia 11 tahun, rata-rata anak perempuan memiliki tinggi badan
145 cm dan rata-rata anak laki-laki memiliki tinggi badan 142cm. selama masa anak-anak
menengah dan akhir,anak-anak akan bertambah berat badan sekitar 2 hingga 3 kg
pertahunnya. Pertambahan berat badan tersebut terjadi terutama untuk memperbesar
ukuran pada sistem yang berhubungandengan rangka tubuh dan otot, sebagaimana
dengan rangka tubuh yang lain. Masa otot dan kekuatannya akan bertambah secara
bertahap. Pertambahan kekuatan otot berhubungan dengan keturunan dan berat badan.
Kekuatan anak juga meningkat menjadi dua kali lipat selama tahun-tahun tersebut.
Karena jumlah sel otot yang jauh lebih banyak, anak laki-laki biasanya jauh lebih kuat
dibandingkan dengan anak perempuan.
2. Perkembangan Motorik yang Terjadi pada Anak Sekolah Dasar
Perkembangan motorik yang terjadi pada anak sekolah dasar (sd) yaitu mereka
mulai memperoleh kontrol seluruh tubuh mereka lebih baik dan mampu duduk dalam
jangka waktu yang lebih lama. Namun ana-anak sekolah dasar masih jauh dari kata
matang secara fisik, dan mereka harus tetap aktif dalam bergerak. Anak-anak sekolah
dasar menjadi cepat kelelahan jika duduk dalam jangka waktu yang lama daripada
berlari, melompat atau bersepeda. Kegiatan fisik menjadi penting bagi anak untuk
memperbaiki kemampuan berkembang mereka, misalnya memukul bola, melompati

3
tali, atau menjaga keseimbangan ketika berjalan diatas balok.oleh karena itu, salah
satu prinsip utama dalam melatih anak usia sekolah dasar adalah melibatkan anak
dalam aktivitas yang aktif.
Pengembangan motorik halus pada anak sekolah dasar diantaranya anak
menggunakan tangannya sebagai alat dengan lebih terampil. Anak berusia 6 tahun
dapat mengikat tali sepatu,menempel dan mengenakan pakaian sendiri. Menginjakusia
7 tahun anak sudah lebih kuat. Pada usia tersebut anak akan lebih memilih menulis
huruf cetak denganmenggunakan pensil dibandingkan dengan menggunakan krayon
dan ukuran tulisannya cenderung lebih kecil. Pada usia 8-10 tahun anak mampu
menggunakan tangannya secara lebih leluasa dengan lebih mudah dan berhati-hati.
Pada usia 10-12 tahun, anak mulai menunjukan kemampuan manipulatif yang nyaris
sama dengan kemampuan orang dewasa. Mereka mampu menguasai gerakan-gerakan
yang kompleks, cepat dan rumit, misalnya untuk menghasilkan kerajinan tangan, dan
dalam memainkan music yang sulit. Kemampuan anak perempuan biasanyanya jauh
lebih diatas anak laki-laki dalamketerampilan motorik halus.
2.3 Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar
Masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut mengalami
perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berati dunia dan minat anak
bertambah luas, dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia
dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan normal,
pikiran anak usia sekolah dasar berkembang secara berangsur-angsur. Daya pikir anak
berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional danobyektif. Daya ingatannya menjadi
sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.
1. Perkembangan Koknitif Menurut Teori Piaget
Menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar disebut
pemikiran oprasional kongkrit (concrete operational thought). Menurut Piaget, anak-anak
pada masa konkrit operasional ini telah mampu menyadari konservasi, yakni kemampuan
anak untuk berhubungan dengan sejumlah aspek yang berbeda secara serempak. Hal ini
karena pada masa ini anak telah mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan
oprasi-oprasi,yaitu : negasi,resiprokasi, dan identitas. Jadi, anak telah memiliki struktur
kognitif yang dapat memungkinkannya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan,

4
tanpa ia sendiri bertindak secara nyata. Hanya saja, apa yang dipikirkan oleh anak masih
terbatas pada hal-hal yang ada hubungannya dengan sesuatu yang konkrit, suatu realitas
yang bersifat fisik, benda-benda yang benar-benar nyata.
2. Pekembangan Memori
Selama masa sekolah dasar anak-anak menunjukkan perubahan-perubahan
penting bagaimana mereka mengorganisasi dan mengingat informasi. Cara mereka
memproses informasi menunjukkan keterbatasan-keterbatasan dibandingkan dengan
orang dewasa. Meskipun pada masa ini tidak terjadi peningkatan yang berarti dalam
memori jangka panjang,malah menunjukkan keterbatasan-keterbatasan, namun pada
periode ini merekaberusaha mengurangi keterbatasan tersebut dengan menggunakan
strategi memori, yaitu perilaku yang sengaja digunakan untuk meningkatkan memori.
3. Perkembangan Pemikiran Kritis
Pemikiran kritis adalah pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara
mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan
perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang dating
dari berbagai sumber. Paraahli psikologi dan pendidikan belakangan inisemakin
menyadari bahwa anak-anak di sekolah tidak hanya harus mengingat atau menyerap
secara pasif berbagai informasi baru, melainkan mereka perlu berbuat lebih banyak dan
belajar bagaimana berpikir secara kritis. Anak harus memiliki kesadaran akan diri dan
lingkungannya. Karena itu, pendidikan disekolah haruslah mampu membangun kesadaran
kritis anak didik.
4. Perkembangan Intelegensi (IQ)
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir secara abstrak,
memecahkan masalah dengan menggunakan simbol-simbol verbal, dan kemampuan
untuk belajar serta menyesuaikan diri dengan pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari.
Cara untuk mengukur intelegensi pada seseorang dengan menggunakan sejumlah tes-tes
intelegensi seperti yang dilakukan para psikolog. Guna dari tes ini adalah untuk
menempatkanana sekolah kedalam kelas atau jurusan tertentu.

5
5. Perkembangan Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosional (EQ) merupakan istilah baru yang dipopulerkan oleh
Daniel Goleman berdasarkan hasil penelitiannya tentang neurolog dan psikolog yang
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional pentingnya dengan kecerdasan intelektual.
Menurut Goleman, kecerdasan emosional merujuk pada kemampuan mengenali perasaan
kita sendiri dan kemampuan mengelola emosi baik pada diri sendiri maupun hubungan
dengan orang lain. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda
tetapi saling melengkapi dangan kecerdasan akademik. Banyak orang yang cerdas, dalam
arti terpelajar tetapi tida mempunyai kecerdasan emosi, sehingga dalam bekerja menjadi
bawahan orang yang berIQ lebih rendah tetapi unggul dalam dalam keterampilan
kecerdasan emosi.
Memperhatikan dan memahami emosi siswa, akan dapat membantu guru
mempercepat proses pembelajaran yang lebih bermakna dan permanen. Memperhatikan
dan memahami emosi siswa berarti membangun ikatan emosional, dengan menciptakan
kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari
suasana belajar. Untuk membangun hubuganemosional dengan siswa tersebut, DePorter,
Reardon, dan Singer-Nourie (2001) merekomendasikan hal-hal berikut :
a. Perkakuan siswa sebagai manusia sederajat.
b. Ketahuilah apa yang disukai oleh siswa, cara berfikir mereka dan perasaan mereka
mengenai hal-hal yang terjadi pada kehidupan mereka.
c. Ketahuilah apa yang menghambat mereka untuk memperolehhal yang benar-benar
mereka inginkan. Jika tidak tahu, maka tanyakanlah.
d. Bicaralah dengan jujur kepada mereka, dengan cara yang membuat mereka
mendengarnya dengan jelas dan halus.
6. Perkembangan Kecerdasan Spiritual (SQ)
Kecerdasan Spiritual (SQ) merupakan temuan mutakhir yang pertama kali
digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, masing-masing dari Harvard University dan
Oxford University melalui serangkaian penelitian yang sangat komprehensif. Zohar dan
Marshall berkesimpulan bahwa SQ sangat dibutuhkan dalam mencapai kehidupan yang
lebih bernilai dan bermakna. Anak-anak telah memiliki dasar-dasar kemampuan SQ yang
dibawanya sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini, pendidikan mempunyai

6
peran yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk melahirkan manusia yang ber SQ
tinggi, dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya memperhatikan pengembangan yang
hanya memperhatikan aspek IQ saja melainkan sekaligus EQ dan SQ. Dengan demikian
diharapkan akan lahirlah dari lembaga-lembaga pendidikan manusia yang benar-benar
utuh. Untuk itu,pendidikan Agama nampaknya harus tetap dipertahankan sebagai bagian
penting dari program-program pendidikan yang diberikan disekolah-sekolah.
7. Perkembangan Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Wujudnya
adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang
atau sekelompok orang, produk-produk kreatif tercipta. Dalam produk kretif tersebut,
selalu ada sifat dasar yang sama, yaitu keberadaanya yang baru atau belum pernah ada
sebelumnya. Sifat baru tersebut lah yang menandai produk,proses atau orang kreatif.
Meskipun demikian, dalam kenyataanya guru tidak dapat mengajarkan
kreativitas, melainkan ia hanya dapat memungkinkan munculnya kreativitas,
memupuknya dan merangsang pertumbuhannya. Untuk itu falsafah mengajar yang harus
dikembangkan guru untuk mendorong kreativitas peserta didiknya antara lain (Utami
munandar:1991):
a. Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan.
b. Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik.
c. Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif.
d. Anak perlu merasa nyaman dan dirangsang di dalam kelas, tanpa ada tekanan dan
ketegangan.
e. Anak harus mempunyai rasa memiliki dan kebangsaan didalam kelas.
f. Guru hendaknya berperan sebagai narasumber.
g. Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka, baik dengan
guru maupun dengan teman sebaya.
h. Kejasama selalu lebih penting daripada kompetisi.
i. Pengalaman belajar hendaknya dekat dengan pengalaman dari dunia nyata.
8. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa pada anak usia sekolah dasar adalah bertambahnya
perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kata maupun kalimat yang bertambah

7
kompleks dan lebih menyerupai bahasa orang dewasa. Disamping peningkatan
perbendaharaan kosa kata, perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar juga terlihat
dalam cara anak berfikir tentang kata-kata. Peningkatan kemampuan analisis terhadap
kata-kata juga disertai dengan kemajuan dalam tata bahasa. Anak usia 6 tahun sudah
menguasai hampir semua struktur kalimat. Dari usia 6 hingga 9 atau 10 tahun, panjang
kalimatsemakin bertambah. Setelah usia 9 tahun, secara bertahap anak mulai
menggunakan bahasa kalimat yang lebih singkat dan padat, serta dapat menerapkan
berbagai aturan tata bahasa secara tepat.
2.4 Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah Dasar
Pada masa ini anak mulai mempelajari mengenai sesuatu yang berhubungan
dengan manusia, serta mulai mempelajari mengenai berbagai keterampilan praktis. Dunia
psikososial anakmenjadi semakin kompeks dan berbeda dengan masa awal anak.
Relasi dengan keluarga dan teman sebaya terus memainkan peranan penting.
Sekolah dan relasi dengan para guru menjadi aspek kehidupan anak yang semakin
terstruktur. Pemahaman anak terhadap “diri” (self) berkembang, dan perubahan-perubahan
dalam gender dan perkembangan moral menandai perkembangan anak. Uraian berikut akan
mengetengahkan beberapa aspek penting perkembangan psikososial selama masa usia
sekolah dasar yang diantaranya, pemahaman diri, relasi dengan teman sebaya, relasi
dengan keluarga dan sekolah.
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Pemahaman tentang diri (sense of self), yaitu suatu struktur yang membantu anak
mengorganisasi dan memahami tentang siapa dirinya, yang didasarkan atas pandangan
orang lain, pengalaman-pengalamannya sendiri dan atas dasar penggolongan budaya,
seperti gender, ras, dan sebagainya.
Pada usia sekolah dasar, pemahaman diri atau konsep diripada anak mengalami
perubahan yang sangat pesat. Menurut Santrock, (1995), perubahan-perubahan ini
dapat dilihat sekurang kurangnya dari tiga karakteristik pemahaman diri yaitu, a.
karakteristik internal, b. karakteristik aspek-aspek sosial, c. karakteristik perbandingan
sosial.

8
Karakteristik internal : Anak usia sekolah dasar lebih memahami dirinya melalui
karakteristik internal dari pada eksternal. Misalnya anak usia 8 tahun mendiskripsikan
dirinya sebagai: “aku seorang yang pintar dan terkenal”.
Karakteristik aspek-aspek sosial: selama masa sekolah dasar, aspek-aspek sosial
dari pemahaman dirinya juga meningkat. Anak-anak sekolah dasar seringkali
menjadikan kelompok-kelompok sosial sebagai acuan diskripsi diri mereka.
Karakteristik perbandingan social: snsk-snsk cenderung membedakan diri mereka
dengan orang lain dengan secara komparatif daripada ecara absolute. Misalnya, anak-
anak usia sekolah dasar tidak lagi berfikir tentang “apa yang aku lakukan” melainkan
atau yang “tidak dapat aku lakukan” tetapi cenderung berfikir kepada “apa yang dapat
aku lakukan”.
b. Perkembangan Hubungan dan Keluarga
Sesuai perkembangan koknitifnya yang semakin matang, anak secara berangsur-angsur
lebih banyak mempelajari tentang sikap-sikap dan motivasi orang tuanya, serta
memahami aturan-aturan keluarga sehingga mereka menjadi lebih mampu dalam
mengendalikan tingkah lakunya. Dalam hal ini orang tua merasakan pengontrolan
dirinya terhadap tingkah laku anak mereka berkurang dari waktu ke waktu
dibandingkan pada awal-awal kehidupan mereka. Dengan demikian, meskipun
terjadinya pengurangan pengawasan orang tua terhadap anaknya , bukan berarti orang
tua sama sekali melepaskan mereka. Sebaliknya orang tua masih terus
memonitorusaha-usaha yang dilakukan anak dalam memelihara diri mereka, sekalipun
secara tidak langsung.
c. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya.
Berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu,
karena pada umumnya anak usia sekolah dasar menghabiskan sekitar 40% waktunya
untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
d. Perkembangan Hubungan dengan Sekolah
Disamping keluarga dan teman sebaya, sekolah juga mempunyai peranan dalam
perkembangan anak. Anak menghabiskan waktu bertahun-tahun disekolah dasar,
sebagai anggota dari masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan
mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku,perasaan dan

9
sikap mereka. Interaksi dengan guru dan teman sebaya disekolah, memberikan suatu
peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan
keterampilan sosial, memperoleh pengetahuan tentang dunia, serta mengembangkan
konsep diri sepanjang masa usia sekolah dasar. Oleh karena itu , sikap guru terhadap
siswa mereka sangatlah penting, sebab guru mengambil suatu peranan sentral dalam
kehidupan anak-anak, yang sangat menentukan bagaimana mereka merasakan berada di
sekolah dan bagaimana mereka merasakan diri mereka.
2.5 Implikasi dari Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia SD bagi Pendidikan
Anak-anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-
anak yang usianya lebih muda seperti yang berada pada taman kanak-kanak. Sesuai dengan
aspek-aspek perkembangan, anak usia sekolah dasar senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara
langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang
mengandung unsur permainan. Mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau
belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran
Menurut havighurts, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas
fisik.
b. Membina hidup sehat.
c. Belajar dan bergaul dan bekerja dalam kelompok.
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuaidngan jenis kelamin.
e. Belajar membaca, menulis, berhitung agar dapat berpartisipasi dalam masyarakat.
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berfikir efektif.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
h. Mencapai kemandirian pribadi.
Dalam mencapai tugas perkembangan sesuai aspek-aspek yang telah ada, guru ditntut untuk
memberikan bantuan berupa:
a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
b. Melaksanakan pembelajaran yangmemberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.

10
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang kongkret
atau langsung dalam membangun konsep.
d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan dalam dirinya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pengertian perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung
secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi –fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki
individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada
umur 12 tahun, jika mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak,berarti anak usia
sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan
masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Aspek-aspek perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
Aspek fisik: Masa sekolah dasar merupakan periode tenang sebelum terjadi pertumbuhan yang
yang cepat pada masa remaja. Diantara aspek-aspek penting dari pertumbuhan fisik dan
proporsinya dalam masa perkembangan tersebut adalah sistem yang berhubungan dengan rangka
tubuh dan otot serta perkembangan motorik.
Aspek kognitif: Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolahdasar berkembang secara
berangsur-angsur. Daya pikir anak berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional dan obyektif.
Daya ingatannya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium
belajar.
Aspek psikososial: Pada masa ini anak mulai mempelajari mengenai sesuatu yang
berhubungan dengan manusia, serta mulai mempelajari mengenai berbagai keterampilan praktis.
Dunia psikososial anakmenjadi semakin kompeks dan berbeda dengan masa awal anak.
Implikasi dari aspek perkembangan anak usia SD: Dalam mencapai tugas perkembangan sesuai
aspek-aspek yang telah ada, guru ditntut untuk memberikan bantuan berupa:
a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
b. Melaksanakan pembelajaran yangmemberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang kongkret atau
langsung dalam membangun konsep.

12
d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan dalam dirinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Desmita, 2008 , “Psikologi perkembangan”,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya)


Desmita, 2012 ,“Psikologi perkembangan peserta didik”,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya)
W.Santtrock,john , 2011 ,“Masa Perkembangan Anak”,(Jakarta:Salemba Humaika)

14

Anda mungkin juga menyukai